• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK DISERTAI TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS ORAL DAN

KEMANDIRIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-J SMA NEGERI 1 KARTASURA

SKRIPSI

Oleh : ANI SUGIHARTI

NIM. K 4305002

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

i

(2)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK DISERTAI TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS ORAL DAN

KEMANDIRIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-J SMA NEGERI 1 KARTASURA

Oleh : ANI SUGIHARTI

NIM. K 4305002

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2011

ii

(3)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(4)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

(5)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ABSTRAK

Ani Sugiharti. K4305002. Pendidikan Biologi FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. “PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK DISERTAI TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS ORAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARTASURA”. Skripsi. 2010.

Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk meningkatkan aktivitas oral siswa dalam pembelajaran Biologi siswa kelas X-J SMA Negeri 1 Kartasura dengan menerapkan diskusi kelompok disertai Talking Stick, 2) Untuk meningkatkan kemandirian siswa dalam pembelajaran Biologi siswa kelas X-J SMA Negeri 1 Kartasura dengan menerapkan diskusi kelompok disertai Talking Stick.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X-J SMA Negeri 1 Kartasura yang berjumlah 41 siswa. Sumber data adalah siswa dan guru. Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara, angket. Validitas data menggunakan teknik triangulasi metode. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik analisis model interaktif.

Prosedur penelitian adalah model spiral yang saling berkaitan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas oral dan kemandirian siswa dari pra siklus ke siklus I kemudian ke siklus II. Proses pembelajaran pada pra siklus bersifat teacher-centered sehingga aktivitas oral dan kemandirian siswa rendah.

Peningkatan terjadi pada siklus I. Aktivitas oral dan kemandirian siswa meningkat walaupun belum optimal. Pelaksanaan siklus II menyebabkan aktivitas oral dan kemandirian siswa menjadi optimal.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas oral dan kemandirian siswa dalam pembelajaran Biologi siswa kelas X-J SMA Negeri 1 Kartasura.

v

(6)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ABSTRACK

Ani Sugiharti. Biology Education Department of FKIP Surakarta Sebelas Maret University. “IMPLEMENTATION OF DISCUSSION GROUPS IS ACCOMPANIED THE TALKING STICK TO IMPROVE THE ORAL ACTIVITIES AND INDEPENDENCE OF STUDENTS IN CLASS X-J SMA NEGERI 1 KARTASURA”. Thesis. 2011

This research aims are 1) To improve the oral activity of students in learning Biology class X-J SMA Negeri 1 Kartasura by implementing discussion groups is accompanied by the Talking Stick, 2) To improve the independence of students in learning biology class X-J SMA Negeri 1 Kartasura by implementing discussion groups is accompanied by the Talking Stick.

This research is a class action (Classroom Action Research). The research was conducted in two cycles, with each cycle consisting of planning, implementing action, observation, and reflection. The subjects of research were the grade X-J students of SMA Negeri 1 Kartasura. Sources of data were the students and teacher.

Data collection techniques were observation, interviews and questionnaires. Methods Triangulation was used to know validity of data. Data analysis was descriptive and qualitative analysis using an interactive model. Procedure of research is Spiral model of related research.

The conclusion of this research is the implementation of discussion groups is accompanied Talking Stick improve the oral activity and independence of students in learning biology class X SMA Negeri 1 Kartasura.

Keyword: Discussion groups, Talking Stick, Oral activities, Independence of Students

vi

(7)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user MOTTO

”Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri” (Q.S. Ar-Ra’d : 11)

“Yakinlah bahwa Allah tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai kemampuannya” (Q. S. Al Baqorah : 286)

”Dan sesungguhnya, setelah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al Insyirah : 6)

Janganlah berputus asa untuk mencari sebuah keberhasilan, teruslah berusaha dan berdoa, karena itulah modal menuju kesuksesan. (Penulis)

vii

(8)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user PERSEMBAHAN

Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :

 ”Bapak dan Ibu”

Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas dan kasih sayang tidak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga memiliki kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayang mereka.

 “ Astri Astuti dan Burhan Assidiq”

Terima kasih karena senantiasa mendorong langkahku dengan perhatian dan semangat dan selalu ada di sampingku baik disaat kutegar berdiri maupun saat

kujatuh dan terluka.

 ”Mbak Sri Nur, Ana Soraya, Dek Heliyah”

Terima kasih atas semangat, perjuangan dan kerjasamanya.

 ”Almamater”

viii

(9)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, yang memberi ilmu, inspirasi, dan kemuliaan. Atas kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK DISERTAI TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS ORAL DAN KEMANDIRIAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARTASURA”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

3. Ketua Program Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Prof. Dr. rer. nat. H. Sajidan, M.Si, selaku Pembimbing I, yang selalu memberikan motivasi dan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi.

5. Dra. Sri Dwiastuti, M.Si, selaku Pembimbing II yang selalu memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi.

6. Kepala SMA Negeri 1 Kartasura, yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.

7. Inten Purwaningdyah, S.Pd, selaku Guru mata pelajaran Biologi SMA Negeri 1 Kartasura, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.

8. Keluarga Besar SMA N 1 Kartasura atas kesempatan menimba ilmu di sana.

9. Teman-teman P. Biologi angkatan 2005, Faiz, Hendri, Astri, Ana, Aant, Dwi, Wulan, Rizka, Tika, Adit, Upik, Evi, Ovi, Tanti, Rischa, Vita, Kartika, Ika, Anis,

ix

(10)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Anisa, Dita, Isni, Dyah, Ambar, Anika, Arini, Hardani, Nurma, Suliz, Lastri dan Silvi.

10. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak mungkin disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa tiada yang sempurna selain Allah SWT, maka skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karenaa keterbatasan penulis. Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.

Surakarta, Juli 2011 Penulis

x

(11)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGAJUAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN ABSTRAK ... v

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka ... 5

B. Kerangka Pemikiran ... 12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 15

B. Bentuk dan Strategi Penelitian ... 15

C. Sumber Data ... 15

D. Teknik Pengumpulan Data ... 16

E. Validitas Data ... 17

F. Teknik Analisis Data ... 18

G. Prosedur Penelitian ... 19

xi

(12)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ... 24

1.Pra Siklus ... 24

2.Siklus I ... 26

3.Siklus II ... 31

B. Pembahasan ... 36

1.Pra Siklus ... 36

2.Siklus I ... 38

3.Siklus II ... 41

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 1.Kesimpulan ... 44

2.Implikasi ... 44

3.Saran ... 44

DAFTAR PUSTAKA ... 46

LAMPIRAN ... 50

(13)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran ... 14 Gambar 2. Skema Triangulasi Metode ... 18 Gambar 3. Komponen-komponen Analisis data: Model Interaktif

(Miles dan Huberman, 1992: 20) ... 19 Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ...

