• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Pemikiran

Dalam dokumen PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK (Halaman 27-0)

BAB II LANDASAN TEORI

B. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk menemukan sendiri konsep pembelajaran konsep pembelajaran yang ingin dicapai. Peran guru hanya sebagai motivator dan fasilitator. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa, siswa diberi kesempatan untuk meningkatkan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran.

Permasalahan dalam pembelajaran Biologi di kelas X-J SMA Negeri 1 Kartasura pada tahun pelajaran 2010/2011 adalah kurang optimalnya guru dalam meningkatkan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa. Guru sering bertindak sebagai “penceramah” dan menganggap siswa sebagai “botol kosong” yang siap diisi dengan pengertian sebanyak-banyaknya. Proses pembelajaran seperti ini kurang melibatkan aktivitas siswa sehingga siswa mengalami kejenuhan dan menggantungkan orang lain.

Penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick, siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok, diberi kesempatan untuk berdiskusi, presentasi hasil diskusi kelompok dan dilanjutkan kegiatan Talking Stick dimana guru memberikan pertanyaan secara bergilir sehingga siswa menjadi lebih aktif dan mandiri dalam mencari informasi, berpendapat dan menjawab pertanyaan yang diberikan.

12

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Terkait dengan permasalahan umum pembelajaran Biologi yaitu kurang optimalnya guru dalam meningkatkan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa selama proses pembelajaran serta kegiatan pembelajaran yang masih berpusat pada guru, maka diperlukan tindakan yang dapat meningkatkan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa melalui penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick.

Penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick melatih siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam pembelajaran dan tidak berperan sebagai penerima informasi yang pasif. Dengan demikian, penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick diharapkan dapat meningkatkan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa di dalam proses pembelajaran Biologi.

Adapun alur kerangka pemikiran dalam kegiatan penelitian ini, secara sederhana tampak pada Gambar 1.

13

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011. Penelitian dimulai pada bulan Januari sampai Februari 2011. Penelitian dilaksanakan sebanyak 4 kali tatap muka dengan waktu 8 x 45 menit, dengan rincian siklus I dilaksanakan 2 kali tatap muka (4 x 45 menit) dan siklus II dilaksanakan 2 kali tatap muka (4 x 45 menit).

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dengan berkolaborasi bersama guru bidang studi Biologi. PTK terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) tetapi sebelumnya diawali oleh suatu tahapan Pra PTK. Keempat tahap dalam PTK ini adalah unsur yang membentuk sebuah siklus. Siklus ini diikuti oleh siklus-siklus lain secara berkesinambungan. Siklus berikutnya dilaksanakan bila masih ada indikator keberhasilan yang belum tercapai pada siklus sebelumnya.

Berdasarkan tujuan penelitian, jelas bahwa penelitian ini lebih bersifat mendeskripsikan data atau analisis kualitatif, fakta dan keadaan pembelajaran di kelas. Keadaan pembelajaran yang dimaksud adalah proses pembelajaran Biologi sebelum dan sesudah diberi tindakan berupa penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick.

C. Sumber Data

Data penelitian dikumpulkan dari beberapa sumber, meliputi : 1. Informan, yaitu guru dan siswa.

2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran.

3. Dokumentasi atau arsip, berupa skenario pembelajaran, silabus dan buku referensi mengajar.

15

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi pengamatan, wawancara, dan angket, masing-masing secara singkat diuraikan sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi dilakukan terhadap siswa ketika proses pembelajaran di dalam kelas. Pengamatan terhadap siswa difokuskan pada aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa dalam mengikuti pelajaran. Aktivitas oral yang dimaksud adalah aktivitas bertanya dan aktivitas berdiskusi. Sedangkan kemandirian belajar siswa dibatasi pada dimensi pengelolaan belajar, dimensi tanggung jawab dan dimensi pemanfaatan sumber belajar.

