• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prestasi siswa Kelas Kontrol

METODE PENELITIAN A. Latar Penelitian

B. Peran Kegiatan Pramuka dalam membentuk Karakter Siswa Sekolah

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Hasil

Data yang telah diperoleh dari hasil pengolahan angket tentang Rasa Syukur Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo selanjutnya diolah dengan menggunakan perhitungan persentase. Hasil dari pengolahan data tersebut ditampilkan dalam bentuk tabel berikut ini.

Tabel 4.1 Rasa Syukur Mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo

Tabel 4.1 menunjukan bahwa hasil persentase no. item 1 sebanyak 89% (tinggi), no. item 2 sebanyak 81% (tinggi), no. item 3

sebanyak 76% (tinggi), no. item 4 sebanyak 94% (tinggi), no. item 5 sebanyak 87% (tinggi), no. item 6 sebanyak 69% (sedang).

Rasa syukur mahasiswa berada pada persentase 83% (tinggi), sehingga dapat dikatakan bahwa rasa syukur mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo tinggi.

Grafik 4.1 Rasa Syukur Mahasiswa Laki-Laki dan Perempuan Universitas Negeri Gorontalo

Grafik 4.1 menunujukan bahwa indikator intensity mahasiswa laki-laki Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 80% (tinggi) dan mahasiswa perempuan Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 85% (tinggi), indikator frequency mahasiswa laki-laki Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 64% (sedang) dan mahasiswa perempuan Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 75% (sedang), indikator span mahasiswa laki-laki Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 87% (tinggi) dan mahasiswa perempuan Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 87% (tinggi), indikator density mahasiswa laki-laki Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 84% (tinggi) dan mahasiswa perempuan Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 88% (tinggi). 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 80 64 87 84 85 75 87 88 P ers ent a se Indikator

Persentase Skor Perindikator

Laki-laki Perempuan N o Butir Pernyataan Skor Respo nden Skor Ideal P ( % ) 1 .

Saya bersyukur dengan apa yang sudah saya miliki.

1261 1424 8

9 2

.

Banyak yang saya syukuri, sehingga tak dapat saya tulis semuanya.

1155 1424 8

1 3

.

Tak banyak yang dapat

saya syukuri di dunia ini. 1088 1424

7 6 4

.

Saya merasa bahwa saya adalah mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dan mempunyai tanggung jawab untuk saling tolong menolong dengan sesama. 1339 1424 9 4 5 . Seiring bertambahnya usia, saya lebih mampu menghargai orang lain, dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidup, sehingga hal itu menjadi sejarah dalam hidup saya.

1237 1424 8

7

6 .

Saya butuh waktu lama untuk berterima kasih kepada Tuhan yang telah memberikan nikmatNya dan orang lain yang telah membantu. 987 1424 6 9 Rata-Rata 8 3 363

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis di atas, diperoleh data yang menggambarkan rasa syukur mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo, dan rasa syukur mahasiswa laki-laki dan perempuan Universitas Negeri Gorontalo, Adapun hasil analisis tersebut:

No. item 1 sebanyak 89% (tinggi), no. item 2 sebanyak 81% (tinggi), no. item 3 sebanyak 76% (tinggi), no. item 4 sebanyak 94% (tinggi), no. item 5 sebanyak 87% (tinggi), no. item 6 sebanyak 69% (sedang). Rasa syukur mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 83% (tinggi), sehingga dapat dikatakan bahwa rasa syukur mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo tinggi.

No. item 1 sebanyak 88% (tinggi), no. item 2 sebanyak 81% (tinggi), no. item 3 sebanyak 72% (sedang), no. item 4 sebanyak 93% (tinggi), no. item 5 sebanyak 87% (tinggi), no. item 6 sebanyak 64% (sedang). Rasa syukur mahasiswa laki-laki berada pada persentase 81% (tinggi), sehingga dapat dikatakan bahwa rasa syukur mahasiswa laki-laki Universitas Negeri Gorontalo tinggi.

No. item 1 sebanyak 89% (tinggi), no. item 2 sebanyak 82% (tinggi), no. item 3 sebanyak 81% (tinggi), no. item 4 sebanyak 95% (tinggi), no. item 5 sebanyak 87% (tinggi), no. item 6 sebanyak 75% (sedang). Rasa syukur mahasiswa perempuan berada pada persentase 85% (tinggi), sehingga dapat dikatakan bahwa rasa syukur mahasiswa perempuan Universitas Negeri Gorontalo tinggi.

