• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prestasi siswa Kelas Kontrol

TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Maryono dan Sunarti*

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan besaran peningkatan kreativitas, minatdan prestasi hasil belajar pada Ilmu Pengetahuan Sosial yakni kreativitas yang mendapat minimal baik 90%, minat belajar yang mendapat minimal baik 85% dan prestasi hasil belajar tuntas 100%. Rendahnya kreativitas, minat, dan prestasi hasil belajar siswa disebabkan oleh sebuah fenomena bahwa siswa sering merasa kurang tertarik dalam proses pembelajaran yang monoton.Pendekatan pembelajaran Make A Match dapat mengubah suasana pembelajaran, yang efektif, menjadi hidup dan menyenangkan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa kreativitas belajar siswa dari 11 (52,38%) kondisi awal meningkat 19 (90,47%) siswa,Minat belajar siswa kondisi awal 13 (61,90%) meningkat 18 (85,71%) siswa, sedangkan hasil belajar kondisi awal 15 (71.42%) meningkat menjadi 21 (100%) pada siklus II dengan KKM 78. Pendekatan model pembelajaran Make A Match dapat meningkatkan kreativitas belajar,minat belajar dan prestasi hasil belajar siswa dalam menentukan prestasi di kelas X Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Girisubo. Kata kunci; Pendekatan kontekstual, kreativitas, minatdan prestasibelajar.

This research is almed to establish the increasing of creativity, interest and achievement of social sciences lesson. For creativity student shoilget minimally Good 90% learning interest should get minimally good 85% and learning achievement get perfect 100%.A learning achievement approachment of Make A Match can change effective learning atmosphere, tobe more interesting and aliveThe research shows that student learning dreativity increased from II student’s from 11 (52,38%) and in cycle to 19 (90,47%) in cycle 2. Student’s learning interest increases from 13 (61,90%) and 18 (85,71%) in cycle 2. Whereas the learning achievement in the first conditions is 15 (71,42%) increases into and 21 (100%) in cycle 2. At least 78 (KKM). So it can be conclude that the approachment of Make A Match Learning Model can increase the student’s learning creativity, interest and achievement in establishing the achievement of X Akuntansi 2 SMK N 1 Girisubo. Key words: Contextual Approachment, Creativity, Interest & Achievement

PENDAHULUAN

Kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan, ada banyak hal yang perlu diperhatikan agar tujuan dari pembelajaran dapat terwujud. Pada saat mengajar, seorang guru yang mengalami masalah pengajaran akan terlihat pada hasil evaluasi siswa secara menyeluruh. Secara umum, kendala siswa di kelas adalah kreativitas minat dan prestasi belajar siswa yang rendah terhadap pola

pembelajaran karena kurang berinovasi.Siswa saat belajar mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial kurang berminat,

kurang kreatif dan kurang bersemangat.Dalam pengukuran atau evaluasi hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial, belum semua hasil belajar siswa memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal.

Keberhasilan penerapan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ini

sangat tergantung pada efektivitas komponen dasar instruksional, diantaranya guru, siswa, dan materi/bahan ajar dan juga model pembelajaran.Penguasaan guru terhadap materi secara optimal, baik teknik 367

maupun sistem pengajaran sangat mendukung bagi pencapaianpembelajaran yang efektif.Hal ini berimplikasi pada pencapaian hasil belajar yang maksimal, untuk mengetahui kemajuan individu (Djamarah Bahri Syaiful, (2012:23).

