• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dilakukan kepada 98 responden, melalui pengumpulan data dalam bentuk kuisioner. Berdasarkan data demografi responden, sebagian besar usia responden adalah 20-35 tahun yaitu sebanyak 68,4% atau 67 responden. Pendidikan responden sebagian besar adalah SMP yaitu sebanyak 40,8% atau 40 responden. Dalam mendapatkan informasi mengenai kesehatan, sebagian besar responden mendapatkan informasi tentang kesehatan dari petugas kesehatan yaitu sebanyak 88,8% atau 87 responden.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif

1. Terdapat pengaruh antara pengetahuan ibu bayi mengenai ASI Eksklusif terhadap Pemberian ASI

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi | Susilawati; Desi Choerunnisa S

35

Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi.

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai P value = 0,000 berarti < 0,05 yang menunjukan bahwa ada pengaruh antara pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai koefisien kontingensi 0,420 yang menunjukan bahwa keeratan pengaruh pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif adalah cukup kuat.

2. Terdapat pengaruh antara Pekerjaan Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di

Wilayah Kerja

Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai P value = 0,000 berarti < 0,05 yang menunjukan bahwa ada pengaruh antara

pekerjaan dengan

pemberian ASI eksklusif dengan nilai koefisien kontingensi 0,490 yangmenunjukan bahwa keeratan pengaruh pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif adalah cukup kuat.

3. Terdapat Pengaruh antara Dukungan Suami terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya

Kota Sukabumi

Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai P value = 0,000 berarti < 0,05 yang menunjukan bahwa ada pengaruh antara dukungan Tabel 1. Tabel Penggabungan Korelasional Pengetahuan

dengan Pemberian ASI Eklsusif pada Bayi 0-6 Bulan Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif Total P value KK ASI Eksklusif Tidak Eksklusif Baik 34 7 41 0 0,42 Cukup 19 12 31 Kurang 7 19 26 Jumlah 60 38 98

Tabel 2. Tabel Penggabungan Korelasional Pekerjaan dengan Pemberian ASI Eklsusif pada Bayi 0-6 Bulan

Pekerjaan Pemberian ASI Eksklusif Total P value KK ASI Eksklusif Tidak Eksklusif Bekerja 6 24 30 0.000 0,49 Tidak Bekerja 54 14 68 Jumlah 60 38 98

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi | Susilawati; Desi Choerunnisa S

36

suami dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai koefisien kontingensi 0,506 yang menunjukan bahwa keeratan pengaruh dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif adalah cukup kuat.

4. Variabel Yang Paling Berpengaruh Terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi Tabel 4. Variabel Yang Paling Berpengaruh Terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa variabel dukungan suami memberikan pengaruh sebesar 25,60% terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan.

Variabel pengetahuan memberikan pengaruh sebesar 17,64% dan variabel pekerjaan memberikan pengaruh sebesar 24,01% terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan.

Pembahasan

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan bersifat dapat ditelaah oleh umum dan selalu berkembang. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah umur, pendidikan dan sumber informasi. (Notoatmodjo, 2003).

Hasil penelitian ini, dapat dilihat bahwa sebagian besar umur responden adalah 20-35 tahun yaitu sebanyak 68,4% atau 67 responden. Hal ini menunjukan bahwa umur dapat mempengaruhi pengetahuan sesuai dengan teori Notoatmodjo (2003) bahwa semakin bertambah usia maka semakin bertambah pula daya tangkap, pola pikirnya, dan adanya kematangan usia sehingga memiliki pengalaman yang lebih banyak Tabel 3 Tabel Penggabungan Korelasional

Dukungan Suami dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan

Dukungan Suami Pemberian ASI Eksklusif Total P value KK ASI Eksklusif Tidak Eksklusif Mendukung 47 7 54 0,000 0,506 Tidak Mendukung 13 31 44 Jumlah 60 38 98 No Variabel P value Koefisien Kontingensi 1 Pengetahuan 0,000 0,420 2 Pekerjaan 0,000 0,490 3 Dukungan Suami 0,000 0,506

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi | Susilawati; Desi Choerunnisa S

