• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

D. Hasil Pengujian Efek Antiinflamasi Fraksi Etanol-Heksan Ekstrak

Parameter utama yang digunakan untuk mengevaluasi efek antiinflamasi fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. yaitu adanya penurunan nilai AUC (mm.menit) yang menggambarkan penurunan tebal udem pada telapak kaki mencit terinduksi karagenin 1% tiap satuan waktu (menit). Pengujian efek antiinflamasi fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. dilakukan sesuai dengan hasil uji pendahuluan (orientasi). Penghambatan inflamasi dapat ditunjukkan dengan penurunan besar udem telapak kaki mencit terinduksi karagenin 1% pada kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. beserta kelompok kontrol negatif dan kelompok kontrol positif. Data purata nilai AUC yang menunjukkan nilai besar udem tiap satuan menit dan hasil uji normalitas pada kelompok perlakuaan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L, beserta kelompok kontrol negatif (aquadest dan CMC-Na), dan kelompok kontrol positif disajikan dalam bentuk purta ± SE dapat dilihat pada tabel IX.

Tabel IX. Rata-rata nilai AUC (mm.menit) dan hasil pengujian normalitas pada kelompok uji antiinflamasi (n = 5)

Kelompok ± SE AUC

(mm.menit)

Nilai p Kelompok kontrol negatif aquadest

25mg/kgBB 696,99 ± 9,39 0,423

(N)

Kelompok kontrol negatif CMC-Na

3,836mg/20gramBB 724,19 ± 8,07 0,006

(TN)

Kelompok perlakuan Kalium Diklofenak

4,48mg/kgBB mencit 312,39 ± 5,72 0,102

Keterangan :

X = Mean (rata-rata)

SE = Standard error

N = Distribusi data normal (p>0,05) TN = Distribusi data tidak normal (p<0,05)

Hasil nilai rata-rata AUC (mm.menit) dari masing-masing kelompok perlakuan (kontrol negatif, kontrol positif, dan kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L dengan tiga peringkat dosis), menunjukkan hasil bahwa sebaran data tidak terdistribusi normal (Tabel IX) sehingga digunakan pengujian non-parametrik test yaitu Kruskal-Wallis Test,

hasilnya menunjukkan nilai probabilitas (p) < 0,05 artinya “paling tidak” terdapat dua kelompok yang berbeda. Maka dilanjutkan analisis post hoc berupa Mann-Whitney untuk mengetahui antara kelompok manakah yang berbeda atau memiliki perbedaan. Hasil analisis Mann-Whitney dapat dilihat pada tabel X.

Berdasarkan hasil analisis secara statistika menggunakan Mann-Whitney Test (Tabel X) dan diagram batang (Gambar 14) dapat diketahui perbedaan antar kelompok perlakuan. Kontrol negatif aquadest dan CMC-Na dosis pemberian 191,8 mg/kgBB, menunjukkan nilai probabilitas (p > 0,05) yang artinya nilai AUC (tebal udem (mm.menit)) antara kelompok pemberian aquadest dan Na berbeda tidak bermakna pada pengujian efek antiinflamasi. Penggunaan CMC-Na dan aquadest sebagai kontrol negatif memiliki hasil yang sama, maka untuk analisis selanjutnya dapat digunakan salah satu kontrol negatif untuk melihat Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan

ekstrak metanol air dosis 47,95 mg/kgBB 589,34 ± 4,78 0,189

(N)

Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan

ekstrak metanol air dosis 95,9 mg/kgBB 548,97 ± 5,62 0,074

(N)

Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan

ekstrak metanol air dosis 191,8 mg/kgBB 438,53 ± 1,41 0,387

perbedaannya dalam memberikan penghambatan inflamasi dengan kelompok kontrol negatif dan kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.

