Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Cilebut Barat adalah desa di Kecamatan Sukaraja, Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Desa Cilebut Barat terbentuk dari pemekaran Desa Cilebut yang pada tahun 1982 dimekarkan menjadi 2 (dua) desa yang terdiri atas Desa Cilebut Barat dan Desa Cilebut Timur yang pada saat itu desa Cilebut Barat masih kecamatan Semplak Kabupaten Bogor dan pada tahun 1996 berubah menjadi kecamatan Sukaraja kabupaten Bogor. Desa Cilebut Barat semula beralamat di Jalan Raya Jambu Dipa RT. 001 RW. 006 dan pada tahun 2005 sampai dengan sekarang pindah ke alamat di Jalan Pendidikan RT.001 RW. 007.
Desa Cilebut Barat adalah salah satu desa di Kecamatan Sukaraja yang mempunyai luas wilayah ± 134,684 km dengan batas-batas administratif pemerintah sebagai berikut: Sebelah utara: Desa Waringin Jaya, Kecamatan Bojong Gede. Sebelah timur: Desa Cilebut Timur, Kecamatan Sukaraja. Sebelah selatan: Desa Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal. Sebelah barat: Desa Kencana, Kecamatan Tanah Sereal.
Dilihat dari topografi dan kultur tanah Desa Cilebut Barat secara umum berupa tanah darat dan persawahan yang berada pada ketinggian antar 1.800 m s.d. 1.900 m di atas permukaan laut dengan suhu rata-rata antara 34 - 36°C. Orbitasi dan waktu tempuh dari ibukota kecamatan berjarak 7 km dengan waktu tempuh 30 menit. Dari ibukota kabupaten berjarak 12 km dengan waktu tempuh 45 menit. Dari ibukota provinsi berjarak 150 km dengan waktu tempuh 210 menit, dan dari ibukota negara berjarak 50 km dengan waktu tempuh 120 menit. Saat ini di Cilebut Barat, terdapat perumahan pesona Cilebut I dan II, dan perumahan kencana asri. Di desa ini juga terdapat sebuah stasiun kereta api, yang melayani rute Cilebut - Bogor, dan Cilebut - Jakarta.
Adanya perumahan yang kebanyakan dibangun di atas tanah-tanah bekas lahan pertanian, khususnya ladang jambu biji merah, membuat jumlah kepala keluarga yang menetap semakin meningkat setiap tahunnya, sehingga jumlah rukun warga (RW) dan rukun tetangga (RT) juga mengalami pemekaran. Saat ini RW di desa Cilebut Barat berjumlah 16 (enam belas) dengan 99 (Sembilan puluh sembilan) RT.
Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi dalam Media Massa di Wilayah Bogor
Media massa baik cetak maupun elektronik di Wilayah Bogor, hampir setiap harinya memuat atau menayangkan informasi-informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang meliputi: Kapasitas sarana dan prasarana transportasi, kecelakaan dari pengoperasian transportasi, kelancaran dan kecepatan transportasi, ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan transportasi, keteraturan jadwal keberangkatan dan kedatangan transportasi,
keterjangkauan daya beli tarif (ongkos), ketersediaan pelayanan sarana dan prasarana transportasi, ketertiban dan keamanan transportasi, keberadaan lokasi terminal, dan tujuan yang akan dicapai (trayek).
Media massa yang hadir di Wilayah Bogor meliputi media cetak dan elektronik yang memuat atau menyiarkan informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi, seperti surat kabar Radar Bogor, Pakuan Raya, dan Jurnal Bogor, Radio Elfas, Kisi, Radio Republik Indonesia (RRI), Megaswara, Radio Pemerintah Daerah Bogor, serta televisi juga media online melalui situs www.kotabogor.co.id. megaswara. Media massa tersebut banyak digunakan oleh warga Desa Cilebut Barat untuk mengakses informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi, namun yang dipaparkan berikut ini hanya media Radio Republik Indonesia (RRI) Wilayah Regional II Bogor dan surat kabar Radar Bogor sebagai sampel media massa yang sering menginformasikan tentang pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor.
Surat Kabar Radar Bogor
Harian pagi Radar Bogor didirikan pada 7 Oktober 1998 atas prakarsa Alfian Mujani bersama dengan Wahyudi Diani, Dahlan Iskan dan H. Margiono. Munculnya ide untuk mendirikan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jurnalistik ini, karena adanya peluang yang besar dan belum tersedianya informasi khususnya di wilayah Bogor dan sekitarnya. Saat itu belum ada satupun media massa yang menitik beratkan pada pemberitaan lokal secara khusus yang terjadi di Bogor.
