• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil dan Pembahasan

KETERAMPILAN PROSES SAINS DALAM PRAKTIKUM FISIKA DASAR DI JURUSAN FISIKA FMIPA UNESA

C. Hasil dan Pembahasan

Setelah dilakukan pemilahan dan pengelompokan data, diperoleh hasil terinci sebagai berikut (tabel 2):

Tabel 2.Keterampilan proses sains dasar dan terpadu dalam praktikum fisika dasar

No. Keterampilan Proses Sains Menurut Dosen(%) Menurut Mahasiswa(%) Baik Kurang Baik Kurang Dasar: 1 Mengamati (Observing) 60 40 87,5 12,5 2 Mengklasifikasi (Classifying) 40 60 50 50 3 Mengukur (Meausuring) 38 62 12,5 87,5 4 Berkomunikasi (Communicating) 53 57 33 67 5 Menjelaskan/Menguraikan(Infering) 24 76 25 75 6 Meramalkan(Predicting) 22 78 12,5 87,5 Terpadu:

7 Mengumpulkan, Mencatat, dan Menafsirkan Data

(Collecting, Recording, and Interpreting Data)

20 80 0 100

8 Mengidentifikasi dan Mengontrol Variabel

(Identifying and Controlling Variables) 50 50 37,5 62,5

No. Keterampilan Proses Sains Menurut Dosen(%) Menurut Mahasiswa(%) Baik Kurang Baik Kurang Dasar:

10 Membuat Hipotesis (Making Hypotheses) 44 58 0 100

11 Melakukan Percobaan (Experimenting) 33 67 21 79

12 Membuat dan Menggunakan Model

(Making and Using Models) 35 65 25 75

Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa menurut pengamatan dosen, 40% - 78% mahasiswa memiliki keterampilan proses dasar dalam kategori kurang dan 50% - 80% mahasiswa memiliki keterampulan proses terpadu dalam kategori kurang. Sedangkan menurut pengakuan mahasiswa, 12,5% - 87,5% mahasiswa memiliki keterampilan proses dasar dalam kategori kurang dan 62,5% - 100% mahasiswa memiliki keterampulan proses terpadu dalam kategori kurang. Semua mahasiswa (100%) mengaku kurang memiliki keterampilan dalam merumuskan hipotesis dan menafsirkan data. Berdasarkan hasil pemetaan di atas, mengindikasikan ada masalah dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan praktikum fisika dasar di FMIPA Unesa selama ini. Kegiatan praktikum fisika dasar seharusnya mampu melatihkan kerja penemuan (discovery work) yang mengatur keterampilan ilmiah meliputi keterampilan proses, keterampilan penalaran, dan keterampilan berpikir kritis.

Berbagai faktor yang dapat diduga sebagai penyebab kurang berkembangnya keterampilan proses sains dalam praktikum adalah belum dipenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. Penetapan tujuan, yaitu bahwa praktikum adalah kegiatan penyelidikan yang bertujuan

dan ditetapkan terutama berdasarkan fungsinya yaitu latihan, umpan balik, dan memperbaiki motivasi mahasiswa. Dalam menetapkan tujuan praktikum tersebut, di samping mempertimbangkan teori yang telah diperoleh, tingkat kemampuan siswa, peralatan dan fasilitas yang diperlukan, juga harus ditetapkan keterampilan-keterampilan yang akan dikembangkan dalam praktikum yang mengarah pada kerja penemuan (discovery work) yang mencakup keterampilan proses, keterampilan penalaran, dan keterampilan berpikir kritis.

2. Panduan praktikum, yaitu bahwa sebagai fungsi latihan praktikum seharusnya dapat dimanfaatkan untuk melatihkan tiga kemampuan secara serentak yaitu kemampuan kognitif yang tinggi, kemampuan afektif, dan kemampuan psikomotor, oleh karena itu panduan yang dibuat harus mencakup semua kemampuan yang diharapkan tersebut. Namun demikian, panduan yang dibuat juga harus memperhatikan keterampilan proses yang akan dikembangkan dalam praktikum sehingga panduan yang dibuat tidak harus semuanya terinci, tetapi pada bagian-bagian tertentu mahasiswa diberi kesempatan untuk dapat mengembangkan keterampilan proses secara maksimal.

3. Pelaksanaan praktikum, yaitu bahwa praktikum merupakan kegiatan penyelidikan yang setidaknya meliput tahapan-tahapan: identifikasi masalah, merumuskan hipótesis, merencanakan percobaan, mengendalikan variabel, melaksanakan penyelidikan, dan pelaporan. Keterampilan proses dari mahasiswa ketika melaksanakan masing-masing tahapan tersebut seharusnya mendapatkan perhatian yang seksama. Pelaksanaan praktikum memerlukan organisasi yang baik dan cara bimbingan yang tepat sehingga siswa dapat belajar dari kesalahannya. Bimbingan diarahkan agar siswa dapat mengembangkan

potensi yang telah dimiliki, sehingga kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor diharapkan dapat dikembangkan oleh siswa sendiri.

