• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang:

1. Perlu dilakukannya uji efek antiinflamasi fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L., pada mencit jantan galur Swiss terinduksi karagenin 1% menggunakan senyawa penginduksi yang berbeda dengan metode uji inflamasi akut untuk mempertegas kemampuan fraksi heksan-etanol ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. dalam menghambat inflamasi. 2. Penelitian lebih lanjut mengenai antiinflamasi dengan formulasi sediaan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L., secara topikal sebagai alternatif pengobatan inflamasi.

3. Penelitian lebih lanjut menggunakan metode kromatografi untuk mengetahui senyawa aktif apa saja yang berperan sebagai antiinflamasi pada fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L., dan sebagai penegasan dari skrining fitokimia secara kualitatif dengan uji tabung yang telah dilakukan pada penelitian ini.

Daftar Pustaka

Agoes, G., 2009, Teknologi Bahan Alam (Serial Farmasi Industri-2), Edisi revisi dan perluasan, Penerbit ITB, Bandung, pp. 31-40, 174.

Al-Ash’ary, M.N., Supriyanti, T.E.M., Zackiyah, 2010, Penentuan Pelarut Terbaik dalam Mengekstraksi Senyawa Bioaktif dari Kulit Batang Artocarpus heterophyllus, Universitas Pendidikan Indonesia Al Wasel, A.H., and

Bashandy, S.A., 2011, Carbon Tetrachloride-induced Hepatotoxicty and Nephrotoxicity in Rats: Protective Role Vitamin C, Journal of Pharmacology and Toxicology, 6(3), 283-292.

Altman, R., Bosch, B., Brune, K., Patrignani, P., Young, C., 2015, Advances in NSAID Devlopment: Evolution of Diclofenac Product Using Pharmaceutical Technology, Drugs, 75, 859-877.

Anonim, 2013, Organisme-IPB Biodiversity Informatics-Bogor Agricultural University,

http://apps.cs.ipb.ac.id/ipbiotics/user/organism/detail/detail_organisme_oba t.php?id=749, diakses tanggal 21 April 2015.

Azizah, N., Suarsini, E., dan Prabaningtyas, S., 2014, Analisis Kandungan Kimia Infusa Tanaman Saringkaet (Basilicum polystachyon (L.) Moench) dan Uji Efektivitas Antifungal Infusa Tanaman Sangket Terhadap Penghambatan Pertumbuhan Candida albicans secara In Vitro, Skripsi, Universitas Negeri Malang.

Chakraborty, A., R.K.B., Devi, S., Rita,Kh., Sharatchandara, and Th. I. Singh, 2004, Preliminary Studies on Antiinflammatory and Analgesic Activities of

Spilanthes Acmella in Experimental animal models, Indian Journal Pharmacology, 36 (3), 148-150.

Cole, B.E.M.D., 2011, Treating Mild to Moderate Acute Pain With Oral Diclofenac Potassium Liquid-Filled Capsules: Rapid Absorption With ProSorb Dispersion Technology, Pain Medicine News, 2.

Dahlan, M.S., 2008, Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan, Edisi III, Salemba Medika, Jakarta, pp. 55-58, 85-105.

Dai, J., and Mumper, R., 2010, Plant Phenolics: Extraction, Analysis and Their Antioxidant and Anticancer Properties, Molecules, 15, 7313-7352.

Day, R.O., and Graham, G.G., 2013, Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), BMJ, 346, 3195.

Departemen Kesehatan RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Departemen Republik Indonesia, Jakarta, pp. 5, 9-12.

Dharmawan, N., Darmaji, P., Harmayani E., 1999, Kemampuan Ekstrak Fraksi-Fraksi Buah Pace (Morinda citrifolia) sebagai Antibakteri, Seminar Nasional Pangan, Universitas Pangan dan Gzi UGM, Yogyakarta.

Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan, 1995, Farmakope Indonesia,

Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, p. 46.

Djunarko, I., Donatus, I.A., dan Noni, 2003, Pengaruh Perasan Buah Mengkudu (Morinda citrifolia L.) terhadap Daya Antiradang Diklofenak pada Mencit Jantan, Jurnal Farmasi Sains dan Komunitas, 1, 10-17.

Gilda, T., 2014, Efek Antiinflamasi Topikal Ekstrak Metanol-Air Daun Senu (Macaranga tanarius L. Mull. Arg) pada Mencit betina terinduksi karagenin, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Goodman and Gilman, 2007, Dasar Farmakologi Terapi, Edisi 10, Volume 1, EGC, Jakarta, pp. 666-673.