Edisi perdana Harian pagi Radar Bogor terbit tanggal 2 Nopember 1998 sebanyak 12 halaman dengan panjang 540 cm dan lebar 340 cm Selama 3 bulan terjual 3.000 - 5.000 eksemplar, bulan keempat mencapai 7.000 - 10.000 eksemplar, kemudian Radar Bogor menambah jumlah halaman dari 12 menjadi 6 halaman dan terus berkembang menjadi 20 halaman, dan saat ini oplah penjualan sudah mencapai 60.000 eksemplar dengan jaringan distribusi di wilayah Depok, Sukabumi, dan Cianjur.
Isi berita Radar Bogor terbagi dalam berita internasional sebanyak 5%, berita nasional 20%, dan 75% untuk berita lokal. Informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor termasuk dalam berita lokal, di mana pada Radar Bogor informasi-informasi tersebut dimuat pada halaman khusus metropolis dan umumnya ada juga pada halaman-halaman 1, 7, 9, 12 dan 16 Selama satu bulan, yaitu mulai tanggal 22 September sampai 22 Oktober 2012, pemuatan informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor yang diasumsikan juga disiarkan oleh media massa lainnya dapat dilihat pada Lampiran 4, informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang tidak diberitakan pada surat kabar Radar Bogor ini kemungkinan disiarkan oleh media massa lainnya.
Informasi-informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang disajikan pada Surat Kabar Radar Bogor ini selama dilakukan penelitian lebih banyak menginformasikan tentang kelancaran dan kecepatan transportasi, yaitu mengenai kemacetan yang disebabkan banjir, perlintasan pintu kereta, kurang tanggapnya petugas lalu lintas terhadap semerawutnya lalu lintas, serta perbaikan
jalan. Selain itu, Radar Bogor juga memuat tentang kecelakaan yang terjadi di wilayah Bogor, ketersediaan pelayanan sarana dan prasarana transportasi, seperti adanya pelebaran jalan atau pembuatan jalan tol, serta perbaikan/pembuatan jalan. Hal lain yang diberitakan Radar Bogor adalah tentang ketertiban dan keamanan transportasi, dimana banyak terjadi pungutan liar (pungli) di jalan raya, parkir yang sembarangan, serta pedagang kaki lima yang menghambat lalu lintas.
Proses pemuatan informasi di surat kabar Radar Bogor dimulai dari adanya peristiwa yang diliput oleh wartawan atau koresponden yang kemudian diserahkan ke bagian redaksi untuk diagendakan menjadi bahan rapat dewan redaksi yang menentukan berita atau informasi-informasi yang layak atau tidak layak untuk dimuat. Informasi-informasi yang diputuskan rapat layak untuk dimuat, selanjutnya diedit untuk kemudian ditata oleh bagian lay out yang akhirnya dikirim ke percetakan. Alur proses pemuatan informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor pada surat kabar harian pagi Radar Bogor terlihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Proses Pemuatan Informasi di Surat Kabar Radar Bogor Sumber: Radar Bogor, 2012
Peristiwa Wartawan/Responden Redaksi Rapat Redaksi Tidak layak Layak Editing Lay out Percetakan
Radio Republik Indonesia (RRI) Wilayah Regional II Bogor
Informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor pada Radio Republik Indonesia (RRI) Wilayah Regional II Bogor Pro 1 FM 93.75 Mhz khusus diinformasikan pada program Kiwari (dalam Bahasa Sunda yang artinya Bogor hari ini) dan BBC (Bogor Bandung Cirebon). Waktu siaran informasi tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yang tiap bagiannya terbagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu: (1) Waktu siaran pagi, yaitu antara pukul 06.00 - 09.00 WIB dan antara pukul 09.00 - 12.00 WIB, (2) Waktu siaran siang, yaitu antara pukul 12.00 - 14.00 WIB dan antara pukul 14.00 - 16.00 WIB, dan (3) waktu siaran petang dan malam, yaitu antara pukul 16.00 -18.00 WIB dan antara pukul 18.00 - 20.00 WIB.