37

dan pengetahuan yang diperoleh semakin membaik. Khususnya pengetahuan tentang ASI Eksklusif.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan responden adalah SMP yaitu sebanyak 40,8% atau 40 responden. Menurut teori Notoatmodjo (2003) tingkat pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemikiran seseorang untuk lebih mudah menerima ide – ide dan teknologi. Dalam penelitian ini mayoritas responden berpendidikan SMP, walaupun hanya berpendidikan SMP namun responden dalam penelitian ini sudah mampu menerima ide-ide yang berimplikasi pada penerimaan informasi yang baik serta menjadikan pengetahuan yang baik pula. Hal ini sesuai dengan teori menurut Wied Hary A (1996) yang menyebutkan bahwa seseorang yang berpendidikan tinggi belum tentu memiliki kemampuan menyerap informasi dan pengetahuan yang baik. Termasuk mengenai informasi dan pengetahuan mengenai ASI eksklusif.

Karakteristik responden dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden mendapatkan

informasi tentang kesehatan dari petugas kesehatan yaitu sebanyak 88,8% atau 87 responden. Menurut Notoatmodjo (2003) informasi yang diperoleh dari berbagai sumber akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Bila seseorang banyak memperoleh informasi maka ia cenderung mempunyai pengetahuan yang lebih luas. Tetapi apabila ibu bayi mendapatkan informasi yang salah, dapat menyebabkan kurangnya pemberian ASI secara eksklusif pada bayi 0-6 bulan.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif

a. Pengaruh Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi

Berdasarkan Tabel 1

menunjukkan bahwa dari 98 responden, yang memiliki pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 41 responden cenderung memberikan ASI secara Eksklusif yaitu sebesar 82,9% atau 34 responden. Itu artinya semakin ibu mempunyai pengetahuan baik terhadap ASI eksklusif, maka

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi | Susilawati; Desi Choerunnisa S

38

semakin tinggi pula kemauan ibu untuk memberikan ASI secara Eksklusif.

Menurut Purwanti (2004), Ibu yang memiliki pengetahuan yang baik tentang pentingnya ASI eksklusif, dan beranggapan bahwa memberikan makanan selain ASI pada bayi 0-6 bulan itu tidak baik, tentu akan lebih memilih untuk memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. Hasil yang sama diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim (2002) dimana terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden dengan pemberian ASI eksklusif, ibu yang berpengetahuan tinggi berpeluang 1,9 kali untuk memberikan ASI eksklusif.

b. Pengaruh Pekerjaan Ibu terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi

Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa responden yang tidak bekerja sebanyak 68 responden cenderung memberikan ASI Eksklusif sebesar 79,4% atau 54 responden. Itu

artinya ibu yang tidak bekerja memiliki peluang lebih besar untuk memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya dibandingkan dengan ibu yang bekerja.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Julyastuti (2011) yang menyebutkan bahwa ibu yang tidak bekerja memiliki kemungkinan memberikan ASI secara eksklusif lebih besar dibandingkan ibu yang bekerja. Dimana ibu yang tidak bekerja dapat dikatakan hanya menjalankan fungsinya sebagai ibu rumah tangga dan tidak terikat dengan pekerjaan di luar rumah. Sehingga dapat lebih banyak mempunyai kesempatan untuk mengurusi dan memberikan ASI eksklusif kepada bayinya tanpa dibatasi waktu dan kesibukan yang lain. Selain itu Soetjiningsih (1997) menyebutkan bahwa ada kecenderungan makin banyak ibu yang tidak memberikan ASI pada bayinya, salah satu penyebabnya adalah banyaknya ibu yang bekerja terutama di kota-kota besar. Peran ganda seorang ibu antara mengasuh anak dengan bekerja diluar

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi | Susilawati; Desi Choerunnisa S

39

maupun didalam lingkungan rumah, sering membuat seorang ibu mengalami kesulitan dalam pemberian ASI eksklusif.

c. Pengaruh Dukungan Suami terhadap Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi

Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang mendapatkan dukungan dari suami sebanyak 54 responden cenderung memberikan ASI secara Eksklusif yaitu sebesar 87% atau 47 responden. Ini menunjukkan bahwa ketika suami mendukung ibu, maka kemauan ibu untuk menyusui ASI secara eksklusif pada bayi pun tinggi.