Greene, R.J., and Harris, N.D., 2008, Pathology and Therapeutics for Pharmacist; A Basis for Clinical Pharmacy Practice, 3thed, Pharmaceutical Press, USA, pp. 46-63.

Gupta, A.K., Bharadwaj, V., Lata, S., Sharma, R., Kacker, S., and Sharma, A.K., 2013, To Evaluate The Activity of Glycyrrhiza Glabra Linn and Vanda Roxburghi in Animal Model of Arthritis, Medical Science, 2277, 405-406. Harborne, J. B., 1987, Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan, Penerbit ITB. Bandung.

Holmberg, K., 2003, Novel Surfactants, second edition vol.144, revised and expanded, Marcel Dekker, Inc., United States of America, pp.101.

Ikawati, Z., Suparjan, A.M., dan Asmara, L.S., 2007, Pengaruh Senyawa Heksagamavunon-1 (HGV-1) terhadap Inflamasi Akut Akibat Reaksi Anafilaksis Kutaneus Aktif pada Tikus Wistar Jantan Terinduksi Ovalbumin, Kemajuan Terkini Riset Universitas Gadjah Mada, 36-46. Jocher, A., Kessler, S., Hornstein, S., Schulte, M., Schempp, C.M., 2005, The UV

Erythema Test as a Model to Investigate the Anti-Inflammatory Potency of Topical Preparations – Reevaluation and Optimization of the Method, Skin Pharmacol Appl Skin Physiol, 18, 234-240.

Juma’a, K.M., Ahmed, Z.A., Nurman, I.T., and Hussain, R., 2009, Dose-dependent anti-inflammatory effect of silymarin in experimental animal model of chronic inflammation, African Journal of Pharmacy and Pharmacology, 3 (5), pp. 242-247.

Katzung, B.G., 2001, Basic and Clinical Pharmacology, diterjemahkan oleh bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, edisi 8, Penerbit Salemba Medika, Jakarta, pp.449-462, 637.

Kawakami, S., Harinantenaina, L., Matssunami, K., Otsuka, H., Shinzato, T., and

Takeda, Y., 2008, Macaflavanones A-G, Prenylated Flavanones from the Leaves of Macaranga tanarius, J. Nat. Prod, 71, pp. 1872–1876.

Kristianti, A. N, N. S., Aminah, M. Tanjung, dan B. Kurniadi., 2008, Buku Ajar Fitokimia Jurusan Kimia Laboratorium Kimia Organik FMIPA, Universitas Airlangga, Surabaya, pp. 47-48.

Kumar, V., Abbas, A.K., Fausto, N., dan Mitchell, R.N., 2007, Robbins Basic Pathology, 8th edition, Philadelpia, Saunders Elsevier, pp. 29, 37-41, 43-50, 53-54.

Kumar, V., Abbas, A.K., Aster, J.C., 2014, Pathologic Basis of Disease, 9th edition, Philadelphia, Elsavier Health Sciences, pp. 69-72, 84, 90, 91.

Kumazawa, S., Murase, M., Momose, N., and Fukumoto, S., 2014, Analysis of antioxidant prenylflavonoids in different parts of Macaranga tanarius, the plant origin of Okinawan propolis, Asian Pacific Journal of Tropical Medicine, pp. 16-20.

Kurniawaty, A.Y., Adrianto, E.E., dan Hendra, P., 2011, Uji Praklinik Ekstrak Metanol-Air Macaranga tanarius L. Kajian : Aktivitas Antiinflamasi dan Hepatoprotektif, Kongres Ilmiah IAI XIX dan Rapat Kerja Nasional IAI,

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Lim, T.Y., Lim, Y.Y., Yule, C.M., 2009, Evaluation of antioxidant, antibacterial and anti-tyrosinase activities of four Macaranga species, Food Chemistry,

114, pp. 594-599.

Magadula, J.J., 2014, Phytochemistry and Pharmacology of The Genus Macaranga; A Review, Journal of Medical Plant Research, 8 (2), 489-503.

Matheos, H., Runtuwenw, M.R.J., dan Sudewi, S., 2014, Aktivitas antioksidan dari ekstrak daun kayu bulan (Psinonia alba), Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi, 3 (3), p. 236.

Manurung, D.Y.S., 2013, Efek Antiinflamasi Infusa Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) pada Udem Telapak Kaki Mencit Betina Terinduksi Karagenin dengan Pengukuran Jangka Sorong, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, p. 25.