Penyajian informasi tersebut dapat disiarkan pada program berita ataupun informasi sela yang diinformasikan oleh penyiar pada saat suatu acara on air, selain itu informasi ini dapat disajikan secaralive(langsung) dari lokasi peristiwa terjadi melalui hubungan telepon yang berupa laporan pandangan mata dari reporter atau koresponden atau dapat juga laporan tersebut berupa rekaman yang kemudian disiarkan.
Radio yang menyiarkan informasi tentang pelayanan sarana dan prasarana transportasi, yang memiliki acara khusus hanya Radio Republik Indonesia (RRI) Bogor dengan tajuk pemberitaannya yaitu Bogor Kiwari dan Bogor, Bandung Cirebon (BBC). Pada acara ini diinformasikan tentang berbagai hal tentang pelayanan sarana dan prasarana transportasi seperti, kecelakaan di jalan raya, ketersediaan pelayanan sarana dan prasarana transportasi, kelancaran dan kecepatan transportasi, serta ketertiban dan keamanan transportasi. Informasi yang disajikan berupa informasi langsung dan tidak langsung. Informasi langsung dapat diinformasikan oleh wartawan atau koresponden RRI yang berada di lapangan yang biasanya menginformasikan tentang kemacetanyang disebabkan oleh banjir, para pedagang kaki lima, kecelakaan, dan juga adanya perbaikan jalan. Selain itu, informasi langsung ini juga dilakukan dengan meminta informasi melalui layanan telepon dari para pendengar yang sedang berada di perjalanan dengan kendaraannya.
Radio siaran swasta di wilayah Bogor yang banyak menginformasikan mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi adalah Radio Megaswara yang tiap siarannya selalu menginformasikan tentang masalah transportasi walaupun tidak memiliki acara khusus mengenai informasi tersebut. Radio lain yang juga menginformasikan tentang transportasi adalah Radio Elfas, dan Kisi FM.
Proses pembuatan informasi di radio pada umumnya, dimulai dari liputan dari reporter kemudian dibuat narasinya setelah itu diserahkan ke bagian pemberitaan untuk dilakukan pengeditan, namun sebelum diserahkan ke bagian siaran, naskah tersebut bersama dengan informasi-informasi lain dibahas pada rapat naskah siaran bagian pemberitaan, jika naskah-naskah itu layak untuk disiarkan maka naskah tersebut diserahkan ke bagian siaran yang kemudian dipercayakan kepada penyiar untuk diinformasikan pada program siarannya. Alur proses penyiaran informasi tersebut terlihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Proses Penyiaran Informasi di RRI Wilayah Regional II Bogor Sumber: Bagian Pemberitaan RRI Bogor, 2012
Peristiwa Siaran langsung Siaran tidak langsung Penyiar/Reporter On air Konfirmasi Bagian Pemberitaan Reporter/Koresponden Tidak layak Layak Editing Rapat Bagian Pemberitaan Bagian Siaran PenyiarOn air
Karakteristik Warga Desa Cilebut Barat
Karakteristik adalah ciri-ciri atau sifat pribadi yang dimiliki setiap individu. karakteristik warga Desa Cilebut Barat yang mengakses informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor melalui media massa sebagai responden yang diamati adalah (1) jenis kelamin, (2) usia, (3) pekerjaan. Mengenai karakteristik warga Desa Cilebut Barat tersebut tersaji pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Karakteristik Responden
Karakteristik Jumlah (Orang) Persentase (%) Jenis kelamin Laki-laki Perempuan 32 20 62,0 38,0 Usia 17–36 tahun 37–65 tahun 20 32 38,0 62,0 Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga Mahasiswa Pedagang Pegawai Negeri Pegawai Swasta Petani 6 2 6 8 24 4 12,0 5,4 12,0 16,0 46,6 8,0 Jenis Kelamin
Warga Desa Cilebut Barat yang memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana informasi di Wilayah Bogor melalui media massa berdasarkan kategori jenis kelaminnya lebih dari separuh responden adalah laki-laki dengan jumlah persentase 62%. Hal ini dikarenakan responden dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang berdasarkan data tahunan potensi Desa Cilebut Barat bahwa kepala keluarga laki-laki (3.673 KK) lebih banyak dibanding jumlah, kepala keluarga perempuan (2.203 KK) (BPMPD Kabupaten Bogor, 2012). Usia
Rata-rata usia responden adalah 38,5 tahun, dan diklasifikasikan ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama di bawah atau sama dengan 36 tahun (17 - 36 tahun) dan kedua antara 37 - 63 tahun. Berdasarkan kategori tersebut, usia responden tergolong produktif yaitu antara 37 - 65 tahun sebanyak 62% sedangkan usia responden yang juga tergolong produktif yang berada di bawah atau sama dengan 36 tahun sebanyak 38%. Batasan usia produktif berdasarkan kelompok umur yang biasa dikelompokkan dalam demografi berkisar antara 15 sampai 65 tahun (BPS, 2006). Semua responden (100%) berada pada usia produktif.
