• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.3. Hasil Pengujian Hipotesis

Hasil pengujian hipotesis untuk menganalisis pengaruh Belanja Langsung, Belanja Tidak Langsung, Jumlah Penduduk dan Pendapatan Asli Daerah terhadap Kemandirian Keuangan dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 22.0.

5.1.3.1. Hasil Uji Hipotesis Pertama (H1) dengan Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Tahapan analisis regresi linear berganda pada penelitian ini adalah uji koefisien determinasi, uji parsial (uji statistik t) dan uji simultan (uji statistik F).

5.1.3.1.1. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Hasil Uji koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut ini.

Tabel 5.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

1 ,883a ,779 ,774 ,0286118 1,620

a. Predictors: (Constant), Ln Pendapatan Asli Daerah, Ln Belanja Langsung, Ln Belanja Tidak Langsung, Ln Jumlah Penduduk

b. Dependent Variable: Kemandirian Keuangan

Sumber : Lampiran 7 (Data Diolah, 2016)

1. Dari uji koefisien determinasi pada tabel 5.8, nilai R-square adalah 0,779. Hal ini berarti 77,9% variabel dependen Kemandirian Keuangan dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu Belanja Langsung, Belanja Tidak Langsung, Jumlah Penduduk dan Pendapatan Asli Daerah, sedangkan sisanya 22,1%

dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini.

2. Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diperoleh R2= 0,779 maka besarnya

62

5.1.3.1.2. Hasil Uji Hipotesis secara Simultan (Uji Statistik F)

Uji statistik F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Jika nilai Fhitung >

Ftabel atau sig < α = 5%, maka H1 diterima. Sebaliknya apabila nilai Fhitung <

Ftabelatau atau sig > α = 5%, maka H1 tidak dapat diterima. Hasil uji hipotesis secara simultan (uji statistik F) dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut ini.

Tabel 5.9 Hasil Uji Statistik F

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression ,463 4 ,116 141,275 ,000b

Residual ,131 160 ,001

Total ,594 164

a. Dependent Variable: Kemandirian Keuangan

b. Predictors: (Constant), Ln Pendapatan Asli Daerah, Ln Belanja Langsung, Ln Belanja Tidak Langsung, Ln Jumlah Penduduk

Sumber : Lampiran 7 (Data Diolah, 2016)

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 5.9 diperoleh nilai Fhitung sebesar 141,275 lebih besar dari nilai Ftabel= 3,14, jadi dapat disimpulkan secara simultan berpengaruh signifikan pada α = 5% (Sig = 0,000 < α = 5%).

Berdasarkan perolehan tersebut maka keputusannya adalah H1 diterima artinya belanja langsung, belanja tidak langsung, jumlah penduduk dan pendapatan asli daerah secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kemandirian keuangan.

5.1.3.1.3. Hasil Uji Hipotesis secara Parsial (Uji Statistik t)

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji statistik t, apabila thitung > ttabelatau sig < α = 5%, maka H1 diterima atau apabila thitung < ttabel atau sig > α = 5 %, mak a H1 tid ak dapat diterima.Hasil uji hipotesis secara parsial dapat dilihat pada tabel 5.10 berikut ini.

Tabel 5.10 Hasil Uji Statistik t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) ,214 ,015 14,496 ,000

Ln Belanja Langsung ,009 ,007 ,090 1,335 ,184

Ln Belanja Tidak Langsung -,059 ,009 -,620 -6,273 ,000

Ln Jumlah Penduduk ,012 ,006 ,170 2,226 ,027

Ln Pendapatan Asli Daerah ,061 ,005 1,179 13,065 ,000 a. Dependent Variable: Kemandirian Keuangan

Sumber : Lampiran 7 (Data Diolah, 2016)

Berdasarkan hasil perhitungan statistik seperti pada tabel 5.10, maka diperoleh persamaan regresi linear berganda berikut ini.

Y = 0,214 + 0,009 LnX1 – 0,059 LnX2 + 0,012 LnX3 + 0,061 LnZ Dimana : Y = Kemandirian Keuangan

LnX1 = Ln Belanja Langsung LnX2 = Ln Belanja Tidak Langsung LnX3 = Ln Jumlah Penduduk

64

1. Konstanta

Berdasarkan tabel 5.10 dan persamaan tersebut dapat diketahui bahwa konstanta (a) mempunyai koefisien regresi sebesar 0,214 artinya jika variabel Belanja Langsung (X1), Belanja Tidak Langsung (X2), Jumlah Penduduk (X3), dan Pendapatan Asli Daerah (Z) dianggap nol, maka adanya kenaikkan Kemandirian Keuangan sebesar 0,214 atau 21,4 % pada Daerah Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara selama tahun 2010-2014.