Tabel X. Hasil uji Mann-Whitney Test rata-rata nilai AUC (mm.menit) pada mencit terinduksi karagenin 1%

Kelompok Nilai p

Kontrol negatif aquadest

Kontrol negatif CMC-Na 0,076 (BTB)

Kontrol positif diklofenak 4,48 mg/kgBB 0,009 (BB)

Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis47,95 mg/kgBB 0,009 (BB) Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis95,9 mg/kgBB 0,009 (BB) Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis191,8 mg/kgBB 0,009 (BB)

Kontrol negatif CMC-Na

Kontrol positif diklofenak 4,48 mg/kgBB 0,009 (BB)

Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis47,95 mg/kgBB 0,009 (BB) Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis95,9 mg/kgBB 0,009 (BB) Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis191,8 mg/kgBB 0,009 (BB)

Kontrol positif diklofenak 4,48

mg/kgBB

Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis47,95 mg/kgBB 0,009 (BB) Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis95,9 mg/kgBB 0,009 (BB) Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis191,8 mg/kgBB 0,009 (BB) Fraksi

etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis 47,95 mg/kgBB

Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis95,9 mg/kgBB 0,009 (BB)

Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis191,8 mg/kgBB 0,009 (BB)

Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis

95,9 mg/kgBB

Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis191,8 mg/kgBB 0,009 (BB)

Keterangan :

Gambar 14. Diagram batang rata-rata nilai AUC pada kelompok perlakuan uji antiinflamasi

Keterangan:

I = Kelompok kontrol negatif aquadest

II = Kelompok kontrol negatif CMC-Na 3,836mg/20gramBB mencit III = Kelompok perlakuan Kalium Diklofenak 4,48mg/kgBB mencit

IV = Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis47,95 mg/kgBB

V = Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis95,9 mg/kgBB

VI = Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis191,8 mg/kgBB

Tabel XI. Rata-rata persen (%) penghambatan inflamasi pada kelompok perlakuan uji antiinflamasi

Kelompok Perlakuan ± SE (%) Nilai p Kelompok kontrol negatif CMC-Na

191,8 mg/kgBB mencit 0,00 ± 1,11 0,006

(TN)

Kelompok perlakuan Kalium Diklofenak

4,48mg/kgBB mencit 56,86 ± 0,79 0,102

(N)

Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan

ekstrak metanol air dosis 47,95 mg/kgBB 18,62 ± 0,66 0,189

(N)

Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan

ekstrak metanol air dosis 95,9 mg/kgBB 24,19 ± 0,77 0,032(TN) Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan

ekstrak metanol air dosis 191,8 mg/kgBB 39,57 ± 0,15 0,599

(N)

Keterangan :

X = Mean (Rata-rata)

SE = Standard Error (SD/√ )

N = Distribusi data normal (p > 0,05)

Hasil purata persen penghambatan inflamasi antar kelompok perlakuan (Tabel XI) kontrol negatif, kontrol positif beserta kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air pada tiga peringkat dosis menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal sehingga digunakan pengujian non-parametrik test

yaitu Kruskal-Wallis Test, hasilnya menunjukkan nilai probabilitas (p) < 0,05 artinya “paling tidak” terdapat dua kelompok yang berbeda. Kemudian dilanjutkan analisis menggunakan Mann-Whitney test untuk mengetahui kelompok mana yang memiliki perbedaan bermakna terhadap kemampuannya untuk memberikan efek antiinflamasi, hasil analisis Mann-Whitney test dapat dilihat pada (Tabel XII) dan grafik yang menunjukkan keberbedaan antar kelompok kontrol dan perlakuan (Gambar 15).

Tabel XII. Uji Mann-Withney persen (%) penghambatan inflamasi kelompok perlakuan uji antiinflamasi

Kelompok Nilai p

Kontrol negatif CMC-Na

Kontrol positif diklofenak 4,48 mg/kgBB 0,009 (BB) Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis47,95 mg/kgBB 0,009

(BB)

Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis95,9 mg/kgBB 0,009

(BB)

Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis191,8 mg/kgBB 0,009

(BB)

Kontrol positif diklofenak 4,48

mg/kgBB

Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis47,95 mg/kgBB 0,009

(BB)

Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis95,9 mg/kgBB 0,009

(BB)

Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis191,8 mg/kgBB 0,009

(BB)

Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis 47,95 mg/kgBB

Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis95,9 mg/kgBB 0,009

(BB)

Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis191,8 mg/kgBB 0,009

Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis

95,9 mg/kgBB

Fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis191,8 mg/kgBB 0,009

(BB)

