FKIP Universitas Islam Majapahit email:[email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL untuk meningkatan pemahaman konsep siswa pada materi pokok sistem peredaran darah manusia di SMP Negeri 36 Surabaya. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan desain “pre-test and post-test control group”. Data dikumpulkan dengan observasi, tes dan angket. Teknik analisis data melalui analisis deskriptif kuantitatif, deskriptif kualitatif dan statistik inferensial dengan uji mean dua populasi. Hasil penelitian menunjukkan (1) Pembelajaran dengan penerapan pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL telah terlaksana dengan baik; (2) Kelas yang menerapkan pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL pada materi pokok sistem peredaran darah manusia memiliki peningkatan pemahaman konsep lebih baik daripada kelas yang tidak menerapkan dengan peningkatan pemahaman pada masing-masing aspek kognitif dan kinerja sebesar 87,5% dan 79,46%; (3) Respons siswa adalah positif dimana 71,3% siswa setuju terhadap pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL.
Kata kunci:Pembelajaran IPA Terpadu, Pendekatan CTL, Sistem Peredaran Darah Manusia, Pemahaman Konsep
I. Pendahuluan
Guru memiliki peran penting dalam kegiatan belajar mengajar di antaranya sebagai fasilitator, motivator dan organisator. Keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan oleh bagaimana guru mengajar. Menurut teori perkembangan Piaget, siswa pada jenjang pendidikan SMP berada pada tahap perkembangan operasional konkrit. Pada tahap ini siswa dapat memahami materi secara optimal jika siswa dapat mempelajari secara nyata (konkrit) apa yang sedang dipelajari. Hal ini memungkinkan siswa untuk melihat hakekat keterkaitan dari IPA agar siswa dapat mempelajari IPA secara luas.
Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat dikatakan sebagai sebuah pendekatan pembelajaran yang mengakui dan menunjukkan kondisi alamiah dari pengetahuan yang menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam pembelajaran seumur hidup (Trianto,2007). Keuntungan lain dari pembelajaran dengan pendekatan CTL adalah siswa mampu menggunakan kemampuan berfikir kritis, terlibat penuh dalam mengupayakan proses pembelajaran yang efektif, pembelajaran dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa, dan siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran IPA terpadu diharapkan dapat meningkatkan penguasaan materi dan konsep-konsep penting yang disajikan dalam pembelajaran IPA, tetapi juga dapat mendorong terwujudnya proses belajar mengajar yang efektif, kreatif, dan bermakna bagi siswa. Sehingga proses belajar akan menekankan pada belajar mengetahui (learning to know), belajar berkarya (learning to do), belajar menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar hidup bersama secara harmonis(learning to live together)(Mulyasa,2003).
Hal tersebut mendorong peneliti untuk menerapkan pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) untuk memahami konsep Fisika pada tema sistem peredaran darah manusia di SMP Negeri 36 Surabaya yang tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga mengintegrasikan pengetahuan IPA yang terpadu satu sama lain dengan kondisi lingkungan sekitar dan sesuai dengan tahap perkembangan siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana pengelolaan pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL ?
2. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep Fisika siswa terhadap tema sistem peredaran darah manusia ?
3. Bagaimana respons siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL?
II. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan desain “pre- test post-test control group”.Penelitian ini dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 36 Surabaya. Pemilihan sampel melaluirandom samplingyaitu pengambilan sampel secara acak menurut undian yang dibuat sebelumnya. Sesuai dengan hasil undian, maka dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah siswa kelas VIII-A sebagai kelas eksperimen dan sebagai pembanding adalah siswa kelas VIII-B sebagai kelas kontrol.
Data dikumpulkan dengan observasi, tes dan pemberian kuesioner. Teknik analisis data melalui analisis deskriptif kuantitatif, deskriptif kualitatif dan statistik inferensial dengan uji mean dua populasi.
Gambar 1. Prosedur penelitian III. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Keterlaksanaan Pembelajaran
Keterlaksanaan pembelajaran didapatkan melalui observasi pengelolaan kelas dan aktivitas siswa. Setelah dilakukan analisis data dari hasil pengamatan pengelolaan kelas dengan menerapkan pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL diperoleh:
Tabel 2.Pengelolaan Kelas
Dari data yang terkumpul kemudian dilakukan analisis aktivitas siswa selama pembelajaran dan diperoleh:
Tabel 3.a.Aktivitas Kelas Eksperimen
Tabel 3.b.Aktivitas Kelas Kontrol
Berdasarkan hasil observasi terhadap pengelolaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL seperti yang disajikan pada Tabel 1 secara keseluruhan berlangsung baik dengan skor rata-rata sebesar 3,06 dan persentase keterlaksanaan pembelajaran sesuai RPP sebesar 76,61%. Adapun kegiatan-kegiatan utama yang sesuai RPP yang telah dilaksanakan meliputi persiapan, pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.
Aktivitas siswa seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2 dan 3 diketahui bahwa aktivitas siswa selama pembelajaran di kelas telah menunjukkan bahwa siswa antusias terhadap pembelajaran yang dilakukan guru, hal ini dapat dilihat melalui aspek perilaku menyimpang
dengan prosentase sangat kecil, perilaku menyimpang kelas eksperimen dengan menerapkan pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL lebih besar daripada kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pada pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL siswa dibebaskan untuk mengeksplorasi pemikirannya terhadap suatu fenomena dengan kehidupan sehari-hari serta situasi belajar yang menyenangkan (joyful learning) sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Hasil ini sesuai pedoman yang diberikan oleh Depdiknas (2007) yang menyatakan bahwa pendekatan CTL adalah suatu konsep belajar yang dapat membantu pengajar atau guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan keadaan atau situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga atau masyarakat (Depdiknas, 2007).