2. Belanja Langsung (X1)

Variabel Belanja Langsung (X1) mempunyai koefisien regresi sebesar 0,009, artinya setiap kenaikan variabel Belanja Langsung sebesar 1%, maka akan terjadi peningkatan Kemandirian Keuangan sebesar 0,9% dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Nilai thitung (1,335)< ttabel (1,960) dan signifikansi variabel Belanja Langsung sebesar 0,184 atau 18,4 % > α = 5%, maka secara parsial Belanja Langsung tidak berpengaruh terhadap Kemandirian Keuangan (H1 tidak dapat diterima).

3. Belanja Tidak Langsung (X2)

Variabel kedua adalah Belanja Tidak Langsung (X2) yang mempunyai koefisien regresi -0,059 artinya setiap kenaikan variabel Belanja Tidak Langsung sebesar 1%, maka akan terjadi penurunan Kemandirian Keuangan sebesar 5.9 % dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Nilai thitung (-6,273)< ttabel (1,960) dan signifikansi variabel Belanja Tidak Langsung sebesar 0,000 atau 0% < α = 5%, maka secara parsial Belanja Tidak Langsung berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Kemandirian Keuangan.

4. Jumlah Penduduk (X3)

Variabel ketiga dalam penelitian ini merupakan Jumlah Penduduk (X3) yang mempunyai koefisien regresi 0,012, artinya setiap kenaikan variabel Jumlah Penduduk sebesar 1%, maka akan terjadi peningkatan Kemandirian Keuangan sebesar 1,2 % dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Nilai thitung (2,226)>

ttabel (1,960) dan signifikansi variabel Jumlah Penduduk sebesar 0.027 atau 2,7 %

< α = 5%, maka secara parsial Jumlah Penduduk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kemandirian Keuangan.

5. Pendapatan Asli Daerah (Z)

Variabel kelima adalah Pendapatan Asli Daerah yang mempunyai koefisien regresi 0.061, artinya setiap kenaikan variabel Pendapatan Asli Daerah sebesar 1%, maka akan terjadi peningkatan Kemandirian Keuamgam sebesar 6,1% dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Nilai thitung (13,065)> ttabel

(1,960) dan signifikansi variabel Pendapatan Asli Daerah sebesar 0,000 atau 0 %

< α = 5%, maka secara parsial Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positifdan signifikan terhadap Kemandirian Keuangan.

5.1.3.2. Hasil Uji Hipotesis Kedua (H2) dengan PATH Analysis

Pada uji hipotesis kedua dilakukan dengan PATH analysis. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 5.11, tabel 5.12 dan tabel 5.13 berikut ini.

66

Tabel 5.11 Hasil Uji PATH Analysis

Coefficientsa

a. Dependent Variable: Ln Pendapatan Asli Daerah

Sumber : Lampiran 8 (Data Diolah, 2016)

Tabel 5.12 Uji ANOVA PATH Analysis

ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 182,523 3 60,841 263,471 ,000b

Residual 37,178 161 ,231

Total 219,701 164

a. Dependent Variable: Ln Pendapatan Asli Daerah

b. Predictors: (Constant), Ln Jumlah Penduduk, Ln Belanja Langsung, Ln Belanja Tidak Langsung

Sumber : Lampiran 8 (Data Diolah, 2016)

Tabel 5.13 Uji Determinasi PATH Analysis

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,911a ,831 ,828 ,481 1,494

a. Predictors: (Constant), Ln Jumlah Penduduk, Ln Belanja Langsung, Ln Belanja Tidak Langsung

b. Dependent Variable: Ln Pendapatan Asli Daerah

Sumber : Lampiran 8 (Data Diolah, 2016)

Berdasarkan hasil perhitungan seperti pada tabel 5.8, maka diperoleh persamaan regresi berikut ini:

