• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Penelitian

Dalam dokumen PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK (Halaman 39-51)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Hasil observasi pra siklus memperlihatkan guru dalam proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah sehingga semua proses pembelajaran terpusat pada guru. Guru memberikan informasi dan mengharapkan siswa untuk menghafal dan mengingatnya. Siswa seolah-olah dianggap sebagai botol kosong pasif yang siap diisi ilmu pengetahuan oleh guru. Siswa menerima pengetahuan dari guru secara pasif. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang berlangsung di kelas belum ada forum diskusi, sehingga tidak memberi ruang gerak siswa untuk berdiskusi dan saling bertukar pendapat dengan teman sebaya. Siswa juga tidak dibiasakan untuk mengeluarkan pendapat atau ide-ide dalam pembelajaran.

Pembelajaran yang terpusat pada guru dengan metode ceramah menyebabkan aktivitas belajar siswa rendah khususnya aktivitas oral. Aktivitas oral siswa yang rendah tersebut dapat dilihat dari kurangnya pertanyaan yang dilontarkan siswa baik kepada guru maupun kepada teman sebaya terkait dengan materi pembelajaran. Siswa sibuk dengan aktivitasnya sendiri di luar konteks materi pembelajaran Biologi, seperti berbicara dengan teman, mengantuk dan melamun saat guru memberikan penjelasan dengan metode ceramah.

Pembelajaran dengan metode ceramah menjadikan guru berperan sebagai sumber informasi utama dan siswa sangat bergantung kepada guru dalam memperoleh informasi. Hal ini menyebabkan kemandirian belajar siswa rendah.

Identifikasi lebih lanjut menunjukkan guru menggunakan metode ceramah pada proses pembelajaran. Guru lebih berorientasi untuk menyelesaikan materi pelajaran tepat pada waktunya dan tidak melaksanakan variasi pembelajaran yang seharusnya dapat dilakukan untuk mengaktifkan siswa. Penerapan metode pembelajaran yang tidak bervariasi tersebut mengakibatkan siswa bosan, jenuh dan kurang tertarik dengan pembelajaran yang dilaksanakan guru di kelas sehingga aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa rendah.

24

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan hasil observasi kondisi awal di kelas X-J sebelum adanya penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick menunjukkan peran serta siswa dalam pembelajaran masih kurang, tingkat aktivitas oral siswa yang masih rendah ditandai dengan kurangnya pertanyaan yang dilontarkan siswa baik kepada guru maupun kepada teman sebaya terkait dengan materi pembelajaran. Rendahnya tingkat aktivitas oral siswa disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Oral Siswa Prasiklus Indikator Aktivitas Oral Persentase (%)

Bertanya kepada guru 9, 76

Bertanya kepada teman 0, 00

Mengemukakan pendapat 0, 00

Berdiskusi dengan teman 0, 00

Rata-rata 2, 44

Tingkat kemandirian belajar siswa yang masih rendah, ditandai dengan interaksi siswa dengan sumber belajar masih kurang dan siswa sangat bergantung kepada guru dalam memperoleh informasi. Rendahnya kemandirian belajar siswa disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Prasiklus

Indikator Kemandirian Belajar Persentase (%) Mampu mengelola strategi belajar dengan berdiskusi 0,00

Mampu mengatur waktu belajar 36,35

Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar

dengan berdiskusi 0,00

Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar

dengan memanfaatkan sumber belajar 63,41

Memiliki bahan ajar 60,98

Interaksi peserta didik dengan bahan ajar 63,41

Rata-rata 37,40

Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka dilakukan tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa dalam proses pembelajaran. Tindakan tersebut berupa penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam beberapa siklus, dengan melakukan evaluasi tiap akhir siklus untuk mengetahui adanya peningkatan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa.

25

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 2. Siklus I a. Perencanaan Tindakan I

Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari:

1) Silabus mata pelajaran Biologi untuk materi pokok Plantae yang disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2) Rencana Pembelajaran (RP) untuk materi pokok Plantae sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan diskusi kelompok disertai Talking Stick.

3) Instrumen penelitian yang meliputi lembar observasi aktivitas oral dan belajar siswa, angket aktivitas oral siswa dan angket kemandirian belajar siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pada siklus I, penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick diterapkan untuk pokok bahasan Plantae. Tahap pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari dua kali pertemuan dengan alokasi waktu pertemuan 2 x 45 menit dengan materi Karakteristik dan Klasifikasi Plantae.

