• Tidak ada hasil yang ditemukan

TIPAR KOTA SUKABUMI

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian berdasarkan hasil analisis data pada penelitian ini sebagai berikut :

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak 1-2 Tahun Di Kelurahan Benteng Wilayah Kerja Puskesmas Benteng Kota Sukabumi

Eka Fauzia Laila

104 Tabel 1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan,

Sikap, Fasilitas Kesehatan, Peran Petugas Kesehatan dan Kelengkapan Imunisasi Dasar Variabel n Presentasi (%) Pengetahuan - Baik - kurang 50 60 45,5 54,5 Total 110 100 Sikap - Mendukung - Tidak mendukung 59 51 53,6 46,4 Total 110 100 Fasilitas kesehatan - Mendukung - Tidak mendukung 44 66 40 60 Total 110 100 Peran petugas kesehatan - Baik - Kurang 63 47 57,3 42,7 Total 110 100 Kelengkapan Imunisasi dasar - Lengkap - Tidak lengkap 48 62 43,6 56,4 Total 110 100

Berdasarkan Tabel 1 menunjukan bahwa dari 110 ibu yang memiliki anak usia 1-2 tahun, 54,5% berpengetahuan kurang, Masih banyaknya ibu yang berpengetahuan kurang mungkin dikarenakan sebagian besar ibu adalah lulusan SD yaitu 38,1% ini sesuai dengan teori yang dikemukakan Wied Hary A. dalam Notoatmodjo (2010) menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin

baik pula pengetahuannya. Menurut Budioro dalam Notoatmodjo (2003) Pengetahuan merupakan seluruh kemampuan individu untuk berfikir secara terarah dan efektif, sehingga orang yang mempunyai pengetahuan tinggi akan mudah menyerap informasi, saran dan nasihat begitu pula sebaliknya orang yang berpengetahuan kurang cenderung lama menyerap informasi sehingga orang yang berpengetahuan rendah kemungkinan besar tidak mengimunisasi anaknya secara lengkap.

Hasil penelitian menunjukan ada 46,4% ibu memiliki sikap tidak mendukung terhadap imunisasi, Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2003). Menurut Newcomb seorang ahli psikologi sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan untuk bertindak, orang yang memiliki sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu, sedangkan dalam sikap negatif terdapat

kecenderungan menjauhi,

menghindari,membenci, tidak menyukai obyek tertentu (Sarwono, 2000).

Hasil penelitian menunjukan menurut ibu bahwa 60% fasilitas kesehatan tidak mendukung, Fasilitas merupakan suatu sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi (Depdiknas, 1996). Apabila fasilitas baik akan

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak 1-2 Tahun Di Kelurahan Benteng Wilayah Kerja Puskesmas Benteng Kota Sukabumi

Eka Fauzia Laila

105

mempengaruhi tingkat kesehatan yang ada, ini terbukti seseorang yang memanfaatkan fasilitas kesehatan secara baik maka akan mempunyai taraf kesehatan yang tinggi (Notoatmodjo, 2003).

Hasil penelitian menunjukan ibu mengatakan 42,7% peran petugas masih kurang, Winslow dalam Budioro B.(2002) yang menyebutkan bahwa keberhasilan program kesehatan masyarakat akan tercapai lebih baik bila individu atau kelompok masyarakat dengan kemauan dan kesadarannya sendiri bersedia menerima semua yang diwajibkan kepada mereka. Lebih akan berhasil lagi bila mereka dengan pengetahuan dan pengertian serta sikapnya yang positif merasa ikut bertanggung jawab atas terselenggaranya program tersebut. Hal ini akan dapat dicapai dengan lebih berhasil dan lebih mantap bila didukung peran aktif petugas dalam memberikan penyuluhan.

Petugas akan memberikan pelayanan yang terbaik dengan sumber daya yang dimiliki sehingga dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan bersedianya untuk kembali kefasilitas kesehatan untuk memperoleh pelayanan berikutnya (DjokoWijono, 2000 : 35-37).

