Untuk membantu menjawab permasalahan penelitian, maka seperti yang sudah dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa penelitian ini menggunakan pendekatan teori uses and gratifications yang jika dibandingkan dengan model- model penelitian komunikasi massa terdahulu yang menyelidiki pengaruh pesan efek komunikasi secara kemanistik (satu sisi kepentingan komunikator belaka) maka sudah sejak lama telah terjadi pergeseran anggapan efek, dimanauses and gratifications sebagai perspektif baru mengalihkan penyelidikan tentang hubungan sosial dalam khalayak.
Model ini dimulai dengan adanya lingkungan sosial yang menentukan semua kebutuhan manusia. Lingkungan sosial meliputi ciri-ciri demografis, afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Khalayak dalam model ini mempunyai kebutuhan misalnya kebutuhan kognitif, afektif, integratif personal, integratif sosial, maupun kebutuhan untuk melepaskan ketegangan atau melarikan diri dari kenyataan.
Kebutuhan tersebut (dalam konstruksi model ini) dapat dipuaskan melalui sumber lain maupun media massa. Melalui sumber lain kebutuhan dapat terpenuhi melalui keluarga, teman-teman, komunikasi interpersonal (antar pribadi), maupun mengisi waktu luang dengan berbagai cara misalnya melalui penyaluran hobi. Kebutuhan melalui media massa dipenuhi melalui suratkabar, radio, televisi, film atau media massa lainnya baik dalam isinya maupun melalui daya terpaannya (exposure) serta konteks sosial tempat di mana terpaan berlangsung. Pertanyaan utama dalam model penelitian ini bukan pada sejauh mana media tersebut dapat mengubah sikap dan perilaku manusia, tetapi pada sejauhmana media tersebut dapat mempertemukan kebutuhan sosial dengan kebutuhan pribadi. Jadi tekanannya adalah pada khalayak yang dianggap aktif, yang dengan sengaja menggunakan media massa untuk mencapai tujuan tertentu.
Model ini ditutup dengan pemuasan khalayak melalui pemanfaatan atau pemberfungsian media sebagai pengamatan lingkungan, diversi dan hiburan, sebagai peneguhan identitas personal maupun penghubung sosial.
Model ini ditutup dengan pemuasan khalayak melalui pemanfaatan atau pemberfungsian media sebagai pengamatan lingkungan, diversi dan hiburan, sebagai peneguhan identitas personal maupun penghubung sosial.
Model uses and gratifications ini digambarkan hubungannya oleh Blumler
Gambar 1 ModelUses and Gratifications(Blumleret al. 1974)
Berdasarkan model penelitian ini, jika dihubungkan dengan penelitian yang dilakukan di sini maka penelitian ini akan mengetahui kebutuhan sosial dan kebutuhan pribadi warga Desa Cilebut Barat akan media massa modern dalam memilih dan menggunakan media massa tersebut untuk memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor untuk mencapai kepuasan akan informasi yang telah disajikan oleh media massa tersebut, sumber informasi yang digunakan dalam hal ini jelas, yaitu media massa dan media massa yang digunakan adalah media massa modern bukan yang tradisional.
Dengan menggunakan model ini peneliti berusaha menemukan hubungan di antara peubah-peubah yang diukur. Seringkali peneliti hanya menganalisis sebagian saja komponen-komponen dari modeluses and gratificationstersebut. Lingkungan sosial 1. Ciri-ciri demografis 2. Afiliasi kelompok 3. Ciri-ciri kepribadian Kebutuhan khalayak 1. Kebutuhan kognitif 2. Kebutuhan afektif 3. Kebutuhan integratif personal 4. Kebutuhan integratif sosial 5. Pelepasan ketegangan atau melarikan diri dari kenyataan. Sumber-sumber pemuasan kebutuhan yang berhubungan dengan non media 1. Keluarga, teman-teman 2. Komunikasi interpersonal 3. Mengisi waktu luang Penggunaan media massa 1. Jenis-jenis media: suratkabar, radio, televisi dan film 2. Isi media 3. Terpaan media 4. Konteks sosial dari terpaan media Pemuasan media (fungsi) 1. Pengamatan lingkungan 2. Diversi/hiburan 3. Identitas personal 4. Hubungan sosial
Kebutuhan Khalayak akan Informasi di Media Massa
Pendekatan uses and gratification menekankan pada motif dan kebutuhan diri yang dirasakan oleh khalayak. Blumler et al. (1974) menyimpulkan bahwa, orang yang berbeda dapat menggunakan pesan komunikasi yang sama untuk tujuan yang sangat berbeda. Isi media yang sama bisa memuaskan kebutuhan yang berbeda untuk individu yang berbeda. Tidak ada satu cara orang menggunakan media. Sebaliknya, ada banyak alasan untuk menggunakan media karena ada pengguna media.