Pekerjaan
Hampir separuh (46,6%) responden yang memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor melalui media massa adalah pegawai swasta. Pegawai swasta di sini meliputi buruh/pegawai pabrik, pegawai instansi swasta, dokter swasta, bidan swasta, dan pegawai toko, yang berdasarkan data tahunan Desa Cilebut Barat, bahwa jumlah pegawai swasta lebih banyak dibanding pegawai negeri.
Profil Responden Berdasarkan Pemilihan Media Massa dan Informasi yang Diperoleh
Profil merupakan gambaran secara spesifik mengenai sesuatu. Profil yang dipaparkan di sini merupakan profil dari warga Desa Cilebut Barat yang memilih media massa dalam memperoleh informasi mengenai sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor. Profil tersebut meliputi: (1) informasi pelayanan sarandan prasarana transportasi yang diperoleh, (2) jenis media massa yang digunakan, (3) nama media massa yang digunakan, dan (4) waktu memperoleh informasi.
Informasi yang Diperoleh
Informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diperoleh oleh warga Desa Cilebut Barat sebagai responden merupakan informasi yang dicari atau diperoleh untuk memenuhi kebutuhan akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor. Berdasarkan hasil penelitian informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor yang diperoleh melalui media massa oleh responden adalah informasi mengenai kelancaran dan kecepatan transportasi sebanyak 34,6%. Informasi tersebut menjadi sangat dibutuhkan mengingat responden lebih banyak pegawai swasta yang masuk jam kerjanya sangat ketat yang umumnya dimulai pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB, dan transportasi yang digunakan kebanyakan responden adalah transportasi umum seperti kereta dan angkutan umum lainnya (angkot, bus dan ojek) yang sering mengalami gangguan perjalanan seperti pembatalan jadwal kereta serta keadaan jalan yang macet. Selain itu, saat ini di Wilayah Bogor sedang banyak melakukan pembangunan fisik seperti pembuatan jalan tol lingkar dalam, perbaikan jalan, serta perbaikan sarana dan prasarana stasiun kereta api yang semuanya itu dapat menghambat kelancaran dan kecepatan transportasi. Jenis Media Massa yang Digunakan
Jenis media massa yang digunakan oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor adalah media massa modern baik cetak (seperti surat kabar dan majalah) maupun elektronik (seperti radio, televisi dan film) juga media sosial (seperti
handphone dan smartphone). Berdasarkan hal tersebut, hasil penelitian menunjukkan bahwa media massa yang paling banyak digunakan adalah media surat kabar dengan jumlah persentase sebanyak 42,5%. Salah satu alasan
penggunaan media massa jenis surat kabar ini karena media tersebut memiliki keunggulan dari segi fisik yang mudah dibawa-bawa, dapat dibaca di manapun berada serta harga yang terjangkau, namun ada juga kelemahannya di mana orang membaca surat kabar terkadang tidak sempat membaca semua isi beritanya karena beragamnya berita yang dimuat serta jumlah halamannya yang terlalu banyak (Hoeta Soehoet, 2006).
Nama Media Massa yang Digunakan
Media Massa modern cetak dan elektronik serta media sosial yang hadir di wilayah Bogor sangat variatif, seperti Surat Kabar Radar Bogor, Surat Kabar Jurnal Bogor, Surat Kabar Pakuan Raya, Majalah Trend Bogor, Televisi Megaswara, Radio Megaswara, Radio Republik Indonesia Bogor, dan www.bogor.co.id serta banyak lagi yang lainnya. Media massa tersebut hadir baik di wilayah kabupaten maupun Kota Bogor bahkan di wilayah sekitar Bogor seperti Tangerang, Depok, Sukabumi, Cianjur dan Jakarta. Surat kabar yang banyak digunakan oleh responden dalam mengakses informasi sarana dan prasarana transportasi adalah Radar Bogor (45,5%). Media Radar Bogor ini yang sekali cetak beroplah sekitar 60.000-an juga didistribusikan ke seluruh Wilayah Bogor (baik kabupaten maupun kota), selain itu juga surat kabar tersebut mudah di dapat seperti di stasiun kereta, terminal, dan pedagang pinggir jalan dengan harga yang terjangkau.