Dari hasil penelitian di dapatkan hasil bahwa sebagian besar anak tidak mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap yaitu sebanyak

56,4% sedangkan yang mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap sebanyak 48 anak atau 43,6% ini terjadi salah satu faktornya adalah masih rendahnya atau kurangnya pengetahuan ibu tentang imunisasi, sesuai dengan teori bahwa Pengetahuan merupakan faktor penting dalam menentukan perilaku seseorang karena pengetahuan dapat menimbulkan perubahan persepsi dan kebiasaan masyarakat. Pengetahuan yang kurang dapat mengubah persepsi masyarakat tentang penyakit begitu pula tentang imunisasi (Notoatmodjo, 2003)

4. Analisis Bivariat

a. Hubungan antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dengan kelengkapan imunisasi dasar

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Hubungan Pengetahuan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pengetahuan Kelengkapan Imunisasi Dasar jumlah P value Lengkap Tidak Lengkap F % F % F % Baik 37 74 13 26 50 100 0,000 Kurang 11 18 49 82 60 100 jumlah 48 62 110 100

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa ibu yang berpengetahuan kurang tidak mengimunisasi anaknya secara lengkap 49 (81,7%), sedangkan ibu yang berpengetahuan baik yang tidak mengimunisasi anak nya secara lengkap hanya

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak 1-2 Tahun Di Kelurahan Benteng Wilayah Kerja Puskesmas Benteng Kota Sukabumi

Eka Fauzia Laila

106

13 (26%) ini sesuai dengan teori Budioro dalam Notoatmodjo (2003) mengatakan bahwa orang yang mempunyai pengetahuan tinggi akan mudah menyerap informasi, saran dan nasihat begitu pula sebaliknya orang yang berpengetahuan kurang cenderung lama menyerap informasi sehingga orang yang berpengetahuan rendah kemungkinan besar tidak mengimunisasi anaknya secara legkap.

Dari hasil uji statistik analisa bivariat diperoleh nilai P value = 0,000 berarti H0 ditolak jika P value < 0,05 maka terdapat hubungan antara pengetahuan ibu yang memiliki anak 1-2 tahun tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Widiastuti Y.P pada penelitiannya yang berjudul Analisis faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam memberikan imunisasi dasar kepada bayinya di Desa Banyutowo Kabupaten Kendal didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu dalam memberikan imunisasi dasar dibuktikan dengan nilai p 0,000 (< 0,05) (http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal di unduh tanggal 02 Januari 2013)

b. Hubungan antara sikap terhadap imunisasi dengan kelengkapan imunisasi dasar

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hubungan Sikap Ibu Terhadap Imunisasi Dasar dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan ibu yang mempunyai sikap tidak mendukung terhadap imunisasi dasar sebagian besar tidak mengimunisasi anaknya secara lengkap 39 (76,5%), sedangkan ibu yang mempunyai sikap mendukung terhadap imunisasi hanya 23 (38,9%) yang tidak mengimunisasi anak nya secara lengkap ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sarwono (2000) orang yang memiliki sikap positif, kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu, sedangkan dalam sikap negatif terdapat kecenderungan menjauhi, menghindari,membenci, tidak menyukai obyek tertentu

Hasil uji statistik analisa bivariat diperoleh nilai P value = 0,000 berarti H0 ditolak jika P value < 0,05 maka terdapat hubungan antara sikap ibu yang memiliki anak 1-2 tahun terhadap imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar. Penelitian yang

Sikap Kelengkapan Imunisasi Dasar jumlah P value Lengkap Tidak Lengkap F % F % F % Mendukung 36 61 23 39 59 100 0,000 Tidak mendukung 12 24 39 76 51 100 Jumlah 48 62 110 100

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak 1-2 Tahun Di Kelurahan Benteng Wilayah Kerja Puskesmas Benteng Kota Sukabumi

Eka Fauzia Laila

107

dikemukakan Strobino et.al (1996) yang mengemukakan bahwa sikap dan kepercayaan orang tua terhadap imunisasi hanya sedikit memberi efek terhadap imunisasi anaknya. Ada hubungan yang signifikan antara sikap ibu dengan cakupan dasar lengkap imunisasi balita (fatmawati, 2006). Sikap untuk kelengkapan imunisasi di pengaruhi oleh faktor atau pengaruh sosial yang merupakan sumber utama sikap misalnya peran petugas kesehatan yang cukup berhasil dalam melakukan pendidikan kesehatan yang mendorong seseorang untuk berkeyakinan yang positif terhadap imunisasi sehingga sekali keyakinan terbentuk akan melandasi pengetahuan seseorang tentang apa yang diharapkan dari imunisasi, hal ini akan mempunyai dampak positif terhadap kelengkapan

c. Hubungan Antara Peran Petugas Kesehatan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Hubungan Peran Petugas Kesehatan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Peran Petugas Kelengkapan Imunisasi Dasar jumlah P value Lengkap Tidak Lengkap F % F % F % Baik 36 57 27 43 63 100 0,000 Kurang 12 26 35 74 47 100 Jumlah 48 62 110 100