Gambar 5. Diagram Hasil Observasi Aktivitas Oral Siswa Setiap Siklus ... 29 Gambar 6. Diagram Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Setiap Siklus .. 30 Gambar 7. Diagram Perbandingan Hasil Observasi Aktivitas Oral Siswa Setiap

Siklus ... 35 Gambar 8. Diagram Perbandingan Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa

Setiap Siklus ... 35

xiii

(14)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Oral Siswa Prasiklus ... 25

Tabel 2. Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Prasiklus ... 25

Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Oral Siswa Siklus I... 28

Tabel 4. Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Siklus I ... 28

Tabel 5. Hasil Angket Aktivitas Oral Siswa Siklus I ... 23

Tabel 6. Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa Siklus I ... 23

Tabel 7. Hasil Observasi Aktivitas Oral Siswa Siklus II ... 23

Tabel 8. Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Siklus II ... 23

Tabel 9. Hasil Angket Aktivitas Oral Siswa Siklus II ... 23

Tabel 10. Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa Siklus II ... 23

xiv

(15)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrument Pembelajaran

Silabus Pembelajaran ... 50

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 52

Lampiran 2. Instrument Penelitian Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Oral Siswa ... 67

Kisi-Kisi Lembar Observasi Kemandirian Siswa ... 67

Kisi-Kisi Angket Aktivitas Oral Siswa ... 68

Kisi-Kisi AngketKemandirian Siswa ... 68

Lembar Observasi Aktivitas Oral Siswa ... 69

Lembar Observasi Kemandirian Siswa ... 71

Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintak (Guru) ... 73

Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintak (Siswa) ... 75

Angket Aktivitas Oral Siswa ... 77

Angket Kemandirian Belajar Siswa ... 78

Pedoman Wawancara ... 79

Lampiran 3. Dokumentasi Dokumentasi Pra Siklus ... 81

Dokumentasi Siklus I ... 82

Dokumentasi Siklus II... 84

Lampiran 4. Perijinan Surat Permohonan Ijin Penyusunan Skripsi ... 86

Surat Keputusan Dekan FKIP Tentang Ijin Penyusunan Skripsi ... 87

Surat Permohonan Ijin Observasi ... 88

Surat Permohonan Ijin Research/ Try Out ... 89

Surat Keterangan Penelitian di SMAN 1 Kartasura ... 90

xv

(16)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran yang menempatkan guru sebagai satu satunya sumber ilmu pengetahuan masih banyak kita jumpai. Siswa seolah-olah dianggap sebagai botol kosong pasif yang siap diisi ilmu pengetahuan oleh guru. Guru banyak beraktivitas dan menentukan segala sesuatu yang dikehendaki. Proses pembelajaran seperti ini tidak mendorong siswa untuk beraktivitas. Hal ini tidak sesuai dengan hakikat siswa sebagai subjek belajar. Pembelajaran yang dilakukan harus berpusat pada siswa, bukan berpusat pada guru sehingga siswa ikut terlibat secara aktif pada proses pembelajaran.

Pelajaran Biologi adalah mata pelajaran wajib Sekolah Menengah Atas (SMA) terutama untuk kelas X. Biologi merupakan mata pelajaran yang dapat dipelajari secara nyata di alam, namun banyak siswa menganggap pelajaran Biologi merupakan pelajaran yang sulit. Siswa dirasa kurang mampu untuk mempelajari Biologi. Salah satu kesulitan belajar Biologi menurut siswa yaitu karena materi Biologi cenderung banyak hafalan.

Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran Biologi kelas X-J SMA Negeri 1 Kartasura menunjukkan bahwa proses pembelajaran bersifat teacher- centered. Proses pembelajaran yang terjadi selalu memposisikan siswa sebagai pendengar ceramah guru, siswa tampak mendengarkan dan menulis informasi yang disampaikan oleh guru akibatnya proses pembelajaran cenderung membosankan dan menjadikan kemandirian belajar siswa rendah. Hasil observasi lebih lanjut menunjukkan bahwa siswa tidak bertanya tentang sesuatu yang belum dimengerti, hanya beberapa siswa yang mengemukakan pendapat, kegiatan diskusi antar siswa jarang dilakukan dan siswa lebih memilih berbicara dengan teman sebangkunya mengenai sesuatu di luar materi pelajaran Biologi.

Berdasarkan hasil observasi tersebut, dapat diartikan sebagian besar siswa pasif selama pembelajaran. Hasil observasi diperkuat dengan keterangan dari guru yang menyatakan selama pembelajaran siswa jarang bertanya, apalagi untuk

1

(17)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengemukakan pendapat ataupun menanggapi pendapat, tidak ada siswa yang berani berpendapat. Menurut penuturan siswa, terdapat keengganan siswa untuk bertanya kepada guru bila ada hal-hal yang kurang jelas karena malu dan takut bila ditertawakan siswa lain.

Menurut keterangan guru, selama ini metode yang digunakan belum bervariasi karena pengajaran terfokus untuk menghabiskan materi. Sementara menurut siswa, penyampaian materi pelajaran oleh guru lebih banyak dengan ceramah sehingga pelajaran menjadi kurang menarik. Hasil wawancara dengan guru dan siswa menunjukkan metode yang digunakan guru kurang menarik dan relatif sedikit kesempatan siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan beberapa permasalahan yang terungkap dari hasil observasi langsung di kelas dan hasil wawancara dengan guru dan siswa, terdapat permasalahan serius yang tidak boleh dibiarkan terus berlanjut karena akan sangat mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Permasalahan tersebut antara lain adalah rendahnya aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa.

Rendahnya aktivitas oral dapat dilihat pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung, siswa tidak bertanya tentang sesuatu yang belum dimengerti, hanya beberapa siswa yang mengemukakan pendapat, kegiatan diskusi antar siswa jarang dilakukan dan siswa lebih memilih berbicara dengan teman sebangkunya mengenai sesuatu di luar materi pelajaran Biologi. Kemandirian belajar siswa yang rendah terlihat dari sebagian besar yang tidak berinisiatif untuk mengelola strategi belajar dengan berdiskusi, mengobrol dengan teman sebangkunya di luar materi pelajaran Biologi, tidak berdiskusi dan tidak memanfaatkan sumber belajar untuk mengatasi kesulitan memahami materi pembelajaran Biologi.

Permasalahan tersebut disebabkan metode yang diterapkan guru kurang tepat dan masih bersifat teacher centered. Metode pembelajaran yang diterapkan guru akan mempengaruhi cara belajar siswa. Metode yang bersifat teacher centered menjadikan guru lebih aktif dan siswa pasif dalam proses pembelajaran, sehingga penerapan metode yang bersifat teacher centered menyebabkan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa rendah. Kesimpulan ini diperoleh dari hasil observasi langsung di kelas dan hasil wawancara dengan siswa.

2

(18)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Permasalahan tersebut apabila dibiarkan terus menerus akan mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran, khususnya pembelajaran Biologi.

Salah satu cara untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut adalah penerapan diskusi kelompok dan Talking Stick. Guru membagi siswa ke dalam kelompok- kelompok untuk berdiskusi, presentasi hasil diskusi yang disertai tanya-jawab, dilanjutkan dengan Talking Stick, yaitu pemberian giliran dalam menjawab pertanyaan atau mengemukakan pendapat tentang permasalahan yang diberikan guru.