Mariana, M.G., Fernandes, P.D., Fernandes, S.B.O., Fingolo, C.E., Boylan, F., 2013, Anti-inflammatory activity of ethanol extract and fractions from

Couroupita guianensis Aublet leaves, Journal of Ethnopharmacology, 146, pp. 324-330.

Massó, G.E.L, Patrignani, P., Tacconelli, S., García, R.L.A., 2010, Variability among nonsteroidal antiinflammatory drugs in risk of upper gastrointestinal bleeding, Arthritis Rheum, 62(6), p. 601.

Matsunami, K., Takamori, I., Shinzato, T., Aramoto, M., Kondo, K., Otsuka, H., 2006, Radical Scavanging Activities of New Megastigmane Glucosides from Macaranga tanarius (L.) MULL.-ARG., Chem. Pharm. Bull., 54 (10), pp. 1403-1407.

Matsunami, K., Otsuka, H., Kondo, K., Shinzato, T., Kawahata, M., Yamaguchi, K., Takeda, Y., 2009, Absolute configuration of (+)-pinoresinol 4-O-[6 00-O-galloyl]-b-D-glucopyranoside macarangiosides E, and F isolated from the leaves of Macaranga tanarius,Phytochemistry, 70, pp. 127-1285.

Morris, J.C., 2003, Carrageenan-Induced Paw Edema in the Rat and Mouse,

Methods in Molecular Biology, 225, p. 115.

Nantel, F., Denis, D., Gordon, R., Northey, A., Cirino, M., Metters, K.M., Chan, Ch.Ch., 1999, Distribution And Regulation Of Cyclooxygenase-2 In Carrageenan-Induced Inflammation, British Journal of Pharmacology, 28, pp. 853–859.

Nathania, D., 2011, Efek Antiinflamasi Asetil Eugenol secara Topikal Terhadap Edema Kaki yang Diinduksi Formalin 0,5% pada Mencit Jantan Galur Swiss, Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, p. 18.

National Center for Biotechnology Information, 2015, Ethanol,

http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/ethanol, diakses pada tanggal 12 Agustus 2015.

National Center for Biotechnology Information, 2015, Hexane,

http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/hexane, diakses pada tanggal 12 Agustus 2015.

National Center for Biotechnology Information, 2015, Methanol,

www. http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/methanol, diakses pada tanggal 12 Agustus 2015.

Necas, J., dan Bartosikova., 2013, Carragenan : a review, Veterinarni Medicina 58, pp. 187-205.

Phommart, S., Sutthivaiyakit, P., Chinmnoi, N., Ruchirawat, S., and Sutthivaiyakit, S.,2005, Constituents of the leaves of Macaranga tanarius, J.Nat.Prod., 68, pp. 927-930.

Pinelo, M., Rubilar, M., Sineire, J., and Nunez, M. J., 2004, Extraction of antioxidants phenolics from almond hulls (Prunus amygdalus) and pine sawdust (Pinuspinaster), Food Chemistry, 85, pp. 267–273.

Posadas, I., Bucci, M., Roviezzo, F., Rossi, A., Parente, L., Sautebin, L., and

Cirino, G.,2004, Carrageenan-induced mouse paw oedema is biphasic, age-weight dependent and displays differential nitric oxide cyclooxygenase-2 expression, British Journal of Pharmacology, 142 (2), pp. 331–338.

Prasetyo, H.D., 2013, Aktivitas Antimikroba Fraksi Petroleum Eter, Kloroform, Etanol Bunga Pulu (Chartamus tinctorius L.) Terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Candida albicans, Skripsi, Universitas Sanata Dharma, p.18.

Punchard, N.A., Whelan, C.J., and Adcock, 2004, Journal of Inflammation,

BioMed Central, 1 (1), pp. 1-4.

Puteri, M. D. P. T. G., dan Kawabata, J., 2010, Novel α- glucosidase inhibitors from Macaranga tanarius leaves, Food Chemistry, 123, pp. 384-389.

Rahayu, D., dan Soeleman, S., 2013, Halaman Organik, Agromedia Pustaka, Jakarta, p. 122.

Rang, H.P., Dale, M.M., Ritter, J.M., Moore, P.K., 2003, Pharmacology, 4th edition, Elsevier Science, Phiadelphia, pp. 222, 229, 231-239.

Raymond, C.R., and Paul, S., 2003, Handbook of Pharmaceutical Excipient, 4th

edition, Pharmaceutical Press, USA.