Hasil penelitian ini memperkuat teori yang dikemukakan Sunaryo (2004) bahwa faktor pembentuk dan pengubah keputusan ibu untuk memberikan ASI secara eksklusif berasal dari teman, keluarga (suami), lingkungan dan media. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Wicitra (2009) juga menyebutkan hal yang sama bahwa

dukungan suami berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Selain itu Wicitra juga menunjukkan bahwa dukungan suami berhubungan dengan lamanya pemberian ASI. Semakin besar dukungan suami maka semakin lama pula pemberian ASI. Hal ini menunjukkan bahwa selain berpengaruh terhadap kemauan ibu memberikan ASI eksklusif, dukungan suami juga berpengaruh terhadap lamanya pemberian ASI.

Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kemalasari (2009) mengatakan berbeda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel partisipasi suami tidah berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif pada ibu. Perbedaan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kemalasari (2008) dapat disebabkan oleh perbedaan karakteristik variabel, karakteristik responden dan perbedaan analisa statistik yang digunakan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi | Susilawati; Desi Choerunnisa S

40 d. Faktor yang Paling Berpengaruh

dalam Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi

Dari hasil uji statistik dengan menggunakan koefisien kontingensi, didapatkan hasil:

- Pengaruh pengetahuan terhadap pemberian ASI eksklusif mendapat nilai koefisien kontingensi 0,420 yang berarti keeratan pengaruh cukup kuat. - Pengaruh pekerjaan terhadap

pemberian ASI eksklusif dengan nilai koefisien kontingensi 0,490 yang berarti keeratan pengaruh cukup kuat.

- Pengaruh dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif dengan nilai koefisien kontingensi 0,506 yang berarti keeratan pengaruh cukup kuat.

Dari hasil tersebut menyatakan bahwa dukungan suami merupakan faktor paling berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi. Ini memnunjukkan bahwa dukungan

suami merupakan faktor pendukung dari keputusan ibu antara memberikan ASI secara eksklusif atau tidak. Dan wujud dari dukungan tersebut bisa dalam bentuk dukungan instrumental, dukungan emosional, dukungan informasional, dan dukungan penghargaan/ penilaianan.

KESIMPULAN

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pengetahuan ibu bayi 0-6 bulan dalam kategori baik.

2. Sebagian besar Ibu bayi 0-6 bulan adalah tidak bekerja.

3. Sebagian besar Ibu bayi 0-6 bulan sudah mendapatkan dukungan dari suami dalam memberikan ASI secara eksklusif.

4. Sebagian besar Ibu bayi 0-6 bulan sudah memberikan ASI secara Eksklusif.

5. Ada pengaruh pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi.

6. Ada pengaruh pekerjaan ibu terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi

0-Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi | Susilawati; Desi Choerunnisa S

41

6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi.

7. Ada pengaruh dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi.

8. Faktor yang paling berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi adalah dukungan suami.

SARAN

Hasil penelitian ini bagi Puskesmas Sukakarrya diharapkan dapat menjadi dasar dalam upaya meningkatkan program ASI eksklusif melalui promosi kesehatan tentang ASI eksklusif di posyandu, seperti diadakannya pendidikan kesehatan pasca natal bagi ibu bayi 0-6 bulan secara rutin yang menitik beratkan pada manfaat pemberian ASI eksklusif bagi anak dan ibu, membentuk komunitas ayah ASI bagi ayah bayi 0-6 bulan. Serta dapat membentuk komunitas ibu pekerja yang masih mampu memberikan ASI secara eksklusif yang bertujuan untuk

memotivasi ibu bekerja lain yang belum mampu memberikan ASI eksklusif.

REFERENSI

Dinkes Kota Sukabumi. Bidang KIA (Kesehatan Ibu & Anak) Dinas Kesehatan. Sukabumi, 2013. Hartuti. Pemberian ASI Ekslusif dan

Faktor-Faktor yang Berhubungan di Puskesmas Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan Pripinsi Sumatera Barat. Tesis: FKM UI.Depok, 2006.

