• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

C. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini didasari pada jawaban para partisipan terhadap 2 pertanyaan inti, yaitu: (1) Menurut Anda relasi intim antara laki-laki dan

48

perempuan itu relasi yang seperti apa? Atau bisa tolong deskripsikan apa yang Anda pahami mengenai relasi intim antar jenis?, (2) Bolehkah Anda jelaskan relasi intim yang ideal bagi Anda? Apakah Anda yakin bisa mewujudkan relasi intim ideal tersebut? Mengapa demikian? Jawaban-jawaban dari pertanyaan ini kemudian dikategorisasikan berdasarkan kerangka analisis yang telah dibuat sebelumnya. Temuan mengenai persepsi relasi intim antar jenis dalam penelitian ini mencakup pemahaman dan penilaian terhadap relasi intim antar jenis yang melibatkan komponen keintiman, komitmen, dan passion. Adapun hasil yang ditemukan sebagai berikut:

1. Pemahaman terhadap Relasi Intim Antar Jenis

Pemahaman terkait relasi intim antar jenis berhubungan dengan bagaimana perempuan dewasa awal dengan orang tua bercerai memahami dan mengerti relasi intim antar jenis yang terdiri dari tiga komponen, yaitu keintiman,

passion, dan komitmen. Dari data yang didapatkan, para partisipan

menggambarkan relasi intim antar jenis sebagai relasi pacaran. Para partisipan juga menunjukkan pemahaman terkait ketiga komponen dalam relasi intim tersebut dengan baik. Dari ketiga komponen dalam relasi intim, komponen yang paling sering diungkapkan oleh para partisipan adalah komponen keintiman. Sedangkan ungkapan mengenai komponen komitmen dan passion tidak sesering komponen keintiman.

a. Pemahaman terkait keintiman

Keintiman sendiri terdiri dari sepuluh clusters, yaitu (1) keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan orang yang dikasihi, (2) merasakan

kebahagiaan bersama orang yang dikasihi, (3) sangat menghormati orang yang dikasihi, (4) bisa mengandalkan orang yang dikasihi ketika membutuhkan, (5) saling memahami satu sama lain, (6) berbagi diri sendiri maupun kepemilikan dengan orang yang dikasihi, (7) mendapatkan dukungan emosional dari orang yang dikasihi, (8) memberikan dukungan emosional pada orang yang dikasihi, (9) komunikasi yang intim dengan orang yang dikasihi, dan (10) menghargai orang yang dikasihi dalam hidupnya. Ketika diminta menjelaskan atau mendeskripsikan mengenai relasi intim, pemahaman para partisipan mengenai kesepuluh clusters tersebut muncul semua melalui ungkapan mereka.

Dari kesepuluh clusters keintiman tersebut, yang paling sering diungkapkan oleh para partisipan adalah cluster saling memahami. Partisipan sering mengungkapkan bahwa dalam relasi intim antar jenis harus saling memahami satu sama lain, misalnya memahami perilaku atau

memahami kondisi pasangan. Hal ini terlihat dari pernyataan partisipan yang

mengungkapkan bahwa:

P2. Menurutku ya itu kalau berpatok pada dia akan menjadi teman hidup ku, sampai mati nanti. Aku pikir akan sangat baik ketika saling memahami dan mau membangun tuh loh.

P2. Aku coba.. maksudnya ketika aku tidak nyaman. Aku coba mikir dulu. Kenapa sih aku nggak nyaman, salah dia apa, atau salahnya di aku.

P1. Kalau pacar ya dia benar-benar mengerti kondisiku..

P1. dia memahami aku. Bahkan aku belum bilang apapun dia udah tau.

P3. Kalau cowoknya.. namanya tiap orang kan punya kesibukan masing-masing.. ya itu didukung aja gitu.. dipahami aja.. nggak harus stiap 24 jam ada waktu.