Raymond, T.R., 2011, Anti Aging, Medicinus Scientific Journal of Pharmaceutical Development and Medical Application, 24 (1), p. 5.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quinn, M.E., 2009, Handbook Pharmaceutical Excipients, 6thed, Pharmaceutical Press, London, pp.122-125.

Sagala, N., 2013, Efek Antiinflamasi Kombinasi Infusa Daun Ilee (Coleus atropurpureus L. Benth) Dosis 140 mg/kgBB dengan Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) Dosis 328; 655; 1310 mg/kgBB pada Udem Telapak Kaki Mencit Betina Terinduksi Karagenin dengan Pengukuran Jangka Sorong,

Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, pp. 35-36.

Santoso, H.B., 2008, Ragam dan Khasiat Tanaman Obat, Agromedia Pustaka, Jakarta, p. 134.

Schror, K., and Meyer, K.J., 2000, Cyclooxygenase-2Inhibition and Side effects of Non-steroidal Antiinflammatory Drugs in the Gasteointestinal Tract,

Curr.Med.Chem, 7, pp. 1121-1129.

Starr, F., Starr, K., and Loope, L., 2003, Biological Resources Division Ppeakala Field Station, Maui, Hawai’I, United States Geological Survey, 1.

Steenis, C.G.G.J.van., Hoed, D., Blommbergen, S., dan Eyma, P.J., 1992, Flora: Untuk Sekolah di Indonesia, cetakan keenam, diterjemahkan oleh Moeso, S., dkk., PT Pradnya Paramita, Jakarta, pp. 35, 36, 37, 49-50.

Stoker, S.H., 2010, General Organik and Biological Chemistry, 5th edition, Cengage Learning, Inc., USA, pp. 404-405.

Suleyman, H., Demircan, B., Karagoz, Y., dan Ozta, N., 2004, Antiinflamattory Effect of Selective COX-2 Inhibitors, J.Pharmacol., 56 (6), pp. 775-780. Sultana, B., Anwar, F., Ashraf, M., 2009, Effect of Extraction Solvent/Technique

on the Antioxidant Activity of Selected Medicinal Plant Extracts, Molecules,

14, p. 2168.

Supriyatna, M.W. Moelyono, Iskandar, Y., Febriyanti, M., 2014, Ed. 1, Cet. 1.,

Prinsip Obat Herbal: Sebuah Pengantar untuk Fitoterapi, CV Budi Utama, Yogyakarta, p.49.

Supriyatna, Febriyanti, R., Dewanto, Wijaya, I., dan Ferdiansyah, F., 2015,

Fitoterapi Sistem Organ: Pandangan Dunia Barat terhadap Obat Herbal Global, Ed. 2, Cet. 2, CV Budi Utama, Yogayakarta, pp. 223-224.

Talamona, A., 2005, Laboratory Chromatography Guide, Buchi Labortech nik AG, Switzerland, p. 12.

Tiwari, P., Kumar, B., Kaur, M., Kaur, G.,Kaur, H., 2011, Phytochemical screening and Extraction: A Review, International Pharmaceutica Sciencia, 1 (1), pp. 98-106.

Tjay, T.H., dan Kirana R., 2002, Obat-Obat Penting: Khasiat Penggunaan dan Efek-Efek Sampingnya, Edisi Lima,PT. Elexmedia Komputindo Gramedia, Jakarta, p. 313.

Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2007, Obat-Obat Penting:Khasiat Penggunaan dan Efek Sampingnya, Edisi ke Vi, Cetakan ke-1, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, p.312.

Tobacman, J.K., Wallace, R.B, Zimmerman, M.B., 2001, Consumption of carrageenan and other water-soluble polymers used as food additives and incidence of mammary carcinoma, Medical Hypotheses, 58, pp. 589-598.

United States Environmental Protection Agency, 2013, Hexane,

http://www.epa.gov/ttnatw01/hlthef/hexane.html, diakses pada tanggal 12 Agustus 2015.

United States Environmental Protection Agency, 2013, Methanol, http://www.epa.gov/ttn/atw/hlthef/methanol.html, diakses pada tanggal 12 Agustus 2015.

Uppoor, R.S., 2007, Clinical Pharmacology and Biopharmaceutics Review(s),

Center for Drug Evaluation and Research, pp. 2,3,12,13,20.

