E. Sintesis 60
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Potensi Daerah Studi
Kawasan Destinasi Wisata (DW) Cibodas merupakan wilayah khas pegunungan dengan topografi bukit bergelombang dan hanya sedikit yang memiliki topografi datar. Lokasi paling tinggi adalah Gunung Pangrango (3.019 mdpl) dan Gunung Gede (2.958 mdpl). Sementara Kebun Raya (KR) Cibodas berada pada ketinggian antara 1300-1425 mdpl. Kondisi topografi yang demikian menyediakan suatu fenomena lansekap yang atraktif bagi wisatawan; baik dalam bentuk perbedaaan dan perubahan gradasi bentang alam alamiah, maupun dalam bentuk lanskap budidaya (cultural landscaping) yang ditimbukan dari berbagai bentuk pengelolaan lahan oleh para petani sayuran di kawasan ini.
Suhu harian adalah berkisar antara 17-27 oC dengan angka rata-rata 18 oC,
namun dapat lebih dingin lagi untuk puncak Gunung Gede maupun Gunung Pangrango. Pada siang hari suhu dapat mencapai 10 oC sementara malam hari
dapat turun hingga 5 oC. Kelembaban udara harian rata-rata adalah 90 %. Curah
hujan di wilayah DW Cibodas cukup tinggi, berkisar antara 3.500-5.000 mm/tahun dan masuk kategori wilayah tipe iklim B menurut Schmidt dan Ferguson. Kondisi ini bersifat atraktif bagi wisatawan untuk berwisata, baik dalam arti kenyamanan udara untuk beraktivitas maupun dalam arti berbeda dengan kondisi mikro klimatologis keseharian mereka yang umumnya tinggal di daerah Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok dan Bekasi.
Jenis tanah pembentuk kawasan DW Cibodas umumnya adalah Andosol dengan tingkat kesuburan tinggi. Tanah ini terbentuk dari endapan aluvial lahar letusan-letusan gunung berapi pada masa lampau. Nilai kemasaman tanah umumnya berkisar pada pH 5. Dengan kondisi edafis yang demikian, maka bentang alam daerah studi telah diperkaya oleh berbagai elemen lansekap hayati berupa kehijauan berbagai tegakan pohon dan semak yang memberikan keindahan pemandangan kepada wisatawan.
Destinasi Wisata Cibodas dikenal sebagai kawasan alami dengan beragam jenis flora dan fauna alami, terutama di TN Gunung Gede Pangrango. Potensi flora di TN ini mencapai lebih dari 1.000 jenis tumbuhan dari 57 suku yang terdiri dari 925 jenis tumbuhan berbunga (Spermatophyta), 250 jenis tumbuhan paku, 123 jenis lumut serta berbagai jenis ganggang dan jamur. Diantara jenis dominan dan khas ekosistem pegunungan Jawa yaitu Rasamala (Altingia excelsa) dan Puspa (Schima walichii). Berbagai potensi flora yang dimiliki taman nasional ini adalah merupakan objek dan atraksi ekowisata yang sangat tinggi nilainya bagi wisatawan.
Kawasan Taman Wisata (TW) Mandalawangi juga dapat dikatakan memiliki beragam jenis flora alami seperti di TN Gunung Gede Pangrango, walaupun dengan tingkat keanekaragaman yang lebih rendah. Pohon yang dominan di dalam kawasan adalah Rasamala (Altingia excelsa) serta jenis-jenis dari keluarga Fagaceae dan Lauraceae. Beberapa tumbuhan unik juga mudah dijumpai, diantaranya Kantong Semar (Nephenthes gimnamphora), Perut (Balanophora spp), dan Rumput Purba (Equisetum debile). Sepanjang tepian sungai ditumbuhi bunga Kecubung (Datura fastuosa). Berbagai tegakan pohon yang dilengkapi dengan aliran sungai kecil di wilayah ini tidak hanya memberikan kepuasan estetika tersendiri kepada wisatawan melainkan juga memperkaya potensi aktifitas rekreasi bagi para wisatawan.