Waktu Memperoleh Informasi
Waktu memperoleh informasi yang dimaksud adalah saat kapan responden melakukan aktifitas membaca/melihat/mendengar informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor melalui media massa yang digunakan. Dengan demikian waktu memperoleh informasi yang dimaksud di sini adalah pada saat responden mengisi kuesioner, yaitu awal Oktober 2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memperoleh informasi pelayanan tersebut 1-3 hari yang lalu yang lalu (dari saat pengisian kuesioner) dengan jumlah persentase sebesar 45,6%. Waktu ini juga berhubungan dengan pemuatan informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor yang tidak setiap hari hadir sehingga pada saat penelitian mungkin saja responden tidak memperoleh informasi yang dibutuhkannya.
Profil responden berdasarkan pemilihan media massa dan informasi yang diperoleh terlihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Profil Responden Berdasarkan Pemilihan Media Massa dan Informasi yang Diperoleh Keterangan Jumlah (Orang) Persentase (%) Informasi yang diperoleh
Kelancaran dan kecepatan transportasi Ketertiban dan keamanan transportasi Kapasitas sarana dan prasarana transportasi Kecelakaan dari pengoperasian transportasi Ketepatan waktu keberangkatan dan kedatangan
transportasi
Ketersediaan pelayanan sarana dan prasarana transportasi
Keberadaan lokasi terminal
Keterjangkauan daya beli tarif (ongkos)
Keteraturan jadwal keberangkatan dan kedatangan transportasi
Tujuan yang akan dicapai (trayek) Jenis media massa yang digunakan
Radio Surat Kabar Televisi
Nama media massa yang digunakan Jurnal Bogor
Megaswara TV Radar Bogor Radio Megaswara RRI Bogor
Waktu Memperoleh Informasi 1–3 hari yang lalu
4–7 hari yang lalu Hari ini
Lebih dari seminggu yang lalu
18 8 3 7 4 5 2 2 2 1 10 22 20 3 18 21 5 6 34,6 15,5 5,8 13,5 7,7 9,6 3,8 3,8 3,8 1,9 24,8 42,5 32,7 6,8 25,6 45,5 9,6 12,5 18 9 1 12 45,6 28,3 1,9 24,2
Kebutuhan Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang Diperoleh melalui Media Massa bagi Warga Desa Cilebut Barat
Kebutuhan (need) merupakan keadaan yang timbul di dalam diri seseorang, bilamana seseorang itu kekurangan sesuatu yang penting untuk kehidupannya atau perbaikan menurut psikologinya maka akan bergerak mencari sesuatu untuk memenuhinya. Kebutuhan yang akan dipenuhi di sini adalah kebutuhan akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diperoleh melalui media massa di Wilayah Bogor yang meliputi kebutuhan
kognitif, afektif, identitas pribadi, hubungan sosial, dan hiburan. Rataan skor kebutuhan responden 2,90 termasuk pada kategori tinggi, artinya bahwa responden membutuhkan informasi mengenai informasi sarana dan prasarana transportasi yang diperoleh melalui media massa di Wilayah Bogor. Hasil mengenai rataan skor kebutuhan tersebut terlihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Rataan Skor Kebutuhan Warga Desa Cilebut Barat akan Informasi Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang Diperoleh Melalui Media Massa di Wilayah Bogor
Kebutuhan Akan Informasi Rataan Skor * Kognitif Afektif Identitas diri Hubungan sosial Hiburan 3,13 3,11 2,91 2,83 2.51
Rataan Skor Kebutuhan 2,90
Keterangan: *Interval Skor 1,00 – 1,75=Sangat Rendah; 1,76 – 2,51=Rendah; 2,52 - 3,27=Tinggi; 3,28–4,00=Sangat Tinggi.
