• Tidak ada hasil yang ditemukan

P E N IN G K A T A N M O T IV A S I S IS W A M E L A L U I M E T O D E D E M O N S T R A S I PA D A M A T A P E L A J A R A N F IQ IH M A T E R I S H A L A T J E N A Z A H K E L A S VI M I G E S IN G 2 KANDANGAN TEMANGGUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "P E N IN G K A T A N M O T IV A S I S IS W A M E L A L U I M E T O D E D E M O N S T R A S I PA D A M A T A P E L A J A R A N F IQ IH M A T E R I S H A L A T J E N A Z A H K E L A S VI M I G E S IN G 2 KANDANGAN TEMANGGUNG"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

M A T E R I S H A L A T J E N A Z A H K E L A S VI M I G E S IN G 2 K A N D A N G A N T E M A N G G U N G

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah sal u syarat untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Pada Juru < an Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyak STAIN SALA TIGA

Oleh :

A f I F NIM. 11406521

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI STAIN SALATIGA

(2)

D E K L A R A S I

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila di kemudia hari terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian ini dihadapan sidang munaqosyah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, Agustus 2008 Penulis,

A F I F

(3)

W e b s ite : w w w .s ia in s a la tiq a .a c .id E -m a i l : adm in,:s tra s i@ s ta in s a la tig a .a c .id

Masiikah. M.Si

DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kanr kirimkan naskah skripsi saudara .

Nama : A lif

NIM : 11406521

Jurusan i Progdi : Tarbivah / Pendidikan Agama Islam

(4)

Shalatlah kamu sebelum kamu di shalati

Ingatlah masa sehatmu sebelum masa sakitmu

Ingatlah masa sakitmu sebelum masa matimu

(5)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Tuhan Semesta Alam Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, berkat rahmat, taufik hidayah dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai pemenuhan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Saijana di bidang Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

Skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa adanya dorongan bantuan serta kerjasama dari beberapa pihak, oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati ijinkanlah penulis haturkan terima kasih kepada :

1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag. selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga

2. Kajur Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga yang telah memberikan arahan kepada penulis.

4. Ibu Maslikhah, M.Si selaku pembimbing yang telah mencurahkan tenaga, pikiran serta waktu untuk membimbing penulis dengan penuh keikhlasan dan kesabaran.

5. Kepala Sekolah MI Gesing 2 Kandangan Temanggung yang telah memberikan ijin penelitian serta memberikan arahan kepada penulis.

(6)

7. Kedua orang tua yang penulis sayangi, yang selalu memberi semangat dan dorongan kepada penulis supaya tepat menyelesaikan skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat sejatiku di PAI angkatan 2006, yang menjadi pelipur laraku dikala suka maupun duka yang selalu memberikan dorongan dan semangat kepada penulis.

9. Berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun memberikan kontribusi yang tidak sedikit terhadap penyusunan skripsi ini. 10. Semoga amal baik Bapak/Ibu/Saudara diterima dan mendapat pahala yang

setimpal dari Allah, Amin. Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.

Salatiga,... Penulis

(7)

HALAMAN JU D U L ... i

HALAMAN LOGO ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN TU LISA N ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR T A B E L ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LA M PIR A N ...xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Hipotesis Penelitian... 5

E. Manfaat Penelitian... 5

F. Definisi O perasional... 6

G. Metodologi Penelitian ... 8

1. Rancangan Penelitian ... 9

2. Subjek Penelitian... 10

3. Langkah-langkah/Siklus Penelitian... 10

4. Instrumen dan Indikator Penelitian ... 19

5. Pengumpulan Data ... 20

(8)

A. Pengertian Metode Demonstrasi ... 22

1. Pengertian... 22 '

2. Kebaikan Metode Demonstrasi ... 22

3. Kesulitan Metode Demontrasi... 23

4. Kelebihan Metode Demonstrasi ... 23

5. Kelemahan Metoe Demonstrasi ... 24

6. Cara Merencanakan Metode Demonstrasi ... 26

B. Motivasi Belajar ... 26

1. Pengertian... 26

2. Ciri-ciri Siswa yang mempunyai motivasi b e la ja r... 27

3. Fungsi Motivasi Dalam Belajar... 28

4. Macam-macam Motivasi... 30

C. Aktifitas Belajar ... 34

D. Pengertian Mata Pelajaran Fiqh ... 35

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Siklus 1 ... 37

B. Siklus II ... 42

C. Siklus III ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian... 51

B. Pem bahasan... 62

(9)

B. Saran... 65 DAFTAR PUSTAKA ... 67

(10)

Tabel I.I Pedoman Observasi Motivasi Belajar S isw a ... 19

Tebel I.II Tabel Aktivitas... 20

Tebel IV.I Hasil Pengamatan Siklus 1... 52

Tebel IV.II Rekapitulasi Hasil Siklus 1... 53

Tebel IV.III Hasil Pengamatan Siklus II... 56

Tebel IV.IV Rekapitulasi Hasil Siklus I I ... 57

Tebel IV.V Hasil Pengamatan Siklus III... 59

(11)

Gambar I.I Alur PTK ... 11

(12)

Angket Motivasi Belajar Siswa... . Pedoman Observasi Motivasi Belajar Siswa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP ). Daftar Riwayat Hidup...

(13)

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan akan selalu berkembang dari masa ke masa, perkembangan ini merupakan satu konsekuensi dari perkembangan yang

sangat pesat. Dimana adanya iptek tersebut menuntut adanya sumber daya manusia yang cerdas, aktif, kreatif serta mempunyai motivasi yang tinggi. Salah satu cara untuk menghasilkan manusia yang berkualitas adalah melalui

pendidikan. Sehingga perkembangan dalam dunia pendidikan memang akan selalu diperlukan, terutama untuk menghadapi standar nilai Ujian Akhir yang semakin tinggi nilainya.

Di Indonesia sendiri, kesadaran akan pentingnya pendidikan juga sudah ada sejak lama dan tercantum dalam UUSPN No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional yang termuat dalam tujuan pendidikan tersebut

adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia yang bertaqwa, berbudi pekerti luhur, berpengetahuan, terampil, sehat jasmani dan rohani.

Berhubungan dengan hal tersebut, pendidikan sebagai sebuah proses

yang melibatkan beberapa unsur yang saling berhubungan meliputi, guru, siswa, sarana dan prasarana, kurikulum dan metode pembelajaran yang fokus,

dan pengelola diharapkan untuk mampu menciptakan sistem pendidikan yang berkualitas. Guru, dalam hal ini sebagai unsur pokok penanggung jawab terhadap pelaksanaan dan pengembangan proses belajar mengajar untuk mampu meningkatkan kualitas dan motivasi dalam proses belajar mengajar.

(14)

Salah satu perkembangan dalam bidang pendidikan adalah pembenahan dalam bidang kurikulum, yang dulunya dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan sekarang disempurnakan lagi dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dimana pergantian kurikulum tersebut maka guru harus menguasai metode yang tepat agar peserta didik tidak kebingungan dalam perubahan kurikulum tersebut.

Fenomena yang teijadi pada madrasah saat ini masih adanya sistem

guru kelas, hal tersebut membuka kemungkinan bagi seorang guru untuk mengalami kesulitan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, guna mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena guru dituntut untuk mengejar target materi yang cukup banyak dan harus diselesaikan pada tiap-tiap semester, sehingga serigkali guru mengalami tingkat pemahaman atau materi siswa terhadap materi pelajaran.

