• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Review Peneliti Terdahulu

Dalam penelitian ini, penulis juga menyertakan penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini dan dapat dijadikan sebagai referensi :

1. Ariasih (2011)

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Jumlah Penduduk dan PDRB Per kapita Terhadap Penerimaan PKB dan BBNKB serta Kemandirian Keuangan Daerah Propinsi Bali tahun 1991-2010”. Penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis) dengan menggunakan 4 (empat) variabel yakni jumlah penduduk, PDRB per kapita, penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan (BBNKB) serta kemandirian Keuangan Daerah Propinsi Bali.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa jumlah penduduk (X1) berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PKB dan BBNKB (X3) namun tidak signifikan terhadap kemandirian keuangan daerah (Y). PDRB per kapita (X2) berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PKB dan BBNKB (X3) namun tidak signifikan terhadap kemadirian keuangan daerah (Y). Sedangkan penerimaan PKB dan BBNKB (X3) berpengaruh signifikan terhadap kemandirian keuangan daerah (Y). Nilai koefisien determinan diperoleh sebesar 0,942 yang diartikan bahwa model yang terbentuk dapat memberikan informasi sebesar 94,2%, sedangkan sisanya sebesar 5,8% ditentukan oleh variabel lain diluar model.

2. Haryanto, dkk (2006)

Penelitian yang berjudul “ Kemandirian Daerah Sebuah Perspektif dengan metode Path Analysis” ini menyimpulkan bahwa pajak daerah dan bagi hasil pajak memiliki hubungan signifikan terhadap kapasitas fiskal sebagai proxy

30

kemandirian daerah, sedangkan retribusi daerah dan PDRB jasa tidak terbukti mempengaruhi kapasitas fiskal daerah secara signifikan.

3. Helvyra (2010)

Penelitian yang berjudul ”Faktor-faktor yang mempengaruhi Kemandirian Daerah Studi Kasus Kabupaten/Kota di Sumatera Barat” ini menyimpulkan Pendapatan Asli Daerah dan Bagi Hasil Pajak berpengaruh signifikan terhadap kapasitas fiskal proxy kemandirian daerah sedangkan variabel PDRB yang dianggap sebelumnya sebagai variabel yang dapat meningkatkan kemandirian daerah melalui pengelolaan potensi sektoral daerah ternyata tidak berpengaruh signifikan terhadap kapasitas fiskal daerah kabupaten/kota di Sumatera Barat.

4. Lestari (2015)

Penelitian yang berjudul ”Analisis Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto Per Kapita dan Jumlah Penduduk Terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Melalui Penerimaan Pajak Daerah Pada Kabupaten/Kota di Sumatera Utara“ini menggunakan investasi dan PDRB per kapita sebagai variabel independen serta kemandirian fiskal sebagai variabel dependen Kemandirian Keuangan Daerah dan VariabelIndependen PDRB Per kapita dan Jumlah Penduduk menyimpulkan bahwa PDRB per kapita dan jumlah penduduk berpengaruh terhadap kemandirian keuangan daerah melalui penerimaan pajak daerah. Pajak daerah merupakan intervening sempurna yang memediasi hubungan PDRB per kapita dan kemandirian keuangan daerah, serta pajak daerah merupakan intervening sebagian yang memediasi hubungan jumlah penduduk dan kemandirian keuangan daerah.

5. Saputra (2007)

Telah meneliti tentang Analisis Kemampuan Keuangan Daerah dan Pengaruhnya Terhadap Belanja Daerah di Kabupaten Aceh Tenggara dan menyimpulkan bahwa Pendapatan Asli Daerah, Pajak Daerah dan Retribusi daerah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Total Belanja Daerah di Kabupaten Aceh Tenggara.

6. Meilina ( 2014)

Penelitian yang berjudul Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Dana Bagi Hasil terhadap Kemandirian Keuangan Daerah Kota Bandar Lampung menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Dana Bagi Hasil berpengaruh terhadap kemandirian keuangan daerah Kota Bandar Lampung secara statistik dapat diterima. Pajak daerah merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap kemandirian keuangan daerah, hal ini ditunjukkan dengan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel ini sebesar 0.410, sedangkan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel retribusi daerah dan dana bagi hasil sebesar 0,252 dan 0,109.