50

Selain harus saling memahami, para partisipan mengungkapkan bahwa relasi intim antar jenis juga dapat terlihat dari komunikasi intim

dengan pasangan. Para partisipan beranggapan bahwa untuk dapat dikatakan sebuah relasi itu merupakan relasi intim, maka perlu adanya komunikasi yang

intens dan terbuka satu sama lain. Hal ini dapat terlihat dari ungkapan

partisipan sebagai berikut:

P3. Ehmm.. ketemu tiap hari, komunikasi tiap hari. Itu kalau ada apa-apa tuh bener-bener terbuka banget, jadi bahkan hal yang privasi pun tuh tau. Gitu sih menurutku. Intim tuh seperti itu. P2. Kalau ke temen-temen cowok ku nih misalnya, ya aku ke mereka ketika aku pengen main gitu, atau pengen ngerjain tugas. Tapi aku ke **** tuh pada semua hal, masalah kampus, masalah sehari-hari, terus.. dan bisa sharing gitu. Maksudnya nggak kayak temen-temen ku yang lain.. maksudnya nggak semua hal tuh.. dan komunikasi kita nggak intens kan.

P2. Jadi ya ketika dia salah aku ingatkan, ketika aku nggak seneng ya aku sampaikan.

P1. Karena kalau sama pacar kadang aku udah cerit semuanya…

P1. Kalau teman ya aku juga ada batasnya ya, cuma kan ya nggak semua aku cerita aku iniin, nggak yang aku harus kasi tau detil…

Partisipan lain pun mengungkapkan cluster lain dari keintiman yang ada dalam relasi intim, yaitu bisa saling mengandalkan. Menurut mereka dalam relasi intim antar jenis juga perlu adanya rasa bisa

mengandalkan pasangan dan diandalkan pasangan. Hal ini terlihat dari

pernyataan partisipan berikut ini:

P1. Aku tuh sebenernya ya, mau makan di angkringan, makan di mana aku tuh nggak masalah yang penting tuh, kamu yang milih. Ibaratnya kan kamu laki, besok kamu tuh jadi kepala rumah tangga. Harusnya kamu yang milih, aku yang ngikut.

P1. Aku tuh pengennya jadi wanita yang penurut. Nurut suami. Cuma ya kalau misalkan hidupkan nggak ada yang tau ya kadang ada kendala ini itu- ini itu. Gitu, tapi pas ada kendala kayak gitu tuh aku bisa handle itu semua. Bisa bantu dia cari jalan keluar.

P2. Relasi intim mungkin seperti itu ya, ketika ada teman mu yang hadir di situasi apapun.

Berikutnya para partisipan juga sering mengungkapkan hal yang mencerminkan pemahamannya mengenai adanya penghargaan pada orang yang dikasihi dalam relasi intim antar jenis. Penghargaan pada orang yang dikasihi diungkapkan melalui penerimaan pasangan apa adanya. Seperti yang dapat dilihat dari pernyataan sebagai berikut:

P2. Ketika aku udah menemukan cowok yang secara prinsip mungkin sama kayak aku.. kayak gitu.. Dan semua kekurangannya ya itu adalah hidup gitu loh. Kamu mau cari yang 100% sesuai harapan mu tuh sampe mati juga.. mungkin ketemu Yesus nanti baru sama.. gitu.

P3. Dia tidak mengharapkan aku harus cantik gini, aku harus cantik gitu, aku harus ngubah itu.. Dia apa adanya gitu.

P1. Sebenernya cowok yang aku suka ya.. yang appreciate apapun..

P1. bisa menghargai aku… Makanya aku selama ini punya pacar,

aku berusaha memberikan yang terbaik buat dia.

Selain penghargaan pada orang yang dikasihi, para partisipan pun mengungkapkan keberadaan cluster keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan orang yang dikasihi dalam relasi intim antar jenis. Hal ini dapat terungkap misalnya melalui keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan pasangan dari segi kualitas hidup material ataupun non

52

P1. Jadi aku pengen nanti bantu dia kerja. Tetap aku harus kerja, mama ku.. mama ku soalnya berpesan kalau aku harus kerja. Aku bantu keuangan keluarga. Tapi setelah aku punya anak, aku akan cari pekerjaan yang aku bisa ngerjain di rumah.

P2. Aku pikir akan sangat baik ketika saling memahami dan mau membangun tuh loh.

P2. Membangun satu sama lain, membangun pikiran, hati, perilaku ke arah yang lebih baik. Demi kemajuan diri sendiri maupun pasangan.

P3. mereka bisa… intinya mereka memberikan sesuatu yang positif

kedalam diri aku.

Kemudian cluster berikutnya yang diungkapkan oleh para partisipan adalah pemahaman bahwa dalam relasi intim harus ada rasa saling menghormati. Misalnya, menurut pada keputusan atau permintaan pasangan yang akan menjadi kepala rumah tangga dan pasangan juga dapat

menghormati perbedaan pendapat yang disampaikan. Hal ini dapat dilihat

dari pernyataan sebagai berikut:

P1. Sekarang mungkin aku nggak pake kerudung, tapi kalau memang nanti dia meminta aku buat pake kerudung gitu. Kalo misalkan dia emang serius loh, kayak mau menjadiin aku istri terus dia minta aku pake kerudung ya. Aku nurut, aku suruh apa aja nurut.

P3. Kayak kalau misalnya dia minta aku.. nggak usah pakai make up lagi kalau keluar.. nggak usah pake celana pendek lagi kalau keluarg.. ya aku bakal nurut.

P2. kalau prinsipku bukan nanti seandainya aku jadi istri aku harus ngikut kata suamiku 100% tuh nggak, aku suka yang bisa diajak diskusi. Kalau dia punya aturan kalau aku setuju ya oke, kalau aku nggak setuju ya ayok kita bicara kayak gitu.

Kemudian ungkapan yang menunjukkan pemahaman tentang relasi intim antar jenis berikutnya adalah terkait adanya dukungan emosional yang diterima. Cluster ini umumnya dirasakan melalui perhatian yang diberikan

pasangan ketika ada masalah. ketika menjalin relasi intim antar jenis.

Misalnya seperti yang tampak melalui pernyataan berikut ini:

P3. Kayak misalnya aku lagi ada masalah, lagi curhat. Terus

besoknya dia nanyain lagi, “gimana masalahmu? udah clear?”,

gitu-gitu.

P1. Banyak masalah keluarga segala macem, dan aku pengen dia tuh orangnya tuh, hubungan kita tuh dia bisa menenangkan aku. P2. Hmm.. intim… hubungan yang dekat… Aku pikir yang dekatnya itu.. dekat secara emosi sih. … Karena atau bagaimana

cara menenangkan satu sama lain, menyemangati satu sama lain. Tidak hanya menerima dukungan emosional, partisipan pun mengungkapkan adanya cluster keinginan memberikan dukungan emosional kepada pasangan dalam relasi intim antar jenis. Misalnya seperti membantu pasangan ketika ada masalah baik melalui kata-kata motivasi

ataupun membantu mencari solusi serta memberi perhatian pada pasangan.

Hal ini dapat terlihat dari ungkapan berikut ini:

P1. Misalkan kedepannya problem entah kerjaan, ntah misalnya dia

punya bisnis atau apa…. Aku tuh rasanya tuh pingin support dia,

support apa namanya, kata.. kata-kata ku tuh bisa memotivasi dia

gitu loh. Kayak quote-quote gitu, kata-kata ku tuh. Bisa he-em.. terus aku tuh pengen bisa calmingdia, kalo dia lagi cemas…

P3. Ya aku bisa jadi cewek yang dewasa buat dia.. yang bisa mengayomi dia atau kalo nggak yang bisa kasi perhatian sama dia gitu..

54

P2. Hmm.. intim… hubungan yang dekat… Aku pikir yang dekatnya itu.. dekat secara emosi sih. … Karena atau bagaimana

cara menenangkan satu sama lain, menyemangati satu sama lain. Kemudian para partisipan pun mengungkapkan pemahaman mereka mengenai relasi intim antar jenis yang di dalamnya ada keinginan untuk merasakan kebahagiaan bersama. Misalnya melakukan hal-hal

menyenangkan bersama. Cluster ini tercermin melalui pernyataan sebagai

berikut:

P1. aku mikir kayak kita enjoying pemandangannya berdua, ntah kita main apa main apa. Terus kita have fun berdua.

P2. Kayak bagaimana kalau aku mau menjadikan ini sebagai

seumur hidup yang menyenangkan, … .

Cluster terakhir yang paling jarang muncul adalah terkait berbagi

diri sendri dan kepemilikan dengan orang yang dikasihi. Para partisipan mengungkapkan pemahaman bahwa relasi intim antar jenis adalah relasi di mana adanya hal yang dibagikan kepada orang yang dikasihi, misalnya membagikan pengetahuan terkait keluarga masing-masing dan berbagi

rezeki yang diterima. Hal ini terlihat dari ungkapan berikut ini:

P1. Karena, kalau sama pacar kadang aku udah cerita semuanya, dan pasti dia apa, kenal orang tuaku juga. Jadi kayak benar-benar masuk, kayak jadi family gitu

P1. Terus kayak kalau lagi punya duit, entah aku dapet gaji, atau aku lagi dapet apa. Ya hal pertama yang aku pikirin, spending-nya sama pacar bukan sama teman.

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa perempuan dewasa awal dengan orang tua bercerai memahami bahwa relasi intim antar

jenis merupakan relasi yang melibatkan komponen keintiman. Hal ini terwujud melalui jawaban para partisipan yang berkaitan dengan kesepuluh

clusters keintiman, sesuai dengan teori. Di mana para partisiapan memahami

bahwa relasi intim antar jenis mengandung rasa saling memahami, komunikasi yang intim, rasa saling menghargai, bisa saling mengandalkan dalam hubungan, ada keinginan meningkatkan kesejahteraan baik dari segi materi maupun menjadikan diri dan pasangan menjadi pribadi yang lebih positif, adanya rasa saling menghormati, bisa menerima dan memberikan dukungan emosional, merasakan kebahagiaan bersama pasangan, serta berbagi diri maupun kepemilikan dengan pasangan.

b. Pemahaman terkait Passion

Passion menyangkut dorongan yang merujuk pada

percintaan/romansa, ketertarikan fisik, perilaku seksual, serta hal-hal terkait dalam hubungan saling mengasihi. Komponen ini dapat diekspresikan misalnya melalui tindakan seperti berciuman, berpelukan, menatap, bersentuhan, dan berhubungan badan. Dari data yang didapat, para partisipan kebanyakan mengungkapkan pemahaman mereka bahwa relasi intim antar jenis dapat terlihat melalui perilaku seksual, yaitu perilaku atau gesture seperti berciuman, berpelukan, menatap, dan sentuhan fisik lainnya tetapi

tidak sampai berhubungan badan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataan

berikut ini:

P1. Orang pacaran ya pengen pengen tuh lah ya digandeng, dipeluk, dielus rambutnya, ya you know lah.

56

P2. Berarti menurutmu kamu bisa bedain nggak mana cewek dan cowok yang menjalin relasi intim dan yang tidak? Bisa sih kayaknya, dari cara bicara, dari tatapan mata. Kayaknya ya kalau aku nggak sok-sok jadi paranormal *tertawa*. Tapi ya biasa beda sih dari tatapan mata. Terus kedekat.. gesture.. itu biasanya

kelihatan sih… gandengan lah paling gampang dilihat…

P3. Mungkin mereka emang pacaran.. dari.. lebih ke yang kayak keliata dari luar. Gesture tubuhnya aja sih. Lebih ya.. intinya lebih kek kontak fisik kayak pegangan tangan, rangkul-rangkulan berarti mereka udah punya hubungan yang intim.

Bentuk lain passion yang terungkap adalah romansa/ percintaan. Hal ini terlihat melalui ungkapan partisipan akan adanya hal-hal romantis

yang dilakukan dalam relasi intim antar jenis, seperti kutipan berikut:

P1. Misalkan aku suka sama orang, yang aku bayangin tuh justru kayak kita fine dining berdua, makan romantis gitu atau dia kasih

surprise aku, kayak gitu,

Hal ini menunjukkan pemahaman para partisipan bahwa ada keterlibatan komponen passion dalam relasi intim antar jenis. Passion merupakan wujud dari relasi intim yang dapat terlihat secara kasat mata oleh orang lain. Misalnya melalui kegiatan-kegiatan romantis bersama pasangan ataupun melalui kontak fisik ataupun gesture.