Kebutuhan dasar, situasi sosial, dan latar belakang individu, seperti pengalaman, kepentingan, dan pendidikan, mempengaruhi ide-ide tentang apa yang khalayak inginkan dari media dan media mana yang terbaik yang dapat memenuhi kebutuhannya, artinya khalayak menyadari dan dapat menyatakan motif dan kepuasannya sendiri untuk menggunakan media yang berbeda.
Versi lain dari motivasi khalayak diusulkan oleh McGuire (1974), berdasarkan teori umum dari kebutuhan manusia. Ia membedakan antara dua jenis kebutuhan: kognitif dan afektif. Kemudian, McGuire menambahkan tiga dimensi: "Pelestarian, inisiasi aktif versus pasif, orientasi tujuan eksternal versus internal, dan stabilitas emosi pertumbuhan" dan ketika memetakan, faktor-faktor ini menghasilkan 16 jenis motivasi yang berlaku untuk menggunakan media.
Katz et al. (1973) mengembangkan 5 (lima) kebutuhan yang diambil dari fungsi sosial dan psikologis dari media massa dan menempatkan kebutuhan tersebut ke dalam lima kategori :
1. Kebutuhan kognitif, termasuk memperoleh informasi, pengetahuan dan pemahaman.
2. Kebutuhan afektif, termasuk emosi, kesenangan, perasaan.
3. Kebutuhan integratif pribadi, termasuk kredibilitas, status stabilitas.
4. Kebutuhan integratif sosial, termasuk berinteraksi dengan keluarga dan teman- teman.
5. Kebutuhan melepaskan ketegangan, termasuk melarikan diri dan pengalihan. Dari klasifikasi di atas, kemudian McQuail (1983) mengembangkan klasifikasi tersebut dengan argumentasinya tentang alasan umum untuk menggunakan media:
Informasi
1. Mencari tahu tentang peristiwa yang relevan dan kondisi di sekitarnya, masyarakat dan dunia.
2. Mencari nasihat tentang hal-hal praktis atau pendapat dan pilihan keputusan 3. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum
4. Belajar; pendidikan diri
5. Memperoleh rasa aman melalui pengetahuan. Identitas Pribadi
1. Menemukan penguatan nilai-nilai pribadi 2. Menemukan model perilaku
4. Mendapatkan wawasan diri sendiri. Integrasi dan Interaksi Sosial
1. Mendapatkan wawasan tentang keadaan orang lain; empati sosial 2. Mengidentifikasi dengan orang lain dan memperoleh rasa memiliki 3. Menemukan dasar untuk percakapan dan interaksi sosial
4. Memiliki pengganti untuk kehidupan nyata persahabatan 5. Membantu untuk melaksanakan peran-peran sosial
6. Memungkinkan seseorang untuk berhubungan dengan keluarga, teman dan masyarakat.
Hiburan
1. Melarikan diri atau dialihkan dari masalah 2. Santai
3. Mendapatkan kenikmatan estetika budaya atau intrinsik 4. Mengisi waktu
5. Emosional 6. Gairah seksual.
Sejarah telah menunjukkan bahwa media baru seperti internet sering menimbulkan kepuasan-kepuasan baru dan motivasi baru di antara berbagai kelompok penonton (Angleman, 2000). Dimensi-dimensi baru dari motivasi pengguna dan kepuasan perlu diidentifikasi. Meskipun motivasi untuk penggunaan Internet dapat bervariasi diantara individu, situasi, dan penggunaan media, sebagian besar studi penggunaan dan kepuasan penjelajahannya didasarkan pada beberapa atau semua dimensi berikut: relaksasi, persahabatan, kebiasaan, berlalunya waktu, hiburan, interaksi sosial, informasi/surveilans, gairah, dan melarikan diri (Lin, 1999).