Penerapan diskusi kelompok melibatkan siswa untuk berinteraksi dalam kelompoknya, mendorong siswa untuk menyatakan pendapatnya secara lisan, saling tukar informasi dan aktif dalam memecahkan permasalahan terkait dengan materi pelajaran, sehingga tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja. Penerapan diskusi kelompok dapat dilengkapi dengan metode pendukung pembelajaran kooperatif, yaitu Talking Stick agar proses pembelajaran berjalan efektif.

Proses pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang melibatkan siswa yakni menggunakan kegiatan siswa secara efektif dalam proses pembelajaran.

Untuk melibatkan siswa semaksimal mungkin dalam pembelajaran, guru perlu memberi giliran dalam menjawab pertanyaan melalui penerapan Talking Stick.

Pemberian giliran dalam menjawab pertanyaan, selain melibatkan siswa secara maksimal dalam pembelajaran, dapat menumbuhkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat, meningkatkan kemandirian belajar siswa serta dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dilakukan penelitian dengan judul: “PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK DISERTAI TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS ORAL DAN KEMANDIRIAN BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS X-J SMA NEGERI 1 KARTASURA”.

B. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah, maka permasalahan yang menjadi pokok penelitian dapat dirumuskan yaitu:

1. Apakah penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick dalam pembelajaran Biologi dapat meningkatkan aktivitas oral siswa?

3

(19)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Apakah penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick dalam pembelajaran Biologi dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan aktivitas oral siswa kelas X-J SMA Negeri 1 Kartasura dengan menerapkan diskusi kelompok disertai Talking Stick dalam pembelajaran Biologi.

2. Meningkatkan kemandirian belajar siswa kelas X-J SMA Negeri 1 Kartasura dengan menerapkan diskusi kelompok disertai Talking Stick dalam pembelajaran Biologi.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Guru:

a. Memberikan pilihan bagi guru melalui penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick sebagai evaluasi guru dan siswa dalam meningkatkan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa.

b. Memberikan masukan bagi guru agar lebih memperhatikan masalah yang terkait dalam pembelajaran khususnya aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa.

2. Siswa:

a. Meningkatkan aktivitas oral siswa dalam proses pembelajaran melalui penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick.

b. Meningkatkan kemandirian belajar siswa dalam proses pembelajaran melalui penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick.

3. Sekolah:

a. Menyusun program peningkatan proses pembelajaran pada tahap berikutnya.

b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran.

4

(20)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Diskusi Kelompok

Diskusi kelompok merupakan suatu percakapan, pembicaraan antara dua orang atau lebih untuk mengambil keputusan dan memecahkan masalah. E. Mulyasa (2006: 89) menyatakan bahwa “diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur dan melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka untuk mengambil kesimpulan dan memecahkan masalah.” Lebih lanjut E. Mulyasa (2006: 116-117) menyatakan bahwa “diskusi diartikan sebagai percakapan responsif yang dijalin oleh pertanyaan-pertanyaan problematis yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalah.”

Diskusi diartikan sebagai suatu proses penyampaian materi, dimana guru bersama subjek peserta didik mengadakan dialog bersama untuk mencari jalan pemecahan dan menyerap serta menganalisis satu atau sekelompok materi tertentu.

Dalam diskusi, guru berperan sebagai pengatur lalu lintas informasi, pemberi jalan dan penampung informasi (Sudarwan Danim, 1995: 37).

Syaiful Bahri Djamarah (2005: 157) menyatakan bahwa “diskusi adalah proses yang teratur yang melibatkan sekelompok individu dalam suatu interaksi tatap muka secara kooperatif untuk tujuan membagi informasi, membuat keputusan dan memecahkan masalah.”

Roestiyah (2008: 5) menyatakan bahwa “Di dalam diskusi ini terlibat proses interaksi antara dua atau lebih individu yang, saling tukar menukar pengalaman, informasi, memecahkan masalah, dapat terjadi juga semuanya aktif, tidak ada yang pasif sebagai pendengar saja.”

Metode diskusi mendorong siswa untuk berdialog dan bertukar pendapat, dengan tujuan agar siswa dapat terdorong untuk berpartisipasi secara optimal, tanpa ada aturan-aturan yang terlalu keras, namun harus tetap mengikuti etika yang disepakati bersama. Diskusi dapat dilakukan dalam dua bentuk. Pertama, diskusi

5

(21)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelompok kecil (small group discussion) dengan kegiatan kelompok kecil. Kedua, diskusi kelas, yang melibatkan semua siswa di dalam kelas, baik dipimpin langsung oelh gurunya atau dilaksanakan oleh seorang atau beberapa pemimpin diskusi yang dipilih langsung oleh siswa.

Melalui metode diskusi, para siswa berinteraksi secara verbal, melakukan tukar-menukar informasi, saling mempertahankan pendapat, maupun mengajukan alternatif pemecahan masalah. Penerapan metode diskusi dipandang sebagai cara untuk mengembangkan kerjasama dalam memecahkan masalah. Siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan menentukan keputusan atas dasar kesepakatan bersama.

Ahmet Zeki Saka (2010: 41) menyatakan bahwa kerjasama dalam kelompok dan di antara kelompok dapat memperkaya prestasi siswa dalam pembelajaran science dan meningkatkan kemampuan profesionalnya ...”. Penerapan diskusi kelompok dapat mengembangkan kerjasama dalam memecahkan masalah, menemukan solusi dan memperkaya prestasi siswa melalui kerjasama dalam kelompok dan diantara kelompok.

Berdasarkan uraian di atas, disimpulkan bahwa kegiatan diskusi menuntut seseorang untuk aktif berbicara yaitu bertanya maupun berpendapat, karena diskusi merupakan suatu bentuk percakapan. Tanpa adanya keaktifan berbicara dari para pelakunya, percakapan tidak akan terbentuk dan diskusi tidak dapat terjadi.

Diskusi selalu terjadi dalam kelompok, baik kelompok besar maupun kelompok kecil. Syarat-syarat diskusi menurut Hasibuan, Ibrahim dan Toenlioe (2000: 99) adalah:

1) Melibatkan kelompok yang banyak anggotanya berkisar antara 3-9 orang (idealnya 5-9 orang);

2) Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan) dan langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan saling beradu pandang dan saling mendengar serta berkomunikasi satu dengan yang lain;

3) Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerja sama antar anggota kelompok;

4) Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis, menuju suatu kesimpulan.

6

(22)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Langkah-langkah metode diskusi dalam proses pembelajaran menurut Suwarna, Slamet dan Satunggalno (2006: 110) sebagai berikut:

1) Guru menyampaikan judul atau masalah yang akan didiskusikan, dan memberikan pengarahan cara pemecahannya (judul atau masalah dapat ditentukan bersama oleh murid dan guru).

2) Guru mengarahkan agar membentuk kelompok-kelompok diskusi serta memimpin menentukan ketua maupun sekretaris kelompok.

3) Guru mengamati pelaksanaan diskusi, memberikan dorongan atau bantuan agar setiap anggota berpartisipasi aktif, serta menjaga ketertiban.

4) Guru berusaha agar diskusi berjalan dalam suasana bebas yang mana setiap anggota mempunyai hak untuk berbicara atau menyampaikan pendapat.

5) Tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya, kemudian dibahas atau dimintakan pendapat dari kelompok lainnya.