Pembelajaran diawali dengan pemberian apersepsi dan motivasi oleh guru untuk mengantarkan siswa pada materi pembelajaran. Siswa dibagi menjadi delapan kelompok yang terdiri dari tujuh kelompok beranggotakan lima siswa dan satu kelompok beranggota enam siswa. Siswa berdiskusi sesuai dengan lembar kerja yang telah disiapkan oleh guru. Pada lembar kerja telah diberikan pertanyaan-pertanyaan berupa permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa melalui diskusi kelompok. Setiap siswa harus mendiskusikan jawaban yang paling tepat untuk setiap pertanyaan dalam lembar kerja.

Penerapan diskusi kelompok ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, mengemukakan pendapat, berinteraksi dan berdiskusi dengan siswa lain dalam kelompoknya, memanfaatkan sumber belajar yang dimiliki serta mengatasi kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Selama kegiatan diskusi guru berkeliling kelas untuk memantau keadaan tiap-tiap kelompok dan membimbing siswa dalam berdiskusi.

Langkah selanjutnya adalah penyampaian hasil diskusi, dalam hal ini guru menunjuk satu siswa dari setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusi 26

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelompok di depan kelas disertai dengan kegiatan jawab. Kegiatan tanya-jawab ini membuat siswa aktif dalam bertanya maupun mentanya-jawab pertanyaan yang diberikan dari siswa dalam kelompok lain sehingga terjadi tukar informasi.

Tahap selanjutnya adalah Talking Stick. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa. Siswa yang memegang tongkat, diberi pertanyaan dan harus menjawab pertanyaan dari guru. Pertanyaan diberikan kepada siswa secara bergiliran. Apabila siswa tidak mampu menjawab pertanyaan, siswa lain dalam kelompoknya dapat memberikan bantuan.

Penerapan Talking Stick ini membuat siswa mampu menyampaikan pendapat terhadap pertanyaan yang diberikan dan memperoleh informasi tentang materi pelajaran tanpa bergantung kepada guru. Kegiatan tanya-jawab pada metode Talking Stick juga dapat meluruskan kesalahan pemahaman secara langsung sehingga siswa tidak akan mengulang kesalahan jika ada pertanyaan yang sama. Pada akhir proses pembelajaran guru bersama siswa membuat rangkuman dan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

c. Observasi Siklus I

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran melalui penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick dalam proses pembelajaran Biologi di kelas X-J.

Observasi dilakukan dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah disusun pada tahap perencanaan tindakan Siklus I, yaitu lembar observasi dan angket. Lembar observasi digunakan selama proses pembelajaran berlangsung di kelas sedangkan angket diberikan kepada siswa di akhir siklus I.

Hasil observasi terhadap aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran Biologi memperlihatkan bahwa aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan untuk setiap indikator apabila dibandingkan hasil observasi terhadap aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa sebelum diberi tindakan penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick. Hasil observasi siklus I terhadap aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4.

27

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Oral Siswa Siklus I Indikator Aktivitas Oral Persentase (%)

Bertanya kepada guru 70,73

Bertanya kepada teman 63,41

Mengemukakan pendapat 68,29

Berdiskusi dengan teman 70,73

Rata-rata 68,29

Tabel 4. Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Siklus I

Indikator Kemandirian Belajar Persentase (%) Mampu mengelola strategi belajar dengan berdiskusi 70,73

Mampu mengatur waktu belajar 75,61

Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar

dengan berdiskusi 65,85

Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar

dengan memanfaatkan sumber belajar 70,73

Memiliki bahan ajar 75,61

Interaksi peserta didik dengan bahan ajar 75,61

Rata-rata 72,36

Hasil angket aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa Siklus I disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel 5. Hasil Angket Aktivitas Oral Siswa Siklus I Indikator Aktivitas Oral Persentase (%)

Bertanya kepada guru 67,38

Bertanya kepada teman 71,95

Mengemukakan pendapat 71,49

Berdiskusi dengan teman 63,72

Rata-rata 68,64

Tabel 6. Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa Siklus I

Indikator Kemandirian Belajar Persentase (%) Mampu mengelola strategi belajar dengan berdiskusi 73,72

Mampu mengatur waktu belajar 74,09

Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar

dengan berdiskusi 69,21

Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar

dengan memanfaatkan sumber belajar 72,10

Memiliki bahan ajar 75,91

Interaksi peserta didik dengan bahan ajar 76,93

Rata-rata 73,59

28

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Wawancara dilakukan secara informal untuk menganalisis pelaksanaan proses pembelajaran. Selama proses pembelajaran, siswa dituntut untuk memecahkan permasalahan dalam kelompok, mengemukakan hasil diskusi kelompok di depan kelas, menjawab pertanyaan dari guru, mendengarkan jawaban/ penjelasan teman saat siswa lain menjawab pertanyaan dari guru, mengemukakan hal-hal yang belum dimengerti kepada guru maupun teman sebaya dan memberikan kesimpulan terhadap pembelajaran yang berlangsung.