M ata pelajaran fiqh yang kita anggap mudah, dan sebenarnya itu membutuhkan banyak variasi metode, media gambar maupun sumber belajar yang lain, tidak luput dari masalah-masalah tersebut. Hal ini disebabkan karena mata pelajaran fiqh mengandung materi yang memerlukan praktek keija langsung. Melalui praktek siswa akan memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru melalui eksperimen sehingga kesan yang diperoleh akan

mendalam. Oleh sebab itu, penghasilan pengajaran Fiqh akan bergantung pada keberhasilan dalam proses belajar mengajar, sedangkan keberhasilan siswa tidak hanya tergantung pada sarana dan prasarana, pendidikan, kurikulum,

(15)

mempunyai posisi sangat strategis dalam upaya meningkatkan prestasi siswa dalam menggunakan strategi pembelajaran yang tepat sasaran.1

Fiqh sebagai ilmu yang mempelajari dan mengungkap masalah keagamaan tauhid dan ketuhanan memerlukan tindakan aktivitas dan paham dalam mengamalkannya dengan demikian itu, siswa akan memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna, pengalaman-pengalaman belajar tersebut sangat berharga, bahwa tanpa pengalaman orang tidak mungkin belajar, namun dalam kenyataannya siswa bersikap pasif dengan mendengarkan penjelasan guru semata. Demikian pula dengan guru, dalam hal ini dinilai kurang mampu dalam memilih metode pembelajaran yang sesuai

untuk mata pelajaran fiqh yang memerlukan peran guru dan siswa. Seringkah guru mengeluh siswa-siswinya yang kurang memiliki motivasi dalam mengikuti pembelajaran fiqh.

Pemilihan metode pembelajaran akan membawa pengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran, sehingga seorang guru dituntut untuk mampu memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan suatu materi mata

pelajaran. Pada kenyataannya saat ini, sebagian besar guru hanya menggunakan metode ceramah dan hafalan saja dalam mengelola kegiatan pembelajaran mata pelajaran fiqh di MI. Selain itu kurikulum saat ini belum mampu untuk mendorong siswa dalam belajar secara aktif. Ditambah lagi sekolah ini dengan keterbatasan sarana dan prasarana serta fasilitas penunjang. 1

1 Abdul Rahman Shaleh. Pendidikan Agama dan Keagamaan, Jakarta. Gema Windu

(16)

Hal tersebut menyebabkan pembelajaran fiqh di MI kurang berhasil dalam mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal.

Metode demonstrasi sebagai salah satu altematif/solusi yang bisa digunakan oleh guru dalam mengajar mata pelajaran fiqh. Dalam metode ini, guru menunjukkan atau memperlihatkan praktek menyolati jenazah dan mengkafani sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat, mengamati, mendengar mungkin meraba dan melaksanakan proses yang ditunjukkan oleh guru tersebut. Dimungkinkan juga siswa diberikan kesempatan untuk melakukan sendiri demonstrasi tersebut, sehingga proses penerimaan siswa akan lebih berkesan secara mendalam sehingga membentuk pengertian yang baik dan sempurna, metode demonstrasi ini digunakan bila ingin

memperlihatkan bagaimana sesuatu harus teijadi dengan cara yang paling baik.2

B. Rumusan Masalah

Untuk mengindari kemungkinan meluasnya masalah dalam penelitian ini maka fokus permasalahan penelitian ini terletak pada :

1. Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar fiqh siswa kelas VI MI Gesing 2?

2. Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan kreatifitas belajar fiqh siswa kelas VI MI Gesing 2?

3. Apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VI MI Gesing 2?

(17)

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adaiah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi.

2. Untuk mengetahui peningkatan kreatifitas belajar siswa pada mata pelajaran fiqh menjadi lebih bermakna dan terkesan, daripada hanya menggunakan metode ceramah dan hafalan saja.

3. Untuk mengetahui apakah metode demonstrasi dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

D. Hipotesis Tindakan

Jika metode demonstrasi dilaksanakan dengan baik maka diharapkan dapat meningkatkan aktifitas, kreatifitas dan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran fiqh di MI Gesing 2 Kandangan.

E. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini nantinya diharapkan akan dapat memberikan manfaat diantaranya :

1. Bagi Peneliti

a. Mengetahui penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqh. b. Untuk mengembangkan kemampuan tindakan kelas, di dalam bidang

(18)

c. Mengembangkan metode pembelajaran yang meningkatkan motivasi belajar siswa

2. Bagi Guru

a. Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam menentukan metode

pembelajaran yang akan digunakan.

b. Dapat dipergunakan sebagai umpan balik (fead back) demi meningkatkan kemampuan mengajarnya.

3. Bagi Sekolah

Meningkatkan aktivitas, kreatifitas dan motivasi belajar di sekolah dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas, beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

4. Bagi masyarakat

Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, akan generasi yang aktif, kreatif

dan inovatif serta berdaya saing tinggi.

F. Definisi Operasional 1. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu

atau usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok tertentu bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai suatu tujuan yang di kehendakinya atau mendapat keleluasaan dengan perbuatannya.3

3 Sardinian, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta. Rajawali Pers, Tahun TT,

(19)

2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi yang dimaksud adalah pembelajaran dimana guru melakukan suatu kegiatan atau keterampilan disertai dengan penjelasan secara verbal, setelah itu siswa diberi kesempatan untuk melakukan proses yang sama di bawah supervisi guru.

3. Mata Pelajaran Fiqh

Kata “Fiqh” (<U9 ) adalah bentuk masdhar dari fi’il : 4JLi> yang artinya

“faham, mengetahui, cerdas, mahir.” Dan pengertian-pengertian lain yang

sejenis dengan pengertian tersebut. Kata “fiqh” berpengertian “faham” dipergunakan dalam lafazh hadis Nabi SAW.

jJ I ( j

Ijrc>-

4j y o

Artinya : “Barang siapa dikehendaki Allah suatu kebaikan, niscaya Allah

akan menjadikannya faham tentang ajaran agama ".

Demikian arti “ fiqh” menurut pengertian bahasa. Kata “fiqh” dipergunakan sebagai istilah syar’i untuk menamakan salah satu cabang ilmu

dalam agama Islam. Di sini “Fiqh” diberi definisi yang berbeda-beda oleh para ulama, diantaranya adalah :

Artinya : "Dia (fiqh) adalah ilmu tentang hukum-hukum syariah praktis yang

(20)

Dengan pengertian demikian, jelas bahwa fiqh adalah ilmu yang membahas ajaran Islam dalam aspek hukum atau syariat. Oleh sebab itu, selain disebut dengan fiqli juga sering digunakan istilah “syariat” atau “ta syrr, walaupun dalam arti luas, kedua kata tersebut berarti ajaran Islam secara menyeluruh.

Dengan pengertian di atas itu pula, jelas bahwa fiqh berbeda dengan ilmu tauhid yang membahas ajaran Islam dalam aspek keimanan atau aqidah

dan berbeda pula dengan ilmu ahlak yang membahas ajaran Islam dalam aspek moral dan etika.

Sebagai ajaran Islam, fiqh sudah ada sejak diutusnya nabi Muhammad SAW, menjadi Rasul. Pada awal perkembangannya ini, hukum Islam

didasarkan langsung pada wahyu Allah serta sunah Rasul.4

G. Metodologi Penelitian

Penelitian tindakan kelas yang terkandung di dalamnya. Sudah lebih dari sepuluh tahun yang lalu penelitian tindakan kelas dikenal dan ramai dibicarakan dalam dunia pendidikan. Istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Research (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan penelitian yang

dilakukan di kelas.

Penelitian menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

4 Anonim. Materi Fiqh Modul 1-6, Jakarta, Diijen Binbaga Islam dan Universitas

(21)

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

Ciri khusus dari penelitian tindakan kelas (PTK) adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi yang alami bukan dalam labolatorium ditujukan untuk memecahkan masalah praktis. Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut dilakukan dalam rangkaian siklus kegiatan. Berikut penulis paparkan metodologi penelitian yang menjadi pijakan penelitian tindakan kelas yang telah penulis laksanakan.

1. Rancangan Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dirancang dengan tujuan tertentu. Hal ini penting dilakukan dalam rangka menjaga obyektivitas peneiitian, mengingat penulis disamping sebagai guru dan sekaligus sebagai peneliti. Adapun penelitian tindakan kelas ini dirancang untuk :

a. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas VI semester II di MI

Gesing 2 Kandangan pada mata pelajaran Fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi.

b. Meningkatkan kreatifitas belajar siswa kelas VI di MI Gesing 2 Kandangan pada mata pelajaran Fiqh dengan menggunakan metode demons rasi.

c. Meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VI di MI gesing 2

(22)

2. Subjek Penelitian a. Siswa

Penelitian ini diiakuakan pada siswa kelas VI MI Gcsing 2 Kandangan Temanggung yang berjumlah 28 siswa.

b. Penelitian

Penelitian ini dilakukan oleh penulis sendiri yang bertindak sebagai seorang peneliti sekaligus guru kelas di MI Gesing 2 Kandangan Temanggung.