Ibrahim. Hubungan Sikap Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Cot Weh pada Bayi (0-11 Bulan) di Kabupaten Aceh Besar Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Tesis, FKM USU Medan, 2000.

Jayanta. Hubungan dukungan suami dengan sikap ibu dalam pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Arjasa Kabupaten Jember. Skripsi. Universitas Jember. Jember, 2013. Juliastuti, R. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Status Pekerjaan Ibu, dan Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini dengan Pemberian ASI Eksklusif. Tesis: Universitas Sebelas Maret, 2011.

Kemalasari. Pengaruh Partisipasi Suami Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Kabupaten Langkat. Tesis: Program Pascasarjana USU Medan, 2009.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sukakarya Kota Sukabumi | Susilawati; Desi Choerunnisa S

42

Kodrat, Laksono. Dahsyatnya ASI dan laktasi. Yogyakarta: Media Baca, 2010.

Notoatmodjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta, 2013.

Novita, D. Hubungan karakteristik ibu, faktor pelayanan kesehatan, immediatele breastfeedingdan pemberian kolostrum dengan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja puskesmas Pancoran Mas Depok tahun 2008. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok, 2008.

Pee, S. d., Diekhans, J., Stalkamp, G., Kiess, L.,Moench-Pfanner, R, Martini, E., et al. (2002). Breastfeeding and complementary feeding practice in Indonesia. (F. Gracian, Ed.) Nutrition & Health Surveillance System Annual Report 2002, 1-97

Poerwodarminto. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Alfabeta, 2003.

Prasetyono, Dwi Sunar. Buku Pintar ASI Eksklusif. Jogjakarta: DIVA Press, 2012.

Purwanti, Sri. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2004.

Riskesdas. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta, 2013.

Roesli, Utami. 2004. ASI Eksklusif. Edisi II. Jakarta: Trubus Agrundaya Rumahorbo, A. Hubungan pekerjaan ibu

dengan tindakan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas

Pancurbatu Kabupaten

Deliserdang. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Tidak Diterbitkan, 2006.

Wicitra, A. Faktor Dukungan Suami dan Faktor Pengetahuan Ibu Mengenai ASI Hubungannya dengan Lama Pemberian ASI pada Ibu Pegawai Swasta di Beberapa Perusahaan di Jakarta. Universitas Indonesia Jakarta, 2009.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi | Siti Hardianti, Sri Janatri

43

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi

Siti Hardianti, Sri Janatri janatrisri@yahoo.co.id

Abstrak

Periode penting dalam tumbuh kembang adalah masa balita, pada masa ini pertumbuhan dasar mempengaruhi perkembangan selanjutnya. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh antara pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, status gizi dan pola asuh terhadap perkembangan balita. Jenis penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah seluruh ibu balita 919 orang dengan sampel 271 orang, menggunakan teknik cluster random sampling. Uji validitas pengetahuan 23 item pertanyaan valid dengan uji reliabilitas 0,606 dan uji validitas pola asuh 24 item pertanyaan valid dengan uji reliabilitas 0,603.Tekhnik pengambilan data menggunakan kuesioner dan observasi, analisis statistik menggunakan Koefisien Kontingensi. Hasil penelitian terdapat pengaruh pengetahuan, pendidikan, status gizi dan pola asuh terhadap perkembangan balita dengan p-value< 0,05. Sedangkan pekerjaan, jenis kelamin tidak ada pengaruh karena nilai p-value> 0,05. Kesimpulan, terdapat pengaruh pengetahuan, pendidikan, status gizi dan pola asuh terhadap perkembangan balita. Diharapkan bagi Puskesmas Baros melakukan monitoring evaluasi serta peningkatkan promosi kesehatan agar dapat meminimalisir perkembangan balita yang meragukan.

Kata Kunci : Jenis Kelamin, Pekerjaan, Pendidikan, Pengetahuan, Perkembangan, Pola Asuh, Status Gizi

PENDAHULUAN

Salah satu sasaran penting sumber daya manusia adalah anak. Anak merupakan tumpuan masa depan bangsa dan negara. Peningkatan kualitas hidup anak berarti memenuhi semua kebutuhan anak dan tidak sekedar kebutuhan sandang, pangan dan papan karena anak diharapkan dapat tumbuh dan

berkembang sebaik-baiknya (Purwandari, 2010).