Rafaeli (1986) menemukan bahwa motivasi utama dari pengguna buletin adalah rekreasi dan hiburan, diikuti dengan belajar apa yang orang lain pikirkan tentang isu-isu kontroversial dengan berkomunikasi dengan orang-orang yang peduli dalam sebuah komunitas. McQuail (1994) menjelaskan bahwa konten hiburan muncul untuk memenuhi kebutuhan pengguna untuk melarikan diri, kesenangan hedonistik, kenikmatan estetika, atau pelepasan emosi. Hal tersebut ditambahkan oleh Luo (2002) bahwa menyediakan hiburan, oleh karena itu, dapat memotivasi pemirsa untuk menggunakan media lebih sering.
Kuehn (1993) mengatakan bahwa interaksi tinggi juga ditemukan sebagai motivasi untuk menggunakan internet. Schumann dan Thorson (1999), serta Ko (2002) menyebut bahwa perhatian pada kemampuan interaktif internet melalui kelompok diskusi, e-mail, memesan langsung, dan link ke informasi yang lebih lanjut. Dengan demikian, Lin (2001) menyarankan bahwa layanan online harus dibentuk untuk memenuhi kebutuhan orang akan informasi yang berguna serta peluang interaksi sosial.
Dari klasisifikasi dan penjelasan di atas diketahui bahwa banyak motif yang mendorong khalayak untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dalam media massa, yaitu kebutuhan kognitif, afektif, integratif pribadi, dan integratif sosial serta hiburan, begitu juga dengan hasil penelitian Angleman, Lin, Luo, Rafaeli, Kuehn serta Schumann dan Thorson menunjukkan bahwa orang membutuhkan media untuk memenuhi kebutuhan kognitif, afektif, identitas pribadi dan integratif
sosial serta hiburan. Untuk itu kebutuhan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kebutuhan akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor dari aspek kognitif, afektif, identitas pribadi, dan integritas (hubungan) sosial serta hiburan.
Jadi dengan demikian kebutuhan warga Desa Cilebut Barat akan informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor di media massa dari kebutuhan kognitif adalah kebutuhan akan pengetahuan tentang peristiwa yang relevan mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi; pencarian pendapat tentang hal-hal praktis mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi sebagai pilihan keputusan untuk bertransportasi; dan mendapatkan pelajaran sebagai pendidikan diri. Kebutuhan afektif merupakan
kebutuhan akan perasaan senang, aman, tenang, percaya dan yakin dari pelayanan yang diberikan oleh jasa transportasi. Kebutuhan identitas pribadi adalah kebutuhan akan penemuan kekuatan dalam diri pribadi tentang norma/nilai/cara/aturan dalam bertransportasi; penemuan model berperilaku atau bertindak sendiri yang menyangkut masalah-masalah pelayanan sarana dan prasarana transportasi; mendapatkan gambaran mengenai orang lain yang diberitakan media; dan memiliki wawasan diri sendiri mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. Kebutuhan hubungan sosial adalah kebutuhan untuk mendapatkan wawasan tentang keadaan orang lain yang diakibatkan oleh pelayanan sarana dan prasarana transportasi; merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain (empati sosial) yang diakibatkan oleh pelayanan sarana dan prasarana transportasi; memperoleh rasa memiliki pada sarana dan prasarana transportasi; dan menemukan dasar untuk percakapan dengan teman, dan keluarga mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi. Kebutuhan akan hiburan adalah kebutuhan untuk dapat mengantisipasi keadaan pelayanan transportasi yang akan atau sedang terjadi; mengisi waktu luang; menghilangkan kejenuhan; membantu memecahkan masalah; melepaskan ketegangan dalam diri sendiri; dan merasa santai.
Pemilihan Media Massa oleh Khalayak
Teori Penggunaan dan Pemenuhan kepuasan memiliki relevansi tinggi saat digunakan untuk menentukan hal seperti penerimaan akan media-media baru (seperti internet) dan penggunaan media-media lama, bahkan dengan adanya media baru pengganti. Inovasi diadopsi saat media baru pengganti memiliki dan dapat menggantikan fungsi-fungsi media lama tradisional. Seperti, alat komunikasi pager yang tergantikan dengan telepon selular. Atau media TV yang tetap tidak tergantikan oleh telepon selular walaupun telepon selular kini dapat berfungsi seperti TV. Di lain pihak pengguna lama mulai menggunakan internet dan terpaksa mempelajarinya saat ada informasi-informasi yang disalurkan hanya dapat dilihat melalui internet. Contohnya seperti detik.com saat kerusuhan 1998. Koran jelas kurang cepat dan TV terlalu seragam penayangannya, sementara detik.com menawarkan berita yang lebih spesifik, dituangkan tertulis dan dapat diulang (UTN, 2011).