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan ibu yang mengatakan peran petugas kurang sebagian besar tidak

mengimunisasi anaknya secara lengkap yaitu 35 (74,5%), sedangkan ibu yang mengatakan peran petugas baik hanya 27 (42,9%) yang tidak mengimunisasi anak nya secara lengkap ini sesuai teori yang dikemukakan oleh DjokoWijono, (2000) yaitu petugas yang memberikan pelayanan yang terbaik dengan sumber daya yang dimiliki dapat mempengaruhi kepuasan pasien dan bersedianya untuk kembali kefasilitas kesehatan untuk memperoleh pelayanan berikutnya. Sehingga diharapkan ibu mau mengimunisasikan bayinya dengan memberikan atau menjelaskan pentingnya imunisasi.

Hasil uji statistik analisa bivariat diperoleh nilai P value = 0,001 berarti H0 ditolak jika P value < 0,05 maka terdapat hubungan antara peran petugas kesehatan dengan kelengkapan imunisasi dasar. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh magdalena (2004) dalam marlia (2006) dipuskesmas Lanjas Barito Utara Kalimantan Tengah Mengenai Faktor yang berhubungan dengan status kelengkapan imunisasi hepatitis B pada Anak, bahwa responden yang mendapatkan pelayanan kesehatan kurang baik merupakan salah satu faktor resiko untuk status imunisasi anaknya tidak lengkap.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak 1-2 Tahun Di Kelurahan Benteng Wilayah Kerja Puskesmas Benteng Kota Sukabumi

Eka Fauzia Laila

108

Hasil penelitian ini di dukung oleh teori yang di kemukakan oleh Effendi dalam Mulati (2009) yang menyatakan peran adalah tingkah laku yang diharapkan oleh seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial yang konstan. Seorang petugas kesehatan mempunyai peran sebagai seorang pendidik, peran ini dilakukan dengan membantu klien dan keluarga dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan sehingga terjadi perubahan perilaku (www.hyeri_island:jurnal

diunduh tanggal 21 Februari 2013)

d. Hubungan Antara Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Hubungan Fasilitas Kesehatan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Fasilitas kesehatan Kelengkapan Imunisasi Dasar Jumlah P value Lengkap Tidak Lengkap F % F % F % Mendukung 35 80 9 20 44 100 0,000 Tidak mendukung 13 20 53 80 66 100 Jumlah 48 62 110 100

Fasilitas kesehatan dalam hal ini adalah segala sesuatu yang menunjang keberhasilan program imunisasi seperti, adanya media informasi seperti leaflet, poster tentang imunisasi, tersedianya ruang konsultasi dan lain sebagainya Apabila

fasilitas baik akan mempengaruhi tingkat kesehatan yang ada, ini terbukti seseorang yang memanfaatkan fasilitas kesehatan secara baik maka akan mempunyai taraf kesehatan yang tinggi (Notoatmodjo, 2003).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan ibu yang mengatakan fasilitas kesehatan tidak mendukung sebagian besar tidak mengimunisasi anaknya secara lengkap yaitu 53 (80,3%), sedangkan ibu yang mengatakan fasilitas kesehatan sudah mendukung hanya 9 (20,5%) yang tidak mengimunisasi anak nya secara lengkap. Kalau kita bandingkan dengan kelengkapan imunisasi yang sebagian besar anak belum di imunisasi lengkap yaitu 56,4% maka berbanding lurus karena fasilitas kesehatan yang lengkap akan mengundang ketertarikan ibu-ibu untuk berkunjung dan memeriksakan anaknya.

Hasil uji statistik analisa bivariat diperoleh nilai P value = 0,000 berarti H0 ditolak jika P value < 0,05 maka terdapat hubungan antara fasilitas kesehatan dengan kelengkapan imunisasi dasar hal ini sejalan dengan penelitian Kurniawati yang berjudul beberapa faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar bayi di Desa Mukti Jaya Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2004 didapatkan fasilitas tempat pelayanan imunisasi berhubungan secara bermakna

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak 1-2 Tahun Di Kelurahan Benteng Wilayah Kerja Puskesmas Benteng Kota Sukabumi

Eka Fauzia Laila

109

dengan kelengkapan imunisasi dasar bayi (p<0,05) ) (http://repository.usu.ac.id/ diunduh tanggal 02 januari 2013)

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil penelitian di Kelurahan Benteng, diketahui dari 110 ibu yang memiliki anak usia 1-2 tahun, 54,5 % berpengetahuan kurang, 46,4 % memiliki sikap tidak mendukung, 60 % fasilitas kesehatan tidak mendukung, 42,7 % peran petugas masih kurang dan 56,4 % imunisasi dasar tidak lengkap. Hasil uji statistik mengggunakan chi-square didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan, sikap, peran petugas, dan fasilitas kesehatan dengan kelengkapan imunisasi dasar dengan nilai p value 0,000 (< 0,05).