Hasil wawancara siswa menunjukkan sebagian besar siswa termotivasi dalam belajar melalui penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick. Siswa mulai berinteraksi dengan siswa lain dan sumber belajar, siswa mengemukakan hal-hal yang belum dimengerti secara langsung dengan bertanya kepada guru meskipun masih ada yang malu karena takut ditertawakan siswa lain. Siswa mampu menyampaikan pendapatnya dan menjawab pertanyaan dari guru walaupun masih terlihat grogi, masih ada siswa yang pasif dan tidak memberikan saran saat kelompoknya mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan.

d. Refleksi Siklus I

Penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick pada Siklus I difokuskan pada aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran. Hasil observasi siklus I menunjukkan rata-rata persentase indikator aktivitas oral siswa sebesar 68,64% disajikan pada Tabel 5. Setiap indikator aktivitas oral siswa pada Siklus I mengalami peningkatan dibandingkan hasil observasi prasiklus.

Peningkatan indikator aktivitas oral pada siklus I bila dibandingkan dengan prasiklus disajikan pada Gambar 5.

Gambar 5. Diagram Hasil Observasi Aktivitas Oral Siswa Setiap Siklus

0

Diagram Hasil Observasi Aktivitas Oral Siswa Setiap Siklus

Indikator

29

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil observasi siklus I menunjukkan rata-rata persentase indikator aktivitas oral siswa sebesar 72,36% disajikan pada Tabel 6. Setiap indikator aktivitas oral siswa pada Siklus I mengalami peningkatan dibandingkan hasil observasi prasiklus. Peningkatan indikator aktivitas oral pada siklus I bila dibandingkan dengan prasiklus disajikan pada Gambar 6.

Gambar 6. Diagram Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Setiap Siklus Tindakan yang dilakukan pada siklus I cukup membawa perubahan positif dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut terbukti dengan meningkatnya persentase masing-masing indikator pada aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa. Meskipun demikian, pelaksanaan tindakan siklus I masih menunjukkan adanya beberapa kekurangan. Berikut beberapa hal yang ditemukan pada siklus I:

1) Siswa masih terlihat saling mengandalkan satu sama lain dalam memecahkan masalah, sehingga masih terlihat adanya ketergantungan pada siswa tertentu.

2) Siswa masih merasa takut untuk bertanya walaupun dengan teman sebaya.

Siswa yang bertanya cenderung hanya itu-itu saja.

3) Sebagian siswa merasa malu dan takut untuk bertanya sehingga hanya diam saja sambil mencatat hasil diskusi dan memperhatikan temannya yang melontarkan pertanyaan.

4) Sebagian siswa belum mampu untuk menjawab dengan tepat pertanyaan dari guru dan belum mampu memberikan solusi/ saran ketika kelompok lain mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan.

0

65.85 70.73 75.61 75.61 Pra Siklus Siklus I

Diagram Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Setiap Siklus

Indikator

30

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan gambaran kekurangan pada siklus I tersebut, selanjutnya terdapat beberapa hal yang perlu mendapat perhatian guna tahap perencanaan pada siklus II. Hal-hal yang perlu mendapat perhatian adalah sebagai berikut:

a) Guru perlu menciptakan suasana pembelajaran yang memberi kondisi siswa untuk lebih bisa bekerja sama satu sama lain dengan tidak mengandalkan pada salah satu siswa.

b) Guru harus lebih meningkatkan peran serta siswa dalam pembelajaran, berusaha membuat siswa untuk mampu menyampaikan pendapat maupun mampu mengusulkan pemecahan dalam diskusi. Misalnya dengan memberikan nilai tambahan kepada siswa yang mengemukakan pendapat maupun melontarkan pertanyaan kepada kelompok lain.

c) Guru perlu memberikan motivasi siswa untuk berani bertanya dan menjawab pertanyaan yang diberikan, jangan malu untuk ditertawakan siswa lain dan jangan takut untuk salah karena ini adalah proses pembelajaran.

d) Guru perlu meningkatkan ketrampilan bertanya sehingga mempermudah siswa dalam menemukan prinsip atau fakta yang berkaitan dengan materi yang sedang dipelajari.

3. Siklus II a. Perencanaan Tindakan II

Perencanaan tindakan siklus II merupakan hasil perbaikan pelaksanaan tindakan pada siklus I yang mengacu pada refleksi siklus I. Pada siklus ini direncanakan agar siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berdiskusi dengan teman sebaya.