4. Penilaian praktikum, yaitu bahwa praktikum melibatkan tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor, sehingga penilian yang dilakukan seharusnya lebih diarahkan pada penilaian projek dan kinerja. Dengan teknik penilaian tersebut, kemampuan mahasiswa (kognitif, afektif, dan psikomotor) dapat digali secara maksimal. Kerja penemuan (discovery work) yang mencakup keterampilan proses, keterampilan penalaran, dan keterampilan berpikir kritis dapat digali dan diamati lebih rinci dan seksama.

Hasil penelitian tersebut selanjutnya perlu ditidaklanjutan dengan upaya-upaya mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan praktikum fisika dasar di FMIPA Unesa yang dapat mengembangkan kerja penemuan (discovery work) secara maksimal.

D. Kesimpulan

Sains tidak hanya mengutamakan hasil (produk) saja, tetapi proses juga sangat penting dalam membangun pengetahuan siswa. Keterampilan proses dasar meliputi: mengamati, mengklasifikasi, mengukur, komunikasi, inferensi, dan meramalkan. Keterampilan proses terpadu diantaranya meliputi: menafsirkan data, mengidentifikasi variabel, definisi operasional, merumuskan hipotesis, dan pemodelan. Hasil pemetaan keterampilan proses (dasar dan terpadu) mahasiswa dalam praktikum fisika dasar di FMIPA Unesa menunjukkan kategori kurang pada semua keterampilan (dasar dan terpadu) khususnya pada keterampilan dalam merumuskan hipotesis dan menafsirkan data.

Daftar Pustaka

Abd-El-Khalick F., Boujaoude S., Duschi R., Lederman N.G., Hofstein A., Mamlok-Naama R., Niaz M., Treagust D., Tuan H., 2004,Inquiry in Science Education: International Perspectives. Wiley Periodicals, Inc.

Akinoglu O., 2008, Assessment of The Inquiry-Based Project Implementation Processs in Science Education Upon Student’s Point of Views. International Journal of Instruction. January 2008 Vol.1, No.1. ISSN: 1694-609X.

Alberta Learning, 2004. Learning and Teaching Resources Branch.Focus on inquiry: a tea-cher’s guide to implementing inquiry-based learning. Alberta, Canada

Bell R.L., 2008, Teaching the nature of Science through Process Skills-Activities for Grades 3-8, Boston: Pearson, Education, Inc.

Beyer, Barry K. 1991.Teaching Thinking Skill: A Handbook for Elementary School Teachers.New York, USA: Allyn & Bacon

Brickman P., Gormally C., Armstrong N., Hallar B., 2009, Effects of Inquiry-based Learning on Students’ Science Literacy Skills and Confidence. International Journal for the Scholarship of Teaching and Learning Vol. 3, No. 2 (July 2009

Carin, Arthur A and Robert B. Sund, 1989.Teaching Science Through Discovery.Columbus, Ohio: Merril Publishing Company

Chain, Sandra E and Jack M. Evan. 1990.Sciencing: An Involvement Approach to Elementary Science Methods.Columbus, Ohio: Merril Publishing Company.

Cheney A., Flavelt H., Harrison C., Hurst G., Yates C., 2006,Thinking Through Science. London: Hodder headline Group.

De Vito, Alfred. 1989. Creative Wellsprings for Science Teaching. West Lafayette, Indiana: Creative Venture.

Donham, J. (2001). The importance of a model. In J. Donham, K. Bishop, C. C. Kuhlthau, & D. Oberg (Eds.), Inquiry-based learning: Lessons from Library Power. Worthington, OH: Linworth.

Joice, Bruce and Marsha Weil. 1996.Model of Teaching. Boston: Allyn and Bacon.

Kheng, Yeap Tok, 2008,Science Process Skills, Pearson Longman. 2008,Science Process Skills, Pearson Longman.

Lane, Jill L., 2007,Inquiry Based Learning. Schreyer Institute for Teaching Excellence. Penn State University Park;

Nur, Mohamad (Editor). 1998. Proses Belajar Mengajar dengan Metode Pendekatan Keterampilan Proses.Surabaya: SIC.

Utomo, Rujkes, 1991,Peningkatan dan pengembangan Pendidikan, Jakarta : Gramedia. Valentino, Catherine, 2000, Developing Science Skills, Houghton Mifflin Company.