• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Perencanaan

Dalam tahap persiapan untuk melakukan tindakan berupa penerapan metode demonstrasi pada proses pembelajaran, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut: Pertama, peneliti memilih materi yang akan diberikan kepada siswa dan melihat tujuan pembelajaran yang tercantum dalam GBPP, kemudian disusun dalam rencana pembelajaran yang sesuai dengan metode demonstrasi. Rencana pembelajaran tersebut

Pada tahap mi penelitian mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang mendukung, selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan proses belajar mengajar (PBM) siklus I dan lembar observasi, aktifitas, kreatifitas dan prestasi belajar siswa.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan pembelajaran fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi diawali dengan kegiatan pembukaan yang diberikan guru pada saat memulai pelajaran. Kegiatan ini diawali dengan guru menyampaikan salam kepada siswa dan dilanjutkan dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh guru setelah itu guru mulai mengisi daftar hadir dan absen siswa satu persatu. Dalam

menyampaikan materi shalat jenazah, terlebih dahulu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi yang akan dipelajari. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dan siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Tahap selanjutnya adalah guru dan peneliti mempersiapkan dan mempraktikkan tahapan-tahapan untuk melakukan shalat jenazah di depan kelas sehingga mampu dilihat oleh semua biswa.

Pelaksanaan pengamatan (observasi) yang dilaksanakan bersama dengan PBM, pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif satu (soal terlampir) dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam PBM yang dilakukan. Adapun hasil penelitian pada siklus I sebagai berikut:

Tabel IV.I Hasil Pengamatan aktivitas kreativitas dan motivasi belajar siswa Mata pelajaran Fiqh Pada materi Shalat jenzah

No Nama

(Inisial)

Aletivitas Kreatifitas Motivasi

N T/TT B C K B C K B

c

K 1 RF V V v 62 TT 2 DB V V V 65 TT 3 AO V 80 T 4 HN v I ■\ l V 63 TT 5 FT5 \' V

h r

68 TT 6 SH V V v 60 TT 7 AS V

V

'T - 85 T 8 YR

V

V

V

63 TT 9 NR

V

i M v 78 TT 10 FF v V v 61 TT 11 AF V

V

V 65 1T 12 AL V V V 80 T 13 TM

V

~T~

V

85 T 14 DA V V v 66 TT 15 YD V yl V 64 TT 16 KA V V V 65 TT

17 RC

v 7~ 71

69 TT 18 -ES

v V v

62 TT 19 VS

v

y l

yl

64 TT 20 AC

hn V

y l 68 TT 21 NR

\' S

68 TT 22 AM V

v V

80 T 23 SJ

T V i

68 TT 24 PI

TT 7T

y l 65 TT 25 DE

7~ TT

y l 61 TT 2o DP

T" tt T~

85 T 27 NS

V

y l 63 TT 28 SP y l

7^

67 TT Jumlah 6 8 14 6 8 14 6 8 14 1930 Prosentase 21,42 Rata-rata 68,92

Tabel IV.II Rekapitulasi hasil Tes Siklus 1

No Predikat Frekuensi

1 Aktif 6

2 Kreatif 8

3 Motivasi 14

Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus I secara klasikal siswa belum tuntas, karena siswa yang memahami mata pelajaran Fiqh pada materi shalat jenazah mencapai 21,92 % lebih kecil dari prosentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu 90 %. Hal ini disebabkan siswa masih suka gaduh di dalam dan tidak memahami materi yang diajarkan oleh guru. Dengan memberikan metode belajar yang digunakan guru hanyak banyak memberikan penjelasan tanpa disertai dengan mendemonstrasikan materi secara maksimal.

c. Refleksi

Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa dalam tindakan pembelajaran fiqh melalui metode demonstrasi untuk kelas VI MI merasa tertarik dan antusias dalam mengikuti pembelajaran karena mereka bisa ikut terlibat dalam kegiatan demonstrasi yang dilakukan oleh guru. Dengan metode demonstrasi para siswa mempunyai kesempatan untuk mencoba sendiri kegiatan tersebut dibawah pengawasan guru, metode demonstrasi juga menimbulkan kesan yang lebih mendalam dalam diri siswa tehadap materi yang didemonstrasikan sehingga lebih mudah dimengerti.

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut:

1) Guru kurang baik dalam memotivasi dan menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa secara jelas dan paham.

2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu.

3) Siswa kurang antusias saat pembelajaran berlangsung.

4) siswa masih bingung dalam melaksanakan metode demonstasi. d. Revisi

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I masih banyak kekurangan. Sehingga perlu adanya revisi untuk dilakukan pada siklus yang ke dua yaitu :

1) Guru harus lebih terampil dalam memberikan materi dan di sertai banyak praktik yang dilakaukan di hadapan siswa. Sehingga siswa akan lebih paham dengan materi yang disampaikan.

