• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Skala Kerja Sama Siswa Siklus I

139

baik sebanyak 4 persen (1 siswa). Ketiga belas siswa tersebut masing-masing mendapatkan nilai yaitu 7,3, 7,9, 7,7, 7,3, 7,6, 7,3, 7,6, 8,5, 7,0, 7,6, 8,1, 8,2, dan 7,6 (selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3). Nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 8,5, nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 5,4, dan rata-rata kelas adalah 7,1 (berkategori baik). Berdasarkan tabel dan diagram di atas, kerja sama siswa kelas III SD N Kepek yang berada pada kategori baik dan sangat baiksebanyak 52 persen, yang artinya belum memenuhi kriteria keberhasilan penelitian. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini yaitu 75 persen siswa kelas III SD N Kepek mencapai kerja sama pada kategori baik atau jika jumlah skor semua indikator secara keseluruhan

mencapai ≥ 7,0 (setelah dikonversi ke standar 10). Berdasarkan hasil tersebut maka siklus I harus dilanjutkan ke siklus II.

Selama penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle(IOC) untuk meningkatkan kerja sama siswa kelas III SD N Kepek, guru menemui hambatan-hambatan baik dari faktor guru maupun dari siswa. Hambatan-hambatan yang terjadi diperlukan adanya sebuah cara atau solusi untuk mengatasinya. Berikut penjabaran dari hambatan-hambatan yang terjadi selama siklus I dan cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

140

Tabel 13. Refleksi Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Inside-Outside Circle (IOC) pada Siklus I.

No Hambatan Perbaikan

1. Penataan ruang kelas di kelas III SD N Kepek ditata dengan model klasikal yang bersifat permanen seperti kursi dan meja yang sulit dipindahkan dan memenuhi ruangan kelas sehingga tidak menunjang untuk model pembelajaran IOC dengan membentuk lingkaran.

Siswa dapat melakukan

pembelajaran di alam bebas

(halaman sekolah/lapangan

sekolah). Pembelajaran di alam bebas ini merupakan hal yang siswa jarang lakukan (kecuali mata pelajaran Olah Raga) sehingga memberikan suasana belajar yang baru bagi siswa. 2. Penggunaan model pembelajaran

kooperatif tipe Inside-Outside Circle

(IOC) ini perlu mempertimbangkan cuaca. Cuaca yang panas akan mengganggu konsentrasi siswa dan apabila hujan maka tidak dapat melaksanakannya di luar ruangan.

Pemilihan jam pelajaran di awal sehingga kemungkinan cuaca masih belum panas sehingga tidak mengganggu konsentrasi siswa.

3. Tidak semua materi pelajaran cocok dengan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC).

Model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC) dapat diterapkan pada beberapa mata pelajaran seperti IPS, Agama, Matematika dan Bahasa. Guru dapat memilih materi yang membutuhkan pertukaran pikiran dan informasi antar siswa (siswa sebagai sumber belajar).

4. Siswa hanya tertarik berkelompok dengan teman yang disukainya (sejenis kelamin). Sebaliknya, terdapat siswa

yang pasif sehingga kurang

mendapatkan perhatian siswa lain untuk dijadikan anggota kelompok.

Setiap pembagian kelompok, guru mengutamakan kelompok yang heterogen agar siswa mulai terbiasa dapat berkelompok dengan semua siswa di kelas. 5. Jumlah siswa kelas III SD N Kepek

ganjil yaitu 25 siswa sehingga mengalami kendala pada saat siswa berpasangan karena akan ada siswa yang tidak mendapatkan pasangan.

Siswa dibentuk menjadi 2 lingkaran (lingkaran besar dan

kecil) dan siswa akan

berpasangan, karena jumlah siswa yang ganjil maka guru mengisi kekosongan tempat bagi siswa

yang tidak mendapatkan

pasangan. Namun demikian, ketika ada siswa yang absen dan jumlahnya menjadi genap, guru tidak perlu mengisi posisi yang kosong.

141

No Hambatan Perbaikan

6. Pembagian kelompok diinfomasikan ketika siswa sudah berada di ruang terbuka yang membuat siswa belum tahu kelompoknya ketika sudah berada di lapangan. Hal ini membuat pembagian kelompok membutuhkan waktu yang lama ditambah siswa yang kurang memperhatikan instruksi guru karena asik bercanda dengan teman lainnya (tahapan I model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle

(IOC)).