Saran

Dari hasil penelitian ini perlu di tingkatkan lagi peran petugas kesehatan dalam pedidikan kesehatan khususnya tentang imunisasi sehingga pengetahuan masyarakat akan meningkat, serta perlu dibenahinya fasilitas kesehatan yang memadai

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta, Jakarta.

Baratawidjaja, Karnen Garna. 2002. Imunologi Dasar Edisi 5. Jakarta : Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Januari 2009. On The Job Training (OJT) Imunisasi Dasar Bagi Pelaksana Imunisasi/Bidan Jakarta: Direktorat Jenderal PPM & PL Departemen Kesehatan RI.

Depkes RI. 2005. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas. Jakarta: Direktorat Jenderal PPM & PL Departemen Kesehatan RI.

Depkes RI. 2007. Profil Kesehatan Indonesia 2007. Depkes, Jakarta

Depkes RI. 2008. Berikan Imunisasi Dasar Lengkap untuk Melindungi si Buah Hati. Depkes, Jakarta

Depkes RI. 2010. Pedoman Kader seri kesehatan anak. Jakarta: Direktorat Jenderal PPM & PL Departemen Kesehatan RI.

Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, 2011. Laporan Tahunan Imunisasi. Dinas Kesehatan Kota Sukabumi

Dino. 2004. Masalah Imunisasi BGC. (http://www.nakita.com, diunduh 16 Maret 2009.

Hastono, Sutanto Priyo. 2007, Analisis Data Kesehatan. Depok : FKM UI

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Anak 1-2 Tahun Di Kelurahan Benteng Wilayah Kerja Puskesmas Benteng Kota Sukabumi

Eka Fauzia Laila

110

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.Jakarta:Salemba Medika.

Notoatmodjo, 2010. Metode penelitian kesehatan Jakarta : PT Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidji. 2003. Ilmu Kesehatan

Masyarakat Prinsip-prinsip Dasar. Rineka Cipta, Jakarta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta.

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta Poerwadarminta, 2007. Kamus umum bahasa indonesia Edisi, 3, cetak ulang. Penerbit, Balai Pustaka

Proverawati, Atikah. 2010. Imunisasi dan

Vaksinasi. Nuha offist,

Yogyakarta.

Purwanto. 2000. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi. (http://www.worpress.com, diakses 18 Mei 2009).

Puskesmas Benteng. 2011. Buku Laporan Tahunan Puskesmas Benteng.

Ranuh, 2008. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta Singarimbun, M, Metode Penelitian Survey,

LP3ES, Jakarta, 2000

Sudigdo, 2008 Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis (Edisi 4), Penerbit: Sagung Seto,

Sugiyono,2005, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2007. Biostatistika Untuk Penelitian. Bandung:CV Alfabeta

Suliha, dkk. 2001. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC

www.hyeri_island:jurnal diunduh tanggal 21 Februari 2013

www.idai.or.id/Release Simposium: Imunisasi, Investasi Kesehatan Masa Depan pada tanggal 19 November 2010

www.kesehatan.kompas.com, diunduh tanggal

02 November 2012

www.kompas.com/read/2012/07/12 diunduh

tanggal 27 Oktober 2012

www.youngstatistician.com, diunduh tanggal 02 November 2012

http://health.kompas.com/read/Jutaan.Bayi.Tida k.Terimunisasi.Lengkap

http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal di unduh tanggal 02 Januari 2013

http://kgm.bappenas.go.id Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), 2010

http://repository.usu.ac.id/ diunduh tanggal 02 januari 2013

http://unisys.uii.ac.id/uii-perpus/koleksidetail.asp Fatimah,

Wahyudin dan Fauziah ; 2009 Langkah mudah membuat usulan proposal KTI dan laporan hasil KTI

Akseptor Kb Suntik Dengan Perubahan Berat Badan Di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi

I Elisya Handayani S, S.St

111

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN