• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi

I Elisya Handayani S, S.St

111

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN

DI KELURAHAN KARAMAT

WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

Oleh:

Elisya Handayani S, S.ST

Efek samping yang paling tinggi frekuensinya dalam pemakaian kontrasepsi suntik baik kontrasepsi 1 bulan maupun 3 bulan adalah permasalahan berat badan. tujuan dari penelitian ini adakah hubungan lama penggunaan akseptor KB Suntik dengan perubahan berat badan. Kontrasepsi suntik adalah suatu upaya untuk mencegah kehamilan dengan cara menyuntikan cairan hormone secara intramuscular dalam di daerah gluteus maksimus atau deltoid.

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional dengan pendekatan “cross sectional”. Populasinya adalah sebanyak 390 akseptor. Sampel pada penelitian ini menggunakan Cluster random sampling dan didapatkan hasil 195 akseptor. Analisa data menggunakan uji statistic Chi-square dengan menggunakan instrument lembar ceklis dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian responden sudah lama menggunakan KB suntik yaitu sebesar 83,41% sebanyak 161 akseptor dan sebagian besar mengalami kenaikan berat badan yang tinggi atau >3kg yaitu sebesar 59,48% sebanyak 116 akseptor. Hasil analisa bivariat diperoleh P value = 0,000, artinya terdapat hubungan lama penggunaan akseptor kontrasepsi suntik dengan perubahan berat badan.

Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukan terdapat hubungan lama penggunaan Akseptor KB Suntik dengan perubahan berat badan. saran yang dapat penulis sampaikan kepada puskesmas untuk sebagai bahan evaluasi dalam memberikan pelayanan dan memberikan penyuluhan kepada akseptor KB Suntik bahwa kenaikan berat badan tersebut dapat dicegah.

Akseptor Kb Suntik Dengan Perubahan Berat Badan Di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi

I Elisya Handayani S, S.St

112 PENDAHULUAN

“Pertumbuhan yang pesat merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh Negara berkembang termasuk negara Indonesia, secara garis besar masalah kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk besar dengan laju pertumbuhan yang relative tinggi ’’(Sulistyawati, 2011). Semua dikarenakan oleh beberapa faktor diantaranya yaitu penyebaran penduduk yang tidak merata, struktur umur muda dan kualitas penduduk yang harus ditingkatkan sehingga permasalahan ini harus ditangani.

Menurut BKKBN (2010) Pengendalian penduduk adalah kegiatan membatasi pertumbuhan penduduk, umumnya dengan mengurangi jumlah kelahiran. Salah satu upaya pemerintah untuk mengatasi masalah kependudukan adalah dengan mencanangkan Keluarga Berencana (KB) sebagai Program Nasional.

Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Kontrasepsi dapat bersifat reversible (kembali) dan permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk kembali memiliki anak. Metode kontrasepsi permanen atau kita sebut

sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan karena melibatkan tindakan operasi (Sulistyawati, 2011).

“Kontrasepsi adalah upaya menunda kehamilan. Ada dua jenis kontrasepsi hormonal dan non-hormonal. Kontrasepsi hormonal merupakan kontrasepsi yang menggunakan hormone yaitu kontrasepsi pil, suntik dan implan, sebaliknya non-hormonal berarti tidak menggunakan hormone yaitu IUD, MOW, MOP, dan kondom” (Siswosuharjo, 2004).

Berdasarkan Laporan Hasil Pelaksanaan Sub Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Pengendalian Lapangan tahun 2013 menunjukan bahwa secara nasional jumlah Pasangan Usia Subur sebanyak 46.489.414 dengan jumlah peserta KB tercatat sebanyak 35.276.105 peserta. Dari jumlah peserta KB tersebut, pengguna KB IUD (11.41%), peserta MOW (3.52%), peserta MOP (0.69%), peserta Implant (9.75%), peserta Kondom (3.22%), peserta Suntikan (46.87%) dan peserta Pil (24.54%) (BKKBN Direktorat Pelaporan dan Statistik, 2013).

Berdasarkan laporan dari Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Sukabumi tahun 2013, menyebutkan bahwa jumlah peserta KB aktif mencapai 34.194 peserta. Dari jumlah peserta KB tersebut, pengguna KB suntik

Akseptor Kb Suntik Dengan Perubahan Berat Badan Di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi

I Elisya Handayani S, S.St

113

(51.6%), peserta implant (5.7%), dan peserta pil (26.6%) (BPMPKB Kota Sukabumi 2013).

Menurut Saifuddin (2006) Kontrasepsi suntik memiliki kelebihan dan kekurangan. Kekurangan dari kontrasepsi suntik adalah terganggunya pola haid diantaranya adalah amenorrhoe, menoragia dan muncul bercak(spotting), terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian, peningkatan berat badan.

Beberapa efek samping yang terjadi dari pemakaian kontrasepsi suntik ialah gangguan siklus haid, depresi, keputihan (lechorea), jerawat, rambut rontok, bahkan mual dan muntah namun yang paling tinggi frekuensinya yaitu peningkatan berat badan (Saifuddin, 2012).

Berdasarkan dari data yang telah diperoleh memang efek samping yang sering timbul dan dirasakan dalam pemakaian kontrasepsi suntik 3 bulan adalah permasalahan berat badan dibandingkan dengan kontrasepsi suntik 1 bulan. Selain dari efek samping yang lainnya, berat badan juga merupakan keluhan terbanyak yang dirasakan oleh para pengguna kontrasepsi 3 bulan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui wawancara terhadap 10 orang responden akseptor KB suntik 3 bulan atau DMPA dan KB suntik 1 bulan, ternyata 7 dari 10 responden mengaku mengalami

penambahan berat badan dengan lama penggunaan KB suntik > 12 bulan , dan 3 orang responden tidak mengalami peningkatan berat badan selama menjadi akseptor KB suntik selama ≤ 12 bulan.

Berdasarkan data diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan pengambilan judul “Hubungan lama penggunaan akseptor KB Suntik dengan perubahan berat badan di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi“

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasional. Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk mengkaji tingkat keterkaitan antara variasi suatu factor dengan variasi factor lain berdasarkan koefisien korelasi dan bertujuan apakah terdapat hubungan antara dua variable atau lebih serta seberapa jauh korelasi yang ada antara variable yang diteliti (Hidayat, 2011).Melakukan pendekatan Cross Sectional adalah penelitian yang dilakukan pada beberapa populasi yang diamati pada waktu yang sama, karena penelitian ini akan dilakukan hanya sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap suatu karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaaan (Notoatmodjo, 2006).

Akseptor Kb Suntik Dengan Perubahan Berat Badan Di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi

I Elisya Handayani S, S.St

114 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Univariat

Karakteristik Responden

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Esponden Berdasarkan Usia Di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi

No Usia Jumlah Persentase (%)

1 <20 tahun 3 1.5

2 20-30 tahun 111 57.0 3 >30 tahun 81 41.5

Jumlah 195 100

Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh data bahwa dari 195 responden didapatkan sebagian besar responden berusia 20-30 tahun yaitu sebanyak 111 responden (57,0%) dan sebagian kecil responden berusia <20 tahun yaitu sebanyak 3 responden (1,5%).

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Paritas Di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi.

No Paritas Jumlah Persentase (%)

1 1 anak 86 44.1

2 2-4 anak 96 49.2

3 >4 anak 13 6.7

Jumlah 195 100

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh data bahwa dari 195 responden berdasarkan paritas sebagian besar responden mempunyai 2-4 anak yaitu sebanyak 96 responden (49,2%) dan sebagian kecil responden mempunyai >4 anak yaitu sebanyak 13 responden (6,7%)

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kontrasepsi Suntik Di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi.

No Kontrasepsi Jumlah Persentase (%) 1 Kontrasepsi 1 bulan 62 31.8 2 Kontrasepsi 3 bulan 133 68.2 Jumlah 195 100

Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh data bahwa dari 195 responden didapatkan sebagian besar responden adalah akseptor KB suntik 3 bulan yaitu sebanyak 133 responden (68,2%) dan sebagian kecil responden adalah akseptor KB suntik 1 bulan yaitu sebanyak 62 responden (31,8%).

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Prnggunaan Di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi. No Lama penggunaan Jumlah Persentase (%) 1 <12 bulan 34 17.4 2 >12 bulan 161 82.6 Jumlah 195 100

Berdasarkan tabel 4.4 diperoleh data dari sebagian besar responden adalah akseptor yang sudah >12 bulan menggunakan KB suntik yaitu sebanyak 161 responden (82,6%) dan sebagian kecil responden adalah akseptor yang <12 bulan menggunakan KB suntik yaitu sebanyak 34 responden (17,4%).