E. Mulyasa (2006: 90) mengemukakan bahwa melalui diskusi dalam pembelajaran, memungkinkan peserta didik:

1) Berbagi informasi dan pengalaman dalam pemecahan suatu masalah.

2) Meningkatkan pemahaman terhadap masalah yang penting dalam pembelajaran.

3) Meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

4) Mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi.

5) Membina kerjasama yang sehat dalam kelompok yang kohesif dan bertanggungjawab.

Kekuatan/ keuntungan diskusi kelompok menurut Hasibuan, Ibrahim dan Toenlioe (2000: 104) antara lain:

a) Hasil keputusan kelompok lebih kaya (berasal dari berbagai sumber), daripada hasil pemikiran individu.

b) Anggota kelompok sering dimotivasi kehadiran anggota kelompok lain.

c) Anggota-anggota yang pemalu lebih bebas mengemukakan pendapat/

pikirannya dalam kelompok kecil.

d) Anggota kelompok lebih merasa terikat dalam melaksanakan keputusan kelompok karena mereka terlibat di dalam proses pengambilan keputusan.

e) Diskusi kelompok dapat meningkatkan pemahaman terhadap diri sendiri maupun pemahaman terhadap orang lain (meningkatkan kemampuan individu untuk berinteraksi).

Diskusi kelompok memungkinkan siswa memecahkan suatu masalah melalui pemberian kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan berkomunikasi, memahami suatu konsep, percaya kepada diri sendiri dan berani mengemukakan pendapatnya, mampu berinteraksi sosial dan bertanggungjawab.

7

(23)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 2. Talking Stick

Talking Stick merupakan salah satu metode pendukung pengembangan pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa untuk mengemukakan pendapat.

Agus Suprijono (2009: 109) mengemukakan bahwa “Talking Stick termasuk salah satu metode pendukung pengembangan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dengan metode Talking Stick mendorong peserta didik untuk mengemukakan pendapat”.

Proses pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang melibatkan siswa yakni menggunakan kegiatan siswa secara efektif dalam proses pembelajaran.

Hal ini sesuai dengan pernyataan E. Mulyasa (2006: 71) berikut ini:

Untuk melibatkan peserta didik semaksimal mungkin dalam pembelajaran, guru perlu memberi giliran dalam menjawab pertanyaan. Pemberian giliran dalam menjawab pertanyaan, selain untuk melibatkan peserta didik secara maksimal dalam pembelajaran, juga untuk menumbuhkan keberanian siswa serta untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan.

Menurut Kimberly Fujioka (2005: 1) bahwa “Talking Stick adalah metode mendengar dan berbicara, yang demokratis dan mendorong saling pengertian antara siswa dari latar belakang budaya yang beragam”. Berdasarkan pengertian tersebut Talking Stick memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan pendapat dan menghargai pendapat dari siswa lain yang berasal dari latar belakang yang berbeda.

Peraturan dalam metode Talking Stick adalah siswa yang mendapatkan tongkat mempunyai kesempatan untuk berbicara tanpa adanya gangguan sedangkan siswa lain harus diam dan mendengarkan pendapat yang disampaikan sehingga kondisi kelas lebih kondusif. Kimberly Fujioka (2005: 1) mengemukakan bahwa

“peraturan tentang penggunaan metode Talking Stick yaitu bagi yang memegang tongkat di tangannya maka dia mempunyai hak untuk berbicara dan yang lain diam mendengarkan”. Hal yang senada juga dikemukakan oleh Stephanie M. Webster (2006: 2) sebagai berikut:

Siswa hanya diizinkan untuk berbicara ketika mereka memiliki tongkat di tangan. Tongkat ini diberikan dengan cara bergiliran. Penggunaan metode Talking Stick memungkinkan siswa dapat berbicara tanpa adanya gangguan.

8

(24)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keuntungan lain dalam penggunaan metode Talking Stick adalah kondisi menjadi lebih tenang dan siswa mendapatkan ruang dan kesempatan untuk berbicara.

Langkah-langkah penerapan metode Talking Stick menurut Erman S. Ar (2010: 7), yaitu:

1. Guru menyiapkan sebuah tongkat, 2. Sajian materi pokok,

3. Siswa membaca materi lengkap pada wacana,

4. Guru mengambil tongkat dan memberikan tongkat kepada siswa dan siswa yang kebagian tongkat menjawab pertanyaan dari guru,

5. Tongkat diberikan kepada siswa lain dan guru memberikan pertanyaan lagi dan seterusnya,

6. Guru membimbing kesimpulan, 7. Refleksi, dan

8. Evaluasi.

3. Aktivitas Oral

Beragamnya jenis aktivitas belajar siswa yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah menuntut setiap guru untuk mampu merencanakan kegiatan pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa tidak merasa bosan.

Menurut Slameto (1995: 36), “sebagai seorang pendidik, guru perlu menimbulkan aktivitas siswa pada proses pembelajaran. Dengan aktivitas sendiri maka pelajaran menjadi berkesan dan dipikirkan serta diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk berbeda. Siswa akan bertanya, mengajukan pendapat dan diskusi dengan guru, bertindak, menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, serta membuat intisari dari pelajaran. Siswa yang menjadi partisipan aktif akan memiliki ilmu pengetahuan dan keterampilan dengan baik.”

Orang yang belajar harus aktif, karena tanpa adanya aktivitas proses belajar tidak mungkin terjadi. Sardiman A.M (2001: 95) mengatakan bahwa “dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik”.

Berdasarkan uraian pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang mampu melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

9

(25)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Aktivitas belajar yang dapat dilakukan anak-anak di kelas, banyak macamnya. Oemar Hamalik (2001: 90) mengemukakan bahwa Paul B. Diedrich membagi aktivitas siswa menjadi 8 kelompok, sebagai berikut:

a. Visual activities seperti membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau bermain.

b. Oral activities seperti mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.

c. Listening activities seperti mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.

d. Writing activities seperti menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat sketsa atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi angket.

e. Drawing activities seperti menggambar, membuat grafik, diagram, peta, pola.

f. Motor activities seperti melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan (simulasi), menari, berkebun.

g. Mental activities seperti merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, membuat keputusan.

h. Emotional activities seperti minat, membedakan, berani, tenang, dan sebagainya.

Terkait dengan jenis aktivitas siswa tersebut, aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam proses pembelajaran. Aktivitas belajar merupakan penekanan pembelajaran kompetensi, yaitu di mana proses pembelajaran yang dilakukan menekankan tercapainya suatu tujuan yang dapat berupa indikator yang dikehendaki (Martinis Yamin, 2007: 81). Oleh karena itu, aktivitas belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aktivitas oral siswa dalam belajar Biologi yang meliputi mengemukakan suatu fakta atau prinsip, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat dan berdiskusi.

Menurut E. Mulyasa (2006: 101) pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika seluruh siswa atau setidaknya 75% siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.