3. Langkah-langkah/Siklus Penelitian

Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakan

kelas (PTK) dengan bagan yang berbeda. Secara garis besar dalam penelitian tindakan kelas tersebut terdapat empat tahapan yang lazim

dilalui, yaitu : (1) perencanaan {planning), (2) pelaksanaan {acting), (3) observasi {observing), dan (4) refleksi {reflecting)? Kegiatan-kegiatan ini disebut dengan siklus kegiatan masalah pemecahan. Apabila satu siklus belum menunjukkan tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset dilanjutkan pada siklus ke dua, dan

seterusnya, sampai penelitian merasa puas.0 Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut. 5 6

5 Suharsini Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara, 2007, him. 3

(23)

a. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian pada mata pelajaran fiqh ini adalah seluruh siswa kelas VI MI Gesing 2 dengan materi shalat jenazah beserta bacaan dan doanya.

b. Indikator Penelitian

Indikator peneltitian ini meliputi 3 aspek, yaitu aktifitas, kreatifitas, dan motivasi sebagaimana dapat dibaca gambar berikut:

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Observasi

Perencanaan

Siklus I I

Observasi

Siklus III

< c

J

(24)

Penelitian tindakan kelas yang penulis laksanakan di MI Gesing 2 Kandangan pada mata pelajaran Fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Siklus I

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti memerlukan beberapa siklus hingga dapat mencapai hasil yang sesuai dengan indikator penelitian. Untuk itu maka peneliti memerlukan perencanaan di setiap

tahap penelitian. Adapun tahap-tahap penelitian tersebut yaitu : a. Perencanaan

1) Bagi Guru

a) Guru menerangkan materi tata cara pelaksanaan shalat

jenazah.

b) Guru memberi contoh tata cara pelaksanaan shalat Jenazah. c) Guru memberi soal materi shalat jenazah

b. Bagi Siswa

1) Siswa mendengarkan uraian guru tentang materi tata cara

pelaksanaan shalat jenazah.

2) Siswa mendemonstrasikan tata cara pelaksanaan shalat jenazah. 3) Siswa mengerjakan soal materi shalat jenazah.

c. Pelaksanaan

(25)

d. Observasi

Guru mencatat tanda-tanda akan tercapainya peningkatan motivasi, dan aktivitas siswa selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan, serta mencatat peningkatan kreatifitas siswa selama mengikuti pembelajaran Fiqh untuk materi shalat jenazah.

e. Refleksi

Hasil yang diperoleh dalam siklus I ini belum memperlihatkan perubahan peningkatan motivasi, aktivitas, kreativitas belajar siswa sesuai dengan indikator penelitian yang diharapkan karena baru 0%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa siklus I siswa belum tuntas belajar. Hal ini disebabkan karena siswa belum paham dan tingkat kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan tata cara shalat jenazah. Disamping

itu rupanya siswa masih merasa bahwa diterapkannya metode demonstrasi ini merupakan hal yang baru.

2. Siklus II.

Dalam penelitian siklus I belumlah tercapai indikator yang diharapkan, maka siklus II ini dilakukan berdasarkan nomor urut absensi siswa.

a. Perencanaan 1) Bagi Guru

(26)

c) Guru memberi soal materi shalat jenazah 2) Bagi Siswa.

a) Siswa mendengarkan uraian guru tentang materi tata cara

pelaksanaan shalat jenazah.

b) Siswa mendemonstrasikan tata cara pelaksanaan shalat jenazah. c) Siswa mengeijakan soal materi shalat jenazah.

b. Pelaksanaan

Guru menerangkan materi tata cara pelaksanaan shalat jenazah kemudian menyuruh siswa untuk mendemonstrasikan tata cara pelaksanaan secara berkelompok, yang d i bentuk guru atas dasar kedekatan tempat tinggal dan penyebab anak yang pandai.

c. Observasi

Guru mencatat tanda-tanda akan tercapainya peningkatan

motivasi dan aktivitas siswa selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan, serta mencatat peningkatan kreatifitas siswa selama mengikuti pembelajaran.

d. Refleksi

Hasil yang diperoleh dalam siklus 11 ini sudah ada peningkatan

(27)

3. Siklus III

Siklus III ini dilaksanakan dengan langkah yang hampir sama dengan siklus sebelumnya, dengan langkah perbaikan pada metode guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan keaktifan siswa dalam • bekerja kelompok perlu ditingkatkan.

a. Perencanaan

1) Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan analisa

pada refleksi II.

2) Mempersiapkan instrumen penelitian untuk pelaksanaan siklus III yaitu tentang niat dalam melafalkan doa shalat jenazah dengan metode demonstrasi.

3) Merencanakan metode penugasan dalam menjelaskan materi

pelajaran.

4) Merencanakan setiap individu pada kelompok dengan melakukan demonstrasi melafalkan niat shalat jenazah dengan disertai tata cara yang benar.

5) Pembagian kreatifitas, aktifitas. motivasi dalam pembagian kelompok sesudah dikelompokkan menjadi tiap 3 orang.

b. Pelaksanaan

(28)

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2008 membahas syarat dan rukun shalat jenazah dengan metode demonstrasi, sedangkan pertemuan ketiga untuk tes evaluasi dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2008. Adapun pelaksanaan penelitian siklus III dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

1) Sebagai apersepsi mengulang kembali melafalkan niat shalat jenazah bersama-sama.

2) Pembagian hasil evaluasi pada siklus II.

3) Guru melanjutkan materi berikutnya dengan metode demonstrasi yang melibatkan anak untuk aktif dan kreatif dalam pembelajaran. 4) Membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan

demonstrasi untuk meningkatkan aktifitas, kreatifitas dan motivasi belajar siswa.

5) Menunjuk wakil dari kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya.

6) Memberikan pujian dan penilaian pada hasil kerja siswa.

7) Menugaskan kepada siswa untuk melakukan demonstrasi secara individu untuk mengetahui hasil belajar masing-masing.

8) Memberikan evaluasi untuk tindakan siklus III

9) Memberikan kesempatan siswa untuk melakukan refleksi pada proses pembelajaran yang dilakukan.

Observasi

(29)

1) Guru sudah mampu melaksanakan kegiatan awal pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan metode demonstrasi pada mata pelajaran Fiqh.

2) Pembelajaran terlaksana lebih baik, guru telah terampil melatih - siswa mendemonstrasikan tata cara melaksanakan shalat jenazah dengan melafalkan niat dan do’anya, guru sepenuhnya sebagai fasilitator dan membimbing kelompok pada saat siswa mendemonstrasikan shalat jenazah.

3) Penggunaan media dan pengelolaan kelas sudah baik.

4) Dalam pengorganisasian bahan pengajaran sudah sesuai dengan

rencana pembelajaran.

Hasil pengamatan keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut:

1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran sudah baik. Hal ini dapat dilihat dengan setiap ada pertanyaan siswa langsung menunjukkan jari, meskipun kadang jawabannya belum sesuai dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru.

2) Dalam menyimpulkan hasil keija kelompok sudah bisa membuat sendiri, hanya beberapa kelompok saja yang masih meminta

bantuan guru.

(30)

kelompoknya dengan sempurna sementara masih ada beberapa siswa yang kurang percaya diri.

4) Pengamatan yang dilakukan pada siswa dengan melihat demonstrasi siswa pada siklus 111 sebagai berikut:

a) Siswa sudah mampu melafalkan menjelaskan dan melaksanakan bacaan niat shalat jenazah dengan baik.

b) Dalam mendemonstrasikan shalat jenazah dengan niat dan do’a siswa sering tergesa-gesa kurang teliti dalam melafalkan niat dan do'anya.

d. Proses Pembelajaran

Hasil pengamatan proses pembelajaran pada siklus III sebagai berikut:

1) Pengelolaan kelas dan proses kegiatan belajar mengajar sudah

bagus.

2) Metode demonstrasi sangat sesui digunakan pada pembelajaran fiqh materi shalat jenzah.

e. Refleksi

Peneliti mendiskusikan hasil pengamatan pada sikius III. Hasil

siklus III adalah sebagai berikut :

1) Pembelajaran dengan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqh materi shalat jenazah telah terlaksana dengan baik sesuai indikator dan pencapaian prestasi belajar.