Berbeda dengan TN Gunung Gede Pangrango dan TW Mandalawangi yang memiliki beragam flora asli, maka Kebun Raya (KR) Cibodas merupakan pusat koleksi tumbuhan dari berbagai wilayah di Indonesia bahkan beberapa jenis dari luar negeri. Sampai dengan tahun 2009, koleksi KR Cibodas mencapai 1.269 jenis, yang terdiri atas 243 jenis anggrek, 119 jenis kaktus, 103 jenis sukulen serta berbagai jenis pohon, lumut maupun paku-pakuan. Koleksi flora yang menarik di antaranya kina (Cinchona calisaya), Bunya-bunya (Araucaria
bidwillii), Bunga Bangkai (Amorphophallus titanium), Kaktus Gentong Emas (Echinocactus grossonii) dan Bunga Sakura (Prunus cerasoides). Tatanan taman yang sangat indah dan rimbun dengan berbagai koleksi tumbuhan ini menjadikan KR Cibodas sebagai tapak ekowisata yang sangat tinggi nilainya bagi beragam
wisatawan dengan rentang umur pengunjung yang luas; mulai dari anak-anak hingga orang tua, baik dalam bentuk rekreasi yang paling sederhana berupa piknik maupun ekowisata pendidikan.
Selain kekayaan flora, beragam jenis fauna juga dapat dijumpai di DW Cibodas. Beberapa jenis fauna telah langka dan terancam punah serta hanya dijumpai pada kawasan dilindungi, seperti Macan Tutul (Panthera pardus), Owa Jawa (Hylobates moloch), Anjing Hutan (Cuon alpinus) serta Kijang (Muntiacus
muntjak). Setidaknya tercatat 110 jenis mamalia, 251 jenis burung, 75 jenis reptil, 20 jenis amfibi serta beraman jenis moluska. Hal ini tentu menjadikan nilai potensi kelangkaan ekowisata di TNGGP menjadi semakin tinggi.
Fasilitas wisata yang terdapat pada setiap obyek penelitian berbeda-beda. Namun secara keseluruhan jumlah fasilitas yang terdapat pada ketiga obyek wisata contoh relatif sama. Yang berbeda dari fasilitas wisata tersebut adalah terdapat pada kualitasnya yang secara umum dapat dikatakan bahwa yang dimiliki KR Cibodas lebih baik, kecuali untuk pusat informasi dan pelayanan yang lebih baik di Balai TN Gunung Gede Pangrango. Ketersediaan berbagai fasilitas di ketiga lokasi wisata ini disajikan pada Tabel 7.
Tabel 7 Fasilitas wisata di setiap obyek penelitian di Destinasi Wisata Cibodas
No. Fasilitas KR Cibodas TN Gn Gede Pangrango TW Mandala- wangi 1 Gerbang utama V V V 2 Area parkir V V V 3 Kantor pengelola V V - 4 Pusat informasi dan pelayanan V V - 5 Warung makan/Restoran V - - 6 Kios cinderamata - V - 7 Shelter/Gazebo V V V 8 Villa/Penginapan V V V 9 Taman V V V 10 Arena bermain V - V 11 Kolam renang - - - 12 Jalan refleksi - - - 13 Toilet V V V 14 Loket tiket V V V 15 Pabrik Teh - - - 16 Musholla V V V 17 Camping Ground - V V 18 Arena Outbond V - V Jumlah Fasilitas 13 12 11 Keterangan : V = terdapat; - = tidak terdapat
Kawasan Wisata Bopunjur berada pada ketinggian antara 700-1.100 mdpl. Wilayah tertinggi yaitu Taman Wisata Alam (TWA) Telaga Warna dan sekitarnya, sementara wilayah terendah adalah Taman Wisata (TW) Matahari dan sekitarnya. Kisaran suhu harian di KW Bopunjur sama dengan suhu harian di DW Cibodas, namun memiliki rerata harian yang lebih hangat, yaitu sekitar 22
oC. Kelembaban berkisar antara 70-90 %, dengan kisaran curah hujan antara
2.500-4.500 mm/tahun dan termasuk wilayah dengan kategori tipe iklim B menurut Schmidt dan Ferguson. Klasifikasi tanah di kawasan ini memiliki tingkat keasaman tanah dengan pH 4,5-6,0. Jenis tanah meliputi Andosol, Regosol dan Lithosol, yang tmerupakan tanah dengan kesuburan tinggi namun peka terhadap erosi.