Pengamatan dilakukan secara sistematis dimana peneliti telah merancang bentuk instrumen pengamatan yang akan dilakukan di dalam proses pembelajaran.

Pengamatan dilakukan dengan mengambil tempat duduk paling belakang sehingga dalam posisi tersebut dapat lebih leluasa melakukan pengamatan terhadap aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa dalam proses pembelajaran di kelas.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa untuk mengadakan informasi balikan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. “Kelebihan wawancara adalah bisa kontak langsung dengan siswa sehingga mengungkapkan jawaban secara lebih bebas dan mendalam” (Sudjana, 2008: 68). Pelaksanaan wawancara ini dilakukan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat sebelumnya.

Wawancara atau diskusi dilakukan setelah proses pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada.

Diskusi dengan guru dilakukan di sekolah yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Meminta pendapat guru tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas, antara lain mengungkap kelebihan dan kekurangan serta permasalahan lain yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.

b. Mengemukakan catatan terhadap hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan fokus penelitian, mengemukakan segi-segi kelebihan dan kekurangan.

16

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Mendiskusikan permasalahan yang muncul selama siklus berlangsung, kemudian menentukan tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya untuk meningkatkan keefektifan penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick.

3. Angket

Angket diberikan pada siswa pada pra siklus dan di setiap akhir siklus.

untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari angket tersebut, dapat diketahui peningkatan proses pembelajaran sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa dalam proses pembelajaran Biologi.

Angket yang digunakan pada penelitian ini adalah bentuk chek-list, yaitu suatu bentuk angket dimana pengisi angket memberi tanda cek (√) pada kolom alternatif jawaban yang disediakan. Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang mencerminkan isi kajian teori. Konsep alat ukur ini berisi kisi-kisi angket. Konsep selanjutnya dijabarkan dalam aspek dan indikator yang disesuaikan dengan tujuan penilaian yang hendak dicapai, selanjutnya indikator ini digunakan sebagai pedoman dalam menyusun item-item angket.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan terhadap berbagai arsip yang digunakan dalam proses pembelajaran, misalnya dalam penelitian ini adalah silabus, rencana pembelajaran dari guru yang bersangkutan, hasil diskusi kelompok, presensi siswa, dan buku ajar yang digunakan.

E. Validitas Data

Teknik yang digunakan untuk menjaga validitas data dalam penelitian yaitu teknik triangulasi. Menurut Lexy J. Moleong (2000: 178), teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding data. Triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi metode.

Triangulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk 17

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menguji kemantapan informasinya (H.B. Sutopo, 2002: 80- 81). Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi selama proses pembelajaran berlangsung dan angket dengan sumber data adalah siswa untuk menggali data mengenai aktivitas dan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran Biologi. Skema triangulasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Skema Triangulasi Metode (Sumber: HB. Sutopo, 2002: 81) F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan sejak awal sampai berakhirnya kegiatan pengumpulan data. Data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis ini mengacu pada model interaktif Miles dan Huberman (1992: 16-19) yang dilakukan dalam 3 komponen yaitu:

1. Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui seleksi yang ketat, ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas.

2. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi pada masing-masing siklus.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan bermakna.

Angket

Siswa Observasi

Data

Wawancara

18

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berikut skema model interaktif dalam analisis data:

Gambar 3. Komponen-komponen Analisis data: Model Interaktif (Miles dan Huberman, 1992: 20)

G. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Mc. Taggart dalam Sukardi (2001: 214- 215) yang berupa model spiral yaitu dalam satu siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan/ tindakan, observasi, refleksi dan perencanaan kembali yang merupakan suatu dasar untuk pemecahan masalah. Adapaun langkah-langkah nyata dalam penelitian adalah :

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick. Instrumen penelitian tersebut terdiri dari silabus, RPP, lembar observasi, angket dan pedoman wawancara.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick, tahapannya sebagai berikut:

1) Pertemuan I

a) Guru membagi siswa dalam kelompok, tiap kelompok terdiri 5-6 siswa.

