• Tidak ada hasil yang ditemukan

JAWA BARAT

4) Mengembangkan dan Mendiseminasikan Teknologi Mekanisasi Pertanian BPT Mekanisasi Pertanian memiliki wewenang dalam pengembangan

6.3. Pengolahan Vertikal

6.3.3. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Alternatif

Hasil pengolahan vertikal pada pada tingkat lima ini bertujuan untuk mengetahui prioritas menyeluruh bagi setiap alternatif terhadap tujuan yang berpengaruh terhadap pengembangan BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat. Hasil dari pengolahan vertikal ini disajikan pada Tabel 27.

Tujuan peningkatan kualitas sumberdaya manusia balai peningkatan kompetensi sumberdaya balai menjadi prioritas utama dengan bobot sebesar 0.172. Hal ini karena peningkatan kompetensi dari sumberdaya manusia balai sebagai penggerak kegiatan di balai dan penyalur pengetahuan terhadap petani sangat penting ditingkatkan agar apa yang disampaikan kepada petani semakin baik sehingga pengetahuan petani akan teknologi pertanian semakin baik pula. Selanjutnya peningkatan motivasi sumberdaya balai berada pada prioritas kedua dengan bobot sebesar 0.108. Peningkatan motivasi sebagai salah satu aspek peningkatan produktivitas kerja juga sangat diperlukan agar produktivitas kerja dari para pegawai balai semakin baik.

Tujuan peningkatan sarana dan prasarana balai akreditasi laboratorium pengujian menjadi prioritas utama dengan bobot sebesar 0.046. Akreditasi balai sebagai legalitas bahwa balai memiliki kualitas yang baik sesuai badan akreditasi nasional sangat diperlukan agar kepercayaan akan hasil pengujian BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat semakin meningkat. Semakin terpercayanya kualitas pengujian dari BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat akan membuat para UPJA atau lembaga pembuat alsintan lainnya menggunakan balai untuk pengujian alsintan buatan mereka. Selanjutnya penambahan alat dan mesin berada pada priritas kedua dengan bobot sebesar 0.41. Penambahan alat dan mesin ini sangat diperlukan agar BPT Mekanisasi Pertanian dapat lebih mudah membuat sparepart

95

sebagai bahan pembuatan alsintannya. Pembangunan MES untuk peserta pelatihan dan pembangunan pabrik pupuk berada pada prioritas ketiga dan keempat dengan bobot sebesar 0.035 dan 0.030.

Tabel 27. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Alternatif pada Pengembangan BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat

Tujuan Alternatif Bobot Prioritas

Peningkatan

Kualitas SDM Balai

Peningkatan Kompetensi SDM Balai 0.172 1 Peningkatan Motivasi SDM Balai 0.108 2 Peningkatan Sarana

dan Prasarana Balai

Akreditasi Laboratorium Pengujian 0.046 1 Penambahan Alat dan Mesin 0.041 2 Pembangunan MES Untuk Peserta

Pelatihan 0.035 3

Pembangunan Pabrik Pupuk 0.030 4 Pengembangan

UPJA

Pelatihan Manajemen UPJA 0.048 1 Pelatihan Administrasi UPJA 0.037 3

Pelatihan ORM UPJA 0.046 2

Pengembangan Bengkel

Pelatihan Manajemen UPJA 0.042 1 Pelatihan Produksi Alsintan 0.036 2 Peningkatan

Pemahaman Petani Tentang Alsintan

Pengadaan Demplot Alsintan 0.030 3 Promosi BPT Mekanisasi Pertanian 0.032 1 Penyuluhan Alsintan dan ORM 0.031 2 Inventarisasi

Kebutuhan Petani

Survei Kebutuhan Alsintan 0.035 1 Keikutsertaan Petani dalam Pertemuan

Perancangan Alsintan 0.016 2

Pelatihan manajemen UPJA merupakan prioritas pertama pada tujuan pengembangan UPJA dengan bobot sebesar 0.048. Pelatihan manajemen UPJA merupakan pelatihan yang dilaksanakan oleh BPT mekanisasi Pertanian Jawa Barat dengan peserta para pengurus UPJA di seluruh Jawa Barat. Pada pelatihan ini para pengurus UPJA diberikan pengetahuan tentang bagai mana membuat dan melaksanakan rencana pemasaran, rencana produksi, rencana organisasi dan manajemen, juga rencana keuangan dengan baik. Pelaksanaan pelatihan

96

manajemen UPJA sangat dibutuhkan agar para pengurus UPJA dapat mengelola UPJA dengan baik sehingga UPJA sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat pertanian yang juga membantu petani dalam hal alat dan mesin pertanian dapat semakin berkembang.