Pembagian kelompok

diinformasikan ketika di kelas sehingga siswa paham dimana posisinya ketika membentuk lingkaran. Selanjutnya, mengatasi konsentrasi siswa, guru dapat melakukan permainan sederhana

seperti “Tepuk Fokus” dengan

begitu siswa bisa fokus dan guru

dapat dengan mudah

menginstruksikan siswa dalam pembagian kelompok.

7. Seharusnya siswa yang berada di lingkaran kecil diam ditempat dan siswa yang berada di lingkaran besar yang melakukan perputaran searah jarum jam. Dalam tindakan I guru lupa sehingga kedua kelompok melakukan perputaran. Ketika dua lingkaran berputar, siswa memiliki kesempatan untuk saling bercanda dengan temannya ketika perputaran tersebut dan tidak fokus dengan gerakannya (tahap III model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle

(IOC)).

Guru perlu melihat ulang skenario

pembelajaran sebelum

pemebelajaran dimulai agar tidak ada langkah yang terlupa atau terlewat.

8. Keaktifan dan inisiatif belajar siswa selama mengikuti pembelajaran masih kurang.

Guru dapat memberikan

penghargaan (reward) untuk siswa. Ada dua penghargaan yaitu

penghargaan individu dan

penghargaan kelompok.

Penghargaan individu yaitu dengan pemberian reward bintang dan kartu prestasiku untuk setiap siswa. Penghargaan individu diberikan kepada siswa yang aktif

selama pembelajaran dan

pertukaran informasi agar siswa semakin termotivasi. Penghargaan kelompok adalah pemberian

reward bintang dan kartu prestasiku untuk setiap kelompok yang aktif selama pembelajaran agar kelompok siswa semakin termotivasi.

142

9. Dalam membentuk kelompok

lingkaran hanya berdasarkan presensi siswa dan masih dalam kelompok yang sama pada kedua pertemuan.

Pada saat pembagian kelompok untuk lingkaran besar dan kecil guru dapat mengaplikasikan permainan sederhana bagi siswa, seperti sebelum membentuk 2 kelompok untuk lingkaran, siswa membentuk kelompok kecil (3-4 siswa) berdasarkan presensi ganjil genap, berdasarkan huruf pertama nama siswa, dan sebagainya. Hal

ini dimaksudkan untuk

mengantisipasi kebosanan siswa dalam membentuk lingkaran besar dan kecil. Selain itu guru dapat menukar kelompok A menjadi kelompok B dan sebaliknya. 10. Keterampilan berkomunikasi siswa

masih kurang ketika kegiatan bertukar

informasi kepada pasangan.

Kurangnya keterampilan informasi siswa ini dikarenakan siswa belum sepenuhnya memahami bagaimana cara bertukar informasi kepada pasangannya dalam konteks materi. Selain itu, siswa belum terbiasa bertukar informasi dalam konteks materi (tahapan II dan IV model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC)).

Perlu adanya contoh

(memeragakan) dari guru tentang

bagaimana cara bertukar

informasi kepada orang lain sesuai dengan materi yang sedang dipelajari. Selanjutnya, guru mengondisikan tugas individu siswa adalah tentang isi pertukaran informasi. Sehingga

siswa perlu mengutarakan

informasi untuk membantu

temannya dalam pengerjaan

tugas. Adanya penugasan

kelompok yang melibatkan proses

pertukaran informasi ini

mengondisikan siswa untuk mau bertukar informasi kepada

pasangan (tanggung jawab

individu) karena informasi tersebut dibutuhkan untuk

menyelesaikan penugasan

kelompok. Selain itu, guru dapat menggunakan alat bantu seperti gambar (disesuaikan dengan materi) yang memudahkan siswa untuk bertukar informasi.

143

No Hambatan Perbaikan

11. Penugasan kelompok belum mampu mengondisikan pemerataan tugas setiap siswa sehingga siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri.

Guru perlu membuat penugasan kelompok yang mengondisikan siswa untuk bekerja sama satu dengan yang lainnya. Selanjutnya, guru dapat membuat penugasan kelompok yang kreatif dan mengondisikan siswa untuk saling bekerja sama.