2) Guru lebih perlu untuk menggunakan waktu secara baik dengan disertai penjelasan-penjelasan yang dirasa perlu dan memberi catatan.

3) Guru harus lebih bersemangat dalam memotivasi siswa sehingga siswa juga akan lebih berminat pada peiajaran yang disampaikan. 4) Guru harus mampu memfokuskan siswa terhadap materi yang

disampaikan. 2. Siklus II

a. Perencanaan

Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran siklus Ii ini khususnya dalam kegiatan inti penyampaian materi dengan memperbanyak penjelasan guru yang disertai dengan pendemonstrasian dan murid memperhatikan dan menirukan penjelasan guru. Tes formatif II, selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan belajar aktif yang dilakukan pada siklus II.

b. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersama dengan pelaksanaan belajar mnegajar. Pada akhir proses belajar mnegajar siswa diberi tes formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan setelah dilakukan perubahan-perubahan baik cara penyampaian maupun tindakan guru

dalam penguasaan kelas. Adapun data hasil peneiitian pad siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel IV.III, Hasil Pengamatan Aktivitas, Kreatifitas dan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqh pada Materi shalat jenazah

No Nama

(Inisial)

A ai vitas Kreatifitas Motivasi N T/

TT B C K B C K B C K 1 RF V v 72 TT 2 DB v T T 82 T 3 AO V t t ~ r 83 T 4 HN y/ “ T ” yl 82 T 5 FT V ~ r

V

79 T 6 SH T " ~ r v 70 TT 7 AS

V

v T - 78 T 8 YR V V 78 T 9 NR yl ~ r 83 T 10 FF V V " T " 73 TT 11 AF y/ v 81 T 12 AL v v 88 T 13 TM V V 79 T 14 DA yl V “ 7 “ 78 T 15 YD v t t 76 T 16 KA V w i V 78 T 17 RC yj V V 84 T 18 ES V v yl 82 T 19 VS V v V 85 T 20 AC v T ' i -1 84 T 21 NR yj \' \'i 87 T 22 AM V V yl 79 T z3~ SJ ■j

V

t t 85 T 24 PI V ' T V 81 T 25 DE V V yl 74 TT 26 DP V V v 86 T 27 NS V V V 84 T 28 SP V y!

V

70 TT Jumlah 15 11 2 15 11 2 15 11 2 2241 Prosentase 82.14 Rata-rata 80,03

Tabel IV.IV Rekapitulasi hasil Tes Siklus II

No Predikat Frekuensi

i Aktif 15

2 Kreatif 11

3 Motivasi 2

Hasil tes formatif II ini adalah 80,03. Dari hasil tersebut dapat dikatakan bahwa secara klasikal kelas tersebut belum mencapai ketuntasan karena masih kurang dari batas minimal ketuntasan yaitu 90

%. Maka siklus kedua ini masih ada anak yang tidak memperhatikan saat guru mendemonstrasikan shalat jenazah sehingga ada anak yang masih kurang motivasi belajarnya, maka baik siswa maupun guru memperbaiki lagi cara pengelolahar. waktu dan kelasnya,

c. Refleksi

Pelaksanaan proses mengajai pada siklus II ini masih ada kekurangan meskipun sudah ada peningkatan dari siklus I yang dilakukan diperoleh informasi sebagai berikut :

1. Guru masih belum bisa membagi waktu dengan tepat sehingga beberapa kelompok yang belum dapat do prosentasikan hasilnya. 2. Dalam pengelolaan kelas, guru sudah mulai menguasai kelas.

3. Gum belum mendemonstrasikan materi yang diajarkan secara maksimal.

4. Guru masih kurang menfokuskan peserta didik terhadap materi pelajaran.

d. Revisi

Dari refleksi di atas, proses belajar mengajar pada siklus II perlu diadakan perbaikan d i an taranya.

1. Guru harus lebih memperhatikan pembagian waktu untuk kelompok- kelompok belajar.

2. Memperhatikan anak-anak atau kelompok yang masih suka membuat kelas menjadi gaduh.

3. Guru lebih maksimal dalam mendemonstrasikan materi yang diajarkan agar anak lebih mudah memahami dan paham betul dengan materi yang diberikan oleh guru.