Akseptor Kb Suntik Dengan Perubahan Berat Badan Di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi

I Elisya Handayani S, S.St

115 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik

Responden Berdasarkan Perubahan Berat Badan Di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi. No Perubahan Berat badan Jumlah Persentase (%) 1 >3kg 120 61.5 2 <3kg 75 38.5 Jumlah 195 100

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa sebagian besar responden mengalami perubahan berat badan >3kg yaitu sebanyak 120 responden (61,5%) dan sebagian kecil mengalami perubahan berat badan <3kg yaitu sebanyak 75 responden (38,5%).

Tabel 4.6 Hubungan Lama Penggunaan Akseptor KB Suntik Dengan Perubahan Berat Badan Di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi. Lama penggunaan Perubahan Berat Badan Total persentase P Value >3kg <3kg <12bulan 4 (2,1%) 30 (15,3%) 34 (17,4%) 0,000 >12 bulan 116 (59.5%) 45 (23,1%) 161 (82,6%) Total 120 (61,6%) 75 (38,4%) 195 (100%)

Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh data bahwa persentase lama penggunaan akseptor KB suntik dengan perubahan berat badan sebanyak 161 responden (82,6%) dimana sebagian besar mengalami perubahan berat badan >3 kg yaitu sebanyak 116 responden (59,5%) dan sebagian kecil mengalami perubahan berat badan <3 kg yaitu sebanyak 45 responden (23,1%). Sedangkan persentase yang <12 bulan

menggunakan KB suntik sebanyak 34 responden (17,4%) dimana sebagian besar mengalami perubahan berat badan >3kg sebanyak 4 responden (2,1%) dan sebagian kecil mengalami perubahan berat badan <3 kg sebanyak 30 responden (15,3%).

Berdasarkan hasil analisa dengan uji statistic chi-square dengan derajat kepercayaan sebesar 95% diperoleh nilai P-value = 0,000. Hal ini berarti terdapat hubungan antara lama penggunaan akeptor KB suntik dengan perubahan berat badan karena P-value ≤0,005 dan ini berarti H0 ditolak dan H1 diterima.

PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Hubungan Lama Penggunaan Akseptor KB Suntik Dengan Perubahan Berat Badan di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Gambaran lama penggunaan KB suntik di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi sebagian besar yaitu sudah menggunakan KB Suntik dengan waktu penggunaan selama >12bulan.

2. Gambaran perubahan berat badan akseptor KB Suntik di Kelurahan Karamat Wilayaha

Akseptor Kb Suntik Dengan Perubahan Berat Badan Di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi

I Elisya Handayani S, S.St

116

Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi sebagian besar yaitu mengalami

perubahan berat badan yang tinggi yaitu >3 kg.

3. Terdapat hubungan antara lama penggunaan akseptor KB Suntik dengan perubahan berat badan di Kelurahan Karamat Wilayah Kerja Puskesmas Karang Tengah Kota Sukabumi dengan nilai P value = 0,000.

SARAN

1. Bagi Puskesmas Karang Tengah

Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi terus meningkatkan dan mempertahankan pelayanan kesehatan misalnya dengan memberikan penyuluhan yang berkaitan dengan efek samping yang terjadi agar tidak menjadikan kekhawatiran terhadap para pengguna akseptor KB suntik dan memberikan pilihan lain dalam menentukan alat kontrasepsi. 2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan Penelitian ini dapat dikembangkan kembali mengenai faktor-faktor lain yang berkaitan dengan efek samping alat kontrasepsi KB suntik ini.

DAFTAR PUSTAKA

BKKBN, 2013. Hasil Pelaksanaan Sub Sistem Pencatatan dan Pelaporan Pengendalian Lapangan, Jakarta : Direktorat Pelaporan dan Statistik

BPMPKB Kota Sukabumi 2013, Laporan Tahunan Kota Sukabumi Tahun 2013 Hartanto, 2004. Ragam Metode Kontrasepsi.

Jakarta : EGC

Hidayat, 2011. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika

Mansjoer, 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius

Notoadmodjo, 2010. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

PLKB Kecamatan Gunung Puyuh, 2013. Laporan Bulanan Pengendalian Lapangan Tingkat Kelurahan (SIDUGA) 2013 Saifuddin, 2012. Buku Panduan Praktis

Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : PT Bima Pustaka Sarwono Prawihardjo

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta Sulistyawati, Ari. 2011. Pelayanan Keluarga

Berencana. Jakarta : Salemba Medika. Suratun, dkk. 2008. Pelayanan Keluarga

Berencana Dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Trans Info Medika

Varney Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC.

www.ArtikelKesehatan99.com. Diposting

Tanggal 5 April 2014

www.BKKBN.go.id Diposting Tanggal 23 Feb

2014

www.pendidikanpelatihan.com. Diposting