Hal-hal yang disiapkan antara lain adalah Silabus dan Rencana Pembelajaran (RP) untuk siklus II dengan materi Perkembangbiakan Plantae, lembar observasi, angket aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran Biologi.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pembelajaran pada siklus II merupakan tindak lanjut hasil refleksi pembelajaran siklus I. Pelaksanaan siklus II sama dengan siklus I, dengan tujuan mengadakan perbaikan hal-hal yang dianggap kurang pada siklus I. Materi yang digunakan pada siklus II adalah Perkembangbiakan Plantae.

31

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pembelajaran diawali dengan pemberian apersepsi dan motivasi oleh guru untuk mengantarkan siswa pada materi pembelajaran. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada siklus II dilanjutkan dengan pembentukan kelompok.

Siswa terbagi menjadi 8 kelompok seperti pembagian kelompok pada siklus I.

Langkah selanjutnya adalah penerapan diskusi kelompok dimana siswa berdiskusi dengan kelompoknya sesuai dengan lembar kerja yang telah disiapkan oleh guru. Berdasarkan refleksi siklus I, guru harus memberikan motivasi kepada siswa untuk berani mengemukakan pendapat, tidak malu bertanya dan tidak takut ditertawakan siswa lain jika salah dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain maupun pertanyaan yang diberikan guru. Guru juga akan memberikan nilai tambahan bagi siswa yang mengajukan pertanyaan dan mengemukakan pendapat.

Guru berkeliling kelas untuk memantau keadaan tiap-tiap kelompok, membimbing siswa dalam berdiskusi, membantu siswa jika menemui kesulitan-kesulitan selama diskusi berlangsung. Langkah selanjutnya adalah penyampaian hasil diskusi, guru menunjuk seorang siswa dari setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusi di depan kelas disertai dengan kegiatan tanya-jawab.

Hal ini dilakukan agar siswa berani menyampaikan informasi dan mengemukakan pendapat di depan kelas sesuai hasil diskusi kelompok dan bertanya terhadap hal-hal yang belum dimengerti kepada kelompok lain yang membacakan hasil diskusi di depan kelas.

Tahap selanjutnya, guru mengambil tongkat dan diberikan kepada siswa.

Siswa yang memegang tongkat tersebut, harus menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Setiap siswa mendapat pertanyaan dari guru secara bergiliran.

Siswa yang tidak mampu menjawab pertanyaan dapat dibantu siswa lain dalam kelompoknya. Hal ini dilakukan untuk meluruskan kesalahan pemahaman dan mengatasi kesulitan siswa dalam memahami materi pembelajaran sehingga siswa tidak akan mengulang kesalahan ketika menemui pertanyaan yang sama.

Proses pembelajaran diakhiri dengan pembentukan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari oleh guru dengan melibatkan siswa. Hal ini dilakukan untuk memperjelas pemikiran siswa dan mengetahui pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang telah dipelajari.

32

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user c. Observasi Siklus II

Hasil observasi siklus II aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6. Kekurangan pelaksanaan siklus I diperbaiki pada siklus II. Proses pembelajaran siklus II berjalan lebih efektif dan siswa lebih antusias dalam pembelajaran.

Tabel 5. Hasil Observasi Aktivitas Oral Siswa Siklus II Indikator Aktivitas Oral Persentase (%)

Bertanya kepada guru 75, 61

Bertanya kepada teman 78, 05

Mengemukakan pendapat 75, 61

Berdiskusi dengan teman 82, 93

Rata-rata 78, 05

Tabel 6. Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Siklus II

Indikator Kemandirian Belajar Persentase (%) Mampu mengelola strategi belajar dengan berdiskusi 82, 93

Mampu mengatur waktu belajar 75, 61

Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar

dengan berdiskusi 78, 05

Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar

dengan memanfaatkan sumber belajar 82, 93

Memiliki bahan ajar 100, 00

Interaksi peserta didik dengan bahan ajar 82, 93

Rata-rata 83, 74

Angket aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa pada penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick ini diberikan kepada siswa pada akhir siklus II.

Hasil angket aktivitas oral siswa Siklus II disajikan pada Tabel 7 dan angket kemandirian belajar siswa Siklus II disajikan pada Tabel 8.