Indikator intensity mahasiswa laki-laki Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 80% (tinggi) dan mahasiswa perempuan Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 85% (tinggi), indikator frequency mahasiswa laki-laki Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 64% (sedang) dan mahasiswa perempuan Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 75% (sedang),

indikator span mahasiswa laki-laki Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 87% (tinggi) dan mahasiswa perempuan Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 87% (tinggi), indikator density mahasiswa laki-laki Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 84% (tinggi) dan mahasiswa perempuan Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 88% (tinggi).

McCullough dkk (2002) mengungkapkan bahwa aspek-aspek syukur terdiri dari empat unsur, yaitu:

a. Intensity. Seseorang yang bersyukur ketika mengalami peristiwa positif diharapkan untuk merasa lebih intens bersyukur.

b. Frequency. Seseorang yang memiliki kecendrungan bersyukur akan merasakan banyak perasaan bersyukur setiap harinya dan syukur bisa menimbulkan dan dan bahkan mendukung tindakan dan kebaikan sederhana atau kesopanan.

c. Span. Span dimaksudkan dngan jumlah dari peristiwa-peristiwa kehidupan yang membuat seseorang merasa bersyukur, misalnya merasa bersyukur kepada keluarga, pekerjaan, kesehatan, dan kehidupan itu sendiri, bersama dengan berbagai manfaat lainnya.

d. Density. Density merujuk pada jumlah orang-orang yang merasa bersyukur terhadap sesuatu hal yang postif. Orang yang bersyukur diharapkan dapat menuliskan lebih banyak nama-nama, orang yang dianggap telah membuatnya bersyukur, termasuk orangtua, teman, keluarga, dan mentor.

Studi yang dilakukan oleh McCullough & Emmons (2003) tentang manfaat bersyukur bagi manusia. Dalam penelitian ini mereka mengumpulkan 201 partisipan dan memisahkan partisipan ke dalam tiga kelompok. Kelompok pertama diajak untuk bersyukur dengan cara menuliskan lima hal 364

positif yang terjadi seminggu yang lalu. Kelompok berikutnya diajak untuk fokus terhadap kegiatan-kegiatan yang tidak penting dan mereka diminta untuk menuliskan lima hal yang negatif. Kelompok terakhir adalah kelompok netral yang diminta untuk menuliskan lima kejadian yang signifikan diminggu yang lalu.

Kemudian partisipan mengikuti pengukuran kesejahteraan psikologis. Kelompok ‘bersyukur’ lebih merasa mereka memiliki kehidupan yang baik dan pandangan optimis dibandingkan kelompok kedua dan ketiga. Selain itu, kelompok ‘bersyukur’ jga melaporkan lebih sedikit mengalami keluhan fisik dan cenderung lebih banyak menghabiskan waktu untuk berolahraga.

Penelitian Masingale (dalam Fluhler, 2010) juga menemukan bahwa orang yang dapat bersyukur merasakan trauma yang lebih ringan saat sesuatu yang buruk terjadi pada mereka. Peneliti Emmons dan McCullough (dalam Fluhler, 2010) menemukan bahwa orang yang bersyukur lebih jarang menderita depresi. Hal ini dikarenakan mereka memiliki cara yang tepat untuk berhadapan dengan keadaan hidup yang menyulitkan dan lebih mampu mengingat hal-hal yang positif.

Kehidupan sosial sehari-hari pun dapat dipengaruhi secara positif oleh kebiasaan bersyukur. Perasaan bersyukur dapat memotivasi seseorang untuk membantu orang lain (perilaku prososial) dan mengurangi motivasi untuk berperilaku merusak (Emmons dan McCullough dalam Fluhler, 2010).

Orang yang bersyukur juga cenderung tidak terlalu mengejar hal materialistik. Asumsinya, karena mereka sudah bersyukur dengan apa yang telah dimiliki, maka hasrat untuk memiliki hal materiil menjadi lebih sedikit. Mereka juga tidak terburu-buru untuk mendapatkan kepuasan materiil (McCullough dan Polak dalam Fluhler, 2010).

