BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Hasil Keseluruhan Pengujian
Dari keseluruhan pengujian, maka didapat data-data sebagai berikut : a) Hasil pengujian sifat tampak menunjukkan bahwa penggunaan subtitusi debu
vulkanik dalam pembuatan paving block sebagai pengganti pasir dengan variasi yang ditentukan yaitu paving block normal, paving block 25% abu vulkanik, paving block 50% abu vulkanik, dan paving block 75% abu vulkanik menghasilkan paving block dengan permukaan yang rata, tidak retak, halus dan tidak berongga sehingga memenuhi persyaratan tampak luar sesuai SNI 03-0691-1996. Dan untuk pemeriksaan sifat tampak pada benda uji paving block sesudah dihamparkan selama 90 hari menunjukkan paving block dengan permukaan yang rata, tidak retak, halus dan tidak berongga.
Dari hasil tersebut membuktikan bahwa penghamparan paving block selama 90 hari tidak mempengaruhi sifat tampak pada benda uji paving block.
b) Hasil pengujian ukuran menunjukkan bahwa adanya perbedaan tebal tiap-tiap variasi paving block, hal tersebut dikarenakan pembuatan paving block secara manual sehingga kerapatan pori pada paving block mempengaruhi kepadatan komposisi paving block. Pada pemeriksaan tebal paving block normal, paving block 25% abu vulkanik, paving block 50% abu vulkanik, dan paving block 75% abu vulkanik terdapat tebal lebih dan kurang dari 6 cm (60 mm) namun hal ini tetap memenuhi syarat standar pada SNI 03-0691-1996 karena
Universitas Sumatera Utara
memiliki toleransi yaitu ±8%. Penghamparan benda uji paving block selama 90 hari tidak mempengaruhi ukuran atau tebal pada benda uji paving block.
c) Dari grafik daya serap air benda uji paving block, terlihat daya serap air maksimum terdapat pada paving block normal yaitu sebesar 5,998% dan daya serap minimum yaitu pada paving block 25% abu vulkanik sebesar 4,589%.
Daya serap air semua variasi benda uji paving block masih memenuhi syarat standar SNI 03-0691-1996 untuk bata beton (paving block) mutu B yang besar daya serap air optimumnya adalah 6%. Penghamparan benda uji paving block selama 90 hari juga tidak mempengaruhi hasil daya serap air sebelumnya karena terlihat dari grafik, daya serap air maksimum yaitu pada paving block normal sebesar 5,993% dan daya serap minimum yaitu pada paving block 25% abu vulkanik sebesar 4,671%.
d) Hasil pengujian kuat tekan terlihat dari grafik gambar 5.2 yang menyatakan kuat tekan optimum pada paving block 50% abu vulkanik sebesar 25,2 Mpa dan kuat tekan minimum terdapat pada paving block normal yaitu sebesar 16,1 Mpa. Berdasarkan SNI 03-0691-1996, maka paving block 25% abu vulkanik, paving block 50% abu vulkanik, dan paving block 75% abu vulkanik masuk kedalam kelas mutu B dengan kuat tekan rata-rata 20 Mpa dan minimum 17 Mpa sedangkan untuk paving block normal masuk kedalam mutu beton C dengan kuat tekan rata-rata 15 Mpa dan minimum 12,5 Mpa.
Penghamparan benda uji paving block selama 90 hari dan digunakan untuk parkir sepeda motor, pejalan kaki dan taman tidak mempengaruhi kuat tekan benda uji paving block sebelumnya.