c. Pemahaman terkait Komitmen

Komponen komitmen atau keputusan mencakup aspek jangka pendek yang berarti seseorang sampai pada keputusan mencintai seseorang dan jangka panjang yang merupakan keinginan untuk merawat atau mempertahankan relasi, misalnya melalui perjanjian/ kesepakatan, kesetiaan, mempertahankan hubungan dalam keadaan sulit, pertunangan, maupun

pernikahan. Dari data yang telah didapatkan, aspek jangka pendek sering diungkapkan melalui pernyataan bahwa relasi intim antar jenis melibatkan

rasa cinta kepada pasangan. Hal ini dapat terlihat dari pernyataan sebagai

berikut:

P1. Apa yang menurutmu penting ada dalam relasi intim?

Cinta. Karena kita nggak bisa jalani hubungan kita hanya karena kasihan, harus benar-benar karena suka.

P2. Kalau aku mau menjadikan ini sebagai seumur hidup …, ya nggak mungkin aku nggak ada cinta buat dia, nggak pengen mengasihi dia.

Kemudian untuk aspek jangka panjang, komitmen sering dipahami sebagai relasi di mana adanya kepercayaan atau kesetiaan serta keinginan untuk mempertahankan hubungan, hubungan serius sampai

menikah atau hidup bersama. Hal ini tercermin dari ungkapan partisipan

sebagai berikut:

P1. Padahal ya kan namanya uda pacaran, atau menambatkan hati ke yang dicinta, kalau nggak ada rasa percaya tuh gabisa.

P1. Yang jelas sekarang cari cowok yang seagama, setia.

P1. kalau pacaran, ya orang harapannya ya bisa sampai selesai, maksudnya pacarannya sampai dijenjang nikah

P3. Ya yang namanya hubungan ya harus ada yang namanya kepercayaan dan kerja sama … Maksudnya kepercayaan ya harus

saling percaya.

P3. Serius lah, maksudnya udah nggak main-main lagi. … . Jadi tujuannya ehmm ya udah serius aja gitu. Biar nggak putus-putus lagi.

P2. Menjalin hubungan intim itu pada akhirnya ya tujuan ku untuk hidup bareng tuh loh.

58

Uraian di atas menunjukkan bahwa para partisipan memahami keterlibatan komponen komitmen dalam relasi intim antar jenis. Para partisipan memiliki pemahaman bahwa relasi intim antar jenis merupakan hal yang serius dan memiliki orientasi masa depan, yaitu pacaran atau lebih. Para partisipan juga memahami bahwa komitmen berhubungan dengan mencintai seseorang dan bagaimana mempertahankan relasi intim antar jenis agar dapat bertahan lama.

Dari paparan di atas, secara umum pemahaman subjek terkait relasi intim antar jenis menunjukkan bahwa subjek memahami dengan baik apa yang harus ada dalam relasi intim antar jenis sesuai dengan teori segitiga cinta Sternberg. Hal ini terlihat dari munculnya ungkapan terkait pemahaman yang melibatkan komponen keintiman, komitmen, dan passion. Akan tetapi, pemahaman subjek terkait relasi intim antar jenis lebih didominasi pada komponen keintiman. Hal ini terlihat dari munculnya seluruh clusters komponen keintiman, sedangkan komponen komitmen dan passion tidak semuanya muncul. Dalam komponen keintiman sendiri ada beberapa cluster yang paling sering disebutkan oleh para partisipan. Hal ini mengindikasikan bahwa ada penekanan yang baik secara sadar maupun tidak sadar dilakukan oleh para partisipan. Beberapa cluster yang ditenkankan oleh para partispan dalam pemahaman mereka mengenai adanya rasa saling memahami dan komunikasi yang intim.

2. Penilaian terhadap Relasi Intim Antar Jenis

Penilaian terkait relasi intim antar jenis berhubungan dengan bagaimana pandangan, emosi, ataupun tanggapan partisipan terkait relasi intim antar jenis khususnya terkait ketiga komponen dalam relasi intim yaitu keintiman,

passion, dan komitmen. Penilaian tersebut dapat berupa penilaian positif maupun

negatif.

a. Penilaian terhadap relasi intim antar jenis terkait komponen keintiman

Para partisipan mengungkapkan penilaian positif mereka terkait relasi intim, yaitu relasi intim antar jenis merupakan relasi yang

menyenangkan atau memberikan kebahagiaan, serta mereka optimis

terhadap relasi intim antar jenis. Pernyataan tersebut kemudian dijelaskan

lebih jauh melalui pandangan-pandangan positif mereka mengenai clusters yang ada dalam komponen keintiman.