Model pembelajaran Make A Matchd iharapkan dapat meningkatkan kreativitas belajar siswa minimal baik dengan target 90%, minat belajar meningkat minimal baik dengan target 85% dan prestasi belajarnya dapat mencapai 100% tuntas dengan KKM 78. Harapan ini dapat tercapai manakala guru harus mengubah dalam proses pembelajarannya, baik perencanaan, tindakannya di kelas maupun penerapan model pembelajaran. Siswa mengikuti proses pembelajaran dengan semangat dan memberi umpan balik dalam interaksinya di kelas. Strategi pembelajaran Make A Match digunakan untuk proses pembelajaran di kelas agar dapat mengubah kondisi kelas supaya kelas menjadi nyaman dan menyenangkan. Maka pembelajaran Make A Match saat ini menjadi salah satu strategi penting dalam kelas, dengan tujuan pendalaman materi, penggalian materi dan edutainment (Huda Miftahul, 2014:25)

Pembelajaran diharapkan bermanfaat bagi siswa baik dalam kehidupan sekarang maupun yang akan datang sehingga siswa harus sungguh-sungguh dalam menerima pelajaran. Siswa menaruh perhatian, tidak melamun, bengong, tertunduk lesu, atau mengobrol dengan temannya ketika sedang melakukan kegiatan pembelajaran, sehingga untuk memajukan diri, mereka aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.Terkait dengan latar belakang di atas, maka di kelas X Akuntansi 2 Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Girisubo, Kabupaten Gunungkidul ditemui berbagai masalah, yaitu belum ada variasi model pembelajaran yang diterapkan guru saat menyampaikan materi,guru kurang memperhatikan situasi dan kondisi siswa saat memilih model pembelajaran,

perhatian guru, kurang terhadap siswa yang pasif, faktor yang lain karena kurangnya model pembelajaran, karena selama ini yang digunakan bersifat konvensional.Kajian teori yang menjadi landasan untuk peningkatan kreativitas, minat dan prestasi hasil belajar.

Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru untuk memberi ide kreativitas saat memecahkan masalah atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan yang baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Pendapat lain tentang kreativitas adalah segala kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Karakter orang yang inovatif berani untuk berbeda, menonjol, membuat kejutan, atau menyimpang dari tradisi.Siswa harus mempunyai sikap keberanian, rasa percaya diri, keuletan, dan ketekunan membuat tidak cepat putus asa dalam mencapai tujuan (Syah Muhibbin, 2008, 199:36).

Minat adalah untuk mencapai prestasi yang baik disamping kecerdasan juga minat, sebab tanpa adanya minat segala kegiatan akan dilakukan kurang efektif dan efesien. Dalam percakapan sehari-hari pengertian perhatian dikacaukan dengan minat dalam pelaksanaan perhatian seolah-olah kita menonjolkan fungsi pikiran, sedangkan dalam minat atau motivasi seolah-olah menonjolkan fungsi rasa, tetapi kenyataannya apa yang menarik minat menyebabkan pula kita berperhatian, dan apa yang menyebabkan perhatian kita tertarik minatpun menyertai kita. (Kompri, 2015:71).

Prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah melalui beberapa proses belajar untuk mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya, dan hanya dengan belajar maka ia akan dapat mengetahui, mengerti, dan memahami sesuatu dengan 368

baik. Prestasi belajar adalah hasil yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam jangka waktu tertentu sebagai hasil perbuatan belajar.

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari individu anak itu sendiri,meliputi faktor jasmaniah (fisiologis) yang termasuk faktor ini, antara lain penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya.Selain itu faktor psikologis, intelektul (taraf intelegensi, kemampuan belajar, dan 31TUcara belajarU31T siswa) dan non intelektual (motifasi belajar, sikap, perasaan, minat belajar, kondisi psikis, dan kondisi akibat keadaan sosiokultur), dan faktor kondisi fisik(Gunadi,2015:44).

Model Pembelajaran Make A Match merupakan metode yang sering digunakan sebagai teknik pengembangan bahasa lisan yang menurut kemampuan siswa dalam menciptakan ide dan mengajukan pendapatnya mengenai suatu topik. Selama berpartisipasi dalam Model Pembelajaran Make A Match diharapan aktif terlibat didalamnya. Untuk dapat meningkatkan partisipasi siswa terutama siswa yang tidak kreatif, kurang berminat dan tidak suka berbicara karena takut dan malu berbicara. Model Pembelajaran Make A Match atau mencari pasangan merupakan model pembelajaran yang cocok digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan demikian pembelajaran yang menggunakan pendekatankontekstual memiliki ciri harus ada kerja sama, saling menunjang, gembira,belajar dengan bergairah, pembelajaran terintegrasi, menggunakan berbagaisumber, siswa aktif, menyenangkan, tidak membosankan,sharing denganteman, siswa kritis dan guru kreatif.