Menurut McCullough, Emmons, dan Tsang (2002), orang yang bersyukur selain lebih banyak memiliki emosi positif dan kesejahteraan yang lebih tinggi, juga memiliki harga diri yang tinggi dan lebih mudah melihat dukungan sosial dari sekitarnya. Setelah memiliki cukup rasa syukur, orang yang sering bersyukur juga cenderung akan mudah dalam membantu orang lain dan tidak memiliki banyak rasa iri.

Penelitian yang dilakukan oleh Mutia dkk (2010) tentang terapi kognitif perilaku bersyukur (G-CBT) untuk menurunkan depresi pada remaja menunjukkan bahwa dengan menggunakan terapi kognitif perilaku bersyukur (G-CBT) tersebut dapat menurunkan tingkat depresi pada remaja. KESIMPULAN

a. Rasa syukur mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 83% (tinggi), sehingga dapat dikatakan bahwa rasa syukur mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo tinggi.

b. Rasa syukur mahasiswa laki-laki berada pada persentase 81% (tinggi), sehingga dapat dikatakan bahwa rasa syukur mahasiswa laki-laki Universitas Negeri Gorontalo tinggi. Sedangkan rasa syukur mahasiswa perempuan berada pada persentase 85% (tinggi), sehingga dapat dikatakan bahwa rasa syukur mahasiswa perempuan Universitas Negeri Gorontalo tinggi.

c. Indikator intensity mahasiswa laki-laki Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 80% (tinggi) dan mahasiswa perempuan Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 85% (tinggi), indikator frequency mahasiswa laki-laki Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 64% (sedang) dan mahasiswa perempuan Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 75% (sedang), indikator span mahasiswa laki-laki Universitas 365

Negeri Gorontalo berada pada persentase 87% (tinggi) dan mahasiswa perempuan Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 87% (tinggi), indikator density mahasiswa laki-laki Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 84% (tinggi) dan mahasiswa perempuan Universitas Negeri Gorontalo berada pada persentase 88% (tinggi).

REFERENSI

Al-Munajjid, M.B.S. 2006. Silsilah Amalan Hati. Ikhlas Tawakkal, Optimis, Takut, Bersyukur, Ridha, Sabar, Introspeksi Diri, Tafakkur, Mahabbah, Takwa, Wara. Bandung: Irsyad Baitus Salam.

Emmons, R., Cullough, M. 2003. Counting Blessings Versus Burdens: An Experimental Investigation of Gratitude and Subjective Well-Being in Daily Life. Jounal of Personality and Social Psychology, 2, 84, 377-389.

Emmons, R.A. 2004. The Psychology of gratitude : An introduction. Dalam Emmons, R.A. & McCullough, M.E. The psychology of gratitude. NY: Oxford University Press.

Emmons, R.A. & Shelton, C.M. 2002. Gratitude and the science of positive psychology. In Snyder, C.R., Lopez, Shane, J. Handbook of positive psychology. NY: Oxford University Press.

Fitzgerald, P. 1998. Gratitude and Justice. Ethic, 109 (1), 119-153.

Fluhler, D.B. 2010. Gratitude Theory: A literature review. Diakses pada 1 Agustus 2015 dari media.wix.com

McCullough, M.E., Emmons, R.A., & Tsang, Jo-Ann. 2002. The Grateful disposition: A conceptual and empirical topography. Journal of Personality and Social Psychology, 82 (1), 112-127.

McCullough, M.E & Emmons, R. A. 2003. Counting Blessings Versus Burdens: An Experimental Investigation of Gratitude and Subjective Well-Being in Daily Life. Journal of Personality and Social Psychology. Vol 84 (2), pp 377-389.

Mutia, E., Subandi., & Mulyati, R. 2010. Terapi Kognitif Perilaku Bersyukur untuk Menurunkan Depresi pada Remaja. Jurnal Intervensi Psikologi, Vol. 2, No. 1, 53-68 Peterson, C & Seligman, M. E. P. 2004.

Character, Strenght, and Virtues: A Handbook & Classification. New York: Oxford University press.

Putra, J.S. 2014. Syukur: Sebuah Konsep Psikologi Indigenous Islami. Jurnal Soul, Vol. 7. No. 2, 35-41.

Seligman, M.E.P. 2005. Authentic Happines: Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi Positif. Bandung: Mizan Pustaka

PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH PADA