Keterangan:

BB = Berbeda Bermakna (p < 0,05) BTB = Berbeda Tidak Bermakna (p > 0,05)

Gambar 15. Diagram batang persen (%) penghambatan inflamasi pada masing-masing kelompok perlakuan uji antiinflamasi

Keterangan:

I = Kelompok kontrol negatif CMC-Na 191,8 mg/kgBB

II = Kelompok perlakuan Kalium Diklofenak 4,48mg/kgBB mencit

III = Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis47,95 mg/kgBB

IV = Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis95,9 mg/kgBB

V = Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol air daun

Macaranga tanarius L. dosis191,8 mg/kgBB

1. Kontrol negatif

Pada penelitian ini digunakan kontrol negatif bertujuan untuk memastikan bahwa pemberian aquadest sebagai pelarut kalium diklofenak dan CMC-Na sebagai pelarut fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius

L., tidak memberikan pengaruh terhadap efek antiinflamasi kalium diklofenak sebagai obat antiinflmasi dan pemberian sediaan fraksi yang diduga berpotensi memiliki aktifitas penghambatan inflamasi pada mencit terinduksi karagenin 1%.

Hasil pengukuran tebal udem selama 6 jam akan didapatkan nilai tebal udem (mm) tiap satuan menit yang selanjutnya dapat dilakukan perhitungan nilai AUC yang menggambarkan tebal udem telapak kaki mencit terinduksi karagenin 1% dalam mm.menit (millimeter.menit). Tujuannya adalah untuk melihat pengaruh pemberian senyawa uji yang telah dihitung menggunakan metode trapezoid (Tabel IX) pada kelompok kontrol negatif aquadest dan CMC-Na menghasilkan purata tebal udem yang paling besar diantara kelompok perlakuan lainnya. Nilai AUC kontrol negatif aquadest sebesar 696,99 ± 9,39 mm.menit dan kontrol negatif CMC-Na sebesar 724,19 ± 8,07 mm.menit, dengan hasil uji statistika menunjukkan adanya perbedaan yang tidak bermakna antar keduanya (Tabel X).

Pada penelitian ini kontrol negatif yang digunakan untuk membandingkan dengan kelompok perlakuan pemberian fraksi heksan-etanol ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L., adalah CMC-Na yang merupakan pelarut sediaan fraksi tersebut. Berikut ini (Gambar 15) hasil tebal udem yang dihasilkan selama 6 jam, kelompok kontrol negatif CMC-Na pada mencit terinduksi karagenin 1%.

27.66 28.43 29.28 30.50 63.09 62.61 60.54 59.04 58.1757.45 56.79 55.77 54.42 53.25 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 M ea n Nila i AUC (m m .m enit ) Waktu (menit)

Gambar 16. Grafik nilai AUC kontrol negatif CMC-Na

Berdasarkan (Gambar 16) udem akan mulai meningkat pada menit ke 15 yang merupakan fase awal yang terjadi pada inflamasi akut puncaknya pada menit ke 60. Adanya peningkatan udem tersebut dikarenakan induksi senyawa iritan dari karagenin secara suplantar pada telapak kaki mencit yang menyebabkan adanya kerusakan jaringan. Inflamasi merupakan respon tubuh terhadap kerusakan jaringan akibat adanya rangsangan merugikan seperti rangsangan kimia. Kerusakan jaringan tersebut akan memicu pelepasan mediator yang mengawali proses inflamasi seperti histamin, serotonin, kinin dan prostaglandin sehingga dapat menimbulkan udem yang mampu bertahan selama 6 jam (Hidayati, Listyawati, dan Setyawan, 2005).