Selain sebagai suatu institusi atau lembaga, media massa juga merupakan suatu produk yang dipasarkan atau dijual kepada masyarakat, yang dalam hal ini menjual informasi yang disajikannya. Untuk itu, masyarakat dapat memilih media massa yang mana yang akan dikonsumsi. Dalam teori Komunikasi Pemasaran dikatakan bahwa seseorang dalam menentukan pilihan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, nilai fungsional, sosial, emosional, epistemik, dan kondisional (Shimp, 2003). Sehubungan dengan itu, hasil penelitian Surisno (2009) tentang pilihan mahasiswa terhadap konsentrasi bidang ilmu komunikasi terapan pada program D3 di Universitas Sebelas Maret, Solo menyimpulkan bahwa mahasiswa memilih ditentukan oleh nilai fungsional dan nilai informatif dari pesan yang disampaikan. Semakin dibutuhkan fungsi pendidikan di bidang komunikasi maka akan semakin dicari oleh masyarakat pendidikan di sektor komunikasi. Kemudian semakin lengkap informasi yang disampaikan mengenai bidang pendidikan tersebut maka mahasiswa akan semakin mantap akan pilihannya. Selain kedua nilai tersebut, tingkat ekonomi masyarakatpun dapat mempengaruhi pilihan mereka terhadap media massa. Masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah memiliki ketergantungan dan kebutuhan terhadap media massa yang lebih tinggi daripada masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi karena pilihan mereka yang terbatas. Masyarakat dengan tingkat ekonomi lebih tinggi memiliki lebih banyak pilihan dan akses banyak media massa, termasuk bertanya langsung pada sumber atau ahli dibandingkan mengandalkan informasi yang mereka dapat dari media massa tertentu.
Nilai fungsional media massa merupakan nilai dari fungsi media massa. Fungsi media massa menurut Sutaryo (2005) adalah menghibur, meyakinkan (mengukuhkan sikap, mengubah sikap, menggerakkan, dan menawarkan etika atau sistem nilai tertentu), menginformasikan, menganugerahkan status, membius, menciptakan rasa kebersamaan, dan pengawasan (surveillance).
Berdasarkan hasil penelitian Supaat (2010) disimpulkan bahwa nilai fungsional suatu media diketahui dari seberapa mampu media tersebut memenuhi kegunaannya, yakni: sebagai media berkomunikasi, menyampaikan ide, gagasan, dan imajinasi dari peristiwa dan/atau sumbernya kepada khalayaknya.
Menurut Sutabri (2005) sifat atau karakteristik yang dapat menentukan nilai informasi dari sebuah berita dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Mudah Diperoleh
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila dapat diperoleh secara mudah. Informasi yang penting dan sangat dibutuhkan menjadi tidak bernilai jika sulit diperoleh. Informasi dapat diperoleh dengan mudah jika memiliki suatu sistem.
2. Luas dan Lengkap
Informasi mempunyai nilai yang lebih sempurna apabila mempunyai lingkup atau cakupan yang luas dan lengkap. Informasi sepotong dan tidak lengkap menjadi tidak bernilai, karena tidak dapat digunakan secara baik.
3. Ketelitian
Begitu juga dengan ketelitian, informasi akan lebih sempurna apabila mempunyai ketelitian yang tinggi atau akurat. Informasi yang tidak akurat akan mengakibatkan kesalahan pengambilan keputusan.
4. Kecocokan
Informasi harus sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna, sehingga informasi itu memiliki nilai karena bermanfaat.
5. Ketepatan Waktu
Sifat ini berhubungan dengan waktu yang dilalui lebih pendek dari pada siklus untuk mendapatkan informasi. Informasi penting dan bernilai menjadi tidak bernilai apabila terlambat diterima, karena tidak dapat dimanfaatkan dalam proses pengambilan keputusan.
6. Kejelasan
Informasi yang jelas akan meningkatkan kesempurnaan nilai informasi, kejelasan informasi dipengharui oleh bentuk dan format informasi.
7. Fleksibilitas / Keluwesan
Berkaitan dengan kegunaan informasi untuk berbagai pengambilan keputusan. Makin banyak keputusan yang diambil dari suatu informasi makin luwes informasi tersebut.
8. Dapat Dibuktikan
Berkaitan dengan tepat tidaknya informasi itu diuji kebenarannya oleh beberapa orang sehingga dapat memperoleh kesimpulan yang sama. Kebenaran informasi bergantung pada validitas data sumber yang diolah.