Verawati, Aria, W., Novicaresa, M., 2011, Aktifitas Anti Inflamasi Ekstrak Etanol Daun Kembang Bulan (Tithonia Diversifolia. A. Gray) Terhadap Mencit Putih Betina, Scientia Jurnal Farmasi dan Kesehatan, 1 (1), pp. 47-51. Valdés, J.A.A., Figueroa, J.J.B., Carbo, A.A., Barragán, A.P., Herrera, R.R., and

Aguilar, C.N., 2011, Ellagitannins: Biosynthesis, biodegradation and biological properties, Journal of Medicinal Plants Research, 5 (19), pp. 4696-4703.

Vogel, H.G., 2002, Drug Discovery & Evaluation: Pharmacological Assays, 2nd edition, Sringer, New York, pp. 669-691, 725, 751-761.

Wilmana, P. F. & Gan, S., 2007, Farmakologi dan Terapi, Ed. 5, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, pp. 230, 231, 233.

Wulandari, D., dan Hendra, P., 2011, Efek Analgesik Infusa Duan Macaranga tanarius L. pada Mencit Betina Galur Swiss, Bionatura-Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik, 13 (2), pp. 108-116.

Lampiran 1. Surat Pengesahan Medical and Health Research Ethics Committee (MHREC)

Lampiran 3. Surat Pengujian Kadar Air Serbuk Daun Macaranga tanarius L.

Lampiran 6. Pengeringan dan Serbuk Daun Macaranga tanarius L.

Lampiran 7. Hasil Fraksi Etanol-heksan dari Ekstrak Metanol-Air daun Macaranga tanarius L.

Gambar 1. Tumbuhan (Daun dan Buah) Macaranga tanarius L.

Gambar 2. Tanaman dan Serbuk Macaranga

tanarius L.

Gambar 3. Hasil Ekstrak Metanol-Air

Daun Macaranga tanarius L.

Gambar 4. Hasil Fraksi Etanol-Heksan dari Ekstrak

Metanol-Air Daun Macaranga tanarius L.

Lampiran 8. Pembuatan udem dan pengukuran udem kaki mencit

Gambar 5. Sediaan Fraksi Etanol-Heksan dari Ekstrak

Metanol-Air Daun Macaranga tanarius L.

Gambar 6. Pembuatan Udem Telapak Kaki Belakang Mencit Terinduksi Karagenin 1%

Lampiran 9. Perhitungan dosis a. Dosis Aquadest

Berikut Perhitungan dosis untuk aquadest: = 0,5

20

b. Dosis Karagenin

Dosis karagenin ditetapkan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Williamson et al (1996) yaitu karagenin yang digunakan dengan konsentrasi 1% dilarutkan ke dalam NaCl fisiologis 0,9%. Karagenin diberikan secara subplantar pada telapak kaki mencit dengan volume pemberian 0,05 mL, maka dosis yang dapat diberikan dalam penelitian ini sebesar:

Dosis karagenin 1% = 0,05 �1 100

0,020

= 0,0025 gram/kgBBmencit = 25 mg/kgBBmencit c. Dosis Kalium Diklofenak

Didapatkan dari hasil orientasi, dimana didapatkan dosis 4,48 mg/kgBB dengan selang waktu pemberian yang efektif memberikan penurunan udem pada menit ke-15. Pada dosis 4,48 mg/kgBB juga telah dapat memberikan penurunan udem pada telapak kaki mencit yang telah terinduksi karagenin 1%. Berikut perhitungan dosis kalium diklofenak yang mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh (Djunarko, Donatus, dan Noni, 2003) :

 Dosis Kalium Diklofenak pada tikus dengan BB= 250 gram sebesar 40 mg/kgBB tikus. Bila akan digunakan untuk tikus dengan BB 200 gram maka dapat dikonversikan sebagai berikut:

Dosis Kalium Diklofenak = 200 � 40 /

250 = 32 mg/kgBB tikus

 Apabila akan digunakan untuk penelitian antiinflamasi pada mencit dengan dosis 32mg/kgBB tikus untuk BB 200 kg, maka perhitungan dosis kalium diklofenak dapat dikonversikan sebagai berikut:

Dosis Kalium Diklofenak = 0,14 (tabel konversi tikus 200 gram 

mencit 20 gram) x 32 mg/kgBB = 4,48 mg/kgBB menciit d. Dosis Sediaan Fraksi Macaranga tanarius L.

 Penetapan peringkat dosis didasarkan pada penggunaan fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L., pada tikus galur Swiss dengan dosis tertinggi sebesar 137 mg/kgBB.

