• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGAJARAN MIKRO (MICRO TEACHING) DIDASARKAN PADA TEORI METAKOGNITIF

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data yang diperoleh melalui angket adalah sebagai berikut: mahasiswa pada kelompok A berjumlah 45 orang, pada kelompok B berjumlah 12 orang, dan pada kelompok C berjumlah 15 orang. Pada saat pra observasi diperoleh data sebagai berikut:

1. Mahasiswa mempunyai perencanaan yang matang dalam perencanaan. 2. Mahasiswa tidak mempunyai perencanaan yang matang dalam perencanaan,

3. Mahasiswa menjelaskan materi dengan mengaitkan materi prasyarat dengan materi baru.

4. Mahasiswa menjelaskan materi baru dengan tidak mengaitkan materi prasyarat. 5. Mahasiswa menjelaskan materi sesuai dengan RPP yang dibuat dengan tepat. 6. mahasiswa menjelaskan materi sesuai dengan RPP tetapi tidak tepat.

Kelompok A terpilih subjek A7, A9, dan A32. Kelompok B terpilih subjek B15, B25, dan B27. Kelompok C terpilih subjek C6, C20, dan C67.

1. Subjek A7

Subjek A7 ini sudah dapat sadar bagaimana penguasaan materi yang dimiliki, ia meninjau pengetahuan yang telah dimiliki. Namun, subjek ini masih lemah dalam sub kemampuan-sub kemampuan selanjutnya. Pada sub kemampuan declarative knowledge ia sudah menyadari. Namun, pada sub kemampuan pengetahuan metakognitif yang selanjutnya subjek masih lemah. Pada pengalaman/regulasi metakognitif subjek belum menggunakan dengan baik. Sehingga, dalam latihan mengajar terutama aspek menjelaskan subjek belum maksimal. Tampak tidak ada kerja keras yang dilakukan subjek untuk dapat tampil lebih baik dalam latihan mengajar. Hal tersebut disebabkan karena subjek tidak ada keinginan menjadi guru.

2. Subjek A9

Subjek sudah dapat sadar bagaimana penguasaan materi yang dimiliki. Subjek sudah menggunakan semua sub kemampuan metakognitif dalam latihan mengajar. Yang

ditandai dengan subjek memperhatikan evaluasi tentang kekurangan-kekurangan pada penampilan kedua, kemudian melakukan perencanaan untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut. Subjek tampak bekerja keras membuat perencanaan penampilan pada latihan mengajar. Sehingga pada penampilan ketiga, subjek tampil lebih baik daripada penampilan kedua.

3. Subjek A32

Subjek A32 ini sudah dapat sadar bagaimana penguasaan materi yang dimiliki, ia meninjau pengetahuan yang telah dimiliki. Subjek sudah menggunakan sub kemampuan pengetahuan metakognitif. Pada regulasi metakognitif sub kemampuan comprehension monitoring, subjek juga belum menggunakan dengan baik. Secara keseluruhan, subjek tampil lebih baik daripada penampilan pertama. Setelah dikonfirmasi, subjek mempunyai keinginan untuk menjadi guru.

4. Subjek B15

Subjek B15 ini sudah dapat sadar bagaimana penguasaan materi yang dimiliki, ia meninjau pengetahuan yang telah dimiliki. Subjek sadar bahwa ia masih banyak kekurangan. Kesadaran tersebut kadang dapat memacu untuk tampil lebih baik, tetapi kadang juga justru membuat subjek menjadi tidak percaya diri. Hal tersebut didukung dari penampilan kedua dan ketiga subjek. Subjek justru mengalami penurunan pada penampilan ketiga. Subjek mengaku tidak percaya diri melihat penampilan teman sekelompoknya yang bagus.

5. Subjek B25

Subjek sudah dapat sadar bagaimana penguasaan materi yang dimiliki, ia meninjau pengetahuan yang telah dimiliki. Subjek sudah menggunakan pengetahuan metakognitif sub kemampuan declarative knowledge. Subjek sadar bahwa ia masih banyak kekurangan terutama dalam hal penguasaan materi. Kesadaran tersebut belum dapat dimanfaatkan oleh subjek untuk membuat perencanaan agar dapat mengatasi kekurangan yang sudah disadari tersebut.