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan

Reduksi Data

19

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Guru menentukan ketua kelompok, penulis, dan pelapor hasil kelompok.

c) Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan kelompoknya. Guru hanya memberikan bantuan dan bimbingan kepada setiap kelompok secara bergiliran agar kegiatan belajar lebih terarah dan lebih produktif.

d) Siswa melakukan presentasi hasil diskusi kelompoknya disertai tanya-jawab.

2) Pertemuan II

a) Siswa melanjutkan presentasi hasil diskusi kelompoknya disertai tanya-jawab

b) Guru mengambil tongkat dan diberikan kepada siswa. Siswa yang memegang tongkat, diberi pertanyaan dan wajib menjawabnya.

Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa menjawab pertanyaan dari guru.

c) Guru membimbing siswa dalam menarik kesimpulan.

d) Guru memberikan angket dan diisi oleh siswa.

c. Tahap Observasi

Observasi dilakukan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran pada penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick yang ditekankan pada aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa. Observasi dilakukan dengan mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi.

d. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan upaya mengkaji apa yang telah terjadi, apa yang telah dihasilkan, dan apa yang belum dituntaskan dalam tindakan. Berdasarkan hasil observasi, peneliti mendiskusikan hasil pengamatan dengan guru setelah proses pembelajaran selesai dan membuat kesimpulan hasil pengamatan.

Selain itu, peneliti juga berdiskusi untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan agar tidak terjadi kesalahan berulang pada siklus kedua.

20

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan rencana perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Rencana perbaikan dari siklus I ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik, meliputi upaya meningkatkan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa saat pembelajaran dan diskusi, pendekatan dan perhatian yang menyeluruh terhadap semua kelompok sehingga diskusi dapat berjalan dengan lancar, optimal dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, upaya perbaikan metode agar guru lebih terampil menggunakannya serta memberikan penekanan pada materi Plantae yang kurang dipahami siswa.

b. Tahap Pelaksanaan

Penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick sebagai berikut:

1) Pertemuan I

a) Guru membagi siswa dalam kelompok, tiap kelompok terdiri 5-6 siswa. Pembagian kelompok pada siklus II sama dengan siklus I.

b) Guru menentukan ketua kelompok, penulis dan pelapor hasil diskusi kelompok.

c) Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi berdasarkan petunjuk guru.

Guru hanya memberikan bantuan dan bimbingan kepada setiap kelompok secara bergiliran agar kegiatan belajar lebih terarah dan lebih produktif.

d) Siswa melakukan presentasi hasil diskusi kelompok disertai tanya jawab.

2) Pertemuan II

a) Siswa melanjutkan presentasi hasil diskusi kelompok disertai tanya-jawab.

b) Guru mengambil tongkat dan diberikan kepada siswa. Siswa yang memegang tongkat diberi pertanyaan dan wajib menjawabnya.

Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa menjawab pertanyaan dari guru.

21

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Guru melibatkan siswa dalam menarik kesimpulan, sekaligus merangkum jawaban masalah yang telah dibahas oleh semua kelompok.

d) Guru menyebar angket dan diisi oleh siswa.

c. Tahap Observasi

Observasi dilakukan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran pada penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick yang ditekankan pada aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa. Peneliti mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi.

d. Tahap Refleksi

Seperti pada tahap refleksi siklus I, refleksi pada siklus II ini juga dilakukan dengan berdiskusi antara guru biologi dengan peneliti. Diskusi ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan tindakan apakah sudah mencapai tujuan atau belum dan untuk menentukan keputusan dalam melakukan siklus lanjutan atau berhenti karena masalahnya yang telah terpecahkan.

4. Tahap Tindak Lanjut

Kegiatan penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut dari guru biologi yang bersangkutan untuk melakukan perbaikan serta menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran agar proses kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Secara rinci masing-masing tahapan dalam pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.