 Konsentrasi fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L, yang dapat dimasukkan dan dikeluarkan memalui spuit oral yaitu 0,6 gram/ 25 mL. Bila penetapan peringkat dosis fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L pada penelitian

ini akan digunakan mencit jantan galur Swiss dengan BB = 20 gram, maka konversi dari tikus dengan BB 200 gram = 0,14, sehingga perhitungan dosis fraksi untuk mencit menjadi:

 Dosis tertinggi dari penelitian efek hepatoprotektif fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L. = 137 mg/kgBB, maka untuk tikus dengan BB = 200 mg adalah:

= 137 mg/kgBB

= 0,137 mg/gram x 200 gram BB tikus = 27,4 mg/200 gram BB tikus

 Penentuan Dosis Tertinggi

Konversi dari tikus 200 gram  mencit 20 gram = 0,14, maka dosis tertinggi dapat ditentukan sebagai berikut:

= 27,4 mg/200 gram x 0,14 = 3,836 mg/20 gram BB mencit

 Dosis rendah dan dosis tengah ditentukan dengan menurunkan dua kelipatan dari dosis tertinggi sehingga diperoleh dosis sebagai berikut:

Dosis tengah = 1,918 mg/20 gramBB Dosis terendah = 0, 959 mg/20 gram BB

 Penentuan dosis untuk manusia dengan perhitungan konversi dari mencit 20 gram ke manusia 70 kg = 387,90

 Dosis tertinggi untuk mencit = 3,836 mg / 20 gram BB

= 0,003836 gram / 20 gram BB mencit

Dosis tertinggi untuk manusia 70 kg = 387,90 x 0,003836 gram

= 1,487 gram / 70 kgBB manusia = 0,0212 gram/kgBB

= 21,24 mg/kgBB

Lampiran 10. Perhitungan persen rendemen fraksi etanol-heksan ekstrak metanol-air daun Macaranga tanarius L.

Fraksi kental yang diperoleh kemudian ditimbang dan dibandingkan bobotnya dengan srbuk simplisia awal yang digunakan. Perbandingan tersebut dinyatakan dalam persen (%).

% Rendemen =

x 100%

=

30,5806

Lampiran 11. Analisis Statistika Data Orientasi Penentuan Dosis dan Selang Waktu Pemberian Kalium Diklofenak

Nilai AUC Data Orientasi Penentuan Dosis dan Selang Waktu Pemberian Kalium Diklofenak dan Kontrol negatif selang waktu 15 menit

1. Pengujian Normalitas

Tests of Normality

Dosis_Selang_Waktu

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. AUC Kontrol negatif

aquadest selang waktu 15 menit .308 3 . .901 3 .390 Kontrol positif diklofenak 4,48 mg/kgBB selang waktu 15 menit .232 3 . .980 3 .726 Kontrol positif diklofenak 9,1 mg/kgBB selang waktu 15 menit .221 3 . .986 3 .772

a. Lilliefors Significance Correction

2. Pengujian Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

AUC

Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.761 2 6 .250

Hasil pengujian statistika mengenai uji normalitas menunjukkan bahwa data terdistribusi normal karena nilai p untuk masing-masing kelompok data adalahp > 0,05, sehingga analisis data dilanjutkan menggunakan ANOVA Test.

3. ANOVA

ANOVA

AUC

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 475838.740 2 237919.370 247.518 .000 Within Groups 5767.325 6 961.221

Total 481606.065 8

Hasil pengujian statistika mengenai uji homogenitas menunjukkan bahwa data homogen karena nilai p > 0,05, dan hasil uji ANOVA menunjukkan p = 0,000 (p < 0,05) menunjukkan paling tidak terdapat dua kelompok yang memiliki perbedaan rerata AUC yang berbeda bermakna, maka untuk mengetahui kelompok manakah yang berbeda bermakna dilakukan analisis menggunakan post hoc ANOVA Test (LSD).

4. Post Hoc LSD Multiple Comparisons AUC LSD (I) Dosis_Selang_Waktu (J) Dosis_Selang_Wa ktu Mean Difference

(I-J) Std. Error Sig.