Relasi intim merupakan relasi yang menyenangkan diungkapkan partisipan sebagai respon terhadap pengalaman maupun harapan terkait beberapa clusters dalam komponen keintiman. Salah satu cluster yang paling sering diungkapkan secara positif adalah mendapatkan dukungan emosional ketika menjalin relasi intim antar jenis. Hal ini tampak dari pernyataan bahwa dalam relasi intim antar jenis para partisipan senang menerima dukungan emosional dari pasangannya melalui perhatian, maupun kemampuan menenangkan. Hal ini tampak dari kutipan berikut ini:

P2. Terus ketika aku ketemu W, dan.. ehmm… dia bisa satu pikiran

sama aku, dia bukan tipe yang pen-judge yang cepat menghakimi. Dan aku suka cara dia nanya, cara dia memperhatikan, gitu..

60

P3. nah pas keluarga ku lagi ambruk-ambruknya… Berkat dia juga

aku nggak terlalu mikirin keluarga ku banget juga gitu.

P3. Diperhatiin.. disayang.. Itu yang paling aku senengin. Diperhatiin.. disayang. Gitu.

P1. Jadi kayak kenapa aku butuh cowok yang kalem, sabar gitu. Karena aku tau aku bakal sering curhat sama dia… hubungan kita tuh bisa menenangkan aku.

Kemudian para partisipan pun mengungkapkan pandangan mereka bahwa relasi intim antar jenis membawa kebahagiaan pada mereka, melalui hal-hal menyenangkan yang dilakukan. Hal ini berhubungan dengan cluster merasakan kebahagiaan bersama orang yang dikasihi, seperti yang tampak dari kutipan berikut ini:

P3. Sama yang pertama karena dia bisa memberikan suatu kebahagiaan.

P1. aku mikir kayak kita enjoying pemandangannya berdua, ntah kita main apa main apa. Terus kita have fun berdua. Kan aku juga mikir kita ke Timezone berdua aja, kita nyobain semua game-nya aja tuh kayak aku bayangin gitu doang tuh udah kayak yang nyenengin yah kayaknya, gitu.

Penilaian positif terhadap relasi intim pun juga terungkap dari pandangan partisipan di mana mereka merasa dihargai dan diperlakukan dengan baik, serta mendapat penerimaan dan dapat menjadi diri sendiri. Hal ini berhubungan dengan cluster menghargai orang yang dikasihi, yang tampak dari kutipan berikut ini:

P1. Dan yang menurutku, yang penting dia tuh tau memperlakukan aku seperti seorang wanita yang sangat dihargai. Itu cukup.. bikin aku seneng.

P3. dia bener-bener tulus gitu. Dia tuh nggak yang mengharapkan aku harus cantik gini, aku harus cantik gitu, aku harus ngubah itu. Dia apa adanya gitu.

P3. Bisa jadi diriku sendiri..

Penilaian positif terhadap relasi intim antar jenis pun tampak melalui ungkapan adanya hal positif yang didapatkan melalui relasi intim. Hal ini berhubungan dengan cluster keinginan meningkatkan kesejahteraan di mana salah satu partisipan merasa menjadi pribadi yang positif melalui relasi intim antar jenis. Hal ini tampak dari pernyataan sebagai berikut:

P3. Kenapa aku masih pengen sama mereka, karena mereka baik. Menurutku aku sama mereka tuh jadi pribadi yang positif. Misalnya dulu aku nggak suka dandan atau mempercantik diri, terus sekarang jadi suka.

Pandangan para partisipan yang menunjukkan optimisme terhadap relasi intim antar jenis adalah mereka mempercayai bahwa relasi intim dapat berjalan baik jika memiliki beberapa clusters, yaitu komunikasi intim,

Dokumen terkait