93 e) Dari grafik pengujian kuat aus benda uji paving block, dapat dilihat meningkatnya keausan setelah adanya penambahan debu vulkanik. Menurut SNI 03-0691-1996, ketahanan aus untuk paving block mutu B minimal adalah 0,149 mm/menit dan rata-rata 0,130 mm/menit. Besar masing-masing keausan untuk paving block 25% abu vulkanik yaitu 0,237 mm/menit, untuk paving block 50% abu vulkanik yaitu 0,412 mm/menit dan untuk paving block 75% abu vulkanik yaitu 0,314 mm/menit. Maka paving block dengan variasi 25%, 50%, dan 75% abu vulkanik tidak memenuhi standar paving block mutu B. Sedangkan paving block normal atau tanpa adanya penambahan abu vulkanik memenuhi standar bata beton (paving block) mutu C pada SNI 03-0691-1996 yaitu minimal adalah 0,160 mm/menit dan rata-rata 0,184 mm/menit dan besarnya adalah 0,141 mm/menit. Penghamparan benda uji paving block selama 90 hari mengalami penurunan ketahanan aus, Keadaan tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh beban yang diterima benda uji paving block tersebut karena penggunaannya sebagai parkir sepeda motor, pejalan kaki, dan taman, atau kondisi iklim/cuaca maupun faktor lain.
f) Hasil dari pengujian ketahanan terhadap natrium sulfat, semua variasi benda uji dalam kondisi baik yang artinya tidak terlihat retak dan rapuh, namun semua variasi benda uji paving block kehilangan berat setelah direndam dalam natrium sulfat. Hal ini tetap dinyatakan baik berdasarkan SNI 03-0691-1996 karena semua variasi benda uji paving block kehilangan berat tidak lebih dari 1%. Dan untuk benda uji paving block yang telah dihamparkan selama 90 hari mengalami penurunan ketahanan terhadap natrium sulfat
Universitas Sumatera Utara
namun semua variasi benda uji tetap memenuhi standar SNI 03-0691-1996.
95 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang diperoleh dan dari hasil pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
a. Penghamparan paving block menggunakan abu vulkanik dari erupsi Gunung Sinabung dan digunakan untuk parkir sepeda motor, pejalan kaki, dan taman selama 90 hari mempengaruhi besarnya ketahanan aus, dan ketahanan terhadap natrium sulfat namun tidak mempengaruhi sifat tampak, ukuran, kuat tekan, dan daya serap air pada paving block. Hal tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh penggunaan benda uji paving block sebagai parkir sepeda motor, pejalan kaki, dan taman, atau faktor alam seperti kondisi iklim/cuaca maupun faktor-faktor lainnya.
b. Paving block menggunakan abu vulkanik dari erupsi Gunung Sinabung dan yang telah dihamparkan selama 90 hari tetap memenuhi syarat standar pada SNI 03-0691-1996.
c. Besarnya kuat tekan optimum terdapat pada paving block 50% abu vulkanik yaitu sebesar 25,2 Mpa, daya serap air sebesar 5,151% dan keausan sebesar 0,412 mm/menit. Berdasarkan SNI 03-0691-1996, paving block ini masuk kedalam kategori bata beton mutu B dan dapat digunakan sebagai peralatan parkir. Dan untuk kuat tekan minimimum yaitu pada paving block normal
Universitas Sumatera Utara
sebesar 16,1 Mpa, daya serap air sebesar 5,998%, dan keausan sebesar 0,141 mm/menit. Paving block normal masuk kedalam kategori bata beton kelas C berdasarkan SNI 03-0691-1996 dan dapat digunakan untuk pejalan kaki.
d. Dari semua hasil penelitian diatas, dapat dinyatakan bahwa debu vulkanik dapat digunakan sebagai bahan tambah dalam pembuatan paving block karena mampu menambah sifat fisik dari bata beton atau paving block.
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan sebelumnya maka dapat disarankan sebagai berikut:
a. Untuk mendapatkan kualitas yang baik, ketelitian, perencanaan, metode pekerjaan, alat dan bahan hingga perawatan haruslah dilakukan dengan baik dan sesuai dengan panduan.
b. Begitu banyaknya keterbatasan pada penelitian ini, sehingga diharapkan untuk penelitian selanjutnya dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1) Pemilihan material sangat berpengaruh dengan mutu paving block yang akan di uji, termasuk kadar lumpur pada material pasir dapat menurunkan mutu beton dan lebih banyak membutuhkan semen.
2) Menentukan kebutuhan air yang diperlukan sebagai pereaksi antara semen dengan agregrat. Dalam penelitian ini hanya berpatokan pada kondisi adukan lengas tanah sehingga tidak dilakukan penentuan dan pengendalian terhadap f.a.s.
