• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian

4.2.2 Hasil Motivasi Belajar Siswa

Motivasi belajar sangatlah penting bagi siswa karena dengan adanya motivasi belajar siswa akan lebih mempersiapkan diri dalam belajar, siswa juga

akan menjadi sadar bahwa ia harus dapat mencapai tujuan pembelajaran yakni ingin mendapatkan hasil yang maksimal. Di samping itu, melalui motivasi belajar, siswa dapat mengarahkan kegiatan belajarnya. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sardiman (2006: 75) ”Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat”.

Motivasi belajar siswa pada kelas yang mendapat model TSTS dengan strategi REACT dan kelas yang mendapat model konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi dapat diketahui dari persentase rata-rata skor skala motivasi belajar Dilihat dari persentase rata-rata skor motivasi belajar masing-masing kelas, ditemukan adanya perbedaan antara motivasi belajar di kedua kelas tersebut dimana rata-rata skor motivasi belajar pada kelas yang mendapat model TSTS dengan strategi REACT lebih baik dari rata-rata skor motivasi belajar pada kelas yang mendapat model konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab, dan, diskusi.

Hasil pengujian terhadap hipotesis III menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa pada kelas yang diajar menggunakan model pembelajaran TSTS dengan strategi REACT lebih baik dibandingkan pada kelas yang diajar menggunakan model konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab, dan, diskusi. Hal tersebut dapat terjadi karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

(1) Model pembelajaran TSTS melibatkan keaktifan siswa secara optimal dalam proses pembelajaran. Motivasi belajar siswa muncul karena

a. Adanya kegiatan diskusi kelompok. Hal tersebut membuat siswa merasa nyaman dan tidak tegang karena setiap permasalahan diselesaikan secara

bersama-sama dengan kelompoknya sehingga pekerjaan yang berat terasa ringan. Dalam diskusi kelompok tersebut, mereka dapat bekerjasama dan sharing pendapat dengan kelompoknya masing-masing. Kegiatan ini mampu menumbuhkan rasa kebersamaan, rasa saling memiliki, dan sikap positif yang lain pada diri siswa.

b. Adanya pembagian peran sebagai tamu dan tuan rumah. Pembagian peran tersebut membuat siswa sadar akan tanggung jawabnya dalam menjalankan tugas dan memacu siswa untuk terlihat baik dalam menjalankan tugas di hadapan teman-temannya. Pembagian peran tersebut menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, dengan kegiatan pembelajaran seperti inilah siswa tidak mengalami kejenuhan dan siswa mampu memaksimalkan potensi dirinya.

c. Adanya pemberian penghargaan bagi kelompok terbaik. Penghargaan tersebut berupa tepuk tangan dan tambahan poin ke dalam buku keaktifan. Dengan adanya penghargaan tersebut dapat membuat siswa termotivasi untuk menjadi kelompok yang terbaik.

(2) Pada strategi REACT terdapat aspek relating, experiencing, applying, cooperating, dan transferring. Motivasi belajar dapat muncul karena

a. Melalui aspek relating, siswa dapat menyadari bahwa matematika merupakan disiplin ilmu yang saling berhubungan dan berkaitan, bukan sebagai sekumpulan materi yang terpisah-pisah. Aspek relating dapat membantu siswa dalam mengkonstruk pengetahuan baru dengan mudah karena menghubungkan materi baru dengan materi

sebelumnya atau konteks kehidupan nyata sehingga dapat mengubah pandangan siswa dari anggapan bahwa matematika merupakan pelajaran yang paling sulit menjadi pelajaran yang mudah dan menyenangkan. b. Melalui aspek experiencing, siswa terlibat langsung dalam menemukan

konsep dan algoritma untuk menyelesaikan masalah. Dengan menemukan sendiri konsep dan pengetahuannya, siswa terpancing untuk ingin mempelajari sub materi lebih lanjut.

c. Melalui aspek cooperating, siswa merasa nyaman dan tidak tegang karena setiap permasalahan diselesaikan secara bersama-sama dengan kelompoknya sehingga pekerjaan yang berat terasa ringan. Dalam diskusi kelompok tersebut, mereka dapat bekerjasama dan sharing pendapat dengan kelompoknya masing-masing. Kegiatan ini mampu menumbuhkan rasa kebersamaan, rasa saling memiliki, dan sikap positif yang lain pada diri siswa.

d. Melalui aspek applying dan transferring, siswa terlibat langsung untuk memecahkan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bidang ilmu lain sehingga hal tersebut membuat siswa menyadari betapa pentingnya ilmu matematika.

Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa model TSTS dengan strategi REACT dapat memunculkan respon positif pada dalam diri siswa sehingga membuat siswa menjadi antusias, senang, bersemangat, ceria, dan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan teori Thorndike yang mengemukakan bahwa apabila sesuatu memberikan hasil yang

menyenangkan atau memuaskan, maka hubungan antara stimulus dan respon akan menjadi semakin kuat.

Berbeda pada pembelajaran di kelas yang mendapat model konvensional dengan metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi, siswa hanya mendengarkan ceramah atau pemberian materi dari guru, kemudian siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Akibatnya siswa merasa jenuh, dan enggan untuk mengikuti pelajaran, sehingga motivasi belajar siswa kurang.

121

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 13 Semarang pada tanggal 20 Agustus 2015 sampai dengan 5 September 2015 dan pembahasan, maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

(1) Model pembelajaran TSTS dengan strategi REACT efektif terhadap kemampuan koneksi matematis siswa pada materi persamaan linier satu variabel di kelas VII SMP N 13 Semarang tahun ajaran 2015/2016.

(2) Model pembelajaran TSTS dengan strategi REACT efektif terhadap motivasi belajar siswa pada materi persamaan linier satu variabel di kelas VII SMP N 13 Semarang tahun ajaran 2015/2016.

5.2 Saran

Saran-saran yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Model pembelajaran TSTS dengan strategi REACT dapat digunakan sebagai

model pembelajaran alternatif untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis dan motivasi belajar siswa, khususnya pada materi persamaan linear satu variabel sehingga model pembelajaran TSTS dengan strategi REACT dapat digunakan pada tahun berikutnya.

(2) Guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP N 13 Semarang hendaknya memberikan latihan soal-soal dan PR yang bersifat non rutin dimana soal

tersebut dapat merangsang siswa mengembangkan kemampuan koneksi matematisnya.

Dokumen terkait