(31)

3) Semua siswa aktif dan kreatif dalam mengikuti pelajaran.

4) Hasil belajar pada siklus III sudah mencapai 92,85% menunjukkan bahwa penelitian sudah mencapai toiak ukur keberhasilan penelitian yang diharapkan, untuk itu siklus selanjutnya dihentikan. 4. Instrumen dan Indikator Penelitian

Tabel I.I Indikator Motivasi Belajar Siswa

NO ASPEK MOTIVASI INDIKATOR

1. Mempumyai minat yang besar

❖ Siswa memperhatikan proses

demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan teman-temannya..

❖ Siswa mau bertanya apabila mengalami kesulitan.

❖ Siswa tertarik dengan proses demonstrasi yang dilakukan.

❖ Siswa memgeijakan tugas yang diberikan secepat mungkin.

❖ Siswa beerusaha mengerjakan tugas hingga selesai.

❖ Siswa menyelesaikan tugas tepat waktu.

->

j .

i

Memusatkan sebanyak mungkin energi fisik dan psikis.

❖ Siswa berusaha untuk mengerjakan tugas secara mandiri.

❖ Siswa berusha menjwab soal dengan sempurna.

(32)

4. Tanpa mengenal bosan Siswa berusaha menyelesaikan

dan menyerah masalah yang dihadapi dengan

berbagai cara.

♦> Siswa mau belajar dari kesalahan, v Siswa mau bertanya kepada orang lain

apabila menemukan kesulitan. Anderson CR & Faust GW (Elida Prayitno, 1989:10)7

Tebel I.II Tabel Aktivitas

No Aktivitas Kategori

1 1 - 4 Baik

2 1 - 3 Cukup

3 1 - 2 Kurang

5. Pengumpulan Data

Dalam penelitian tentang motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Fiqh dengan menggunakan metode demonstrasi ini pengumpulan data dilakuakan dengan mempergunakan metode pengumpulan data sebagai berikut: melalui wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi penulis 7

(33)

mempergunakan analisis data deduksi, induksi dan reduksi sehingga dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Rangkaian laporan penelitian disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I Latar Belakang masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Peneluian, Manfaat Penelitian, Hipotesis penelitian, Manfaat Penelitian Definisi Istilah/Operasional, Metode Penelitian.

BAB II Menjelaskan secara diskripsi berbagai pembahasan teori yang menjadi landasan teoritik penelitian.

BAB III Memaparkan Diskripsi Pelaksanaan Siklus I, diskripsi Pelaksanaan

siklus II, dan siklus III.

BAB IV Menganalisis hasil penelitian per siklus dari data hasil pengamatan,Opservasi, refleksi dan pembahasan.

(34)

A. Pengertian Metode Demonstrasi 1. Pengertian

Metode demontrasi mengambil bentuk sebagai contoh pelaksanaan suatu keterampilan atau proses kegiatan. Penggunaan metode ini mempersyaratkan adanya suatu keahlian untuk mendemonstrasikan penggunaan alat atau melaksanakan kegiatan tertentu seperti kegiatan yang

sesungguhnya. Keahlian tersebut harus dimiliki oleh dosen atau orang lain yang dipilih oleh dosen. Setelah demonstrasi, mahasiswa/si^wa diberi icesempatan untuk melakukan latihan keterampilan atau proses yang sama

di bawah supervisi pengajar.8 9 Metode demontrasi ini digunakan bila ingin memperlihatkan bagaimana sesuatu harus terjadi dengan cara yang paling

?£■ •;' i f, •'

2. ■ Kebaikan Metode Demonstrasi

h 1 - V ^ '

v - -T f

-a. Kegiatan intruksional bersifat formal, magang atau latihan kerj-a.

b. Materi pelajaran berbentuk keterampilan gerak psikomotor, petunjuk sederhana untuk melakukan keterampilan, bahasa asing, dan prosedur melaksanakan suatu kegiatan.

c. Pengajar bermaksud menggantikan dan menyederhanakan penyelesaian kegiatan yang panjang, baik yang menyangkut pelaksanaan suatu prosedur maupun dasar teorinya.

d. Pengajar bermaksud menunjukkan suatu standar penampilan.

e. Membantu siswa untuk memahami dengan jelas jalanya suatu proses dengan penuh perhatian sebab menarik.

f. Memudahkan berbagai jenis penjelasan sebab penggunaan bahasa dapat lebih terbatas.

g. Menghindari verbalisme.

8 Atwi Suparman, Desain Instruksional, Depdikbud, Jakarta. 1997 him. 166-167

9 Roestiyah N. K., Op.CiL, him. 76

(35)

h. Memberikan keterampilan tertentu.10 11

3. Kesulitan Metode Demonstrasi

Kesulitan penggunaan metode demontrasi adalah mendapatkan orang yang bukan saja ahli dalam mendemontrasikan keterampilan prosedur yang akan diajarkan, melainkan juga mampu menjelaskan setiap langkah yang d i demontrasi kannya secara verbal.

4. Kelebihan Metode Demonstrasi

a. Mendorong prinsip kerja sendiri bagi murid.

b. Pelajaran dapat dihayati dengan sepenuh jiw a dan raga karena langsung dipraktekkan.

c. Mempermudah pemusatan minat dan perhatian murid-murid yang tertuju pada apa yang didemontrasikan.

d. Masalah-masalah yang timbul dalam hati anak langsung terjawab, karena itu mengurangi kemungkinan salah pengertian dan pengambilan kesimpulan yang keliru1

e. Perhatian pelajar dapat diarahkan pada hal-hai yang dianggap penting sehingga hal-hal yang penting itu dapat diamati seperlunya. Perhatian pelajar lebih mudah dipusatkan pada proses belajar dan tidak tertuju pada hal-hal lain yang tidak relevan.

f. Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan kegiatan hanya mendengarkan ceramah/membaca dalam buku, karena pelajar memperoleh gambaran yang jelas dari hasil pengamatan.

g. Bila pelajar turut aktif bereksperimen, maka ia akan memperoleh pengalaman-pengalaman praktek untuk mengembangkan kecakapan dan memperoleh pengakuan dan pengharapan dari lingkungan sosialnya.

h. Beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada pelajar dapat dijawab lebih teliti pada waktu proses demontrasi.12

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat diketahui bahwa metode demontrasi mempunyai beberapa kebaikan. Kebaikan-kebaikan

Ibid.,him, 76

11 Zainuddin Dja’far. Didardik Metodik, PT. Garoeda Buana Indah, Pasuruan. 1995.

him.8

12 Winamo Surakhmad, Pengantar Interaksi Mengajar-Bel ajar. Bandung, Tarsito, him.

(36)

tersebut antara lain mampu mendorong siswa untuk lebih aki i 1 dalam proses pembelajaran, siswa lebih menghayati pelajaran yang diberikan karena langsung dipraktekkan, perhatian siswa dapat dipusatkan pada proses belajar mengajar, setiap permasalahan yang muncul dalam diri

siswa dapat langsung dipecahkan serta mampu mengurangi kesalahan- kesalahan bila dibandingkan dengan ceramah karena siswa memperoleh gambaran yang jelas dari hasil pengamatan sendiri.

5. Kelemahan Metode Demonstrasi

a. Memerlukan waktu lama dan dengan fasilitas perlengkapan/alat-alat pelajaran yang cukup.

b. Metode ini sukar dilaksanakan apabila murid-murid tidak dimatangkan

sebelumnya.13

c. Demonstrasi akan merupakan metode yang wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh pelajar.

d. Demontrasi menjadi kurang efektif bila diikuti dengan sebuah aktivitas dimana para pelajar sendiri dapat ikut bereksperimen dan menjadikan aktifitas itu pengalaman pribadi.

e. Tidak semua hal yang dapat didemontrasikan di dalam kelom pok. f. Kadang-kadang, bila suatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian

didemontrasikan, terjadi proses yang berlainan dengan proses dalam situasi sebenarnya.14

|J Zainuddin Dja’far, Op.Cit., him. 8

(37)

g. Sulit untuk dilihat . h. Memakan waklu .

i. Interaksi dan umpan balik yang terbatas.1'1

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas, metode demonstrasi ternyata memiliki beberapa kelemahan yang antara lain memerlukan waklu lama, peralatan yang cukup menyita waktu dan ruang, sukar dilaksanakan apabila siswa tidak dimatangkan terlebih dahulu, interaksi dan umpan balik yang terbatas serta tidak semua hal dapat

didemonstrasikan di dalam kelompok.