Pemberian karagenin tanpa adanya senyawa yang bertindak sebagai antiinflamasi akan mengakibatkan adanya peningkatan tebal udem kaki yang ditandai dengan bertambah besarnya pada telapak kaki mencit mendakan terjadinya inflamasi. Beberapa penurunan tebal udem pada telapak kaki mencit terjadi pada menit-menit terakhir dapat disebabkan oleh respon dari tubuh yang berupaya untuk

mempertahankan dan memulihkan tubuhnya dari peradangan yang terjadi, namun respon tubuh tersebut tidak dapat mengatasi udem dengan baik dibandingkan kelompok uji lainnya

Karagenin yang digunakan pada penelitian ini adalah karagenin tipe λ sebagai penginduksi udem. Penginduksian karagenin digambarkan secara bhipasic

yaitu memiliki dua fase untuk menyebabkan inflamasi. Berdasarkan Suleyman et al. (2004) fase awal ditandai dengan pelepasan histamin, serotonin, dan bradikinin yang akan berakhir hingga menit ke- 60 dan fase kedua berhubungan dengan pelepasan mediator inflamasi lainnya seperti prostaglandin yang mengakibatkan terjadinya peningkatan COX (enzim siklooksigenase) dan pelepasan radikal bebas terjadi antara menit ke- 60 menit setelah injeksi dan berakhir setelah menit ke 180. Setelah pelepasan mediator inflamasi maka udem akan bertahan selama 6 jam dan berangsur-angsur akan berkurang dalam waktu 24 jam sehingga pada grafik di atas terlihat terjadi penurunan tebal udem yang tidak terlalu signifikan.

Hasil penelitian uji antiinflamasi ekstrak metanol-air Macaranga tanarius

L. pada mencit yang terinduksi karagenin 1% oleh Kurniawaty dkk. (2010), penggunaan kontrol negatif CMC-Na sebagai pelarut ekstrak dan aquadest sebagai pelarut kalium diklofenak didapatkan hasil rata-rata bobot udem berbeda tidak bermakna dengan kelompok kontrol karagenin 1% yang menunjukkan tidak adanya penurunan udem yang berarti, sehingga hal tersebut menunjukkan tidak adanya kemampuan sebagai antiinflamasi pada kedua kontrol negatif tersebut.

Dengan demikian, hasil pengukuran penggunaan kontrol negatif aquadest dan CMC-Na terhadap aktivitas antiinflamasi pada mencit yang terinduksi

karagenin 1% menunjukkan adanya peningkatan udem pada telapak kaki hewan uji dengan persen pura penghambatan 0,00 ± 1,11, sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian CMC-Na dan aquadest tidak memberikan efek antiinflamasi.

2. Kontrol positif diklofenak (Cataflam Fast®50mg ) dosis 4,48 mg/kgBB Pada penelitian uji antiinflamasi fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L., pada mencit terinduksi karagenin, digunakan kontrol positif berupa kalium diklofenak yang merupakan obat antiinflamasi. Tujuan adanya kontrol positif adalah untuk membandingkan efek antiinflamasi dengan senyawa uji pada penelitian ini yaitu fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L., pada tiga peringkat dosis 47,95; 95,9; dan 191,8 mg/kgBB apakah memiliki efek antiinflamasi yang lebih baik dibandingkan kontrol positif diklofenak yang merupakan obat antiinflamasi.

Aktivitas kalium diklofenak sebagai obat antiinflamasi menunjukkan hasil penurunan udem yang paling besar dengan nilai rata-rata tebal udem tiap satuan waktu (AUC) 312,392 ± 5,72 mm.menit dan persen penghambatan inflamasi sebesar 56,86% yang lebih besar dibandingkan kelompok lainnya (Tabel XI). Persen penghambatan inflamasi kontrol positif diklofenak berdasarkan analisis non-parametrik dengan uji Mann-Whitney menunjukkan nilai probabilitas (p < 0,05) yang artinya kemampuan penghambatan inflamasi ditunjukkan dengan penurunan tebal udem pada pemberian diklofenak berbeda bermakna dengan kelompok perlakuan lainnya (kontrol negatif CMC-Na, tiga peringkat dosis fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air) daun Macaranga tanarius L (Tabel XII) dan (Gambar 15).

