• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

G. Hasil- hasil penelitian terdahulu…

Penelitian tentang nilai saham sektor properti maupun sektor lainnya telah

banyak dilakukan namun antara penelitian terdahulu dan berikutnya memiliki

suatu hubungan, penelitian-penelitian tersebut dapat digunakan sebagai suatu

referensi bagi penelitian dimasa depan. Penelitian tentang indeks harga saham

telah dilakukan oleh:

1. Achmad Ath Thobarry (2009)

Penelitian ini mengkaji tentang Analisis pengaruh nilai Tukar Suku Bunga,

Laju Inflasi dan Pertumbuhan GDP terhadap Indeks Harga Saham Sektor

Properti. Penelitian ini menggunakan data tahun 2000-2008. Adapun alat

analisis yang dugunakan daam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif

44 independen secara bersama-sama maupun sendiri-sendiri terhadap variabel

dependen.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel nilai tukar dan SBI secara

parsial memiliki hubungan secar signifikan terhadap indeks harga saham sektor

properti sedangkan variabel inflasi dan GDP secara parsial tidak memiliki

hubungan yang signifikan terhadap indeks harga saham sektor properti namun

secara bersama-sama variabel nilai tukar, SBI, inflasi dan GDP dapat

mempengaruhi indeks harga saham sektor properti.

2.Rayun Sekar Meta (2007)

Penelitian ini mengkaji tentang Perbedaan Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku

Bunga dan Tingkat Nilai Tukar terhadap Return Saham (studi kasus pada

saham properti dan manufaktur yang terdaftar pada bursa efek tahun

2000-2005). Penelitian ini menggunakan Chow Test untuk menguji apakah terdapat

perbedaan pengaruh inflasi, tingkat suku bunga dan tingkat nilai tukar terhadap

return saham properti dan saham manufaktur.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah secara parsial inflasi dan tingkat suku

bunga tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham properti

sedangka tingkat nilai tukar memiliki pengaruh signifikan terhadap saham

3. Tegararief dan Budi Hartono Kusuma (2008)

Penelitian ini mengkaji tentang Analisi Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI,

Kurs Tengah BI, Tingkat Inflasi dan Indeks Harga Saham Dow Jones di New

York Stock Exchange dalam memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan di

Bursa Efek Jakarta. Tahun yang digunakan dalam penelitian ini dari periode

januari 2003 hingga juli 2007. Adapun alat analisis yang digunakan dalam

penelitian ini mengunakan analisis regresi berganda.

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang menjelaskan bahwa variabel

tingkat suku bunga SBI, kurs tengah BI, tingkat inflasi dan indeks saham Dow

Jones secara simultan mempengaruhi indeks harga saham gabungan secara

signifikan. Secara parsial menjelaskan tingkat suku bunga SBI tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap indeks harga saham gabungan sedangkan kurs

tengah BI, tingkat inflasi dan indeks saham Dow Jones secara simultan

memiliki pengaruh signifikan terhadap indeks harga saham gabungan.

4.Deddy Azhar Mauliano (2009)

Penelitian ini mengkaji tentang Analisis Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek

Indonesia pada tahun 2004 - mei 2009. Penelitian ini menggunakan alat analisis

Regresi Ordinary Least Square (OLS) Tujuan penelitian ini adalah

mengidentifikasi dan menganalisis apakah faktor Eksternasi luar negeri yang

46 Korea (KS11), Indeks Hang Seng Hongkong (HSI), dan Indeks Kuala Lumpur Stock Exchange (KLSE), dan Harga Minyak Dunia, serta faktor internal dalam

negeri seperti nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, tingkat Suku

Bunga, Inflasi benar– benar berpengaruh terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang menunjukkan bahwa variabel

indeks Dow Jones, KOSPI, Hang Seng, KLSE dan Harga Minyak yang

mewakili faktor eksternal serta Inflasi dan Tingkat Suku Bunga SBI sebagi

faktor internal memberikan pengaruh sebesar 97.3% terhadap pergerakan

Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia.