6. Cara Merencanakan Metode Demonstrasi

a. Guru sudah melatih diri.

b. Guru telah cukup menyiapkan alat-alat yang diperlukan. c. Murid-murid sem ua dapat mengikuti demonstrasi.

d. Menetapkan garis-garis besar setiap langkah satu demonstrasi.

e. Waktunya cukup dengan pertimbangan ada kesempatan pada anak untuk memajukan pertanyaan dan membuat catatan.

f. Murid-murid duduk tenang mengamati demonstrasi.

g. Menetapkan apa rencana guru sesudah demonstrasi berakhir untuk menilai hasil pelajaran.

h. Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan yang diharapkan dapat dicapai/kegiatan yang akan dapat dilaksanakan oleh para pelajar itu sendiri bila demonstrasi berakhir.

i. Menetapkan garia besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan.

j. Mempertim bangkan waktu yang dibutuhkan.

k. Menetapkan rencana untuk menilai kemajuan anak didik.

l. sebelum metode ini diterpakan perlu memperhatikan nilai-nilai didaktis metodis, misalnya apakah pelajaran, alat-alat serta waktu yang tersedia telah disesuaikan dengan tingkat kemampuan intelektual murid-murid. 15 16 *

15 Nystrom dkk /rittuc/i'uial Methods in Occupational Educational Education, USA,

The Bobs Merril Company Inc, 19'//, him. 137-138

16 Roestiyah N.K., Dikdaknk Metodik, Jakarta, Pt. Bina Aksara, 1989. him. 76

(38)

m. Oleh karena itu sebelum demonstrasi dilaksanakan, kita hendaknya menerangkan sejelas-jelasnya landasan teori yang kita pakai. Tanpa itu, maka sulit bagi anak-anak memperoleh pengalaman praktis, pembentukan sikap serta pengertian-pengertian yang jelas.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan beberapa cara untuk merencanakan metode demonstrasi yang efektif yaitu dengar, merumuskan tujuan secara jelas, guru sudah mempersiapkan diri, menyiapkan siswa untuk mengikuti proses demonstrasi, mempersiapkan

alat-alat yang akan dugunakan serta menetapkan rencana untuk menilai

kemajuan siswa.

B. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi Belajar

Belajar seseorang akan berhasil apabila dalam dirinya ada keinginan yang tinggi untuk mencapai tujuan dari belajar tersebut. Belajar harus diberi motivasi dengan berbagai cara, sehingga minat yang dipentingkan dalam belajar itu dibangun dari minat yang ada pada diri anak. Motivasi dalam belajar hendaknya dijadikan sebagai kebutuhan untuk mencapai tujuan dari belajar.

Istilah motivasi berasal dari kata bahasa latin “movore" yang berarti “menggerakkan”. Berdasarkan pengertian tersebut, makna motivasi menjadi berkembang.18 19 Dalam bahasa sehari-hari motivasi dinyatakan dengan hasrat, keinginan, maksud, tekad, kemauan. dorongan, kebutuhan.

18 Zainuddin Dja’far. Op.Cit., him. 32

(39)

kehendak, cita-cita, keharusan dan kesediaan.20 Dalam proses belajar, motivasi mahasiswa tercermin melalui ketekunan yang tidak mudah patah untuk mencapai sukses, meskipun dihadang banyak kesulitan. Motivasi juga ditunjukkan melalui intensitas unjuk keija dalam melakukan suatu

tugas.21

Dijelaskan bahwa : “Motivasi belajar adalah sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek

belajar itu dapat tercapai”.22

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, motivasi belajar adalah suatu dorongan atau rangsangan yang ada dalam diri siswa untuk

melakukan kegiatan belajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi belajar Fiqh adalah dorongan atau rangsangan yang ada dalam diri siswa untuk melakukan kegiatan belajar dalam proses pembelajaran Fiqih.

2. Ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi belajar

Ciri-ciri siswa yang mempunyai motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut:

a. Tekun menghadapi tugas b. Ulet menghadapi kesulitan

‘° Prasetya Irawan, dkk., Teori Belajar, Motivasi dan Keterampilan Mengajar, Jakarta,

Bina Aksara, 1997, him. 42 21 Ibid., him. 42.

Sardinian, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, Rajawali Pers, 1992,

(40)

c. Menunjukkan minat terhadap berbagai masalah d. lebih senang bekerja sendiri tidak

e. cepat bosan terhadap tugas yang rutin, dapat mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepas hal-hal yang diyakini, senang mencari

dan memecahkan masalah 23

Berkaitan dengan ciri-ciri siswa yang memiliki motivasi dalam

belajar, bahwa siswa yang mempunyai motivasi dalam belajarnya akan

terlihat dalam :

a. Mempunyai minat yang besar.

b. Perhatian yang penuh terhadap tugas belajar.

c. Memusatkan sebanyak mungkin energi fisik dan psikis.

d. Tanpa mengenal bosan dan menyerah.24

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri

siswa yang mempunyai motivasi belajar dapat dilihat dari tekun dalam menghadapi tugas, ulet dalam menghadapi kesulitan, menunjukkan minat dalam belajar dan tidak mengenal bosan serta menyerah.

3. Fungsi Motivasi Dalam Belajar

Motivasi merupakan faktor pendorong tercapainya tujuan belajar.

Fungsi dalam belajar adalah sebagai berikut:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi seperti penggerak atau motor yang melepas energi.

Ibid., him. 83

(41)

b. Menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang hendak dicapai.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukian perbuatan apa yang harus dikcijakan yang sesuai untuk mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.2'

Menguraikan fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut: a. Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan.

b. Mengarahkan aktifitas beiajar peserta didik. c. Menggerakkan seperti mesin mobil.25 26 27

Dijelaskan bahwa fungsi motivasi dalam belajar adalah sebagai berikut a. Memberi semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya tetap

berminat dan siaga.

b. Memusatkan perhatian peserta didik pada tugas-tugas tertentu yang berhubungan dengan pencapaian tujuan belajar.

c. Membantu memenuhi kebutuhan akan hasil jangka pendek dan hasil

jangka panjang.2.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas fungsi motivasi dalam belajar antara lain adalah mendorong, menggerakkan dan mengarahkan

aktivitas-aktivitas peserta didik dalam belajar.

25 Sardinian, Op.Cit.. him. 26

26 Roestiyah. N.K., Op.Cit.. him. 123

27 Ahmad Rohani dan Abu Rohadi, Pengelolaan Pengajaran. Jakarta. PT. Rineka Cipta,

(42)

4. Macam-macam Motivasi

Motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena di dalam individu sudah ada dorongan.28 Pengertian motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar dan memenuhi kebutuhan dan

tujuan-tujuan murid.

Berdasarkan pendapat di atas motivasi intrinsik adalah motivasi yang ada di dalam siswa dan tercakup di dalam situasi belajar dan

memenuhi kebutuhan dan tujuan-tujuan murid. Motivasi ini sering disebut motivasi mumi, motivasi yang timbul dalam diri anak sendiri, misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperoleh informasi dan pengertian, mengembangkan sikap untuk

berhasil dan lainnya. b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya dorongan dari luar.