Kawasan TWA Telaga Warna merupakan satu-satunya kawasan yang tergolong Kawasan Pelestarian Alam di Kawasan Wisata Bopunjur selain tapak wisata TNGGP dan KR Cibodas. Banyak jenis tumbuhan yang ditemukan di kawasan ini sama dengan yang terdapat di TN Gunung Gede Pangrango. Pepohonan yang dominan di TWA Telaga Warna adalah Beleketebe (Sloanea
sigun), Saninten (Castanopsis argentea) dan Kibangkong (Palaquium
microphyllum). Selain itu, dapat juga ditemukan jenis lainnya seperti Kihujan (Engelhardia spicata), Jamuju (Podocarpus imbricatus), Pasang (Quercus sp) dan Manglid (Magnolia glauca).
Kawasan Agro Wisata (AW) Gunung Mas didominasi oleh tanaman perkebunan berupa Teh (Camellia sinensis). Sebagian kawasan masih berupa hutan lindung yang memiliki kekayaan jenis flora sama dengan kawasan alami lainnya. Selain itu, terdapat juga beberapa tanaman seperti Kina (Cinchona
calisaya), Kayu Manis (Cinnamomum burmanii), Kaliandra (Calliandra calothyrsus), Suren (Toona sureni), Kayu Afrika (Maeopsis eminii) serta Damar (Agathis dammara). Kondisi flora seperti ini, tidak jauh berbeda dengan kawasan TW Riung Gunung yang bersebelahan dengan Perkebunan Teh Gunung Mas.
Lokasi Wana Wisata (WW) Perum Perhutani didominasi oleh Tusam (Pinus merkusii), Damar (Agathis dammara) serta tanaman perdu Kaliandra (Calliandra calothyrsus). Beberapa jenis flora juga ditanam pada kawasan non-alami untuk menambah estetika, yaitu berbagai jenis tanaman hias seperti bunga Crisant (Chrysanthemum indicum), Kaktus (Ferocactus pilosus) serta Azalea (Rhododendron spp.). Selain itu pada kawasan tersebut terdapat berbagai jenis tanaman lain yang terkait dengan kehidupan pedesaan serta kegiatan pertanian masyarakat yang berupa tanaman sayuran, seperti Kubis, Wortel, Cabai dan juga tanaman Padi sawah.
Beragam jenis fauna juga dapat ditemukan di KW Bopunjur yang didominasi oleh jenis-jenis yang telah mampu beradaptasi dengan kehidupan manusia. Beberapa jenis yang khas ekosistem hutan umumnya terdapat di TWA Telaga Warna serta hutan di sekitar Wana Wisata Perum Perhutani yang masih berstatus hutan lindung atau hutan produksi. Monyet-ekor panjang adalah primata yang mudah dijumpai di sekitar TWA Telaga Warna, Wana Wisata Perum Perhutani dan AW Gunung Mas. Adapun di Taman Safari Indonesia (TSI) yang merupakan kawasan konservasi eks-situ untuk fauna tentu saja memiliki beragam fauna, baik yang merupakan khas Indonesia maupun dari mancanegara.
Selain berbagai potensi sumberdaya ekowisata yang telah dipaparkan di atas, maka di kawasan ini juga terdapat salah satu fenomena alam yang menarik, yaitu migrasi burung pemangsa atau Burung Elang antara Bulan Oktober sampai Bulan Januari yang melintasi KW Bopunjur dan dapat disaksikan secara mudah di kawasan AW Gunung Mas. Hal tersebut juga dilengkapi oleh beberapa jenis fauna yang mempunyai kemampuan adaptasi tinggi atas perubahan kindisi lingkungan, yang diantaranya adalah Burung Gereja Erasia (Passer montanus), Bondol Jawa (Lonchura leucogastroides) dan Cinenen Jawa (Orthotomus sepium). Sejalan
dengan kondisi lingkungan di kawasan ini masih mempunyai kondisi lingkungan alami pedesaan, maka relatif cukup banyak jenis yang dapat ditemukan di kawasan ini dibandingkan pada wilayah perkotaan.