3) Menggunakan mesin khusus untuk membuat paving block, agar didapat
97 hasil yang maksimal. Karena alat yang tidak memadai, proses pembuatan paving block pada penelitian ini masih dilakukan secara manual, sehingga membutuhkan waktu lebih lama dan memungkinkan kualitas dari paving block yang berbeda-beda dan tidak maksimal.
Universitas Sumatera Utara
Daftar Pustaka
Dewan Standardisasi Nasional. 1996. Bata Beton (Paving Block), SNI 03-0691-1996. Jakarta.BSN
Fadli. 2002. Panduan Praktikum Pengujian Bahan II. Medan: Politeknik Negeri Medan.
Kusumadi. 2007. Panduan Praktikum Pengujian Bahan I. Medan: Politeknik Negeri Medan.
Mulyono, Tri. 2003. TeknologiBeton. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Murdock, L.J, Brook, K.M, Hendarko, Stephanus. 1991. Bahan dan Praktek Beton. Jakarta: Erlangga.
Nugraha, Paul. danAntoni. 2007. Teknologi Beton dan Material, Pembuatan Beton Kinerja Tinggi.Yogyakarta: Andi Offset.
Rahmi Karolina, dkk. 2014. The Use of Volcanic Ash of Mount Sinabung Eruption as the Substitution of Fine Aggregate in Making Batako (Mass-Produced Brick). Journal of Civil Engineering Research 2014, 4(3A): 178- 186
Rahmi Karolina, dkk. 2014. Optimization of the use of volcanic ash of Mount Sinabung eruption as the substitution for fine aggregate. ScienceDirect Rangkuti, M. Yahya. 2016. “Kajian Eksperimental Bata Beton (Paving Block)
Menggunakan Abu Vulkanik Erupsi Gunung Sinabung Sesuai SNI 03-0691-1996 ”. Skripsi, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Medan.
Tjokrodimuljo, K. 1992. Teknologi Beton. Yogyakarta: Gramedia.
Wahyuni,E.I.2012. Penentuan komposisi Kimia Abu Vulkanik dari Erupsi Gunung
Universitas Sumatera Utara
Lampiran A : Hasil Pengujian Scanning Electron Microscope (SEM) Abu Vulkanik
Universitas Sumatera Utara
Lampiran B : Hasil Pengujian X-Ray Diffractometer (XRD) Abu Vulkanik
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Lampiran C : Hasil Pengujian X-Ray Fluorescence (XRF)Abu Vulkanik
Universitas Sumatera Utara
Lampiran D : Rekayasa Mesin Cetak Paving Block
Rekayasa mesin cetak paving block ini dilakukan dengan cara penggambaran melalui autocad dimana dapat dijabarkan sebagai berikut :
Tampak belakang mesin cetak paving block
Tampak kiri mesin cetak paving block
Universitas Sumatera Utara
Tampak kanan mesin cetak paving block
Tampak atas tertutup mesin cetak paving block
Universitas Sumatera Utara
Tampak atas terbuka mesin cetak paving block
Besi pegangan mesin cetak paving block
Universitas Sumatera Utara
Lampiran E : Foto Dokumentasi
Mengayak abu vulkanik di ayakan no
200
Penimbangan abu vulkanik
Pencampuran bahan penyusun paving
block
Proses pembuatan paving block
Proses pembuatan
paving block Bentuk benda uji
paving block
Pengujian ukuran paving block
Menimbang benda uji paving block
Memotong benda uji
paving block Hasil pemotongan benda uji paving block
Pengujian kuat tekan paving block
Menimbang benda uji untuk pengujian kuat aus
Universitas Sumatera Utara
Pengujian kuat aus didalam mesin los angeles
Pembersihan lahan penghamparan paving block
Pemasangan benda uji paving block
Lahan/lokasi penghamparan yang sudah dipasang paving block dan digunakan
untuk parkir sepeda motor
Lahan/lokasi penghamparan yang sudah dipasang paving block dan digunakan
untuk pejalan kaki
Lahan/lokasi penghamparan yang sudah dipasang paving block dan digunakan
untuk taman