Tabel 7. Hasil Angket Aktivitas Oral Siswa Siklus II Indikator Aktivitas Oral Persentase (%)

Bertanya kepada guru 79, 42

Bertanya kepada teman 77, 74

Mengemukakan pendapat 79, 73

Berdiskusi dengan teman 80, 64

Rata-rata 79, 38

33

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 8. Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa Siklus II

Indikator Kemandirian Belajar Persentase (%) Mampu mengelola strategi belajar dengan berdiskusi 87, 96

Mampu mengatur waktu belajar 81, 10

Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar

dengan berdiskusi 83, 69

Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar

dengan memanfaatkan sumber belajar 86, 74

Memiliki bahan ajar 98, 17

Interaksi peserta didik dengan bahan ajar 92, 17

Rata-rata 88, 30

Hasil wawancara pada siklus II memberikan informasi bahwa siswa semakin antusias dan menyukai pembelajaran dengan penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick. Siswa menganggap penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick sangat menyenangkan karena dapat saling bertukar pikiran, berbagi pendapat dan ajang berkumpul dengan teman karena lebih bebas dan rileks. Penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick mampu mengatasi kesulitan memahami materi pembelajaran dan menemukan konsep pembelajaran tanpa menunggu informasi dari guru.

d. Refleksi Siklus II

Hasil observasi siklus II menunjukkan rata-rata persentase indikator aktivitas oral siswa sebesar 78,05% disajikan pada Tabel 7. Data hasil observasi aktivitas oral siswa pada Tabel 7 menunjukkan indikator siswa bertanya kepada guru mencapai 75,61%, siswa bertanya kepada teman sebesar 78,05%, siswa mengemukakan pendapat sebesar 75,61 dan siswa berdiskusi dengan teman mencapai 82,93%.

Penerapan diskusi kelompok memberikan kesempatan untuk terjadi tukar pikiran antar siswa, sehingga siswa yang menguasai materi dapat membantu siswa lain yang kesulitan memahami materi, melatih siswa untuk dapat menghargai pendapat dan pikiran teman serta meningkatkan rasa percaya diri siswa untuk berbicara di depan orang banyak. Siswa berani bertanya kepada teman saat presentasi karena sudah terbiasa. Penerapan Talking Stick membuat siswa termotivasi untuk menjawab pertanyaan dan siswa merasa malu apabila tidak dapat menjawab pertanyaan maupun menyampaikan pendapatnya.

34

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Setiap indikator aktivitas oral siswa pada Siklus II mengalami peningkatan dibandingkan hasil observasi prasiklus. Peningkatan indikator aktivitas oral pada siklus II dibandingkan dengan prasiklus dan siklus I disajikan pada Gambar 7.

Gambar 7. Diagram Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Oral Siswa Setiap Siklus Hasil observasi siklus II menunjukkan rata-rata persentase indikator aktivitas oral siswa sebesar 83,74% disajikan pada Tabel 8. Setiap indikator aktivitas oral siswa pada Siklus II mengalami peningkatan dibandingkan hasil observasi prasiklus. Pengelolaan strategi belajar mencapai 82,93%, pengaturan waktu belajar mencapai 75,61%, mengatasi kesulitan memahami baghan ajar dengan berdiskusi sebesar 78,05%, mengatasi kesulitan memahami bahan ajar dengan memanfaatkan sumber belajar sebesar 82,93%, memiliki dan membawa bahan ajar mencapai 100% dan berinteraksi dengan bahan ajar sebesar 82,93%.

Peningkatan indikator aktivitas oral pada siklus II bila dibandingkan dengan pra siklus dan siklus I disajikan pada Gambar 8.

Gambar 8. Perbandingan Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Setiap Siklus

0

75.61 78.05 75.61 82.93 Pra Siklus Siklus I

Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Oral Siswa Setiap Siklus

0

82.93 Pra Siklus Siklus I Siklus II

Persentase (%) Keterangan Indikator: bahan ajar dengan memanfaatkan sumber belajar

5= Memiliki dan membawa bahan ajar

6=Interaksi siswa dengan bahan

Indikator ajar

Perbandingan Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Setiap Siklus

35

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick membuat siswa merasa senang karena merupakan hal yang baru dalam proses pembelajaran. Selami ini guru hanya menggunakan metode creamah dan mencatat, hal ini membuat siswa merasa bosan dan jenuh untuk belajar. Adanya penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick membuat siswa lebih termotivasi dan mandiri dalam belajar dibandingkan dengan metode ceramah yang selama ini digunakan guru.

Berdasarkan hasil observasi, analisis angket dan hasil wawancara dengan siswa tentang aktivitas oral dan kemandirian belajar pada siklus II menunjukkan penelitian sudah mencapai target yang telah ditentukan, yaitu aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa mencapai > 75%. Oleh karena itu penelitian ini tidak perlu dilanjutkan lagi siklus berikutnya.

B. Pembahasan

Dalam dokumen PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK (Halaman 39-51)

Dokumen terkait