Kognitif
Kebutuhan kognitif merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan pengetahuan manusia tentang suatu obyek. Rataan skor dari hasil penelitian mengenai kebutuhan kognitif ini adalah 3,13 termasuk dalam kategori tinggi, artinya warga membutuhkan informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diperolehnya dari media massa adalah untuk menambah pengetahuan tentang pelayanan transportasi tersebut (3,12), untuk mengambil keputusan dalam hal bertaransportasi (3,12), dan untuk mendapatkan pelajaran sebagai pendidikan diri mengenai hal bertransportasi (3,23). Hal ini seperti yang dikemukakan Rakhmat (2002) bahwa banyak orang memperoleh pengetahuan yang mendalam tentang bidang yang diminatinya dari berita dan pandangan yang ditampilkan dalam media massa.
Afektif
Perilaku yang termasuk dalam kebutuhan afektif yang akan diperoleh warga setelah memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi adalah merasa senang, nyaman, yakin, percaya, dan aman karena mendapatkan informasi-informasi tentang masalah pelayanan transportasi yang menjadi kebutuhannya, seperti warga membutuhkan informasi tersebut bukan untuk memperoleh rasa senang dalam hal bertransportasi (3,00), untuk memperoleh rasa aman dalam halbertransportasi (2,90), untuk memperoleh rasa tenang dalamhal bertransportasi (3,44), untuk memperoleh rasa percaya dalam hal bertransportasi (3,29), dan bukan untuk memperoleh rasa yakin dalam hal bertransportasi (2,90). Hasil penelitian mengenai kebutuhan afektif ini menunjukkan rataan skor 3,11 yang termasuk dalam kategori tinggi, artinya setelah warga memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi akan menjadi merasa
senang, aman, tenang, percaya, dan yakin akan sarana dan prasarana yang digunakannya sehari-hari.
Sikap warga terhadap transportasi tersebut bersumber pada informasi dan pengetahuan yang dimilikinya, seperti dijelaskan oleh Asch (dalam Rakhmat, 2002) bahwa semua sikap bersumber pada organisasi kognitif - pada informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Sikap diarahkan pada obyek, kelompok, atau orang. Hubungan kita dengan mereka pasti didasarkan pada informasi yang kita peroleh tentang sifat-sifat mereka; atau sikap pada seseorang atau sesuatu bergantung pada citra kita tentang orang atau obyek tersebut.
Identitas Diri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan skor kebutuhan identitas diri 2,91 termasuk dalam kategori tinggi, artinya warga membutuhkan informasi tentang pelayanan sarana dan prasarana transportasi untuk memperoleh kekuatan dalam diri pribadi tentang norma/nilai/cara/aturan dari pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang diberikan (2,87), untuk menemukan model/cara bertindak/berperilaku yang ada hubungannya dengan pelayanan transportasi tersebut (3,00), untuk mendapatkan gambaran mengenai orang lain yang diberitakan media berkaitan dengan hal pelayanan tranportasi tersebut (2,96), dan bukan untuk mendapatkan wawasan pribadi mengenai hal pelayanan transportasi tersebut (2,83).
Hubungan Sosial
Hubungan sosial dapat dibedakan menjadi dua, yaitu proses yang asosiatif dan disosiatif. Hubungan sosial asosiatif merupakan hubungan yang bersifat positif, artinya hubungan ini dapat memperat atau memperkuat jalinan atau solidaritas kelompok. Adapun hubungan sosial disosiatif merupakan hubungan yang bersifat negatif, artinya hubungan ini dapat merenggangkan atau menggoyahkan jalinan atau solidaritas kelompok yang telah terbangun (Fattah, 2009).
Kebutuhan hubungan sosial yang dibutuhkan oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi adalah kebutuhan hubungan sosial asosiatif. Hasil penelitian mengenai kebutuhan hubungan sosial ini termasuk tinggi dengan rataan skor 2,83, artinya warga Desa Cilebut Barat membutuhkan hubungan sosial yang positif setelah memperoleh informasi pelayanan sarana dan prasarana transportasi di media massa, seperti mendapatkan wawasan tentang keadaan orang lain akibat pelayanan transportasi (2,95), menumbuhkan perasaan sama dengan apa yag dirasakan orang lain akibat pelayanan transportasi (2,77) seperti merasakan penderitaan korban jembatan ambruk dan jalan longsor. Menumbuhkan rasa memiliki pada sarana dan prasarana transportasi (2,85), sebagai bahan percakapan dengan keluarga (2,92),dan bukan untuk sebagai dasar bahan percakapan dengan teman (2,73). Hiburan