Ada banyak metode mengajar yang biasa digunakan oleh guru. Salah satu metode yang efektif yang diterapkan oleh guru agar siswa aktif adalah model Pembelajaran Make A Match. Metode mengajar yang bersifat partisipatoris yang

dilakukan guru akan mampu membuat siswa situasi yang kondusif karena siswa lebih berperan serta terbuka dan sensitif atau fokus dalam Kegiatan Belajar Mengajar.Walaupun sudah disadari bahwa siswa mendapat banyak keuntungan dari model ini yang mengaktifkan mereka tetapi tidak banyak guru yang melakukannya. Strategi yang paling sering digunakan adalah melibatkan siswa dalam diskusi dengan seluruh kelas.Tetapi strategi ini tidak terlalu efektif walaupun guru sudah berusaha dan mendorong siswa untuk berprestasi.

Tinjauan Hasil Penelitian

Beberapa peneliti yang telah meneliti mengenai Kreativitas belajar, Minat belajar, dan Prestasi Belajar di antaranya adalah sebagai berikut;

1. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulyarsih; melalui model pembelajaran Kooperatif Make A Match pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Harjowinangun 10 Tersono bahwa alternatif dalam meningkatkan motivasi yang nantinya akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar adalah merubah model pembelajaran yang menitikberatkan pada aktivitas siswa sebagai subjek belajar, salah satu pemecahan permasalahan adalah penerapan model pembelajaran kooperatif Make A Match. Model Make A Match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa.

2. Hasil penelitian yang dilakukan Sudarsono dalam penelitiannya; “Upaya Peningkatan Kemampuan Siswa Menulis Teks Berbentuk Procedure Melalui Model Pembelajaran Make A Match di Kelas IX SMP Negeri Malang“ menjelaskan bahwa terdapat tiga macam modalitas belajar yang digunakan oleh seseorang dalam pembelajaran, yaitu pemrosesan informasi, dan komunikasi.

3. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Abdul Hasan: “Penerapan Model 369

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dalam Meningkatkan Kualitas dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri Terakreditasi Kabupaten Bengkulu Utara” mengemukakan bahwa Model Pembelajaran Make A Match ini dapat mendorong individu yang malu untuk memberikan sumbangan pemikiran dan menciptakan suasana yang menyenangkan dalam setiap kelompok membahas satu topik yang semula telah dibicarakan secara klasikal (Buzz Group) atau setiap kelompok menjodohkan dari sisi pertanyaan dan jawaban yang selanjutnya hasilnya dikumpulkan pada pendamping di depan kelas dalam suasana nyaman

4. Hasil penelitian oleh Rusmindari yang berjudul Penerapan Model Cooperative Learning tipe STAD untuk meningkatkan kerjasama dan peningkatan prestasi belajar siswa kelas V dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di Sekolah Dasar Negeri Gembongan, menunjukkan adanya peningkatan penguasaan materi melalui model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, mengamati dan merefleksikan tindakan secara kolaborasi dengan tujuan untuk memperbaiki pola pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosialsehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Ada beberapa model penelitian tindakan kelas, salah satunya penelitian tindakan kelas model partisipan yaitu bahwa orang yang akan melakukan tindakan harus juga terlibat dalam proses penelitian dari awal. Dengan demikian, peneliti itu tidak hanya dapat

memahami perlunya melaksanakan program tindakan tertentu, tetapi terlibat dalam program tindakan tersebut sehingga betul-betul menghayatinya. Seorang guru sebagai peneliti harus terlibat langsung secara penuh dalam keseluruhan rangkaian proses penelitian itu sejak dari penemuan masalah, perumusan masalah, rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi tindakan, melakukan refleksi, analisis dan ketercapaian hasilnya serta penarikan simpulan.