LnZ = -1,044 + 0,860 LnX1 + 1,195 LnX2 – 0,155 LnX3

Dimana : Ln Z = Ln Pendapatan Asli Daerah LnX1 = Ln Belanja Langsung LnX2 = Ln Belanja Tidak Langsung LnX3 = Ln Jumlah Penduduk

1. Konstanta

Berdasarkan tabel 5.11 dan persamaan diatas dapat diketahui konstanta (a) mempunyai koefisien regresi sebesar -1,044, artinya jika variabel Belanja Langsung (X1), Belanja Tidak Langsung (X2), Jumlah Penduduk (X3) dianggap nol, maka adanya penurunan Pendapatan Asli Daerah sebesar 1,044 pada Daerah Kabupaten/Kota di Propinsi Sumatera Utara selama tahun 2010-2014.

2. Belanja Langsung (X1)

Variabel Belanja Langsung (X1) mempunyai koefisien regresi sebesar 0,860, artinya setiap kenaikan variabel Belanja Langsung sebesar 1%, maka akan terjadi peningkatan Pendapatan Asli Daerah sebesar 86% dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Signifikansi variabel Belanja Langsung (X1) sebesar 0,000 atau 0% < α = 5%, maka Belanja Langsung secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah.

3. Belanja Tidak Langsung (X2)

Variabel Belanja Tidak Langsung (X2) mempunyai koefisien regresi sebesar 1,195, artinya setiap kenaikan variabel Belanja Tidak Langsungsebesar 1%, maka akan terjadi peningkatan Pendapatan Asli Daerahsebesar 119,5 %

68

dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Signifikansi variabel Belanja Tidak Langsung (X2) sebesar 0,000 atau 0% < α = 5%, maka Belanja Tidak Langsungsecara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah.

4. Jumlah Penduduk (X3)

Variabel Jumlah Penduduk (X3) mempunyai koefisien regresi sebesar -0,155, artinya setiap kenaikan variabel Jumlah Penduduksebesar 1%, maka akan terjadi penurunan Pendapatan Asli Daerah sebesar 15,5 % dengan asumsi variabel lain dianggap konstan. Signifikansi variabel Jumlah Penduduk (X3) sebesar 0,092 atau 9,2% > α = 5%, maka Jumlah Penduduk secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah.

5. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Dari uji koefisien determinasi pada tabel 5.13, nilai R-square adalah 0,831.

Hal ini berarti 83,1% variabel dependen Pendapatan Asli Daerah dapat dijelaskan oleh variabel independen yaitu Belanja Langsung, Belanja Tidak Langsung dan Jumlah Penduduk, sedangkan sisanya 16,9% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak masuk dalam model penelitian ini.

6. Hasil Error

Berdasarkan hasil perhitungan statistik, diperoleh R2 besarnya error1 (e1)

= �(1 − 0,831) = 0,411.

5.1.3.3. Hasil Analisis Jalur (PATH Analysis)

Analisis Jalur (PATH Analysis) dalam penelitian ini dapat digambarkan melalui PATH Analysis seperti pada gambar 5.1 berikut ini.

Variabel Independen Variabel Intervening Variabel Dependen Gambar 5.1 Hasil PATH Analysis

Pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung dan pengaruh total dapat dijelaskan dengan melihat besarnya nilai koefisien standardized beta seperti pada tabel 5.14 berikut ini.

Tabel 5.14. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Total

Keterangan Pengaruh

Langsung Tidak Langsung Total BL terhadap PAD (p1) 0,860

70

PAD terhadap KK (p7) 0,061

BL terhadap KK (p4) 0,009 0,052460 0,061460

BTL terhadap KK (p5) -0,059 0,072895 0,013895

JP terhadap KK (p6) 0,012 -0,009455 0,002545

Sumber : Lampiran 9 (Data Diolah, 2016)

Berdasarkan perhitungan seperti tabel 5.14, perhitungan pengaruh tidak langsung diperoleh dari perkalian koefisien pengaruh langsung Belanja Langsung terhadap Pendapatan Asli Daerah dengan koefisien pengaruh langsung Pendapatan Asli Daerah terhadap Kemandirian Keuangan (0,860 x 0,061) = 0,05246. Perhitungan yang sama juga untuk variabel Belanja Tidak Langsung dan Jumlah Penduduk. Pengaruh total diperoleh dengan menjumlahkan pengaruh langsung dan tidak langsung.