22

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggart dalam Sukardi (2001: 214)

Revi

Act & Observe Act & Observe Act & Observe

Perencanaan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Prasiklus

Hasil observasi pra siklus memperlihatkan guru dalam proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah sehingga semua proses pembelajaran terpusat pada guru. Guru memberikan informasi dan mengharapkan siswa untuk menghafal dan mengingatnya. Siswa seolah-olah dianggap sebagai botol kosong pasif yang siap diisi ilmu pengetahuan oleh guru. Siswa menerima pengetahuan dari guru secara pasif. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang berlangsung di kelas belum ada forum diskusi, sehingga tidak memberi ruang gerak siswa untuk berdiskusi dan saling bertukar pendapat dengan teman sebaya. Siswa juga tidak dibiasakan untuk mengeluarkan pendapat atau ide-ide dalam pembelajaran.

Pembelajaran yang terpusat pada guru dengan metode ceramah menyebabkan aktivitas belajar siswa rendah khususnya aktivitas oral. Aktivitas oral siswa yang rendah tersebut dapat dilihat dari kurangnya pertanyaan yang dilontarkan siswa baik kepada guru maupun kepada teman sebaya terkait dengan materi pembelajaran. Siswa sibuk dengan aktivitasnya sendiri di luar konteks materi pembelajaran Biologi, seperti berbicara dengan teman, mengantuk dan melamun saat guru memberikan penjelasan dengan metode ceramah.

Pembelajaran dengan metode ceramah menjadikan guru berperan sebagai sumber informasi utama dan siswa sangat bergantung kepada guru dalam memperoleh informasi. Hal ini menyebabkan kemandirian belajar siswa rendah.

Identifikasi lebih lanjut menunjukkan guru menggunakan metode ceramah pada proses pembelajaran. Guru lebih berorientasi untuk menyelesaikan materi pelajaran tepat pada waktunya dan tidak melaksanakan variasi pembelajaran yang seharusnya dapat dilakukan untuk mengaktifkan siswa. Penerapan metode pembelajaran yang tidak bervariasi tersebut mengakibatkan siswa bosan, jenuh dan kurang tertarik dengan pembelajaran yang dilaksanakan guru di kelas sehingga aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa rendah.

24

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan hasil observasi kondisi awal di kelas X-J sebelum adanya penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick menunjukkan peran serta siswa dalam pembelajaran masih kurang, tingkat aktivitas oral siswa yang masih rendah ditandai dengan kurangnya pertanyaan yang dilontarkan siswa baik kepada guru maupun kepada teman sebaya terkait dengan materi pembelajaran. Rendahnya tingkat aktivitas oral siswa disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Oral Siswa Prasiklus Indikator Aktivitas Oral Persentase (%)

Bertanya kepada guru 9, 76

Bertanya kepada teman 0, 00

Mengemukakan pendapat 0, 00

Berdiskusi dengan teman 0, 00

Rata-rata 2, 44

Tingkat kemandirian belajar siswa yang masih rendah, ditandai dengan interaksi siswa dengan sumber belajar masih kurang dan siswa sangat bergantung kepada guru dalam memperoleh informasi. Rendahnya kemandirian belajar siswa disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Prasiklus

Indikator Kemandirian Belajar Persentase (%) Mampu mengelola strategi belajar dengan berdiskusi 0,00

Mampu mengatur waktu belajar 36,35

Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar

dengan berdiskusi 0,00

Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar

dengan memanfaatkan sumber belajar 63,41

Memiliki bahan ajar 60,98

Interaksi peserta didik dengan bahan ajar 63,41

Rata-rata 37,40

Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka dilakukan tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa dalam proses pembelajaran. Tindakan tersebut berupa penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam beberapa siklus, dengan melakukan evaluasi tiap akhir siklus untuk mengetahui adanya peningkatan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa.

25

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 2. Siklus I a. Perencanaan Tindakan I

Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari:

1) Silabus mata pelajaran Biologi untuk materi pokok Plantae yang disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2) Rencana Pembelajaran (RP) untuk materi pokok Plantae sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan diskusi kelompok disertai Talking Stick.