Kontrol positif diklofenak dibandingkan dengan kontrol negatif CMC-Na berdasarkan hasil analisis Mann-Whitney nilai probabilitas (p < 0,05) menunjukkan bahwa adanya perbedaan bermakna antara kontrol positif diklofenak dosis 4,48 mg/kgBB dengan nilai purata AUC 312,39 ± 5,72 dan persen penghambatan inflamasi 56,86 % dibandingkan dengan dengan kontrol negatif CMC-Na dosis yang memiliki nilai purata AUC 724,19 ± 8,07 dan persen penghambatan 0,00 %. Hal ini menunjukkan bahwa, kalium diklofenak dengan dosis pemberian 4,48 mg/kgBB memiliki penghambatan inflamasi yang lebih besar dibandingkan kontrol negatif yang menunjukkan tidak adanya potensi penghambatan inflamasi.

3. Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.

Adanya penurunan udem pada telapak kaki mencit akibat perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. yang dapat dilihat dari penurunan nilai AUC (mm.menit). Penurunan tersebut merupakan parameter utama untuk mengevaluasi efek antiinflamasi fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. terhadap mencit jantan galur Swiss terinduksi karagenin 1%.

a. Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L., dosis terendah (47,95 mg/kgBB).

Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. dosis 47,95 mg/kgBB memiliki nilai purata AUC sebesar 589,34 ± 4,78 mm.menit dengan persen penghambatan inflamasi 18,62%. Nilai AUC tersebut dibandingkan dengan kontrol negatif CMC-Na sebagai pelarut fraksi

yang memiliki nilai purata AUC sebesar 724,19 ± 8,07 mm.menit dan persen penghambatan inflamasi 0%, kemudian hasilnya dianalisis dengan Mann-Whitney test didapatkan nilai probabilitas (p < 0,05) menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar kedua kelompok tersebut. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 47,95 mg/kgBB memiliki efek penghambatan inflamasi.

Apabila dibandingkan dengan kontrol positif diklofenak yang memiliki nilai purata AUC sebesar 312,39 ± 5,72 mm.menit dan persen penghambatan inflamasi 56,86 %, kemudian dianalisis dengan Mann-Whitney test didapatkan nilai probabilitas (p < 0,05) menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar kelompok kontrol positif dengan kelompok perlakuan dosis 47,95 mg/kgBB. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. dosis 47,95 mg/kgBB tersebut memiliki potensi penghambatan inflamasi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok perlakuan kalium diklofenak sebagai obat antiinflamasi (NSAID) dengan dosis pemberian 4,48 mg/kgBB.

b. Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L., dosis tengah (95,9 mg/kgBB).

Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. dosis 95,9 mg/kgBB memiliki nilai purata AUC sebesar 548,97 ± 5,62 mm.menit dan persen penghambatan inflamasi 24,19%. Nilai AUC dosis tengah tersebut bila dibandingkan dengan kontrol negatif CMC-Na sebagai pelarut fraksi yang memiliki nilai purata AUC sebesar 724,19 ± 8,07 mm.menit dan

persen penghambatan inflamasi 0%, kemudian dianalisis dengan Mann-Whitney test didapatkan nilai probabilitas (p < 0,05) menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar kedua kelompok. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.dosis 95,9 mg/kgBB memiliki efek penghambatan inflamasi.

Apabila dibandingkan dengan kontrol positif diklofenak yang memiliki nilai purata AUC sebesar 312,39 ± 5,72 mm.menit dan persen penghambatan inflamasi 56,86 %, yang kemudian dianalisis dengan Mann-Whitney Test

didapatkan nilai probabilitas (p < 0,05) menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar kedua kelompok. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.dosis 95,9 mg/kgBB memiliki potensi penghambatan inflamasi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok perlakuan kalium diklofenak sebagai obat antiinflamasi (NSAID).

c. Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L., dosis tertinggi (191,8 mg/kgBB).

Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. dosis 191,8 mg/kgBB memiliki nilai purata AUC sebesar 438,53 ± 1,41 mm.menit dan persen penghambatan inflamasi 39,57 %. Nilai AUC tersebut bila dibandingkan dengan kontrol negatif CMC-Na sebagai pelarut fraksi yang memiliki nilai purata AUC sebesar 724,19 ± 8,07 mm.menit dan persen penghambatan inflamasi 0% yang dianalisis dengan Mann-Whitney test didapatkan nilai probabilitas (p < 0,05), hal ini menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar kedua kelompok. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa fraksi

etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 191,8 mg/kgBB memiliki efek penghambatan inflamasi.