Jumlah balita di Indonesia sangat besar yaitu 10 persen dari seluruh populasi maka sebagai calon generasi penerus bangsa, kualitas tumbuh kembang balita di Indonesia perlu mendapat perhatian serius yaitu mendapat gizi yang baik, stimulasi yang memadai termasuk deteksi

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi | Siti Hardianti, Sri Janatri

44

dan intervensi dini penyimpangan tumbuh kembang (Depkes RI, 2005).

Balita sebagai sumber daya manusia untuk masa depan ternyata masih mempunyai beberapa masalah. Pada tahun 2006 sekitar8-33% balita di Indonesia banyak mengalami keterlambatan atau gangguan bicara bahasa dan sekitar 16 persen dari anak usia dibawah lima tahun (balita) mengalami gangguan perkembangan saraf dan otak mulai ringan sampai berat, karenanya perlu kecepatan menegakkan diagnosis dan melakukan terapi untuk proses penyembuhannya.

Gangguan perkembangan tersebut akan semakin baik prognosisnya jika dijumpai pada tahap dini. Deteksi dini dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa alat skrining seperti Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP). KPSP adalah salah satu alat skrining yang merupakan suatu daftar pertanyaan singkat yang ditujukan pada orangtua dan dipergunakan sebagai alat untuk melakukan skrining pendahuluan untuk perkembangan anak usia 3 bulan sampai 6 tahun (Nursalam, 2008).

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh faktor

pengetahuan ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, jenis kelamin balita, status gizi balita dan pola asuh terhadap perkembangan balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi”

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dengan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi. Waktu Penelitian bulan Februari-Juli 2014.

Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin balita, status gizi balita dan pola asuh, Sedangkanvariabel dependen (terikat) dalam penelitian ini adalah perkembangan balita.

Populasi dalam penelitian ini seluruh ibu yang mempunyai balita di Kelurahan Baros wilayah kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi, serta pengambilan sampel secara cluster random sampling dengan kriteria inklusi (1) Ibu yang memiliki balita dan tercatat di buku register posyandu; (2) Sehat jasmani dan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Balita di Kelurahan Baros Wilayah Kerja Puskesmas Baros Kota Sukabumi | Siti Hardianti, Sri Janatri

45

rohani; (3) Mampu membaca dan menulis serta memahami bahasa Indonesia; (4) Bersedia menjadi responden; (5) Balita yang sehat dan tidak mempunyai cacat bawaan. Jumlah sample yang digunakan adalah sebanyak 271 sample ibu balita. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang didapatkan dari kuesioner langsung pada ibu yang memiliki balita dan melalui observasi status gizi dan test perkembangan dengan KPSP. Adapun data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi, dari Puskesmas Baros Kota Sukabumi, buku register posyandu dari setiap kader posyandu, dari literature buku, serta penelitian yang berkaitan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan balita. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa dua kuesioner, meteran dan timbangan, tabel perbandingan BB/TB sesuai standar WHO 2005, lembar observasi dan alat pengukur perkembangan balita yaitu menggunakan KPSP.

Untuk variabel pengetahuan dan pola asuh dibuat oleh peneliti sendiri yang telah dilakukan uji validitas dengan hasil p-value <0,05. Hasil uji reliabilitas instrument dalam penelitian ini, pada

instrument variabel pengetahuan didapatkan hasil 0,606. Berdasarkan aturan Guilford maka nilai 0,606 menunjukan bahwa pertanyaan instrument variabel pengetahuan memiliki reliabilitas cukup kuat, maka instrument tersebut dinyatakan reliable. Sedangkan pada instrument variabel pola asuh adalah 0,603. Berdasarkan aturan Guilford menunjukan bahwa pertanyaan instrument variabel pola asuh memiliki reliabilitas cukup kuat.

Dalam penelitian ini untuk variable pengetahuan, pendidikan dan status gizi menggunakan metode analisis Uji Somer's D sedangkan untuk variable pekerjaan, jenis kelamin balita dan pola asuh dalam penelitian ini menggunakan Koefisien kontingensi (C).

HASIL DAN PEMBAHASAN