4. Kemandirian

Kemandirian merupakan kesiapan seseorang untuk belajar dengan inisiatif sendiri atau bantuan orang lain dalam hal merencanakan/ menentukan tujuan belajar, metode dan strategi belajar serta cara evaluasinya. Irzan Tahar dan Enceng (2006:

10

(26)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92) mengemukakan bahwa, “kemandirian merupakan kesiapan dari individu yang mau dan mampu untuk belajar dengan inisiatif sendiri, dengan atau tanpa bantuan pihak lain dalam hal penentuan tujuan belajar, metode belajar, dan evaluasi hasil belajar.” Hal yang senada dikemukakan oleh Pardjono (2007: 87) bahwa

“kemandirian siswa dalam belajar meliputi kegiatan merencanakan tujuannya, merencanakan cara mencapai tujuan, merencanakan strategi, memantau perkembangan, dan mengevaluasi peningkatan dirinya.”

Siswa berusaha melakukan berbagai kegiatan yang disertai tanggung jawab yang besar pada siswa untuk mencapai tujuan belajar. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Irzan Tahar dan Enceng (2006: 92) bahwa “Kemandirian menuntut tanggung jawab yang besar pada diri peserta ajar sehingga peserta ajar berusaha melakukan berbagai kegiatan untuk tercapainya tujuan belajar.”

Holstein (1986: xiii) mengemukakan bahwa kemandirian menandakan sesuatu seperti ketergantungan dan kebebasan bagi keputusan, penilaian pendapat dan pertanggungjawaban. Kemandirian belajar menunjuk dirinya dalam cara pengambilan sikap dan bahkan bukan abstraksi. Berdasarkan uraian tersebut kemandirian belajar merupakan penampilan seseorang yang sikap dan perbuatannya menandakan keswakarsaan (berbuat sendiri secara aktif) dalam memberikan pendapat, penilaian pengambilan keputusan dan pertanggungjawaban. Selanjutnya tindakan tersebut merupakan respons yang muncul secara spontan sebagai cerminan diri seseorang yang mandiri.

Kemandirian adalah aktivitas belajar yang dilakukan oleh individu dengan kebebasannya dalam menentukan dan mengelola sendiri bahan ajar, waktu, tempat dan memanfaatkan berbagai sumber belajar yang diperlukan. Melalui kebebasan tersebut, individu memiliki kemampuan dalam mengelola cara belajar, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi dan terampil memanfaatkan sumber belajar.

Pemanfaatan sumber belajar ditandai dengan kemampuan memilih sumber belajar yang sesuai dengan kebutuhan, pengadaan bahan ajar dan bentuk interaksi dengan bahan ajar yang digunakan. Pemilihan dan pemanfaatan sumber belajar tersebut membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih bermakna (Irzan Tahar dan Enceng, 2006: 93).

11

(27)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pembentukan kemandirian belajar melibatkan tiga dimensi. Menurut Irzan Tahar dan Enceng (2006: 94), dimensi dalam sintesis kemandirian belajar, yaitu:

a. Dimensi pengelolaan belajar berarti peserta ajar harus mampu mengatur strategi, waktu dan tempat untuk melakukan aktivitas belajarnya seperti membaca, meringkas, membuat catatan dan mendengarkan materi dari audio.

b. Dimensi tanggung jawab berarti peserta ajar mampu menilai aktivitas, mengatasi kesulitan dan mengukur kemampuan yang diperoleh dari belajar.

Dalam belajar mandiri peserta ajar dituntut untuk memiliki kesiapan, keuletan daya tahan. Sehingga diperlukan motivasi yang tinggi. Kesulitan yang dialami dalam belajar harus mereka atasi sendiri dengan diskusi, memanfaatkan sumber belajar yang terkait dengan bahan ajar dan memperbanyak latihan soal yang dapat meningkatkan pemahaman peserta ajar.

c. Dimensi pemanfaatan berbagai sumber belajar berarti peserta ajar dapat menggunakan berbagai sumber belajar seperti modul, majalah, kaset audio, VCD, Computer Assisted Instruction (CAI) dan internet.

B. Kerangka Pemikiran

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk menemukan sendiri konsep pembelajaran konsep pembelajaran yang ingin dicapai. Peran guru hanya sebagai motivator dan fasilitator. Guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa, siswa diberi kesempatan untuk meningkatkan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran.

Permasalahan dalam pembelajaran Biologi di kelas X-J SMA Negeri 1 Kartasura pada tahun pelajaran 2010/2011 adalah kurang optimalnya guru dalam meningkatkan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa. Guru sering bertindak sebagai “penceramah” dan menganggap siswa sebagai “botol kosong” yang siap diisi dengan pengertian sebanyak-banyaknya. Proses pembelajaran seperti ini kurang melibatkan aktivitas siswa sehingga siswa mengalami kejenuhan dan menggantungkan orang lain.

Penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick, siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok, diberi kesempatan untuk berdiskusi, presentasi hasil diskusi kelompok dan dilanjutkan kegiatan Talking Stick dimana guru memberikan pertanyaan secara bergilir sehingga siswa menjadi lebih aktif dan mandiri dalam mencari informasi, berpendapat dan menjawab pertanyaan yang diberikan.

12

(28)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Terkait dengan permasalahan umum pembelajaran Biologi yaitu kurang optimalnya guru dalam meningkatkan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa selama proses pembelajaran serta kegiatan pembelajaran yang masih berpusat pada guru, maka diperlukan tindakan yang dapat meningkatkan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa melalui penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick.

Penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick melatih siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam pembelajaran dan tidak berperan sebagai penerima informasi yang pasif. Dengan demikian, penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick diharapkan dapat meningkatkan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa di dalam proses pembelajaran Biologi.

Adapun alur kerangka pemikiran dalam kegiatan penelitian ini, secara sederhana tampak pada Gambar 1.

13

(29)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick

Aktivitas oral meningkat Kemandirian belajar

meningkat I

N P U T

P R O S E S

O U T P U T

Teacher Centered

Siswa Pasif

Aktivitas Oral Rendah Kemandirian

belajar Rendah

14

(30)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kartasura tahun ajaran 2010/2011. Penelitian dimulai pada bulan Januari sampai Februari 2011. Penelitian dilaksanakan sebanyak 4 kali tatap muka dengan waktu 8 x 45 menit, dengan rincian siklus I dilaksanakan 2 kali tatap muka (4 x 45 menit) dan siklus II dilaksanakan 2 kali tatap muka (4 x 45 menit).

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dengan berkolaborasi bersama guru bidang studi Biologi. PTK terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) tetapi sebelumnya diawali oleh suatu tahapan Pra PTK. Keempat tahap dalam PTK ini adalah unsur yang membentuk sebuah siklus. Siklus ini diikuti oleh siklus-siklus lain secara berkesinambungan. Siklus berikutnya dilaksanakan bila masih ada indikator keberhasilan yang belum tercapai pada siklus sebelumnya.

Berdasarkan tujuan penelitian, jelas bahwa penelitian ini lebih bersifat mendeskripsikan data atau analisis kualitatif, fakta dan keadaan pembelajaran di kelas. Keadaan pembelajaran yang dimaksud adalah proses pembelajaran Biologi sebelum dan sesudah diberi tindakan berupa penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick.

C. Sumber Data

Data penelitian dikumpulkan dari beberapa sumber, meliputi : 1. Informan, yaitu guru dan siswa.

2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran.