Pelatihan ORM (Operation, Repair, and maintenance) UPJA dan pelatihan administrasi UPJA berada pada prioritas kedua dan ketiga dengan bobot sebesar 0.046 dan 0.037. Pelatihan pengoperasian, perbaikan dan perawatan alsintan sangat diperlukan agar para UPJA dapat mengunakan alsintan dengan baik dan juga dapat merawat alsintan tersebut dengan baik sehingga alat tersebut tidak mudah rusak. Selain itu pelatihan perbaikan juga perlu dilaksanakan agar ketika terjadi kerusakan UPJA tersebut dapat segera memperbaikinya sehingga petani yang memerlukan alsintan tersebut dapat segera menggunakannya kembali. Pelatihan admnisatrasi UPJA diperlukan agar seluruh transaksi maupun kegiatan di UPJA memiliki catatan yang baik sehingga seluruh informasi dapat diakses dengan mudah.

Tujuan pengembangan bengkel pelatihan manajemen bengkel memiliki prioritas utama dengan bobot sebesar 0.042, selanjutnya pelatihan produksi alat berada pada prioritas kedua dengan bobot sebesar 0.036. Pelatihan manajemen bengkel diperlukan agar bengkel sebagai mitra BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat semakin berkembang dan dapat melakukan perencanaan usahanya dengan baik. Pelatihan produksi bagi alat baru yang telah dirancang oleh balai diperlukan agar bengkel dapat membuat alsintan sesuai dengan prototype yang dibuat oleh balai dan menjualnya kepada petani maupun Gapoktan yang membutuhkannya.

Promosi BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat merupakan prioritas utama dalam tujuan peningkatan pemahaman petani tentang alsintan. Promosi BPT Mekanisasi Pertanian kepada para petani akan meningkatkan pemahaman petani tentang perlunya Alsintan dan lembaga yang dapat membantu petani dalam menangani masalah tentang Alsintan. Selanjutnya penyuluhan alsintan dan ORM merupakan prioritas kedua dengn bobot sebesar 0.031 dan pengadaan demplot alsintan merupakan prioritas ketiga dengan bobot sebesar 0.30. Penyuluhan alsintan dan ORM diperlukan agar pengetahuan petani tentang Alsintan semakin baik dan dapat mengetahui keuntungan-keuntungan yang akan didapatkan jika

97

hasil pertaniannya diolah dengan menggunakan alsintan. Pengadaan demplot alsintan baru yang dirancang oleh BPT Mekanisasi Pertanian Jawa barat diperlukan agar para petani tidak lagi ragu atau takut menggunakan alsintan-alsintan baru. Adanya demplot tersebut dapat meningkatkan ketertarikan petani untuk menggunakkan alsintan yang telah dirancang oleh BPT Mekansisasi Pertanian Jawa Barat.

Tujuan inventarisasi alternatif kebutuhan petani survei kebutuhan petani merupakan alternatif prioritas utama dengan bobot sebesar 0.035 dan keikutsertaan petani dalam pertemuan perancangan alsintan berada pada prioritas kedua dengan bobot sebesar 0.016. Pelaksanaan survei kebutuhan petani di tiap kabupaten di seluruh Jawa Barat sangat diperlukan agar alsintan yang dihasilkan oleh BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat benar-benar merupakan alsintan yang sesuai dengan kebutuhan para petani dan dapat menyelesaikan berbagai macam permaslahan petani tentang alsintan. Selain itu dengan diadakannya survei diharapkan balai dapat lebih fokus dalam mengembangkan suatu alsintan agar Alsintan hasil rancangan balai dapat berfungsi secara maksimal dan dapat meningkatkan kesejahteraan petani. Keikutsertaan petani dalam pertemuan perancangan Alsintan dapa dilaksanakan dengan mengikutsertakan beberapa petani yang dipercaya oleh petani lainnya dan mengetahui pemahaman yang baik tentang Alsintan yang dibutuhkan petani saat itu. Hal ini dapat meminimalisir pembuatan Alsintan yang tidak sesuai dengan kebutuhan petani sehingga tidak berfungsi sesuai dengan tujuan awal.