7. Fitriyanti dan Pratolo (2010)

Penelitian ini menganalisis Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Pembangunan terhadap Rasio Kemandirian dan Pertumbuhan Ekonomi menyimpulkan bahwa dalam kurun waktu tahun 1999–2007 di beberapa kabupaten/kota di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian menyimpulkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pendapatan asli daerah terhadap pertumbuhan ekonomi, akan tetapi terdapat pengaruh yang

32

signifikan antara Pendapatan Asli Daerah terhadap Rasio Kemandirian, serta pengaruh signifikan antara Belanja Pembangunan terhadap Rasio Kemandirian.

8. Heston (2014)

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengeluaran pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Propinsi Sumatera Utara menurut kabupaten/kota pada Tahun 2008-2012, berdasarkan implementasi Permendagri Nomor 59 tahun 2007 tentang Struktur APBD yang menyangkut tentang pengeluaran pemerintah pada Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung juga pengaruh tenaga kerja di Propinsi Sumatera Utara. Setelah dilakukan analisis, hasil yang diperoleh dari pengeluaran pemerintah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2008-2012 bahwa pengaruh dari variabel Belanja Tidak Langsung (BTL) dan Belanja Langsung (BL) tidak menunjukkan pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Propinsi Sumatera Utara. Untuk variabel tenaga kerja memberikan pengaruh yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Propinsi Sumatera Utara.

Diketahui pertumbuhan ekonomi di Propinsi Sumatera Utara meningkat setelah mengalami otonomi daerah.

9. Rudiati (2011 )

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan keuangan daerah terhadap belanja langsung daerah dan bagaimana mendapatkan jalan keluar serta bagaimana kebijakan yang tepat untuk meningkatkan kemampuan keuangan daerah di Kabupaten/kota Propinsi Sumatera Utara. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada Retribusi Daerah dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah berpengaruh secara signifikan terhadap

Belanja Langsung Daerah. Sedangkan Pajak Daerah dan Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Langsung Daerah.

10. Dian (2008)

Penelitian ini menguji Pengaruh Rasio Efektivitas PAD dan DAU terhadap Tingkat Kemandirian Keuangan Daerah pada Pemkab/Pemko di Sumatera Utara.

Hasil penelitiannya menyimpulkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU) mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kemandirian Keuangan Daerah.

34

Review penelitian terdahulu di atas diringkas melalui Tabel 2.2 : Tabel 2.2

Review penelitian terdahulu

No Peneliti / Tahun

Judul Penelitian

Variabel Yang

Digunakan Hasil Penelitian 1. Ariasih dan BBNKB (X3) namun tidak signifikan terhadap BBNKB (X3) namun tidak

signifikan terhadap Bagi Hasil Pajak (BHP) secara nyata dan positif mempengaruhi Kapasitas Fiskal Daerah. Namun tinggi rendahnya Kapasitas Fiskal Daerah tidak dipengaruhi oleh Retribusi Daerah dan PDRB jasa.

3. Helvyra dan Bagi Hasil Pajak berpengaruh signifikan terhadap Kapasitas Fiskal proxy Kemandirian Daerah dan variabel PDRB tidak berpengaruh signifikan terhadap Kapasitas Fiskal proxy Kemandirian Daaerah Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

4. Lestari

PDRB per kapita dan jumlah penduduk berpengaruh terhadap kemandirian keuangan daerah melalui penerimaan pajak daerah. Pajak daerah merupakan intervening dan signifikan antara PAD, Pajak Daerah dan dan Dana Bagi Hasil

Secara parsial ( Uji t) pajak daerah, retribusi daerah dan dana bagi hasil daerah berpengaruh keuangan daerah, hal ini ditunjukan dengan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel ini sebesar 0.410, sedangkan besarnya nilai koefisien regresi untuk variabel retribusi daerah dan dana bagi hasil sebesar 0,252 dan 0,109.

36

Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah

Retribusi Daerah dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah berpengaruh secara signifikan terhadap Belanja Langsung Daerah.

Sedangkan Pajak Daerah dan Bagian Laba Badan Usaha Milik Daerah tidak berpengaruh secara Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum

Pendapatan Asli Daerah dan Dana Alokasi Umum mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kemandirian Keuangan Daerah

Lanjutan Tabel 2.2

BAB III

Dokumen terkait