3. Dokumentasi atau arsip, berupa skenario pembelajaran, silabus dan buku referensi mengajar.

15

(31)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi pengamatan, wawancara, dan angket, masing-masing secara singkat diuraikan sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi dilakukan terhadap siswa ketika proses pembelajaran di dalam kelas. Pengamatan terhadap siswa difokuskan pada aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa dalam mengikuti pelajaran. Aktivitas oral yang dimaksud adalah aktivitas bertanya dan aktivitas berdiskusi. Sedangkan kemandirian belajar siswa dibatasi pada dimensi pengelolaan belajar, dimensi tanggung jawab dan dimensi pemanfaatan sumber belajar.

Pengamatan dilakukan secara sistematis dimana peneliti telah merancang bentuk instrumen pengamatan yang akan dilakukan di dalam proses pembelajaran.

Pengamatan dilakukan dengan mengambil tempat duduk paling belakang sehingga dalam posisi tersebut dapat lebih leluasa melakukan pengamatan terhadap aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa dalam proses pembelajaran di kelas.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa untuk mengadakan informasi balikan terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. “Kelebihan wawancara adalah bisa kontak langsung dengan siswa sehingga mengungkapkan jawaban secara lebih bebas dan mendalam” (Sudjana, 2008: 68). Pelaksanaan wawancara ini dilakukan sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat sebelumnya.

Wawancara atau diskusi dilakukan setelah proses pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada.

Diskusi dengan guru dilakukan di sekolah yang meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Meminta pendapat guru tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas, antara lain mengungkap kelebihan dan kekurangan serta permasalahan lain yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran.

b. Mengemukakan catatan terhadap hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan fokus penelitian, mengemukakan segi-segi kelebihan dan kekurangan.

16

(32)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c. Mendiskusikan permasalahan yang muncul selama siklus berlangsung, kemudian menentukan tindakan yang akan dilakukan pada siklus berikutnya untuk meningkatkan keefektifan penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick.

3. Angket

Angket diberikan pada siswa pada pra siklus dan di setiap akhir siklus.

untuk mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari angket tersebut, dapat diketahui peningkatan proses pembelajaran sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa dalam proses pembelajaran Biologi.

Angket yang digunakan pada penelitian ini adalah bentuk chek-list, yaitu suatu bentuk angket dimana pengisi angket memberi tanda cek (√) pada kolom alternatif jawaban yang disediakan. Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang mencerminkan isi kajian teori. Konsep alat ukur ini berisi kisi-kisi angket. Konsep selanjutnya dijabarkan dalam aspek dan indikator yang disesuaikan dengan tujuan penilaian yang hendak dicapai, selanjutnya indikator ini digunakan sebagai pedoman dalam menyusun item-item angket.

4. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan terhadap berbagai arsip yang digunakan dalam proses pembelajaran, misalnya dalam penelitian ini adalah silabus, rencana pembelajaran dari guru yang bersangkutan, hasil diskusi kelompok, presensi siswa, dan buku ajar yang digunakan.

E. Validitas Data

Teknik yang digunakan untuk menjaga validitas data dalam penelitian yaitu teknik triangulasi. Menurut Lexy J. Moleong (2000: 178), teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan mengecek atau sebagai pembanding data. Triangulasi dalam penelitian ini adalah triangulasi metode.

Triangulasi metode dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda, dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk 17

(33)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

menguji kemantapan informasinya (H.B. Sutopo, 2002: 80- 81). Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi selama proses pembelajaran berlangsung dan angket dengan sumber data adalah siswa untuk menggali data mengenai aktivitas dan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran Biologi. Skema triangulasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Skema Triangulasi Metode (Sumber: HB. Sutopo, 2002: 81) F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam kegiatan penelitian tindakan kelas dilakukan sejak awal sampai berakhirnya kegiatan pengumpulan data. Data dari hasil penelitian di lapangan diolah dan dianalisis secara kualitatif. Teknik analisis ini mengacu pada model interaktif Miles dan Huberman (1992: 16-19) yang dilakukan dalam 3 komponen yaitu:

1. Reduksi data meliputi penyeleksian data melalui seleksi yang ketat, ringkasan atau uraian singkat, menggolongkannya dalam satu pola yang lebih luas.

2. Penyajian data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan data yang merupakan penyusunan informasi secara sistematik dari hasil reduksi data dimulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi pada masing-masing siklus.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan upaya pencarian makna data, mencatat keteraturan dan penggolongan data. Data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan bermakna.

Angket

Siswa Observasi

Data

Wawancara

18

(34)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berikut skema model interaktif dalam analisis data:

Gambar 3. Komponen-komponen Analisis data: Model Interaktif (Miles dan Huberman, 1992: 20)

G. Prosedur Penelitian

Prosedur dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini mengikuti model yang dikembangkan oleh Mc. Taggart dalam Sukardi (2001: 214- 215) yang berupa model spiral yaitu dalam satu siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan/ tindakan, observasi, refleksi dan perencanaan kembali yang merupakan suatu dasar untuk pemecahan masalah. Adapaun langkah-langkah nyata dalam penelitian adalah :

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan persiapan instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick. Instrumen penelitian tersebut terdiri dari silabus, RPP, lembar observasi, angket dan pedoman wawancara.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini dilakukan penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick, tahapannya sebagai berikut:

1) Pertemuan I

a) Guru membagi siswa dalam kelompok, tiap kelompok terdiri 5-6 siswa.

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan

Reduksi Data

19

(35)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b) Guru menentukan ketua kelompok, penulis, dan pelapor hasil kelompok.

c) Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi dengan kelompoknya. Guru hanya memberikan bantuan dan bimbingan kepada setiap kelompok secara bergiliran agar kegiatan belajar lebih terarah dan lebih produktif.

d) Siswa melakukan presentasi hasil diskusi kelompoknya disertai tanya- jawab.

2) Pertemuan II

a) Siswa melanjutkan presentasi hasil diskusi kelompoknya disertai tanya-jawab

b) Guru mengambil tongkat dan diberikan kepada siswa. Siswa yang memegang tongkat, diberi pertanyaan dan wajib menjawabnya.

Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa menjawab pertanyaan dari guru.

c) Guru membimbing siswa dalam menarik kesimpulan.

d) Guru memberikan angket dan diisi oleh siswa.

c. Tahap Observasi

Observasi dilakukan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran pada penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick yang ditekankan pada aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa. Observasi dilakukan dengan mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi.

d. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan upaya mengkaji apa yang telah terjadi, apa yang telah dihasilkan, dan apa yang belum dituntaskan dalam tindakan. Berdasarkan hasil observasi, peneliti mendiskusikan hasil pengamatan dengan guru setelah proses pembelajaran selesai dan membuat kesimpulan hasil pengamatan.

Selain itu, peneliti juga berdiskusi untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan agar tidak terjadi kesalahan berulang pada siklus kedua.