95% Confidence Interval Lower

Bound Upper Bound Kontrol negatif aquadest

aktu 15 menit Kontrol positif diklofenak 4,48 mg/kgBB selang waktu 15 menit 529.58000* 25.31430 .000 467.6381 591.5219 Kontrol positif diklofenak 9,1 mg/kgBB selang waktu 15 menit 430.85667* 25.31430 .000 368.9148 492.7985

Kontrol positif diklofenak 4,48 mg/kgBB selang waktu 15 menit Kontrol negatif aquadest selang waktu 15 menit -529.58000* 25.31430 .000 -591.5219 -467.6381 Kontrol positif diklofenak 9,1 mg/kgBB selang waktu 15 menit -98.72333* 25.31430 .008 -160.6652 -36.7815

Kontrol positif diklofenak 9,1 mg/kgBB selang waktu 15 menit Kontrol negatif aquadest selang waktu 15 menit -430.85667* 25.31430 .000 -492.7985 -368.9148 Kontrol positif diklofenak 4,48 mg/kgBB selang waktu 15 menit 98.72333* 25.31430 .008 36.7815 160.6652

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Gambar 8. Diagram batang rata-rata nilai AUC (mm.menit) pada orientasi dosis efektif diklofenak dan rentang waktu pemberian karagenin antara kelompok

Pengujian Normalitas Nilai AUC Data Orientasi Penentuan Dosis dan Selang Waktu Pemberian Kalium Diklofenak selang waktu 15 dan 30 menit

1. Pengujian Normalitas

Tests of Normality

Dosis_Selang_Waktu

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

AUC Kontrol Positif Diklofenak 4,48 Selang Waktu Pemberian 15 menit

.232 3 . .980 3 .726

Kontrol Positif Diklofenak 9,1

Selang Waktu 15 menit .221 3 . .986 3 .772 Kontrol Positif Diklofenak

4,48 Selang Waktu 30 menit .260 3 . .958 3 .605 Kontrol Positif Diklofenak 9,1

Selang Waktu 30 menit .217 3 . .988 3 .790 a. Lilliefors Significance Correction

2. Pengujian Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

AUC

Levene Statistic df1 df2 Sig. .730 3 8 .562

3. Hasil ANOVA

ANOVA

AUC

Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups 17260.433 3 5753.478 5.861 .020

Within Groups 7853.147 8 981.643 Total 25113.580 11

4. Post Hoc LSD

Multiple Comparisons

AUC LSD

(I) Dosis_Selang_Waktu (J) Dosis_Selang_Waktu

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound

Kontrol Positif Diklofenak 4,48 Selang Waktu Pemberian 15 menit

Kontrol Positif Diklofenak 9,1

Selang Waktu 15 menit -98.72000

*

25.58181 .005 -157.7118 -39.7282

Kontrol Positif Diklofenak 4,48

Selang Waktu 30 menit -85.52000

*

25.58181 .010 -144.5118 -26.5282

Kontrol Positif Diklofenak 9,1

Selang Waktu 30 menit -64.87000

*

25.58181 .035 -123.8618 -5.8782

Kontrol Positif Diklofenak 9,1 Selang Waktu 15 menit

Kontrol Positif Diklofenak 4,48 Selang Waktu Pemberian 15 menit

98.72000* 25.58181 .005 39.7282 157.7118 Kontrol Positif Diklofenak 4,48

Selang Waktu 30 menit 13.20000 25.58181 .620 -45.7918 72.1918 Kontrol Positif Diklofenak 9,1

Selang Waktu 30 menit 33.85000 25.58181 .222 -25.1418 92.8418

Kontrol Positif Diklofenak 4,48 Selang Waktu 30 menit

Kontrol Positif Diklofenak 4,48 Selang Waktu Pemberian 15 menit

85.52000* 25.58181 .010 26.5282 144.5118 Kontrol Positif Diklofenak 9,1

Selang Waktu 15 menit -13.20000 25.58181 .620 -72.1918 45.7918 Kontrol Positif Diklofenak 9,1

Selang Waktu 30 menit 20.65000 25.58181 .443 -38.3418 79.6418

Kontrol Positif Diklofenak 9,1 Selang Waktu 30 menit

Kontrol Positif Diklofenak 4,48 Selang Waktu Pemberian 15 menit

64.87000* 25.58181 .035 5.8782 123.8618 Kontrol Positif Diklofenak 9,1

Selang Waktu 15 menit -33.85000 25.58181 .222 -92.8418 25.1418 Kontrol Positif Diklofenak 4,48

Gambar 9. Diagram batang rata-rata nilai AUC (mm.menit) pada dosis efektif diklofenak dan rentang waktu pemberian karagenin antara kelompok diklofenak

diklofenak rentang 15 dan 30 menit

Lampiran 12. Hasil Pengolahan Analisis Statistika Nilai AUC Data Perlakuan Uji Antiinflamasi Fraksi Etanol-Heksan Ekstrak Metanol-Air Daun