6. Subjek B27

Subjek sudah dapat sadar bagaimana penguasaan materi yang dimiliki, ia meninjau pengetahuan yang telah dimiliki. Subjek sadar bahwa ia masih kesulitan terkait dengan penguasaan materi. Kesadaran tersebut sudah dimanfaatkan subjek untuk membuat perencanaan. Perencanaan yang dibuat subjek sudah cukup berhasil. Namun, saat tampil subjek tidak menikmati penampilannya, sehingga penampilan subjek kurang maksimal. Hal tersebut dikarenakan subjek tidak ingin menjadi guru.

Subjek tidak sadar bagaimana penguasaan materi yang akan dijelaskan. Subjek tidak menyadari bahwa penguasaan materi lah yang menjadi prioritas saat menjelaskan materi. keluar, tidak melihat terlebih dahulu ke dalam dirinya sendiri.

8. Subjek C20

Subjek tidak sadar bagaimana penguasaan materi yang akan dijelaskan. Subjek tidak menyadari bahwa penguasaan materi lah yang menjadi prioritas saat menjelaskan materi. Subjek pun tidak berusaha keras untuk menguasai dan memperdalam materi yang akan disajikan. Ketika subjek belum sadar bagaimana penguasaan materinya, ia juga akan lemah dalam membuat perencanaan dan ketika tampil.

9. Subjek C67

Subjek C67 ini tidak sadar bagaimana penguasaan materi yang akan dijelaskan. Subjek tidak menyadari bahwa penguasaan materi lah yang menjadi prioritas saat menjelaskan materi. Subjek tidak menggunakan pengetahuan metakognitif maupun regulasi metakognitif pada saat menjelaskan materi.

SIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil penelitian tentang keterampilan mengajar aspek menjelaskan mahasiswa dalam mata kuliah pengajaran mikro (micro teaching) didasarkan pada teori metakognitif, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1.

Keterampilan menjelaskan mahasiswa pada mata kuliah pengajaran mikro (micro teaching) jika didasarkan pada komponen pengetahuan metakognitif menurut John Hurly Flavell adalah sebagai berikut:

a. Kelompok mahasiswa yang meninjau kembali ke dalam dirinya dan merasa tidak ada masalah terkait dengan penguasaan materi (kelompok A) dan kelompok mahasiswa yang meninjau kembali ke dalam dirinya dan merasa ada masalah terkait dengan penguasaan materi (kelompok B) telah menggunakan pengetahuan metakognitif sub kemampuan declarative knowledge. Yang membedakan antar mahasiswa dalam kelompok A dan kelompok B dalam menggunakan pengetahuan metakognitif untuk menjelaskan materi adalah motivasi mahasiswa tersebut ingin menjadi guru ataukan tidak. Mahasiswa yang mempunyai motivasi tinggi untuk menjadi guru akan lebih bekerja keras dalam berusaha lebih untuk menggunakan pengatahuan metakognitif dalam menjelaskan materi dalam mata kuliah pengajaran mikro.

b. Kelompok mahasiswa yang tidak meninjau terlebih dahulu ke dalam dirinya terkait penguasaan materi (kelompok C) tidak menggunakan pengetahuan metakognitif sub kemampuan declarativeknowledge.

2.

Keterampilan menjelaskan mahasiswa pada mata kuliah pengajaran mikro (micro teaching) jika didasarkan pada pengalaman/regulasi metakognitif adalah sebagai berikut:

a. Kelompok mahasiswa yang meninjau kembali ke dalam dirinya dan merasa tidak ada masalah terkait dengan penguasaan materi (A) dan kelompok mahasiswa yang meninjau kembali ke dalam dirinya dan merasa ada masalah terkait dengan penguasaan materi (B) dalam menggunakan pengalaman/regulasi metakognitif berbeda-beda. Yang membedakan antar mahasiswa dalam kelompok A dan kelompok B dalam menggunakan pengalaman/regulasi metakognitif untuk menjelaskan materi adalah seberapa besar motivasi mahasiswa tersebut ingin menjadi guru.

b. Kelompok mahasiswa yang tidak meninjau terlebih dahulu ke dalam dirinya terkait penguasaan materi (C) tidak dapat menggunakan pengalaman/regulasi metakognitif dalam menjelaskan materi secara optimal.