Penelitian tindakan kelas model siklus yang dilaksanakan dalam dua siklus di mana siklus kedua merupakan penyempurnaan dari siklus pertama. Masing-masing siklus memiliki tahapan sebagai berikut;

Prosedur penelitian versi Slameto, (2010:61) dengan perubahan.

Gambar 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas a. Rencana atau Planning

Peneliti merumuskan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran, kreativitas belajar, minat belajar dan prestasi belajar siswa pemetaan dan penyusunan skenario pembelajaran serta evaluasi pembelajaran

b. Tindakan atau Action

Guru melaksanakan tindakan berdasarkan rencana tindakan yang telah direncanakan,sebagai upaya perbaikan dan peningkatan atau perubahan proses pembelajaran pada kreativitas,minat dan prestasi belajar siswa yang diharapkan.Guru melaksanakan seluruh isi pesan dalam perencanaan pada proses pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran yang telah disusun,dengan

RencanaTinda

k

PelaksanaanTi ndakan dan

Refleksi

370

model pembelajaran Make A Match. Secara khusus, kegiatan pembelajaran dilakukan melalui serentetan aktivitas yang tercantum dalam kegiatan inti Rencana Program Pembelajaran.

c. Pengamatan atau Observation

Peneliti mengamati tindakan yang dilaksanakan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Pada tahap ini pada hakekatnya untuk mengetahui kegiatan yang dilakukan guru dengan siswa yakni,apakah seluruh isi pesan susunan pembelajaran telah memenuhi kriteria yang ditetapkanHal yang dicatat dalam kegiatan pengamatan ini antara lain proses tindakan yang disengaja maupun yang tidak disengaja, situasi tempat tindakan, dan kendala-kendala yang dihadapi. Semua hal tersebut dicatat dalam kegiatan pengamatan (Observing) yang terencana dan fleksibel serta transparan. Untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan skenario yang telah disusun bersama, perlu dilakukan evaluasi yang bertujuan untuk mengetahui tingkat ketercapaian sasaran pembelajaran yang diharapkan.

d. Refleksi atau Reflection

Refleksi merupakan akhir dari siklus yang sangat penting untuk memahami dan memberikan makna terhadap proses hasil pembelajaran yang terjadi, yang dilakukan dengan: (a) memikirkan tindakan yang akan dilakukan, (b) ketika tindakan sedang dilakukan, dan (c) setelah tindakan dilakukan.

Kegiatan yang dilakukan pada saat merefleksi adalah melakukan analisis, dan mengevaluasi atau mendiskusikan data yang diperoleh.Data yang telah dikumpulkan dalam observasi harus secepatnya di analisis atau di interprestasikan (diberi makna) sehingga dapat segera diberi tindakan yang dilakukan untuk mencapai tujuan, jika

interprestasi data tersebut belum mencapai tujuan yang diharapkan maka peneliti dan observer melakukan langkah-langkah perbaikan untuk diterapkan pada siklus selanjutnya demi tercapainya hasil belajar siswa yang maksimal.Sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2009:19).

Teknik pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut :

1. Observasi

Metode observasi adalah suatu cara pengumpulan data dengan cara mengamati dan mencatat segala gejala-gejala yang sedang diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2008:30) observasi adalah suatu metode yang dilakukan dengan cara mengadakan suatu pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Teknik observasi dilakukan oleh peneliti untuk melihat dan mengumpulkan data tentang kreativitas belajar siswa, dan menyusun lembar observasi yang digunakan untuk:

a. Mengumpulkan data tentang kreativitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Ilmu Pengetahun Sosial di kelas melalui lembar Observasi kreativitas.

b. Lembar observasi guru bertujuan untuk mengetahui bagaimana aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan media pembelajaran melalui lembar observasi keaktivan guru.

c. Lembar obsevasi siswa bertujuan untuk mengetahui bagaimana kreativitas belajar siswa melalui media pembelajaran melalui lembar observasi kreativitas siswa.