Berdasarkan pendapat di atas motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang

disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar dan aktif kerena

(43)

adanya rangsangan dari luar seperti pemberian angka, hadiah, nilai, medali, persaingan dan lain-lain.29

Berdasaikan pendapat di atas bahwa macam-macam motivasi

belajar terdiri dari : (a) motivasi intrinsik yaitu motivasi yang tercakup di dalam situasi belajar atau motivasi yang timbul dalam diri anak peserta didik, (b) motivasi ekstrinsik adalah yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar. Kedua motivasi tersebut sangat penting dalam kegiatan belajar, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik itu saling menambah atau memperkuat, bahkan motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi intrinsik. Motivasi intrinsik

apabila didukung oleh motivasi ekstrinsik akan dapat memberi dorongan yang lebih kuat dalam belajar/0

c. Cara Mengembangkan Motivasi Belajar Pada Siswa

Motivasi untuk belajar pada siswa sangatlah besar perannya untuk tercapainya tujuan belajar. Ada banyak pendapat dari para ahli tentang bagaimana cara mengembangkan motivasi yang ada pada diri siswa. Motivasi pada siswa dapat tumbuh melalui cara mengajar yang bervariasi, mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan kepada peserta didik, memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menyalurkan

f Sardinian, Op.Cit., him. 90

(44)

belajarnya, menggunakan media dan alat Bantu yang menarik perhatian peserta didik seperti gambar, foto, dan lain-lainnya/1

Bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan

belajar di sekolah antara lain : 1) Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari kegiatan belajar. Banyak siswa belajar yang utama hanya untuk mencapai nilai atau angka

yang baik. 2) Memberi hadiah

Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi, siswa akan lebih giat

belajar untuk mencapai hadiah tersebut. 3) Saingan atau kompetisi

Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi

untuk mendorong belajar siswa. 4) Ego involment

Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan hingga bekerja keras dapat mempertaruhkan harga diri. Para siswa akan belajar dengan keras bisa hanya karena harga diri.

5) Memberi ulangan

Para siswa akan giat belajar apabila mereka mengetahui akan ada ulangan.

(45)

6) Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

7) Pujian

Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, perlu diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang

baik. 8) Hukuman

Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.

9) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan, ada maksud

untuk belajar. 10) Minat

Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat shingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok.

11) 'l ujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting/2

Cara-cara membangkitkan motivasi belajar pada siswa, yaitu sebagai berikut:

(46)

a) Kompetisi

b) Mendekatkan tujuan

c) Tujuan yang jelas dan diakui d) M inat3j

Berdasarkan pendapat di atas, maka ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menumbuhkan motivasi belajar Fiqh pada siswa

MI yaitu antara lain dengan memberi angka, kompetisi, mendekatkan tujuan, menumbuhkan minat dan menggunakan metode mengajar yang

bervariasi seperti metode demonstrasi,

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

Ada tiga faktor yang mempengaruhi motivasi belajar siswa.

Ketiga faktor tersebut adalah : i

1) Lingkungan rumah 2) Lingkungan sekolah

3) Orang tuaj4

C. Aktifitas Belajar

Belajar adalah suatu proses yang menghasilkan pengetahuan pada

individu perubahan tersebut dengan didapatkannya suatu kecakapan baru sebagai hasil yang direncanakan dari aktif belajar pada saat mengikuti suatu kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dan disajikan sekolah baik yang terjadi di kelas maupun di luar kelas.

Tabrani Rusyan A. O p .C i lhim. 106-107

(47)

D. Pengertian Mata Pelajaran Fiqh

Kata “ Fiqh" (<i& ) adalah bentuk masdhar dari fi’il : aJU? yang artinya

“faham, mengetahui, cerdas, mahir." Dan pengertian-pengertian lain yang sejenis dengan pengertian tersebut. Kata “ fiqh" berpengertian “faham" dipergunakan dalam lafazh hadis Nabi SAW.

j J 1 ,J Ijy>- ^ 3y JA

Artinya : "Barang siapa dikehendaki Allah suatu kebaikan, niscaya Allah

akan menjadikannya faham tentang ajaran agama ".

Demikian arti “ fiqh" menurut pengertian bahasa. Kata “ fiqh"

dipergunakan sebagai istilah syar’i untuk menamakan salah satu cabang ilmu dalam agama Islam. Di sini “fiqh" diberi definisi yang berbeda-beda oleh para ulama, diantaranya adalah :

I

L

^

J

J

l

^

y

o

UjujJlJ

I

j

»

^

b

I

Artinya : "Dia (fiqh) adalah ilmu tentang hukum-hukum syariah praktis yang

diistimbatkan (digali) dari dalil-dalilnya yang terinci ".

Dengan pengertian demikian, jelas bahwa fiqh adalah ilmu yang membahas ajaran Islam dalam aspek hukum atau syariat. Oleh sebab itu.

(48)

f

Dengan pengertian di atas itu pula, jelas bahwa fiqh berbeda dengan ilmu tauhid yang membahas ajaran Islam dalam aspek keimanan atau aqidah dan berbeda pula dengan ilmu ahlak yang membahas ajaran Islam dalam aspek moral dan etika. 35

Shalat jenazah hukumnya fardlu qifayah sebab jenazah Orang Islam yang meninggal wajib dishalati. Orang yang tidak sempat menshalati jenazah sebelum dikuburkan, boleh untuk menshalati setelah dikubur, dan bagi yang jauh boleh dengan shalat ghaib. Cara mengerjakan shalat jenazah sebagai

berikut:

1. Bila mayat laki-laki, imam berdiri selentang kepala mayat, dan jika mayat perempuan maka imam berdiri selentang pusar mayat.

2. Shalat jenazah tidak dengan ruku dan sujud, atau adzan dan iqamah.

3. Berdiri jika kuasa, artinya shalat jenazah boleh dengan duduk jika tak kuat berdiri

4. Berniat mengerjakan shalat jenazah. 5. Takbiratul Ihram.

6. membaca Surat Al-fatihah. 7. Takbir kedua.

8. Membaca shalawat atas nabi SAW. 9. Takbir ketiga

10. membaca doa sesudah takbir ketiga, yaitu doa untuk si mayat. 11. Takbir keempat

(49)

A. Siklus I

1. Perencanaan

a. Memuat instrumen yang diperlukan dalam penelitian yang terdiri dari :

1) Rencana pengajaran sub bab tata cara shalat jenazah, dengan menyebutkan pengertian shalat jenazah.

2) Media pengajaran yang berupa lafal niat shalat jenazah.

3) Lembar pengamatan untuk siswa dan guru serta lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran.

b. Merencanakan pembagian, setiap kelompok yang dikelompokkan berdasarkan laki-laki dan perempuan untuk mengetahui aktifitas, kreatifitas, dan motivasi siswa.

2. Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas siklus satu dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 4 Juli 2008 membahas tentang pengertian shalat jenazah. Pertemuan kedua pada tanggal 7 Juli 2008 membahas tentang bacaan niat slalat jenazah dan do’anya sedangkan pertemuan ke liga pada tanggal 10 Juli 2008 dilaksanakan tes evaluasi dari materi yang sudah diajarkan.

Adapun pelaksnaan penelitian siklus ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai b erik u t:

(50)

a. Menjelaskan pada siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b. Menyampaikan materi pelajaran tentang pengertian dan cara-cara melaksanakan shalat jenazah yang sebelumnya memberikan apersepsi secara klasikal sebagai prasyarat yang seharusnya dikuasai.

c. Guru memberikan kesempatan pada semua siswa untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas. Hal ini untuk mengetahui aktifitas siswa. d. Dengan bimbingan guru membuat kelompok sesuai dengan kelompok

yang direncanakan dan melafalkan niat-niat shalat jenazah sesuai kemampuannya untuk mengetahui kreatifitas siswa.

e. Siswa dari satu per satu masuk menuju tempat demonstrasi shalat jenazah.

f. Membenarkan ucapan lafal niat shalat jenazah yang diucapkan siswa. 3. Observasi

a. Kegiatan guru

Kegiatan guru dan menuliskan hasil pengamatannta dalam lembar

observasi untuk guru, dengan hasil pengamatan sebagai berikut :

1) Dalam memotivasi minat siswa dalam mempelajari materi liqh

sudah baik.

2) Sebagian kelompok yang dibentuk guru berdasarkan absen belum bisa bekerja sama dengan baik.

(51)

4) Aktifi tas, kreatifitas dan motivasi dalam persiapan dan penggunaan media belum maksimal.

5) Guru sudah berperan sebagai fasilitator dan membimbing setiap kelompok dalam mengucapkan lafal bacaan niat shalat jenazah. 6) Dalam presentasi ke depan kelas guru belum bisa membantu siswa.

Hal ini disebabkan waktu yang direncanakan untuk presentasi sudah habis digunakan untuk kerja kelompok yang memakan waktu lebih lama dari waktu yang direncanakan.