20

(36)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan rencana perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I. Rencana perbaikan dari siklus I ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik, meliputi upaya meningkatkan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa saat pembelajaran dan diskusi, pendekatan dan perhatian yang menyeluruh terhadap semua kelompok sehingga diskusi dapat berjalan dengan lancar, optimal dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, upaya perbaikan metode agar guru lebih terampil menggunakannya serta memberikan penekanan pada materi Plantae yang kurang dipahami siswa.

b. Tahap Pelaksanaan

Penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick sebagai berikut:

1) Pertemuan I

a) Guru membagi siswa dalam kelompok, tiap kelompok terdiri 5-6 siswa. Pembagian kelompok pada siklus II sama dengan siklus I.

b) Guru menentukan ketua kelompok, penulis dan pelapor hasil diskusi kelompok.

c) Siswa diberi kesempatan untuk berdiskusi berdasarkan petunjuk guru.

Guru hanya memberikan bantuan dan bimbingan kepada setiap kelompok secara bergiliran agar kegiatan belajar lebih terarah dan lebih produktif.

d) Siswa melakukan presentasi hasil diskusi kelompok disertai tanya jawab.

2) Pertemuan II

a) Siswa melanjutkan presentasi hasil diskusi kelompok disertai tanya- jawab.

b) Guru mengambil tongkat dan diberikan kepada siswa. Siswa yang memegang tongkat diberi pertanyaan dan wajib menjawabnya.

Demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa menjawab pertanyaan dari guru.

21

(37)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

c) Guru melibatkan siswa dalam menarik kesimpulan, sekaligus merangkum jawaban masalah yang telah dibahas oleh semua kelompok.

d) Guru menyebar angket dan diisi oleh siswa.

c. Tahap Observasi

Observasi dilakukan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran pada penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick yang ditekankan pada aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa. Peneliti mencatat semua hasil pengamatan ke dalam lembar observasi.

d. Tahap Refleksi

Seperti pada tahap refleksi siklus I, refleksi pada siklus II ini juga dilakukan dengan berdiskusi antara guru biologi dengan peneliti. Diskusi ini bertujuan untuk mengetahui hasil dari pelaksanaan tindakan apakah sudah mencapai tujuan atau belum dan untuk menentukan keputusan dalam melakukan siklus lanjutan atau berhenti karena masalahnya yang telah terpecahkan.

4. Tahap Tindak Lanjut

Kegiatan penelitian ini diharapkan ada tindak lanjut dari guru biologi yang bersangkutan untuk melakukan perbaikan serta menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran agar proses kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

Secara rinci masing-masing tahapan dalam pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada Gambar 4.

22

(38)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggart dalam Sukardi (2001: 214)

Revi sed plan

Plan Reflect

Reflect Act & Observe

Act & Observe Act & Observe Act & Observe

Perencanaan Persiapan instrumen

pembelajaran Refleksi

Menunggu hasil pelaksanaan tindakan

dari Siklus I.

Pelaksanaan I Penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick dalam proses pembelajaran I

Observasi I Observasi aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa dengan:

 Lembar Observasi

 Angket

 Wawancara .

Pelaksanaan II Penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick dalam proses pembelajaran II

Observasi II Observasi aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa dengan:

 Lembar Observasi

 Angket

 Wawancara

Rancangan perbaikan refleksi siklus I dengan penyusunan instrumen

pembelajaran II.

Refleksi Menunggu hasil pelaksanaan tindakan

dari Siklus I.

23

(39)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Prasiklus

Hasil observasi pra siklus memperlihatkan guru dalam proses pembelajaran masih menggunakan metode ceramah sehingga semua proses pembelajaran terpusat pada guru. Guru memberikan informasi dan mengharapkan siswa untuk menghafal dan mengingatnya. Siswa seolah-olah dianggap sebagai botol kosong pasif yang siap diisi ilmu pengetahuan oleh guru. Siswa menerima pengetahuan dari guru secara pasif. Hal ini dikarenakan pembelajaran yang berlangsung di kelas belum ada forum diskusi, sehingga tidak memberi ruang gerak siswa untuk berdiskusi dan saling bertukar pendapat dengan teman sebaya. Siswa juga tidak dibiasakan untuk mengeluarkan pendapat atau ide-ide dalam pembelajaran.

Pembelajaran yang terpusat pada guru dengan metode ceramah menyebabkan aktivitas belajar siswa rendah khususnya aktivitas oral. Aktivitas oral siswa yang rendah tersebut dapat dilihat dari kurangnya pertanyaan yang dilontarkan siswa baik kepada guru maupun kepada teman sebaya terkait dengan materi pembelajaran. Siswa sibuk dengan aktivitasnya sendiri di luar konteks materi pembelajaran Biologi, seperti berbicara dengan teman, mengantuk dan melamun saat guru memberikan penjelasan dengan metode ceramah.

Pembelajaran dengan metode ceramah menjadikan guru berperan sebagai sumber informasi utama dan siswa sangat bergantung kepada guru dalam memperoleh informasi. Hal ini menyebabkan kemandirian belajar siswa rendah.

Identifikasi lebih lanjut menunjukkan guru menggunakan metode ceramah pada proses pembelajaran. Guru lebih berorientasi untuk menyelesaikan materi pelajaran tepat pada waktunya dan tidak melaksanakan variasi pembelajaran yang seharusnya dapat dilakukan untuk mengaktifkan siswa. Penerapan metode pembelajaran yang tidak bervariasi tersebut mengakibatkan siswa bosan, jenuh dan kurang tertarik dengan pembelajaran yang dilaksanakan guru di kelas sehingga aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa rendah.

24

(40)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan hasil observasi kondisi awal di kelas X-J sebelum adanya penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick menunjukkan peran serta siswa dalam pembelajaran masih kurang, tingkat aktivitas oral siswa yang masih rendah ditandai dengan kurangnya pertanyaan yang dilontarkan siswa baik kepada guru maupun kepada teman sebaya terkait dengan materi pembelajaran. Rendahnya tingkat aktivitas oral siswa disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Oral Siswa Prasiklus Indikator Aktivitas Oral Persentase (%)

Bertanya kepada guru 9, 76

Bertanya kepada teman 0, 00

Mengemukakan pendapat 0, 00

Berdiskusi dengan teman 0, 00

Rata-rata 2, 44

Tingkat kemandirian belajar siswa yang masih rendah, ditandai dengan interaksi siswa dengan sumber belajar masih kurang dan siswa sangat bergantung kepada guru dalam memperoleh informasi. Rendahnya kemandirian belajar siswa disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Prasiklus

Indikator Kemandirian Belajar Persentase (%) Mampu mengelola strategi belajar dengan berdiskusi 0,00

Mampu mengatur waktu belajar 36,35

Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar

dengan berdiskusi 0,00

Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar

dengan memanfaatkan sumber belajar 63,41

Memiliki bahan ajar 60,98

Interaksi peserta didik dengan bahan ajar 63,41

Rata-rata 37,40

Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka dilakukan tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa dalam proses pembelajaran. Tindakan tersebut berupa penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan dalam beberapa siklus, dengan melakukan evaluasi tiap akhir siklus untuk mengetahui adanya peningkatan aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa.

25

(41)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user 2. Siklus I a. Perencanaan Tindakan I

Pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari:

1) Silabus mata pelajaran Biologi untuk materi pokok Plantae yang disesuaikan dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2) Rencana Pembelajaran (RP) untuk materi pokok Plantae sesuai dengan tahap-tahap pelaksanaan diskusi kelompok disertai Talking Stick.