4. Guru harus lebih menfocuskan peserta didik terhadap materi belajar.

3. Siklus III a. Perencanaan

Pada siklus III ini dilaksanakan dengan langkah-langkah yang sudah di perbaiki dari siklus- siklus sebelumnyadengan langkah perbaikan pada metode guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan keaktifan siswa dalam bekerja kelompok perlu ditingkatkan.

b. Observasi

Pengamatan siklus III ini dilakukan hampir sama dari yang dilaksanakan pada pengamatan sebelumnya. Hanya saja pada siklus ini sudah banyak siswa yang aktif, kreatifitasnya dan motivasinya meningkat. Adapun data pengamatan siklus III adalah sebagai berikut:

Tabel IV.V, Hasil Pengamatan Aktivitas, Kreatifitas dan Motivasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqh pada Materi shalat jenazah siklus III

No Nama Aktivitas Kreatifitas Motivasi Niiai T/T

(Inisial) B

co

K B C K B C K T 1 RF

T

T

T

78 TT 2 DB V n r v 91 T 3 AO V \ V 65 T 4 HN >1 n r

"T"

89 T 5 FT V 'i V 86 T 6 SH V V 83 T 7 AS >/ >/ V 83 T 8 YR v v 82 T 9 NR n r n r n r 85 T 10 FF

T -

t ~ >/ 90 TT 11 AF

V

V V 93 T 12 AL v t ~ T ' 93 T 13 TM \i V \ 87 T 14 DA V

’v

V 88 T 15 YD V ^ r V 83 T 16 KA V

T -

n r 81 T 17 RC V v1

T

93 T 18 ES V V V 88 r 19 VS >/ “ T 96 T 20 AC V T 92 T 21 NR >/ V V 91 T 22 AM 'i v >/ 68 TT 23 SJ V

V V

94 T 24 PI V V V 87 T 25 DE V V J 89 T 26 DP 'i V n r 95 T j 27 NS v V V 94 T 28 SP V

V

V 96 T Jumlah 26 1 2 26 1 2 26 1 7 2440 Prosentase 92,85 Rata-rata 88,14

-Tabel IV.VI, Rekapitulasi hasil Tes Formatif Siklus III

No Predikat Frekuensi

1 Aktif 26

2 Kreatif 2

3 Motivasi 2

Hasil tes formatif pada siklus III ini mencapai rata-rata 88,14. siswa yang mempunyai motivasi belajar 26 siswa dari 28 siswa maka prosentasenya 92,85 %. Dan hasil tersebut dapat dikatakan bahwa secara klasikal kelas tersebut sudah dinyatakan tuntas karena lebih besar dari ketuntasan yang dikehendaki yaitu 90%. Dan pada siklus III ini ada 26 siswa yang mempunyai ciri motivasi belajar dan hanya 2 siswa yang belum mencapai target yang diinginkan Adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode demonstrasi sehingga murid lebih jelas terhadap materi yang disampaikan,

c. Refleksi

Pada tahap ini dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi. Dari data-data yang diperoleh dapat diuraikan sebagai b erik u t:

1. Selama kegiatan pembelajaran guru telah melaksanakan semua rencana pembelajaran dengan baik meskipun masih ada beberapa aspek yang belum sempuma. tetapi presentasi pelaksanaan untuk masing-masing aspek sudah cukup besar.

2. Berdasarkan data hasil pengamatan dapat diketahui bahwa siswa lebih aktif kreatif dan termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan mengalami kenaikan presentasi dalam aktivitas, kreatifitas dan motivasi belajar.

3. Kekurangan-kekurangan yang dikemukakan dalam siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan peningkatan sehingga pada siklus-siklus berikutnya hasil yang dicapai lebih baik dan sempurna.

d. Revisi

Pada siklus III guru telah menerapkan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dengan baik dan bila dilihat dari aktifi tas, kreatifitas dan motivasi siswa maka pelaksanaan pembelajaran sudah beijalan dengan baik, maka tidak perlu diadakan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhaiikan untuk pembelajaran selanjutnya adalah memaksimalkan dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada kegiatan pembelajaran selanjutnya dengan menerapkan metode demonstrasi dapat aktifitas, kreatifitas dan motivasi belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai dan terlaksana.

B. Pembahasan

1. Peningkatan aktivitas belajar

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan aktivitas belajar baik secara perorangan maupun klasikal. Peningkatan belajar meningkat dari siklus I, II dan III yaitu masing- masing 21,42 %, 82,14 % menjadi 92.85 %. Dan ketuntasan secara klasikal sudah tercapai.

2. Kreatifitas

Dari data yang diperoleh dari tiap siklus dapat dilihat peningkatan kreatifitas belajar siswa dan juga angka peningkatan baik perseorangan maupun klasikal. Hal ini salah satu faktor yang menyebabkannya adalah semakin baiknya guru dalam mengelola pembelajaran baik dari segi metode penyampaian materi maupun penguasaan kelas, juga pemanfaatan waktunya secara maksimal dan tepat guna.

3. Motivasi siswa salam pembelajaran

Berdasarkan analisis data diperoleh angka aktifilas. kreatifitas dan motivasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap motivasi belajar siswa yaitu dengan ditunjukkannya dengan adanya peningkatan ciri-ciri siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan, sedangkan untuk aktifitas guru selama kegiatan pembelajaran telah melaksanakan

langkah-langkah kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi dengan baik.