9. Tidak Ada Prasangka
Informasi semakin bernilai jika didalamnya tidak dimasukkan unsur opini, sebab dengan memasukkan unsur opini maka informasi bersifat bias.
10. Dapat Diukur
Pengukuran informasi umumnya dimaksudkan untuk mengukur dan melacak kembali validitas sumber data yang digunakan.
Mengenai nilai ekonomis, Edward D. Heller (2001) membagi nilai ekonomis terdiri dari 4 jenis nilai yaitu: a. Nilai guna (use value), merupakan suatu nilai yang diperoleh dari terpenuhinya suatu fungsi, hal ini tergantung dari sifat-sifat khusus dan kualitas suatu benda. b. Nilai kebanggaan (esteem value), merupakan sifat khusus dari suatu benda yang dapat mendorong orang untuk memilikinya, emosi, daya tarik, gengsi atau keindahan dari suatu benda yang merupakan faktor-faktor dominan yang mempengaruhinya. c. Nilai biaya (cost value), merupakan suatu nilai total biaya yang harus diperlukan untuk menghasilkan sesuatu termasuk biaya langsung maupun biaya tidak langsung. d. Nilai tukar (exchange value), Merupakan suatu nilai tukar dari suatu obyek dari yang mempunyai sifat dari mutu tertentu dipertukarkan dengan obyek lainnya.
Dari hasil kajian Universitas Twente Nederland, Surisno serta pendapat dari Shimp, Sutaryo, Supaat, Sutabri, dan Heller maka yang dimaksud dengan pemilihan media massa dalam konteks ini adalah pemilihan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor berdasarkan penerimaan akan media, nilai fungsional, nilai informasi, dan nilai ekonomis dari media yang dipilih.
Penerimaan akan media adalah pemilihan suatu media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di wilayah Bogor karena media massa tersebut merupakan
media pengganti media lama, penampilan media tersebut menarik, media tersebut memiliki teknologi baru, dan fitur-fitur media tersebut mudah dipahami. Nilai fungsional media adalah media massa tersebut sebagai media yang menginformasikan, memotivasi dan mengawasi dari peristiwa dan/atau sumbernya kepada khalayaknya. Nilai informasi yaitu pemilihan suatu media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor karena informasi dari media tersebut mudah diperoleh, informasinya luas, lengkap, akurat, cocok dengan pengguna, aktual, jelas, bermanfaat untuk pengambilan keputusan, dapat dibuktikan, tidak ada prasangka, dan sumber beritanya dapat dipercaya. Nilai ekonomis media adalah pemilihan media massa oleh warga Desa Cilebut Barat dalam memperoleh informasi mengenai pelayanan sarana dan prasarana transportasi di Wilayah Bogor yang didasarkan pada nilai guna, nilai kebanggaan, nilai biaya, dan nilai tukar dari media massa tersebut.
Penggunaan Media Massa oleh Khalayak
Berdasarkan pendekatan uses and gratification dijelaskan bahwa pelbagai kebutuhan (kognitif, afektif, integritas sosial dan pelarian) disajikan dalam sekumpulan fungsi dan kegunaan media massa. Menurut Blumler et al. (1972) paling tidak dalam prakteknya media massa melaksanakan empat fungsi, pertama, media melengkapi kita dengan informasi tentang lingkungan sekitarnya (surveillance), kedua, media massa melengkapi kita sebagai tempat pelarian untuk melepaskan ketegangan yang terus menerus dan dari masalah-masalah yang menghimpit serta sebagai suatu sarana untuk mengeluarkan perasaan (escape diversion), ketiga, media merupakan sarana untuk menunjukkan kepribadian, meneliti realitas dan memperkuat nilai (identitas pribadi), dan keempat media melengkapi kita dengan informasi untuk mengetahui dan berhubungan dengan lingkungan sosial kita/lingkungan sosial yang lainnya.
Sedangkan penggunaan media massa menurut Katz et al. (1973) meliputi: (1) Isi media, misalnya berita, opera sabun, drama kriminal tv, dan lain-lain; (2) Jenis media, contohnya media cetak, radio, televisi; (3) Jenis situasi terpaan, misalnya di rumah, di luar rumah, sendiri atau dengan orang lain.