Menurut Ghozali (2013:249) bahwa uji Path analysis dapat dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh tidak langsung, maka kita perlu menghitung nilai t dari koefisien uji Sobel dari persamaan αβ.

1. Pengaruh Belanja Langsung terhadap Kemandirian Keuangan melalui Pendapatan Asli Daerah sebagai variabel intervening.

Standar error dari koefisien indirect effect (Sp1p7) berikut ini.

Sp1p7 = �𝑝𝑝72𝑆𝑆𝑝𝑝12+ 𝑝𝑝12𝑆𝑆𝑝𝑝72 + 𝑆𝑆𝑝𝑝12 𝑆𝑆𝑝𝑝72

Sp1p7 = �(0,061)2(0,095)2+ (0,860)2(0,005)2 + (0,095)2 (0,005)2

Sp1p7 = �0,00003358 + 0,00001849 + 0,00000023 Sp1p7 = �0,0000523

Sp1p7 = 0,00723

Berdasarkan hasil Sp1p7 ini dapat dihitung nilai t statistik uji Sobel pengaruh mediasi dengan rumus berikut ini.

t = 𝑝𝑝1𝑝𝑝7

𝑆𝑆𝑝𝑝1𝑝𝑝7 = 0,052460

0,00723 = 7,256

Oleh karena nilai thitung uji Sobel = 7,256 lebih besar dari ttabel = 1,96 dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Asli Daerah merupakan variabel intervening antara pengaruh Belanja Langsung terhadap Kemandirian Keuangan dengan koefisien mediasi 0,052460.

2. Pengaruh Belanja Tidak Langsung terhadap Kemandirian Keuangan melalui Pendapatan Asli Daerah sebagai variabel intervening.

Standar error dari koefisien indirect effect (Sp2p7) berikut ini.

Sp2p7 = �𝑝𝑝72𝑆𝑆𝑝𝑝22+ 𝑝𝑝22𝑆𝑆𝑝𝑝72 + 𝑆𝑆𝑝𝑝22 𝑆𝑆𝑝𝑝72

Sp2p7 = �(0,061)2(0,128)2+ (1,195)2(0,005)2 + (0,128)2 (0,005)2

Sp2p7 = �0,00006097 + 0,00003570 + 0,00000040 Sp2p7 = √0,000970796

Sp2p7 = 0,00985

Berdasarkan hasil Sp2p7 ini dapat dihitung nilai t statistik uji Sobel pengaruh mediasi dengan rumus berikut ini.

t = 𝑝𝑝2𝑝𝑝7

𝑆𝑆𝑝𝑝2𝑝𝑝7 = 0,072895

0,00985 = 7,401

72

Oleh karena nilai thitung uji Sobel = 7,401 lebih besar dari ttabel = 1,96 dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Asli Daerah merupakan variabel intervening antara pengaruh Belanja Tidak Langsung terhadap Kemandirian Keuangan dengan koefisien mediasi 0,072895.

3. Pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Kemandirian Keuangan melalui Pendapatan Asli Daerah sebagai variabel intervening.

Standar error dari koefisien indirect effect (Sp3p7) berikut ini.

Sp3p7 = �𝑝𝑝72𝑆𝑆𝑝𝑝32+ 𝑝𝑝32𝑆𝑆𝑝𝑝72 + 𝑆𝑆𝑝𝑝32 𝑆𝑆𝑝𝑝72

Sp3p7 = �(0,061)2(0,092)2+ (−0,155)2(0,005)2+ (0,092)2 (0,005)2 Sp3p7 = √0,00003149 + 0,00000060 + 0,00000021

Sp3p7 = √0,0000323 Sp3p7 = 0,00568

Berdasarkan hasil Sp3p7 ini dapat dihitung nilai t statistik uji Sobel pengaruh mediasi dengan rumus berikut ini.

t = 𝑝𝑝3𝑝𝑝7

𝑆𝑆𝑝𝑝3𝑝𝑝7 = −0,009455

0,00568 = -1,665

Oleh karena nilai thitung uji Sobel = -1,665 lebih kecil dari ttabel = 1,96 dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa Pendapatan Asli Daerah bukan merupakan variabel intervening antara pengaruh Jumlah Penduduk terhadap Kemandirian Keuangan dengan koefisien mediasi -0,009455.

Dokumen terkait