W A Gun ung M as Cans embu Res o rt WW Cu rugNag a Le m b ah P erti w i TW M ata ha ri T W A T elaga Wa rn a WW Cu ru g Cil emb er WW Cu ru g Panjang Melri m b a TW R iu n g G unu ng TS I
Fasilitas paling lengkap untuk kegiatan wisata menurut keberadaannya dimiliki oleh TW Matahari. Fasilitas di TW Matahari tidak sekedar lengkap, tetapi juga berkondisi paling baik yang di antaranya disebabkan masih baru dibangun dan umumnya mulai digunakan pada Tahun 2010. Terdapat fasilitas yang sebenarnya bukan merupakan fasilitas wisata secara khusus, namun berfungsi sebagai fasilitas wisata, yaitu pabrik teh di AW Gunung Mas. Selain itu, WW Curug Cilember dan Melrimba Garden memiliki fasilitas wisata khusus berupa jalan refleksi yang berguna untuk terapi kesehatan. Data pada Tabel 8 menunjukkan bahwa salah satu fasilitas wisata yang berfungsi sebagai tempat wisatawan atau pengunjung beraktivitas adalah arena outbound, hanya pada TW Riung Gunung dan TSI yang belum menyediakan arena outbound. Namun tidak semua tempat wisata yang menyediakan arena outbound tersebut menyelenggarakan kegiatan outbound secara mandiri. Beberapa tempat wisata hanya menyediakan tempat sebagai arena outbound, sedangkan penyelenggara
outbound adalah mitra kerja.
Tabel 8 Fasilitas wisata pada setiap obyek penelitian di Kawasan Wisata Bopunjur No. Fasilitas 1 Gerbang utama V V V V V V V V V - - 2 Area Parkir V V V V V V V V V V V 3 Kantor Pengelola V V V V V V V V V V V 4 Pusat informasi dan pelayanan - - - V V - - - 5 Warung makan / Restoran - V V V V V V V V V V 6 Kios cinderamata - - V V - - V V - - - 7 Shelter/ Gazebo V V V V - V V V V V - 8 Villa/Penginapan V V V - - - - V V V V 9 Taman - V - - - V V - - 10 Arena Bermain - - - V V V V V 11 Kolam renang - V - - - V V V V 12 Jalan refleksi - - V - - - V - - 13 Toilet V V V V V V V V V V V 14 Loket Tiket V V - V - V V V - V V 15 Pabrik Teh - V - - - - 16 Musholla - V - V V V V V - - V 17 Camping Ground - - V V V - - V - V V 18 Arena Outbond V V V V V - - V V V V Jumlah Fasilitas 8 13 11 11 8 9 11 16 12 10 11 Keterangan : V = terdapat; - = tidak terdapat
B. Evaluasi Rantai Suplai
Dalam konteks elemen rantai suplai, maka berbagai badan usaha yang menawarkan jasa wisata di KW Bopunjur dan DW Cibodas setidaknya dapat dibedakan menjadi 6 kelompok elemen, yaitu: (1) Pemerintah Sebagai Regulator, (2) Pemerintah Sebagai Penyedia Jasa Tapak Destinasi atau sebagai Pemilik Fasilitas Amenitas Wisata, (3) BUMN sebagai Penyedia Jasa, (4) Usaha Swasta Besar, (5) Usaha Swasta Menengah dan (6) Usaha Swasta Kecil. Mempertimbangkan berbagai dinamika suplai dan data yang telah didapatkan selama studi, maka setidak-tidaknya ada 3 (tiga) aspek penting dari rantai suplai yang perlu untuk dievaluasi, yaitu kinerja individual setiap elemen suplai (partial
performance of each supply element), kinerja komunal elemen suplai sejenis (intra-group performance of supply element) dan kinerja komunal berbagai elemen suplai (inter-group performance of supply element).
Dalam konteks performa individual suatu badan usaha suplai, maka secara obyektif dikatakan bahwa kinerja elemen suplai yang ada di dalam rantai nilai di Kawasan Wisata Bopunjur dan Destinasi Ekowisata Cibodas adalah masih jauh dari titik optimal yang secara ideal harus dicapai; bukan saja dalam arti performa sebagai suatu badan usaha melainkan juga dalam arti performa kaidah paradigma wisata lestari (sustainable tourism) yang bersifat global. Rendahnya kinerja suatu badan usaha pada rantai suplai tersebut ternyata juga telah mengakibatkan rendahnya kinerja badan usaha yang berada dalam grup usaha sejenis. Dengan demikian, pada akhirnya kinerja elemen suplai intergroup (inter-group of supply element) pun menjadi tidak optimal.
Keberadaan dan eksistensi Pemerintah Propinsi Jawa Barat c.q Pemerintah Kabupaten Bogor dan Pemerintah Kabupaten Cianjur, beserta berbagai Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desanya adalah ikut mempengaruhi total kinerja dari KW Bopunjur dan DW Cibodas. Misalnya, dalam hal sebagai penyedia jasa seperti halnya TN Gunung Gede Pangrango, pemerintah mempunyai visi dan misi usaha serta pelayanan yang berbeda dari pengusaha