Aktivitas siswa yang lebih tinggi dan peran guru yang lebih rendah dibandingkan kelas kontrol menunjukkan bahwa bahwa pembelajaran yang dilakukan pada model pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL dan pembelajaran kelas kontrol telah memperioritaskan pada aktivitas yang berpusat pada siswa (student center). Pembelajaran yang berpusat pada siswa akan dapat membantu siswa untuk belajar aktif dalam suatu proses belajar.
2. Hasil Pemahaman konsep
Pada penelitian ini didapatkan nilai pemahaman konsep siswa berupa nilai pemahaman konsep fisika kognitif dan kinerja. Nilai pemahaman konsep fisika kognitif diperoleh dari nilaipre-testdan nilaipost-testsiswa, sedangkan nilai pemahaman konsep fisika kinerja siswa didapatkan dari observasi kinerja selama pembelajaran.
Setelah dilakukan analisis data dari hasil evaluasi diperoleh: Tabel 4.Klasifikasi Pemahaman konsep Siswa
Dari hasil analisis pemahaman konsep fisika kognitif pada kelas eksperimen dan kontrol diperoleh rata-rata kelas untukpre-test41,5 dan post-test 80,10, sedangkan untuk kelas kontrol 41,0 dan post-test 75,76. Dari nilaipre-testdanpost-testersebut dapat dibuat grafik menurut klasifikasi pemahaman konsep yaitu:
Grafik 1.HasilPre-testdanPost-testKelas Eksperimen
Grafik 2.HasilPre-testdanPost-testKelas Kontrol
Dari hasil analisis pemahaman konsep kinerja setiap diperoleh bahwa rata-rata nilai kinerja untuk kelas eksperimen sebesar 79,46; sedangkan untuk kelas kontrol 76.63.
Pada penilaian pemahaman konsep fisika kognitif menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas eksperimen dengan menerapkan model pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL lebih tinggi daripada kelas kontrol. Pemahaman konsep yang diperoleh siswa pada kelas yang menerapkan pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL adalah sangat baik dan baik dengan jumlah total persentase 87,50% serta tidak terdapat siswa yang dinyatakan berpemahaman konsep fisika rendah. Sedangkan rata-rata persentase siswa di kelas yang tidak menerapkan model pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL memiliki pemahaman konsep fisika dengan kenaikan 78,26 % dimana masih ada siswa yang pemahaman konsep fisikanya kurang dengan persentase 4,35%. Melalui pengujian hipotesis menunjukkan bahwa kelas yang menerapkan model pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL memiliki peningkatan pemahaman konsep fisika yang lebih baik daripada kelas kontrol dengan estimasi kesalahan < 5,92.
Penilaian pada pemahaman konsep fisika pada aspek kinerja memiliki peningkatan pemahaman konsep fisika yang lebih baik daripada kelas kontrol dengan estimasi kesalahan sebesar ≤ 4,20.
3. Respons
Dari data angket respons yang terkumpul kemudian dianalisis dan dibuat grafik sebagai berikut:
Grafik 3.Kecendrungan Respons Terhadap Pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL
Keterangan grafik:
1. Pelaksanaan pembelajaran
2. Penerapan pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL di SMP 3. Kegiatan praktikum
4. Minat siswa terhadap pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL
Berdasarkan grafik 3 tersebut dapat diketahui bahwa respons siswa adalah positif dimana 71,3% siswa setuju terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL.
IV. Simpulan
Darihasil pembahasan maka dapat disimpulkan: (1) Pembelajaran dengan penerapan pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL telah terlaksana dengan baik; (2) Kelas yang menerapkan pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL pada materi pokok sistem peredaran darah manusia memiliki peningkatan pemahaman konsep lebih baik daripada kelas yang tidak menerapkan dengan peningkatan pemahaman konsep Fisika pada masing-masing aspek kognitif dan kinerja sebesar 87,5% dan 79,46%; (3) Respons siswa adalah positif dimana 71,3% siswa setuju terhadap pelaksanaan pembelajaran IPA terpadu dengan pendekatan CTL.
DAFTAR PUSTAKA
Cameron, John, James Skotronic and Roderick Grant. 2007. Fisika Tubuh Manusia Edisi 2. EGC: Jakarta
Depdiknas. 2007. Model Pengembangan Silabus Mata Pelajaran dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.Jakarta : Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas.
Fogarty R, 1991. The Mindful School: How to Integrated the Curricula. Palatine, Illinois: IRI/Skylight Publising, Inc
Gabriel, J. F. 1988.Fisika Kedokteran.EGC. Jakarta
Goerke, J., and A. H. Mines. 1988.Cardiovascular Physiology.Raven Press: New York Ibrahim, M. 2003. Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Jakarta: Dirjen, Dikdasmen,
Depdiknas
Mulyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan:P Sebuah Panduan Praktis. Bandung: Remaja Rosda Karya
Prabowo. 1998.Metodologi Penelitian.Surabaya: UPRESS UNESA.
Riduwan. 2007.Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian.Bandung : Alfabet.
Sears, Francis Weston dan Zemansky, Mark W. 1962. Fisika Untuk Universitas. Bandung: Binatjipta
Sudjana, N. 2002.Penilaian Hasil Belajar Mengajar.Bandung : PT Remaja Rosda karya Suharsimi, A. 2003.Prosedur Penelitian suatu pendekatan Praktek.Jakarta : Rineka Cipta. Thoha, M. Chabib. 2003.Teknik Evaluasi Pendidikan.Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Trianto. 2007.Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta:
Pemahaman konsep fisika Pustaka
MENINGKATKAN KARAKTER DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN PENERAPAN