Hal ini terlihat dari aktifitas, kreatifitas dan motivasi guru dalam membimbing dan mengamati siswa dalam pembelajaran. Menjawab prtanyaan siswa, mengadakan evaluasi dalam setiap siklus dimana prosentase untuk kegiatan diatas cukup besar.

A. Kesimpulan

Motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqh dapat ditingkatkan dengan cara menerapkan metode demonstrasi. Dengan metode demonstrasi guru tidak hanya menerangkan materi pelajaran saja tetapi juga gerakan yang dilakukan pada saat shalat jenazah, siswa juga tidak hanya mendengar penjelasan guru tetapi juga dapat melihat dan menirukan gerakan-gerakan yang dipraktikkan oleh guru.

Berdasarkan kesimpulan di atas yang dilakukan selama III siklus. Hasil seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan.

1. Metode demonstrasi meningkatkan aktifnas, pada pelajaran fiqh dengan materi shalat jenazah. Hal ini dapat dilihat pada perubahan aktifitas, pada siklus I 21,42 % siklus II 82,14 % siklus III 92,85 %

2. Metode demonstrasi dapat mendukung peningkatan kreatif!tas pada mata pelajaran fiqh materi shalat jenazah hal ini dapat dilihat pada perubahan aktifitas, kreatifitas dan motivasi belajar siswa pada, siklus I 21.42 % siklus II 82.14 % siklus III 92.85 %.

3. Metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi pada siklus 1 21.42 % siklus II 82.14 % siklus III 92,85 %

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses balajar mengajar fiqh lebih efektif dan lebih memberikan hasi! yang optimal bagi siswa, seharusnya fasilitas media pembelajaran di MI Gesing 2 Kandangan temanggung.

Agar lebih disempurnakan dan sesuai dengan perkembangan teknologi, dan jumlah peserta didik sehingga guru tidak perlu menghabiskan banyak waktu untuk menunggu agar siswa bias melaksanakan demonstrasi dengan media pembelajaran yang belum mencukupi dan sebaiknya metode demonstrasi juga digunakan dalam mata pelajaran yang lain, apabila media pembelajaran juga sudah disediakan meskipun belum sepenuhnya, media pembelajaran yang sudah ada supaya digunakan secara maksimal dan sebaik-baiknya.

1. Bagi Siswa

a. Untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa sebaiknya murid bisa memanfaatkan media yang disediakan sebaik-baiknya.

b. Kreatifitas siwa dalam kegiatan belajar mengajar perlu diberi dorongan dengan pujian atau memberi nilai secara langsung.

c. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa baik guru maupun siswa bisa saling membantu dalam memecahkan suatu persoalan didalam kegiatan belajar mengajar.

2. Bagi Guru

a. Menggunakan metode demonstrasi sebagai variasi dalam mengajar,sebab mampu mengupayakan siswa mempunyai motivasi belajar mengajar.

b. Mampu memilih dan menggunakan metode atau media pembelajaran yang tepat guna dan sesuai dengan materi pembelajaran..

Pembelajaran mata pelajaran fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi ini memberikan motivasi yang positif terhadap para siswa supaya lebih berhasil dalam mempelajari fiqh yang tidak hanya dipelajari dengan membaca dan menghafal saja melainkan juga dengan melakukan praktik langsung. Adanya hubungan yang selaras dan saling mendukung antara siswa, guru dan sekolah akan memberikan pengaruh yang tidak sedikit terhadap upaya peningkatan motivasi belajar siswa tersebut.

Abdul Rachman Shaleh, 2000.

Pendidikan Agama dan Keagamaan

, Jakarta: PT. Gema Windu Panca Perkasa.

Ahmad Rohani H. M.. Abu Ahmadi. 1995,

Pengelolaan Pengajaran

, Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Atwi Suparman, 1997,

Desain Intruksional

, Jakarta: Depdikbud. Elida Prayitno, 1989,

Motivasi Dalam Belajar

, Jakarta: Depdikbud. Nasution S., 1986,

Didaktik Asas-Asas Mangajar

, Bandung: Jemmars. Nurul Zuriah, 2003,

Penelitian Tindakan

, Malang: Bayu Media Publishing.

Nystrom, Dennis C., Bayne, G Keith & Mc. Clelland. L Dean. 1997.

Intructional

Methods in Occupational Education

, USA: The Bobbs-Merril Company,

Inc.

Prasetya Irawan. Suciati & 1. G. A. K., Wardani. 1997.

Teori Belajar. Motivasi

dan Ketrampilan Mengajar

, Jakarta: Depdikbud.

Roestiyah N. K., 1986,

Didaktik Metodik

, Jakarta: Depdikbud.

Dokumen terkait