5. Yogi Permana (2009)

Penelitian ini mengkaji tentang Pengaruh Fundamental Keuangan, Tingkat

Bunga dan Tingkat Inflasi Terhadap Pergerakan Harga saham (Studi kasus

Perusahaan Semen Yang Terdaftar di BEI)”. Periode yang yang digunakan dlam penelitian ini adalah tahun 2006-2008. Alat analisis yang digunakan

dalam peneltian ini Regresi Berganda. Varibel independent yang digunakan

adalah EPS, PER, BVS, PBV, ROE, tingkat bunga SBI, dan tingkat inflasi.

Kesimpulan dari peneltian ini menunjukkkan bahwa secara bersama-sama,

diketahui bahwa ketujuh variabel bebas (EPS, PER, BVS, PBV, ROE, tingkat

bunga SBI, dan tingkat inflasi) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

harga saham. Secara parsial hanya PBV yang memiliki pengaruh signifikan

Bursa Efek Indonesia . Sedangkan variabel EPS, PER, BVS, , ROE, tingkat

bunga SBI, dan tingkat inflasi. Secara parsial tidak yang memiliki pengaruh

signifikan terhadap harga saham, pada perusahaan-perusahaan Semen yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

6. Oksiana Jatiningsih dan Musdholifah (2007)

Penelitian ini mengkaji tentang Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap

Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta. Tahun yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan periode waktu tahun 1999-2000. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model regresi linear

berganda yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel makroekonomi

yakni tingkat inflasi, tingkat suku bunga deposito, kurs dan jumlah uang

beredar terhadap indeks harga saham gabungan di bursa efek baik secara

simultan maupun parsial.

Penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda yang

menyatakan bahwa Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta

dipengaruhi oleh variabel makroekonomi, yaitu tingkat inflasi, tingkat suku

bunga deposito 1 bulan, kurs (nilai tukar) rupiah terhadap dolar Amerika, dan

jumlah uang beredar (M2). variabel-variabel bebas yang terdiridari tingkat inflasi,

tingkat suku bunga deposito, kurs dan jumlah uang beredar secara

bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap terhadap

48 sedangkan variabel tingkat inflasi, tingkat bunga deposito dan jumlah uang

beredar tidek berpengaruh secara signifikan terhadap indeks harga saham

gabungan.

7. Naeem Muhammad (2001)

Penelitian ini mengkaji tentang Stock Price and Exchange Rate: Are They

Related? Evidence From South Asian Countries. Penelitian ini menggunakan

periode tahun 1994 hingga 2000. Penelitian ini menggunakan uji Augmented

Dickey Fuller dan Phillips-Perron test untuk mencari integrasi kedua variabel

serta menggunakan uji Granger Causality Test untuk mengetahui apakah ada

hubungan jangka panjang antara harga saham dan nilai tukar.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah dalam jangka pendek dan jangka

panjang tidak terdapat pengaruh antara harga saham dan nilai tukar untuk

negara Pakistan dan India. Dalam jangka pendek tidak terdapat pengaruh antara

harga saham dan nilai tukar untuk negara Bangladesh dan Sri-Lanka.

8. Catherine S F Ho (2007)

Penelitian ini mengkaji tentang A Comparative Study On The Invesment

Value of Residential Property and Stock periode tahun 1993-2003. Adapun

metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah standar deviasi yang sama

dengan resiko.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak adanya hubungan antara properti

residensial dengan saham properti namun keduanya rentan terhadap inflasi

Tabel 2.1

Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 1. Achmad Ath Thobarry (2009)

Analisis pengaruh nilai tukar, suku bunga, Laju inflasi dan pertumbuhan gdp terhadap

Indeks harga saham sektor properti

(kajian empiris pada bursa efek indonesia

Periode pengamatan tahun 2000-2008 )

Variabel

dependen adalah indeks harga saham properti.

Tidak ada variabel laju inflasi yang berpengaruh terhadap indeks harga saham properti.

Hasil penelitian menyatakan bahwa nilai tukar mata uang dan suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap indeks harga saham properti sedangkan inflasi dan gdp tidak berpengaruh secara signifikan.

2. Rayun Sekar

Meta (2007)

Perbedaan pengaruh inflasi, tingkat suku bunga dan

Nilai tukar rupiah/us dollar terhadap return

saham

(studi kasus pada saham properti dan manufaktur yang

Terdaftar di bursa efek jakarta 2000-2005) Data yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan data sekunder. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah return saham.

Hasil penelitian menyatakan bahwa nilai tukar mata uang, inflasi dan suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap

return saham property dan saham manufaktur. 3. Tegararief Ocki Prakarsa dan Budi Hartono Kusuma (2008)

Analisis tingkat suku bunga SBI, kurs tengah BI, tingkat inflasi, dan indeks saham Down Jones

di Newyork stock exchange dalam

memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG)

Data yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan data sekunder. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah indeks harga saham gabungan (IHSG).

Hasil penelitian menyatakan bahwa tingkat suku bunga SBI, kurs tengah BI, tingkat inflasi, dan indeks saham Down Jones berpengaruh secara signifikan terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG).

50

Tabel 2.1

(Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 4. Deddy Azhar Mauliano (2009) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Pergerakan indeks harga saham gabungan

(IHSG) di bursa efek Indonesia

Variabel

independen dalam penelitian ini adalah nilai tukar dan SBI.

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah indeks harga saham gabungan (IHSG).

Hasil penelitian menyatakan bahwa nilai tukar dan tingkat suku bunga SBI berpengaruh secara signifikan terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG). 5. Yogi Permana (2009) Pengaruh fundamental keuangan, tingkat bunga dan tingkat inflasi terhadap pergerakan harga saham (studi kasus perusahaan semen yang terdaftar di BEI) Variabel independen dalam penelitian ini adalah nilai kar dan suku bunga.

Indeks harga saham gabungan (IHSG). Hasil penelitian menyatakan bahwa fundamental keuangan, tingkat bunga dan tingkat inflasi berpengaruh terhadap pergerakan harga saham. 6. Oksiana Jatiningsih dan Musdholifah Pengaruh Variabel Makroekonomi terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta. Variabel independen dalam penelitian ini adalah inflasi, suku bunga SBI, kurs dolar terhadap rupiah dan jumlah uang beredar.

Indeks harga saham gabungan (IHSG)

Hasil penelitian menyatakan bahwa nilai tukar, inflasi dan tingkat suku bunga SBI

berpengaruh secara signifikan terhadap dana pihak ketiga sedangkan jumlah uang beredar tidak signifikan.

Tabel 2.1

(Lanjutan)

No Peneliti

(Tahun) Judul Penelitian

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan 7. Naeem Muhammad (2001)

Stock Price and Exchange Rate: Are They Related? Evidence From South Asian Countries

Variabel harga saham dan nilai tukar

Mencari hubungan jangka panjang dan jangka pendek

Hasil yang didapat

menyatakan dalam jangka pendek dan jangka panjang tidak terdapat pengaruh antara harga saham dan nilai tukar untuk negara Pakistan dan India. Dalam jangka pendek tidak terdapat pengaruh antara harga saham dan nilai tukar untuk negara Bangladesh dan Sri Lanka.

8. Catherine S F Ho (2007)

Domestic macroeconomic fundamentals and world stock market effect on ASSEAN emerging market

Hasil penelitian ini

menyatakan Pertumbuhan ekonomi mempengaruhi secara signifikan di pasar modal Malaysia tetapi hal itu tidak terjadi di thailand, singapura, dan

Indonesia.suku bunga memiliki pengaruh signifikan di pasar modal Malaysia, singapura dan Thailand.kurs memiliki pengaruh signifikan terhadap pasar modal di Malaysia dan singapura.

52

Dokumen terkait