7) Guru belum memberikan kegiatan perbaikan atau pengayaan karena masih banyak siswa yang belum paham tentang materi yang diberikan sehingga guru mengulas materi yang dianggap siswa masih kurang jelas.

8) Penggunaan papan tulis belum sempurna sedang pengelolaan kelas dan waktu belum sesuai dengan yang direncanakan. Hal itu terlihat suasana kelas gaduh sewaktu diterangkan dan waktu telah habis padahal kegiatan belajar mengajar belum selesai.

9) Penggunaan media belum sempurna karena peralatannya belum memadai.

b. Kegiatan siswa

(52)

]) Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran sudah mampu melafalkan bacaan niat shalat jenazah.

2) Sikap siswa dalam bekerja kelompok belum kelihatan baik. Dapat dilihat masih adanya siswa yang berbicara dengan teman sewaktu

disuruh kerja kelompok.

3) Sebagian siswa belum bisa menghargai pendapat atau jawaban

orang lain.

4) Kreatifitas dalam menjawab pertanyaan sudah ada. Hal ini dat dilihat bahwa setelah guru selesai menerangkan, siswa yang belum jelas berusaha mengajukan pertanyaan dan teman yang lain merasa bisa menjawab pertanyaan dari temannya.

5) Sebagian besar siswa berminat dan semangat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Aktifitas dan kreatifitas siswa dalam mendemonstrasikan shalat jenazah sudah mampu menghafal.

6) Suasana kelas gaduh sewaktu guru menerangkan karena suara guru keurang jelas dari belakang, sehingga siswa yang duduk di

belakang bicara sendiri sewaktu guru menerangkan. Motivasi belajar siswa belum mencapai ketuntasan.

c. Proses pembelajaran

Jalannya proses pembelajaran. Hasil pengamatan proses pembelajaran pada siklus 1 adalah sebagai berikut :

(53)

a) Guru sudah dapat membimbing siswa dan membantu siswa yang mengalami kesulitan serta membangkitkan minat siswa dalam menerima pelajaran fiqh.

b) Sebagian besar siswa aktif dalam mengikuti pelajaran.

2) Hal-hal yang harus diperbaiki dalam kegiatan belajar pada siklus I

adalah sebagai berikut:

a) Pembentukan kelompok masih terlalu banyak dan pemerataan anak-anak yang pandai kurang merata.

b) Pengelolaan kelas dan waktu belum dikuasai oleh guru.

c) Ketenangan kelas dan menciptakan kreatifitas siswa belum sesuai dengan tujuan pembelajaran.

d) Keaktifan siswa dalam mengeluarkan pendapat masih menyimpang dari materi yang diberikan guru.

4. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diperoleh maka diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Dalam penelitian pada siklus I diperoleh hasil refleksi sebagai berikut :

a. Pada proses pembelajaran diperlukan persiapan yang matang seperti media yang digunakan, guru telah mendalami materi sebelumnya serta guru harus mampu mengelola keias dengan membagi waktu yang baik dalam proses pembelajaran.

(54)

yang pandai. Hal itu diharapkan siswa yang pandai bisa menajdi tutor sebaya bagi yang lain.

c. Guru beium memberi perhatian pada siswa yang tidak aktif, sehingga pada siklus II guru memberi perhatian lebih pada siswa tersebut.

d. Guru perlu memberikan contoh melalui praktik shalat jenazah.

e. Siswa dalam pembelajarannya masih banyak bertanya sehingga suasana kelas gaduh. Untuk itu guru sebaiknya memperjelaskan tugas dan peran setiap siswa dalam kelompoknya.

Hasil belajar pada siklus I baru mencapai 36% menunukkan bahwa penelitian belum mencapai tolak ukur keberhasilan karena belum sesuai dengan indikator yang ingin dicapai siklus II yang merupakan perbaikan dari pelaksanaan penelitian siklus I. Mempersiapkan instrumen penelitian untuk pelaksanaan siklus II yaitu materi tentang shalat jenazah dengan

metode demonstrasi.

B. Siklus II

Siklus II dilaksanakan dengan langkah yang hampir sama dengan pelaksanaan siklus I. dengan langkah perbaikan membagi kelompok belajar baru yang lebih baik.

1. Perencanaan

a. Mengidentifikasikan dan merumuskan masalah berdasarkan analisa pada refleksi siklus I.

(55)

c. Merencanakan kembali pembentukan kelompok, setiap kelompok enam siswa dan dikelompokkan berdasarkan kedekatan rumah juga pemerataan siswa yang pandai pada kelontpok-keiompok itu.

2. Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 21 Juli 2008 membahas tentang bacaan niat shalat jenazah, pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 23 Juli 2008 membahas tentang cara shalat jenazah sambil melafalkan niat dan doanya dengan metode demonstrasi, sedangkan pertemuan ketiga untuk tes evaluasi dilaksanakan tanggal 26 Juli 2008. Adapun pelaksanaan penelitian siklus II ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai b e rik u t:

a. Kegiatan belajar mengajar diawali dengan pembagian hasil evaluasi pada siklus I. Memberikan hadiah yang telah memperoleh hasil memuaskan dan menjelaskan kesalahan yang banyak dilakukan siswa. b. Memberikan apersepsi sebagai kreativitas siswa, secara klasikal

sebagai pra syarat yang harus dikuasai sebelum mempelajari tentang shalat jenazah dan tata caranya dengan metode demonstrasi.

c. Guru melanjutkan materi pelajaran pada siklus 1 dengan metode demonstrasi untuk mengetahui aktivitas siswa.

(56)

e. Menunjuk wakil kelompok untuk mempresentasikan hasil demonstrasi. f. Melakukan refleksi atas proses pembelajaran yang sudah dilakukan

untuk mengetahui hasil belajar siswa. 3. Observasi

a. Kegiatan guru

Kegiatan guru dan menulis hasil pengamatannya pada lembar observasi. Hasil observasi untuk guru pada siklus II adalah sebagai berikut:

1) Pada kegiatan pendahuluan guru telah berusaha lebih baik dari

siklus sebelumnya.

2) Pada kegiatan inti keseluruhan tugas guru sudah beijalan dengan baik, hanya masih belum bisa membagi waktu dengan tepat sehingga hanya beberapa kelompok yang belum dapat mempresentasikan hasilnnya dengan baik.

3) Guru telah membimbing mendemonstrasikan materi dengan baik kreatifitas guru dan siswa dalam mendemonstrasikan shalat jenazah dan tata caranya.

4) Guru sudah dapat mengelola kelas dengan baik dibandingkan pada

siklus I.

(57)

b. Kegiatan siswa

Pengamatan terhadap kegiatan siswa adaiah sebagai b erik u t:

1) Keaktifan siswa dalam keija kelompok sudah baik, ini dapat dilihat

sudah sebagian siswa menjawab pertanyaan dengan baik sewaktu ada teman yang mengajukan pertanyaan.

2) Suasana kelas masih gaduh sewaktu dilaksanakan demonstrasi shalat jenazah.

3) Semangat dan minat siswa dalam mengikuti pelajaran sudah baik,

karena setiap ada pelajaran fiqh berusaha datang dantidk malas lagi dengan pelajaran fiqh. Hal ini menunjukkan bahwa kreatifitas dan prestasi belajar siswa meningkat.

c. Proses Pembelajaran

Pengamatan yang dilakukan pada siswa dengan melihat pengerjaan

evaluasi pada siklus II diperoleh hasil-hasil sebagai b erikut:

1) Sebagian siswa dalam melafalkan niat bacaan shalat jenazah metode demonstrasi masih ada kesalahan.

2) Bila disuruh melafalkan bacaan niat bacaan shalat jenazah gerakan

belum iancar.

3) Beberapa sisw'a didalam mendemonstrasikan lafal niat shalat

jenazah masih belum lancar. d. Refleksi

(58)

a) Kelompok yang di bentuk berdasarkan kedekatan rumah dan penyebaran siswa yang pandai sudah berjalan dengan baik. Tidak ada lagi kerja kelompok yang tidak aktif dalam kerja kelompok.

b) Metode demonstrasi membuat siswa bersemangat dalam pembelajaran fiqh walaupun ada beberapa siswa yang belum tertarik dengan demonstrasi ini.

c) Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran sudh kelihatan. Adapun hal-hal yang perlu diperbaiki dalam siklus II adalah sebagai berikut:

(1) Masih ramainya suasana kelas dalam kegiatan belajar mengajar perlu dicari solusinya. Misalnya anak sering ramai disuruh duduk di depan.