3) Instrumen penelitian yang meliputi lembar observasi aktivitas oral dan belajar siswa, angket aktivitas oral siswa dan angket kemandirian belajar siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pada siklus I, penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick diterapkan untuk pokok bahasan Plantae. Tahap pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari dua kali pertemuan dengan alokasi waktu pertemuan 2 x 45 menit dengan materi Karakteristik dan Klasifikasi Plantae.

Pembelajaran diawali dengan pemberian apersepsi dan motivasi oleh guru untuk mengantarkan siswa pada materi pembelajaran. Siswa dibagi menjadi delapan kelompok yang terdiri dari tujuh kelompok beranggotakan lima siswa dan satu kelompok beranggota enam siswa. Siswa berdiskusi sesuai dengan lembar kerja yang telah disiapkan oleh guru. Pada lembar kerja telah diberikan pertanyaan-pertanyaan berupa permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa melalui diskusi kelompok. Setiap siswa harus mendiskusikan jawaban yang paling tepat untuk setiap pertanyaan dalam lembar kerja.

Penerapan diskusi kelompok ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, mengemukakan pendapat, berinteraksi dan berdiskusi dengan siswa lain dalam kelompoknya, memanfaatkan sumber belajar yang dimiliki serta mengatasi kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Selama kegiatan diskusi guru berkeliling kelas untuk memantau keadaan tiap-tiap kelompok dan membimbing siswa dalam berdiskusi.

Langkah selanjutnya adalah penyampaian hasil diskusi, dalam hal ini guru menunjuk satu siswa dari setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusi 26

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelompok di depan kelas disertai dengan kegiatan jawab. Kegiatan tanya-jawab ini membuat siswa aktif dalam bertanya maupun mentanya-jawab pertanyaan yang diberikan dari siswa dalam kelompok lain sehingga terjadi tukar informasi.

Tahap selanjutnya adalah Talking Stick. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa. Siswa yang memegang tongkat, diberi pertanyaan dan harus menjawab pertanyaan dari guru. Pertanyaan diberikan kepada siswa secara bergiliran. Apabila siswa tidak mampu menjawab pertanyaan, siswa lain dalam kelompoknya dapat memberikan bantuan.

Penerapan Talking Stick ini membuat siswa mampu menyampaikan pendapat terhadap pertanyaan yang diberikan dan memperoleh informasi tentang materi pelajaran tanpa bergantung kepada guru. Kegiatan tanya-jawab pada metode Talking Stick juga dapat meluruskan kesalahan pemahaman secara langsung sehingga siswa tidak akan mengulang kesalahan jika ada pertanyaan yang sama. Pada akhir proses pembelajaran guru bersama siswa membuat rangkuman dan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

c. Observasi Siklus I

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran melalui penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick dalam proses pembelajaran Biologi di kelas X-J.

Observasi dilakukan dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah disusun pada tahap perencanaan tindakan Siklus I, yaitu lembar observasi dan angket. Lembar observasi digunakan selama proses pembelajaran berlangsung di kelas sedangkan angket diberikan kepada siswa di akhir siklus I.

Hasil observasi terhadap aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran Biologi memperlihatkan bahwa aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan untuk setiap indikator apabila dibandingkan hasil observasi terhadap aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa sebelum diberi tindakan penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick. Hasil observasi siklus I terhadap aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4.

27

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Oral Siswa Siklus I Indikator Aktivitas Oral Persentase (%)

Bertanya kepada guru 70,73

Bertanya kepada teman 63,41

Mengemukakan pendapat 68,29

Berdiskusi dengan teman 70,73

Rata-rata 68,29

Tabel 4. Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Siklus I

Indikator Kemandirian Belajar Persentase (%)

Indikator Kemandirian Belajar Persentase (%)

Dalam dokumen PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK (Halaman 27-0)

Dokumen terkait