3) Instrumen penelitian yang meliputi lembar observasi aktivitas oral dan belajar siswa, angket aktivitas oral siswa dan angket kemandirian belajar siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Pada siklus I, penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick diterapkan untuk pokok bahasan Plantae. Tahap pelaksanaan tindakan siklus I terdiri dari dua kali pertemuan dengan alokasi waktu pertemuan 2 x 45 menit dengan materi Karakteristik dan Klasifikasi Plantae.

Pembelajaran diawali dengan pemberian apersepsi dan motivasi oleh guru untuk mengantarkan siswa pada materi pembelajaran. Siswa dibagi menjadi delapan kelompok yang terdiri dari tujuh kelompok beranggotakan lima siswa dan satu kelompok beranggota enam siswa. Siswa berdiskusi sesuai dengan lembar kerja yang telah disiapkan oleh guru. Pada lembar kerja telah diberikan pertanyaan-pertanyaan berupa permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa melalui diskusi kelompok. Setiap siswa harus mendiskusikan jawaban yang paling tepat untuk setiap pertanyaan dalam lembar kerja.

Penerapan diskusi kelompok ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, mengemukakan pendapat, berinteraksi dan berdiskusi dengan siswa lain dalam kelompoknya, memanfaatkan sumber belajar yang dimiliki serta mengatasi kesulitan dalam memahami materi pelajaran. Selama kegiatan diskusi guru berkeliling kelas untuk memantau keadaan tiap-tiap kelompok dan membimbing siswa dalam berdiskusi.

Langkah selanjutnya adalah penyampaian hasil diskusi, dalam hal ini guru menunjuk satu siswa dari setiap kelompok untuk membacakan hasil diskusi 26

(42)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kelompok di depan kelas disertai dengan kegiatan tanya-jawab. Kegiatan tanya- jawab ini membuat siswa aktif dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diberikan dari siswa dalam kelompok lain sehingga terjadi tukar informasi.

Tahap selanjutnya adalah Talking Stick. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa. Siswa yang memegang tongkat, diberi pertanyaan dan harus menjawab pertanyaan dari guru. Pertanyaan diberikan kepada siswa secara bergiliran. Apabila siswa tidak mampu menjawab pertanyaan, siswa lain dalam kelompoknya dapat memberikan bantuan.

Penerapan Talking Stick ini membuat siswa mampu menyampaikan pendapat terhadap pertanyaan yang diberikan dan memperoleh informasi tentang materi pelajaran tanpa bergantung kepada guru. Kegiatan tanya-jawab pada metode Talking Stick juga dapat meluruskan kesalahan pemahaman secara langsung sehingga siswa tidak akan mengulang kesalahan jika ada pertanyaan yang sama. Pada akhir proses pembelajaran guru bersama siswa membuat rangkuman dan kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

c. Observasi Siklus I

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran melalui penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick dalam proses pembelajaran Biologi di kelas X-J.

Observasi dilakukan dengan menggunakan instrumen-instrumen yang telah disusun pada tahap perencanaan tindakan Siklus I, yaitu lembar observasi dan angket. Lembar observasi digunakan selama proses pembelajaran berlangsung di kelas sedangkan angket diberikan kepada siswa di akhir siklus I.

Hasil observasi terhadap aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa dalam pembelajaran Biologi memperlihatkan bahwa aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa pada siklus I sudah mengalami peningkatan untuk setiap indikator apabila dibandingkan hasil observasi terhadap aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa sebelum diberi tindakan penerapan diskusi kelompok disertai Talking Stick. Hasil observasi siklus I terhadap aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa disajikan pada Tabel 3 dan Tabel 4.

27

(43)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Oral Siswa Siklus I Indikator Aktivitas Oral Persentase (%)

Bertanya kepada guru 70,73

Bertanya kepada teman 63,41

Mengemukakan pendapat 68,29

Berdiskusi dengan teman 70,73

Rata-rata 68,29

Tabel 4. Hasil Observasi Kemandirian Belajar Siswa Siklus I

Indikator Kemandirian Belajar Persentase (%) Mampu mengelola strategi belajar dengan berdiskusi 70,73

Mampu mengatur waktu belajar 75,61

Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar

dengan berdiskusi 65,85

Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar

dengan memanfaatkan sumber belajar 70,73

Memiliki bahan ajar 75,61

Interaksi peserta didik dengan bahan ajar 75,61

Rata-rata 72,36

Hasil angket aktivitas oral dan kemandirian belajar siswa Siklus I disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6.

Tabel 5. Hasil Angket Aktivitas Oral Siswa Siklus I Indikator Aktivitas Oral Persentase (%)

Bertanya kepada guru 67,38

Bertanya kepada teman 71,95

Mengemukakan pendapat 71,49

Berdiskusi dengan teman 63,72

Rata-rata 68,64

Tabel 6. Hasil Angket Kemandirian Belajar Siswa Siklus I

Indikator Kemandirian Belajar Persentase (%) Mampu mengelola strategi belajar dengan berdiskusi 73,72

Mampu mengatur waktu belajar 74,09

Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar

dengan berdiskusi 69,21

Mampu mengatasi kesulitan memahami bahan ajar

dengan memanfaatkan sumber belajar 72,10

Memiliki bahan ajar 75,91

Interaksi peserta didik dengan bahan ajar 76,93

Rata-rata 73,59

28

Gambar

Gambar 5.  Diagram Hasil Observasi Aktivitas Oral Siswa Setiap Siklus  ...........   29  Gambar 6
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Gambar 2. Skema Triangulasi Metode  (Sumber: HB. Sutopo, 2002: 81)  F.     Teknik Analisis Data
Gambar 3. Komponen-komponen Analisis data: Model Interaktif  (Miles dan Huberman, 1992: 20)
+7

Referensi

Dokumen terkait

bermanfaat bagi kesempurnaan laporan Kerja Praktek ini dari semua pihak. Multi Manao Indonesia.. ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Efektivitas Pendampingan Guru Sasaran Implementasi Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Geografi Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) Di Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran

Membawa serta dokumen Kualifikasi Asli dan copian sesuai dengan dokumen yang di upload /diunggah pada aplikasi SPSE, serta Surat Kuasa Direktur bila dikuasakan. PEMERINTAH

Pengawasan Pemeliharaan Jalan Beton Bertulang Desa Pulau Tiga Menuju Tanjung Kumbik Utara Kec. Pulau

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Jln Kolonel Wahid Udin Lingkungan II Kelurahan Serasan Jaya Sekayu

a) Pedagang kaki lima memberikan kesempatan kerja yang umumnya sulit didapat pada negara-negara yang sedang berkembang. b) Sebagian masyarakat kita lebih senang

Berdasarkan analisis sensitivitas yang dilakukan, industri ini tidak layak untuk dilaksanakan pada peningkatan harga bahan baku sampai 20% dan pada penurunan harga jual

Setelah membaca penjelasan tentang penelitian yang berjudul “Persepsi dan Kecemasan Mahasiswa dalam Menghadapi Tugas Akhir Skripsi di Fakultas Keperawatan USU