(2) Dalam menerima materi pelajaran siswa masih belum jelas sehingga digharapkan guru lebih memperjelas materi yang

disampaikan agar siswa dapat menerima apa yang diajarkan guru dengan baik.

C. Siklus III

(59)

1. Perencanaan

a. Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan analisa pada refleksi II.

b. Mempersiapkan instrumen penelitian untuk pelaksanaan siklus II yaitu tentang niat dalam melafalkan doa shalat jenazah dengan metode demonstrasi.

c. Merencanakan metode penugasan dalam menjelaskan materi pelajaran. d. Merencanakan setiap individu pada kelompok melakukan demonstrasi

melafalkan niat shalat jenazah dengan disertai tata cara yang benar.

e. Pembagian kreatifitas, aktifitas, motivasi dalam pembagian kelompok sudah dikelompokkan tiap 3 orang.

2. Pelaksanaan

Penelitian tindakan kelas siklus III dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 28 Juli 2008 membahas tentang tata cara melakukan shalat jenazah dengan melafalkan niat dan do’a shalat jenazah dengan metode demonstrasi. Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 29 Juli 2008 membahas syarat dan rukun shalat jenazah dengan metode demonstrasi, sedngkan pertemuan ketiga untuk tes

evaluasi dilaksanakan pada tanggal 31 Juli 2008. Adapun pelaksanaan penelitian siklus III dilakukan dengan langkah sebagai b erikut:

a. Sebagai apersepsi mengulang kembali melafalkan niat shalat jenazah bersama-sama.

(60)

c. Guru melanjutkan materi berikutnya dengan metode demonstrasi yang melibatkan anak untuk aktif dan kreatif dalam pembelajaran.

d. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam melakukan demonstrasi untuk meningkatkan aktifitas, kreatifitas dan motivasi belajar siswa.

e. Menunjuk wakil dari kelompok untuk mempresentasikan hasil

keijanya.

f. Memberikan pujian dan penilaian pada hasil keija siswa.

g. Menugaskan kepada siswa untuk melakukan demonstrasi secara individu untuk mengetahui hasil belajar masing-masing.

h. Memberikan evaluasi untuk tindakan siklus ill

i. Memberikan kesempatan siswa untuk melakukan refleksi pada proses

pembelajaran yang dilakukan. 3. Observasi

a. Hasil pengamatan untuk guru pada siklus III adalah sebagai b erik u t:

1) Guru sudah mampu melaksanakan kegiatan awal pada pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqh.

(61)

3) Penggunaan media dan pengelolaan kelas sudah baik.

4) Dalam pengorganisasian bahan pengajaran sudah sesuai dengan rencana pembelajaran.

b. Hasil pengamatan keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas adalah

sebagai b e rik u t:

1) Keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran sudah baik. Hal ini dapat dilihat dengan setiap ada pertanyaan siswa langsung menunjukkan jari, meskipun kadang jawabannya belum sesuai

dengan pertanyaan yang diberikan oleh guru.

2) Dalam menyimpulkan hasil keija kelompok sudah bisa membuat sendiri, hanya beberapa kelompok saja yang masih meminta bantuan guru.

3) Pelaksanaan presentasi hasil keija lebih baik dari siklus II.

Beberapa siswa mampu mempresentasikan hasil keija kelompoknya dengan sempurna sementara masih ada beberapa siswa yang kurang percaya diri.

4) Pengamatan yang dilakukan pada siswa dengan melihat demonstrasi siswa pada siklus III sebagai berikut :

a) Siswa sudah mampu melafalkan menjelaskan dan melaksanakan bacaan niat shalat jenazah dengan baik.

b) Dalam mendemonstrasikan shalat jenazah dengan niat dan do’a siswa sering tergesa-gesa kurang teliti dalam melafalkan niat

(62)

c. Proses Pembelajaran

Hasil pengamatan proses pembelajaran pada siklus III sebagai b erik u t: 1) Pengelolaan kelas dan proses kegiatan belajar mengajar sudah

bagus.

2) Metode demonstrasi sangat sesui digunakan pada pembelajaran fiqh materi shalat jenzah.

4. Refleksi

Peneliti mendiskusikan hasil pengamatan pada siklus III. Hasil

siklus III adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran dengan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqh materi shalat jenazah telah terlaksana dengan baik sesuai indikator dan pencapaian prestasi belajar.

b. Pengelolaan pelajaran oleh guru berlangsung lebih baik. c. Semua siswa aktif dan kreatif dalam mengikuti pelajaran.

(63)

A. Hasil Penelitian 1. Siklus I

a. Perencanaan

Dalam tahap persiapan untuk melakukan tindakan berupa penerapan metode demonstrasi pada proses pembelajaran, peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut: Pertama, peneliti memilih materi yang akan diberikan kepada siswa dan melihat tujuan pembelajaran yang tercantum dalam GBPP, kemudian disusun dalam rencana pembelajaran yang sesuai dengan metode demonstrasi. Rencana pembelajaran tersebut

Pada tahap mi penelitian mempersiapkan pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran yang mendukung, selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengelolaan proses belajar mengajar (PBM) siklus I dan lembar observasi, aktifitas, kreatifitas dan prestasi belajar siswa.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan pembelajaran fiqh dengan menggunakan

metode demonstrasi diawali dengan kegiatan pembukaan yang diberikan guru pada saat memulai pelajaran. Kegiatan ini diawali dengan guru menyampaikan salam kepada siswa dan dilanjutkan dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh guru setelah itu guru mulai mengisi daftar hadir dan absen siswa satu persatu. Dalam

(64)

menyampaikan materi shalat jenazah, terlebih dahulu guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi yang akan dipelajari. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode ceramah dan siswa memperhatikan penjelasan dari guru. Tahap selanjutnya adalah guru dan peneliti mempersiapkan dan mempraktikkan tahapan-tahapan untuk melakukan shalat jenazah di depan kelas sehingga mampu dilihat oleh semua biswa.

Pelaksanaan pengamatan (observasi) yang dilaksanakan bersama dengan PBM, pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif satu (soal terlampir) dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam PBM yang dilakukan. Adapun hasil penelitian pada siklus I sebagai berikut:

Tabel IV.I Hasil Pengamatan aktivitas kreativitas dan motivasi belajar siswa Mata pelajaran Fiqh Pada materi Shalat jenzah

Gambar

Tabel I.I Pedoman Observasi Motivasi Belajar Sisw a........................................
Gambar I.I Alur PTK ..............................................................................................
Gambar I.I Alur PTK
Tabel I.I Indikator Motivasi Belajar Siswa
+6

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penerapan sistem data warehouse dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan, diantaranya proses analisis ataupun pengelolaan informasi berdasarkan data

Dan ketika perusahaan melakukan pembelian mesin maka akan terjadi peningkatan kapasitas yang paling tinggi, tetapi seringkali dibatasi oleh ketersediaan mesin tersebut serta

Konversi ransum yang hampir sama diduga disebabkan penambahan enzim fitase pada berbagai level dalam penelitian ini juga memberikan pengaruh yang tidak nyata

Sekolah atau Madrasah adalah satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat dengan jenjang pendidikan dasar dan Menengah secara

Menurut Darminto (2010) kinerja keuangan juga merupakan keseluruhan hasil kerja manajemen dalam mengelola berbagai sumber daya yang dimiliki yang dapat.. Kinerja

Khususnya pada DAS Siak di Perawang melalui analisis parameter mikrobiologi meliputi: total bakteri, angka lempeng total jamur, Coliform, serta ada tidaknya kontaminasi

11) Studi Penyusunan Pedoman Pembangunan Fasilitas Penunjang Dalam Rangka Keterpaduan Pelayanan Transportasi Perkotaan, studi ini dikerjakan melalui kerjasama dengan

- HOSR pada BTS Huawei memiliki persentase tingkat keberhasilan melakukan handover lebih tinggi 3,96% dibandingkan dengan persentase BTS Nokia Siemens