Pendekatan penggunaan media oleh khalayak ini merupakan pendekatan yang disebut sebagai myopic yang dikemukakan oleh Elihu Katz (1987) yang menekankan bahwa, banyak peneliti terdahulu terlalu menekankan pandangannya yang berat sebelah dan yang lebih mementingkan pengaruh media daripada bagaimana seharusnya media digunakan sebagai sesuatu yang bermanfaat atau sebagai pemuas. Untuk mengetahui hubungan antara khalayak dengan medianya maka harus dilihat konsep fungsi media secara terinci. Sebagai ilustrasi, konsep yang akan dipaparkan di sini adalah konsep para penonton memanfaatkan media massa yang dalam hal ini adalah film sebagai media elektronik yang tertua selain itu banyak penelitian yang membahas masalah tentang film.
Selain itu juga, penggunaan media seperti hasil penelitian Herta Herzog (1944) dalam Liliweri (1991) yang menemukan alasan kenapa orang
menggunakan media, yaitu 1)compensation through the identification, (2)fill the longing and(3)service.
Pada era penggunaan teknologi komunikasi banyak penelitian yang memfokuskan pada penelitian media online dengan perangkat komputer atau
laptop, seperti penelitian yang dilakukan oleh Rafaeli (1986) yang meneliti bagaimana dan mengapa siswa menggunakan komputer, Rafaeli menemukan bahwa pengguna jarang melewatkan pesan faktual atau informatif, yang menunjukkan minat yang kuat dalam pesan jenis ini. Steve (1998) juga menyarankan bahwa alasan paling penting mengapa orang menggunakan internet adalah untuk mengumpulkan berbagai macam informasi. Lin (2001) menemukan hasil yang sama ketika dia meneliti tentang adopsi layananonline bahwa layanan
onlineterutama dianggap sebagai media yang sarat informasi, dan khalayak yang membutuhkan untuk penerimaan informasi adalah yang paling mungkin untuk mengadopsi layananonline.
Menggunakan internet juga dikaitkan dengan serangkaian instrumen serta hiburan yang berorientasi kepada kepuasan (Lin, 1999). Beberapa sarjana telah meneliti dan menemukan bahwa hiburan lebih penting daripada bertukar informasi dalam memicu penggunaan media (Schlinger, 1979; Yankelovich Partners, 1995).
Kemudian, Johnson dan Kaye (1998) meneliti internet sebagai sumber informasi politik, mereka menemukan bahwa secara primer orang menggunakan
web terutama untuk pengawasan dan bimbingan dan sekundernya untuk hiburan, utilitas sosial serta kegembiraan. Dalam sebuah studi dari web sebagai alternatif menonton televisi, Ferguson dan Perse (2000) menemukan empat motivasi utama khalayak menggunakan internet: hiburan, menghabiskan waktu, relaksasi/ melarikan diri dan informasi sosial. Internet menggabungkan elemen-elemen dari media massa dan komunikasi interpersonal. Karakteristik yang berbeda dari internet menyebabkan dimensi tambahan dalam hal pendekatan penggunakan dan kepuasan. Misalnya, "belajar dan sosialisasi" yang disarankan sebagai motivasi penting untuk menggunakan internet (James et al. 1995). "Keterlibatan pribadi dan hubungan berlanjut" juga diidentifikasi sebagai aspek motivasi baru oleh Eighmey dan McCord (1998) ketika mereka menyelidiki reaksi penonton ke situs
web. Potensi untuk kontrol pribadi juga tertanam dalam menggunakan internet. Pavlik dan Everette (1996) mencatat bahwaonline, memberdayakan orang untuk bertindak, berkomunikasi, atau berpartisipasi dalam masyarakat yang lebih luas dalam proses politik. Jenis penggunaan dapat menyebabkan peningkatan harga diri,self-efficacy, dan kesadaran politik (Lillie, 1997).
Studi lain yang mengidentifikasikan anonimitas sebagai salah satu alasan mengapa orang melakukan online. Menurut McKenna dan Bargh (2000), orang menggunakan keamanan anonimitas online untuk mengembangkan persahabatan yang sehat dan memuaskan kebutuhan mereka untuk bersosialisasi. Mereka yang bermain Massively Multiplayer Online Role-Playing Game (MMORPG) melaporkan bahwa anonimitas mengurangi kesadaran diri dan memotivasi perilaku mereka dalam bermain game (Foo & Koivisto, 2004). Survei lain yang dilakukan oleh Choi dan Haque (2002) juga menemukan anonimitas sebagai faktor motivasi baru untuk penggunaan internet. Beberapa juga menemukan