Tabel 1. Kisi-kisi instrumen variabel kreativitas siswa

No Indikator Sub Indikator Nomer Item Jumlah 1 Keinginan

1.

Hasrat ingin tau

2.

Keinginan untuk menemukan dan meneliti

3.

Senang menyelesaikan masalah 2 1 3 3

2 Kemampuan

1.

Bergairah, penuh dedikasi dalam melakukan pekerjaan

2.

Sering menanggapi

pertanyaan

3.

Mengemukakan

pendapat pada teman lain

4 5 6

3

3 Optimis

1.

Berpikir ke masa depan

2.

Bisa menyelesaikan

masalah

7

8 2

4 Kesadaran

1.

Latar belakang

pengetahuan yang luas

2.

Panjang akal 9 10 2 Jumlah 10 2. Angket Angket merupakan pertanyaan/pernyataan tertulis yang

digunakan untuk mengumpulkan data dari responden.Jenis angket yang digunakan adalah angket yang bersifat langsung kepada siswa, dengan

menyusun lembar angket untuk mendapatkan data minat belajar siswa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial agar mendapatkan data yang lebih lengkap dan valid.

Tabel 2. Kisi-kisi minat belajar siswa

No Indikator Sub Indikator Nomer Item Jumlah

1 Kesukaan 1. Ada rasa suka dan senang terhadap Ilmu Pengetahuan Sosial

2. Gairah siswa saat mengikuti pelajaran.

3. Respon siswa saat mengikuti pelajaran

1 3 2

3

2 Ketertarikan 1. Perhatian saat mengikuti pelajaran di sekolah. 2. Konsentrasi siswa saat

mengikuti pelajaran.

4

5 2

3 Perhatian 1. Keterlibatan siswa saat mengikuti pelajaran. 2. Kemauan siswa untuk

mengerjakan tugas

6

7 2

4 Keterlibatan 1. Kesadaran tentang belajar di rumah

2. Kesadaran siswa untuk mengisi waktu luang 3. Kesadaran siswa untuk

bertanya 8 9 10 3 Jumlah 10 3. Tes Tertulis

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi Arikunto, 2006:198).Tes digunakan untuk menguji sejauh mana siswa mengalami perubahan hasil belajar sebelum dan sesudah

dilakukan tindakan.Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis yang dilaksanakan pada akhir setiap siklus.Peneliti menyusun atau membuat soal tes yang akan dilakukan pada akhir pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada kompetensi dasar berbagai kegiatan ekonomi dan para pelakunya.

Tabel 3. Kisi-kisi soal hasil belajar Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Materi Pelajaran

Jenis Soal No. Soal 4. Memahami konsep ekonomi dalam kaitannya dalam kegiatan ekonomi konsumen dan produsen termasuk permintaan dan penawaran, keseimbangan harga dan pasar 4.1Mendeskripsikan berbagai kegiatan ekonomi dan pelaku-pelakunya  Kegiatan produksi, distribusi, dan konsumsi dideskripsik an sesuai dengan pengertiann ya  Pelaku-pelaku ekonomi diidentifikas i sesuai dengan peran dan pola interaksi diantara mereka  Pengertian produksi dalam kegiatan ekonomi  Pengertian konsumsi dalam kegiatan ekonomi  Pengertia n distribusi dalam kegiatan ekonomi  Contoh kegiatan konsumsi  Tujuan kegiatan ekonomi  Perbedaan antara produksi, distribusi dan PG PG PG PG PG PG 1,3 2 4 5,6 7 8 373

konsumsi  Pelaku ekonomi  Peran pelaku ekonomi PG PG 9 10

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN