BAB II TINJAUAN PUSTAKA
C. Tinjauan Umum Nilai Tukar Rupiah …
Rayun (2007:4) menyatakan bahwa nilai tukar mata uang (exchange rate)
atau sering disebut kurs merupakan harga mata uang terhadap mata uang
lainnya. Kurs merupakan salah satu harga yang terpenting dalam perekonomian
terbuka mengingat pengaruh yang demikian besar bagi neraca transaksi berjalan
maupun variabel-variabel makro-ekonomi yang lainnya.
Menurut Thobarry (2009:46) kurs merupakan salah satu harga yang
terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruh yang demikian
besar bagi neraca transaksi berjalan maupun variabel‐variabel makro ekonomi yang lain. Ada dua pendekatan yang digunakan untuk menentukan nilai tukar
mata uang yaitu pendekatan moneter dan pendekatan pasar. Dalam pendekatan
moneter, nilai tukar mata uang di definisikan sebagai harga dimana mata uang
asing diperjual belikan terhadap mata uang domestik dan harga tersebut
berhubungan dengan penawaran dan permintaan uang.
Valuta asing (foreign exchange) adalah semua mata uang Negara yang
dapat digunakan untuk kegiatan perekonomian suatu Negara dengan Negara
lain. Misalnya mata yang Amerika serikat berupa US $, mata uang Yen dari
Jepang, dan lain sebagainya. Setiap valuta asing tersebut mempunyai harga
tertentu dalam mata uang suatu Negara lain. Misalnya US $ dengan Rp, $1=Rp
24 menggambarkan berapa banyak suatu mata uang harus dipertukarkan untuk
memperoleh satu unit mata uang lain. Istilah lain rasio pertukaran tersebut
adalah nilai tukar (exchange rate) atau kurs valuta asing (Asfia, 2006).
Menurutnya nilai kurs valuta asing dari waktu ke waktu dapat mengalami
perubahan. Perubahan-perubahan tersebut terjadi sebagai akibat dari kekuatan
permintaan dan penawaran dalam pasar valuta asing dan juga dapat ditentukan
oleh pemerintah.
Pasar valuta asing pada dasarnya merupakan jaringan kerja dari perbankan
dan lembaga keuangan dalam melayani masyarakat untuk membeli
(permintaan) dan menjual (penawaran) valuta asing (Asfia, 2006).
a. Permintaan terhadap valuta asing (Foreign Exchange Demand)
Hal ini timbul apabila penduduk suatu Negara membutuhkan barang
yang diproduksi negara lain. Artinya bila terjadi permintaan masyarakat
terhadap produk luar negeri, maka permintaan terhadap valuta asing
meningkat. Kenaikan permintaan terhadap valuta asing sangat ditentukan
oleh faktor-faktor di antaranya:
(1) Nilai tukar atau harga mata uang asing
(2) Tingkat pendapatan
(3) Tingkat bunga relative
(4) Selera
(5) Ekspektasi, dan
Apabila yang berubah itu hanya harga valuta asing (nilai tukar), maka
perubahan permintaan terhadap valuta asing hanya akan bersifat movement
along demand curve, artinya pergerakan hanya terjadi disepanjang kurva
permintaan yang sudah ada. Tetapi bila yang berubah selain dari kurs,
misalnya pendapatan, ekspektasi atau yang lainnya, maka kurva permintaan
terhadap valuta asing untuk keperluan barang impor dan keperluan spekulasi
akan bergeser, bisa ke kiri dan bisa ke kanan. Tergantung kondisi
perubahannya.
b. Penawaran terhadap valuta asing (Foreign Exchange Supply)
Hal ini terjadi apabila Negara lain mengimpor barang dan jasa atau
terjadi ekspor. Semakin besae ekspor suatu Negara, maka supply valuta
asing akan meningkat. Sebab terjadi peningkatan capital inflow. Sama
halnya dengan konsep permintaan, supply dari valuta asing sangat ditentukan
oleh berbagai faktor, antara lain:
(1) Perubahan kurs/ harga valuta asing
(2) Harga/ biaya produksi barang impor
(3) Selera dan ekspektasi, serta
(4) Kebijakan pemerintah.
Apabila yang berubah hanya kurs, perubahan terhadap supply valuta asing
hanya bergerak sepanjang kurva supply yang ada atau bersifat movement along
26 impor, hal ini akan mendorong terjadinya pergeseran kurva supply bisa ke kiri
atau ke kanan tergantung kondisi perubahan dari faktor-faktor tersebut.