Macaranga tanarius L., pada Mencit Galur Swiss Terinduksi

Karagenin

1. Uji Normalitas

Tests of Normality

Kelompok

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. AUC Kontrol Negatif Aquadest .236 5 .200* .902 5 .423

Kontrol Negatif CMC-Na

Dosis 191,8 mg/kgBB .377 5 .019 .679 5 .006 Kontrol positif diklofenak

Dosis 4,48 mg/kgBB .325 5 .091 .813 5 .102 Perlakuan Fraksi Macaranga

Dosis 47,95 mg/kgBB .226 5 .200

*

.848 5 .189 Perlakuan Fraksi Macaranga

Dosis 95,9 mg/kgBB .333 5 .074 .795 5 .074 Perlakuan Fraksi Macaranga

Dosis 191,8 mg/kgBB .223 5 .200

*

.896 5 .387 a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Hasil pengujian statistika mengenai uji normalitas menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal karena nilai p < 0,05 (0,006) sehingga analisis data dilanjutkan

2. Nilai SE pada kelompok kontrol negatif, positif, dan perlakuan

Descriptives

Dosis Statistic Std. Error

AUC Kontrol Negatif Aquadest Mean 6.9699E2 9.38527

% Confidence Interval for Mean Lower Bound 6.7094E2 Upper Bound 7.2305E2

5% Trimmed Mean 6.9673E2

Median 7.0268E2 Variance 440.417 Std. Deviation 2.09861E1 Minimum 674.93 Maximum 723.75 Range 48.82 Interquartile Range 39.78 Skewness .043 .913 Kurtosis -1.941 2.000

Kontrol Negatif CMC-Na 191,8 mg/kgBB

Mean 7.2419E2 8.06902

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 7.0178E2 Upper Bound 7.4659E2

5% Trimmed Mean 7.2299E2

Median 7.1640E2 Variance 325.545 Std. Deviation 1.80429E1 Minimum 713.78 Maximum 756.08 Range 42.30 Interquartile Range 24.49 Skewness 2.109 .913 Kurtosis 4.512 2.000

Kontrol positif diklofenak 4,48 mg/kgBB

Mean 3.1239E2 5.71943

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 2.9651E2 Upper Bound 3.2827E2

5% Trimmed Mean 3.1303E2

Median 3.1575E2 Variance 163.559 Std. Deviation 1.27890E1 Minimum 290.48 Maximum 322.80 Range 32.32 Interquartile Range 19.42 Skewness -1.785 .913

Kurtosis 3.462 2.000 Kelompok Perlakuan Fraksi

Dosis Terendah 47,95 mg/kgBB

Mean 5.8934E2 4.77994

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 5.7607E2 Upper Bound 6.0261E2

5% Trimmed Mean 5.8945E2

Median 5.9145E2 Variance 114.239 Std. Deviation 1.06883E1 Minimum 577.13 Maximum 599.48 Range 22.35 Interquartile Range 21.19 Skewness -.266 .913 Kurtosis -2.930 2.000

Kelompok Perlakuan Fraksi Dosis Tengah 95,9 mg/kgBB

Mean 5.4897E2 5.62489

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 5.3335E2 Upper Bound 5.6459E2

5% Trimmed Mean 5.4963E2

Median 5.5260E2 Variance 158.197 Std. Deviation 1.25776E1 Minimum 527.03 Maximum 559.05 Range 32.02 Interquartile Range 17.17 Skewness -1.952 .913 Kurtosis 4.144 2.000

Kelompok Perlakuan Fraksi Dosis Tertinggi 191,8 mg/kgBB

Mean 4.3853E2 1.41093

95% Confidence Interval for Mean

Lower Bound 4.3461E2 Upper Bound 4.4244E2

5% Trimmed Mean 4.3850E2

Median 4.3845E2 Variance 9.954 Std. Deviation 3.15494 Minimum 435.23 Maximum 442.20 Range 6.97 Interquartile Range 6.26 Skewness .090 .913 Kurtosis -2.689 2.000

3. Uji Keberbedaan Dalam Kelompok Perlakuan

Uji Kruskal-Wallis

Apabila hasil analisis test statistics menghasilkan p < 0,05 atau pada kolom test statistics

“Asymp. Sig. = < 0,05”, maka menunjukkan “paling tidak terdapat perbedaan antara

Dokumen terkait