Apabila dibandingkan dengan kontrol positif diklofenak yang memiliki nilai purata AUC sebesar 312,39 ± 5,72 mm.menit dan persen penghambatan inflamasi 56,86 %, yang kemudian dianalisis dengan Mann-Whitney test

didapatkan nilai probabilitas (p < 0,05) menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar kedua kelompok. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 191,8 mg/kgBB memiliki potensi penghambatan inflamasi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok perlakuan kalium diklofenak sebagai obat antiinflamasi (NSAID).

d. Perbandingan efek antiinflamasi antar kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.

Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. dosis 47,95 mg/kgBB menghasilkan nilai purata AUC sebesar 589,34 ± 4,78 mm.menit dan persen penghambatan inflamasi 18,62 %. Apabila dibandingkan dengan kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 95,9 mg/kgBB dengan nilai purata AUC sebesar 548,97 ± 5,62 mm.menit dan persen penghambatan 24,19 %, kemuadin dianalisis dengan menggunakan Mann-Whitney test, hasil analisis statistika tersebut didapatkan nilai probabilitas (p < 0,05) yang menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. pada dosis 47,95 mg/kgBB dengan dosis pemberian 95,9 mg/kgBB. Berdasarkan persen penghambatan

inflamasi dan hasil analisis secara statistika, efek antiinflamasi fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 47,95 mg/kgBB memiliki potensi penghambatan inflamasi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. pada dosis 95,9 mg/kgBB.

Kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. dosis 95,9 mg/kgBB dengan nilai purata AUC sebesar 548,97 ± 5,62 mm.menit dan persen penghambatan inflamasi 24,19 % dibandingkan dengan kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 191,8 mg/kgBB yang memiliki nilai purata AUC 438,53 ± 1,41 mm.menit dan persen penghambatan inflamasi sebesar 39,57%, kemudian hasilnya dianalisis dengan Mann-Whitney test. Hasil analisis statistika didapatkan nilai probabilitas (p < 0,05) menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar kedua kelompok perlakuan tersebut. Berdasarkan persen penghambatan inflamasi dan hasil analisis secara statistika menunjukkan bahwa fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 95,9 mg/kgBB memiliki efek penghambatan inflamasi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. pada dosis 191,8 mg/kgBB.

Pada kelompok perlakuan pemberian fraksi heksan-etanol ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 47,95 mg/kgBB yang merupakan dosis terendah memiliki nilai purata AUC 589,34 ± 4,78 mm.menit dan persen penghambatan inflamasi 18,62 %. Kelompok perlakuan pemberian fraksi

heksan-etanol ekstrak mheksan-etanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 47,95 mg/kgBB, dibandingkan dengan pemberian dosis 191,8 mg/kgBB yang merupakan dosis tertinggi dengan nilai purata AUC sebesar 438,53 ± 1,41 mm.menit dan persen penghambatan infalamasi sebesar 39,57%, dianalisis statistika dengan Mann-Whitney test, didapatkan nilai probabilitas (p < 0,05) menunjukkan adanya perbedaan bermakna antar kedua kelompok perlakuan tersebut. Berdasarkan persen penghambatan inflamasi dan hasil analisis secara statistika menunjukkan bahwa fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 47,95 mg/kgBB memiliki potensi penghambatan inflamasi lebih rendah dibandingkan dengan kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. pada dosis tertinggi 191,8 mg/kgBB.

Dengan demikian, dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa pemberian fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dosis 191,8 mg/kgBB memiliki potensi penghambatan inflamasi paling besar dibandingkan dengan kelompok perlakuan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun

Macaranga tanarius L. pada dosis 47,95 dan 95,9 mg/kgBB.

Berdasarkan hasil penurunan tebal udem yang dapat dilihat dari nilai AUC (mm.menit) pada (Tabel IX) dan persen penghambatan inflamasi pada (Tabel XI), menunjukkan bahwa kemampuan penghambatan inflamasi akan mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan pemberian dosis fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin meningkatnya dosis fraksi yang diberikan 47,95; 95,9; dan 191,8

Dokumen terkait