Berdasarkan hasil penelitian tentang keterampilan mengajar aspek menjelaskan mahasiswa pendidikan matematika dalam mata kuliah pengajaran mikro (micro teaching) ditinjau dari teori metakognitif dapat dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Merujuk pada kelompok mahasiswa dalam keterampilan menjelaskan materi ditinjau dari teori metakognitif yang berbeda-beda. Dosen hendaknya dapat memfasilitasi: Diskusi kelompok yang dilakukan sebelum tampil dan evaluasi pada akhir penampilan mahasiswa. Dengan adanya diskusi yang dilakukan sebelum mahasiswa tampil, mahasiswa dapat menyampaikan ide dan gagasan dalam membuat perencanaan. Yang meliputi, penguasaan materi, pemilihan alat peraga, perencanaan langkah pembelajaran maupun perencanaan yang lainnya. Apabila mahasiswa merasa ada kesulitan, dapat disampaikan dalam diskusi ini.

2. Bagi mahasiswa, diharapkan untuk:

a. Meninjau terlebih dahulu ke dalam dirinya bagaimana penguasaan materi yang dimiliki agar dapat membuat perencanaan untuk menjelaskan materi dengan optimal.

b. Berperan aktif dalam mata kuliah pengajaran mikro (micro teaching) dan mau bekerja sama dengan teman satu kelompoknya untuk dapat meningkatkan keterampilan mengajar terutama aspek menjelaskan materi.

3. Bagi peneliti lain yang berminat dapat mencoba untuk menggali lebih lanjut mengenai keterampilan mengajar aspek menjelaskan mahasiswa yang lebih tinggi atau menggali lebih lanjut keterampilan mengajar aspek menjelaskan menurut dari ahli yang lain atau dapat melakukan penelitian pada materi yang berbeda dengan sudut pandang peninjauan yang sama atau sudut pandang peninjauan yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Desmita. 2006. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hasibuan, JJ & Moedjiono. 1993. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Jonassen, D. 2000. Toward a Design Theory of Problem Solving to Appear in Educational

Technologi: Research and Development,

http://www.coe.missouri.edu/-jonassen/PSPaper%20final.pdf, diakses pada 29 Januari 2013 pukul 10.05 WIB.

Kosasi, Raflis. 1985. Keterampilan Menjelaskan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Kementerian Pendidikan Nasional. 2005. UU RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/177pdf, diakses 10 Februari 2013 pukul 16.00 WIB.

---. UUGD pasal 10 ayat 1 tentang Guru dan Dosen,

http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/177pdf, diakses 10 Februari 2013 pukul 16.15 WIB.

---. Peraturan Pemenintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, http://www.presidenri.go.id/DokumenUU.php/177pdf, diakses 10 Februari pukul 16.30 WIB.

Lexy J. Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Livingstone, Jennifer A. 1997 “Metacognition: An Overview”,

http://www.gse.buffalo.edu/fas/shuell/CEP564/Metacog.html, diakses 10 Februari 2013 pukul 09.00 WIB.

Mulyasa. E. 2006. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suherman, etal. 2001. Common Textbook Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Bandung: Jica UPI.

Sukmadinata & As‟ari. 2006. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi di PT. Universitas Pendidikan Indonesia. Tidak Diterbitkan.

Sutopo. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Suwarna, dkk. 2005. Pengajaran Mikro. Jogjakarta: Tiara Wacana.

Tim Penyusun. 2009. Pedoman Akademik Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Tahun 2009/2010. Surakarta: UNS Press.

Usman, M.Uzer. 2010. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yatiman, P. 1999. Pemberdayaan Supervisor dan Praktikan dengan Variasi Model Pengajaran Mikro. Makalah.

Dokumen terkait