Sistem nilai tukar yang dianut oleh suatu negara sangat berpengaruh sekali
dalam menentukan pergerakan nilai tukar. Seperti misalnya negara Indonesia
yang sebelum tanggal 14 Agustus 1997 menerapkan sistem nilai tukar
mengambang terkendali, maka laju depresiasi sangat ditentukan oleh pemegang
otoritas moneter, sehingga ketika Bank Indonesia melepas kendali nilai tukar
menyebabkan nilai tukar akan segera mengikuti hukum pasar dan
pengaruh-pengaruh dari luar. Untuk mengurangi tekanan terhadap rupiah, upaya lain yang
telah dilakukan Bank Indonesia adalah pengembangan pasar valas domestik
antar bank melalui band intervensi. Dengan band intervensi, nilai tukar
diperkenankan berfluktuasi dalam kisaran band yang telah ditetapkan. Apabila
valuta asing diperdagangkan melebihi band yang telah ditetapkan maka Bank
Indonesia segera melakukan intervensi untuk mengembalikan nilai tukar pada
posisi semula (Wibowo dan Suhendra, 2010:2).
Berdasarkan definisi diatas, nilai tukar mata uang kurs merupakan harga
mata uang terhadap mata uang lainnya dan merupakan salah satu harga yang
terpenting dalam perekonomian terbuka mengingat pengaruh yang demikian
besar bagi neraca transaksi berjalan maupun variabel‐variabel makro ekonomi yang lain dan pada dasarnya merupakan jaringan kerja dari perbankan dan
lembaga keuangan dalam melayani masyarakat untuk membeli (permintaan)
dan menjual (penawaran) valuta asing.
2. Perubahan Nilai Tukar Rupiah
Naik turunnya nilai tukar mata uang pada waktu dilakukan transaksi valuta
asing, dapat terjadi dengan berbagai cara yaitu secara resmi yamg biasa
dilakukan oleh pemerintah di suatu negara yang menganut sistem managed
floating exchange rate atau bisa juga karena terjadinya tarik menarik antara
penawaran dan permintaan di dalam pasar (market mechanism). Sedangkan
perubahan nilai tukar mata uang dapat disebabkan oleh empat hal yaitu
depresiasi, apresiasi, devaluasi, dan revaluasi (Rayun, 2007:28).
a. Depresiasi (depreciation) merupakan penurunan harga mata uang nasional
terhadap mata uang asing akibat terjadinya tarik-menarik antara supply dan
demand di dalam pasar.
b. Apresiasi (appreciation) merupakan peningkatan harga mata uang nasional
terhadap mata uang asing akibat terjadinya tarik-menarik antara supply dan
demand di dalam pasar.
c. Devaluasi (devaluation) merupakan penurunan harga mata uang nasional
terhadap mata uang asing yang dilakukan secara resmi oleh pemerintah di
suatu negara.
d. Revaluasi (revaluation) merupakan peningkatan harga mata uang nasional
28
3. Mekanisme Penentuan Nilai Tukar Melalui Analisis Demand dan Supply di Pasar Valuta Asing
Gambar 2.1
Kurs Kurs Sv Kurs
Sv 9500 A B Sv E1 Sv1 9000 E E E 8500 Dv1 E1 Dv Dv Dv 0 Q* Qs 0 Q* Q1b Qs 0 Q* Q1c Q
Keterangan Gambar 2.1 (Thobarry, 2009):
1. Gambar A menunjukkan kurs pada tingkat Rp 9.000
2. Gambar B menunjukkan terjadi perubahan/kenaikan kurs sebagai akibat
dari adanya kenaikan permintaan terhadap barang impor. Naiknya impor
akan mendorong kenaikan permintaan terhadap Dollar dari Q* menjadi Q1b
dan kurva permintaan terhadap valuta asing bergeser ke kanan dari kurva
Dv menjadi kurva Dv1, sehingga kurs naik mencapai Rp 9.500. kondisi ini
dapat diartikan melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dollar. Gejala
melemahnya nilai tukar rupiah karena kekuatan pasar disebut depresiasi.
3. Gambar C menunjukkan terjadinya perubahan/penurunan kurs sebagai
akibat tingginya ekspor. Sebab dengan naiknya ekspor akan menambah
supply dollar dari Q* menjadi Q1c dan kurva supply dollar bergeser dari
kurva Sv menjadi kurva Sv1, akibatnya kurs turun mencapai Rp 8.500.
Kondisi ini dapat diartikan menguatnya nilai mata uang rupiah terhadap
dolar. Gejala menguatnya nilai tukar rupiah karena kekuatan pasar disebut
apresiasi.
D. Tinjauan Umum Suku Bunga SBI