3. Siklus II

Siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan, masing-masing pertemuan dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 Januari dan Rabu 1 Februari 2017. Pertemuan pertama pada hari Senin 30 Januari 2017 dilaksanakan dalam waktu dua jam pelajaran dan pertemuan kedua pada hari Rabu 1 Februari 2017 juga dilaksanakan dalam waktu dua jam pelajaran. Hasil penelitian pada siklus II dapat dideskripsikan sebagai berikut.

a. Perencanaan

Tahap perencanaan tindakan ini berpedoman pada perencanaan, hasil observasi dan refleksi siklus I. Kekurangan yang terdapat dalam siklus I diperbaiki dalam siklus II. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam rencana tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut.

144 1) Perbaikan dari siklus pertama

Berdasarkan hasil refleksi siklus I diperoleh cara memperbaiki kekurangan yang terdapat pada siklus I, antara lain.

a) Penataan ruang kelas di kelas III SD N Kepek ditata dengan model klasikal yang bersifat permanen seperti kursi dan meja yang sulit dipindahkan dan memenuhi ruangan kelas sehingga tidak menunjang untuk model pembelajaran kooperatif tipe

Inside-Outside Circle (IOC) yang perlu membentuk lingkaran. Oleh karena itu, siswa tetap melakukan pembelajaran di ruang kelas, ruang perpustakaan dan luar ruanganyaitu halaman perpustakaan.

b) Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC) ini perlu mempertimbangkan cuaca. Cuaca yang panas akan mengganggu konsentrasi siswa dan apabila hujan maka tidak dapat melaksanakannya di luar ruangan. Oleh sebab itu, pemilihan jam pelajaran di awal sehingga kemungkinan cuaca masih belum panas sehingga tidak mengganggu konsentrasi siswa.

c) Tidak semua materi pelajaran cocok dengan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC). Oleh sebab itu, model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC) dapat diterapkan pada beberapa mata pelajaran

145

seperti IPS, Agama, Matematika dan Bahasa. Guru dapat memilih materi yang membutuhkan pertukaran pikiran dan informasi antar siswa (siswa sebagai sumber belajar).

d) Siswa hanya tertarik berkelompok dengan teman yang disukainya (sejenis kelamin). Sebaliknya, terdapat siswa yang pasif sehingga kurang mendapatkan perhatian siswa lain untuk dijadikan anggota kelompok. Oleh sebab itu, setiap pembagian kelompok, guru mengutamakan kelompok yang heterogen agar siswa mulai terbiasa dapat berkelompok dengan semua siswa di kelas.

e) Jumlah siswa kelas III SD N Kepek ganjil yaitu 25 siswa sehingga mengalami kendala pada saat siswa berpasangan karena akan ada siswa yang tidak mendapatkan pasangan. Oleh sebab itu, karena jumlah siswa yang ganjil maka guru mengisi kekosongan tempat bagi siswa yang tidak mendapatkan pasangan. Namun demikian, ketika ada siswa yang absen dan jumlahnya menjadi genap, guru tidak perlu mengisi posisi yang kosong.

f) Pembagian kelompok diinfomasikan ketika siswa sudah berada di ruang terbuka yang membuat siswa belum tahu kelompoknya ketika sudah berada di lapangan. Hal ini membuat pembagian kelompok membutuhkan waktu yang

146

lama ditambah siswa yang kurang memperhatikan instruksi guru karena asik bercanda dengan teman lainnya (tahapan I model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle

(IOC)). Oleh sebab itu, pembagian kelompok diinformasikan ketika di kelas sehingga siswa paham dimana posisinya ketika membentuk lingkaran. Selanjutnya, mengatasi konsentrasi siswa, guru dapat melakukan permainan sederhana seperti

“Tepuk Fokus” dengan begitu siswa bisa fokus dan guru dapat

dengan mudah menginstruksikan siswa dalam pembagian kelompok.

g) Seharusnya siswa yang berada di lingkaran kecil diam ditempat dan siswa yang berada di lingkaran besar yang melakukan perputaran searah jarum jam. Dalam tindakan I guru lupa sehingga kedua kelompok melakukan perputaran. Ketika dua lingkaran berputar, siswa memiliki kesempatan untuk saling bercanda dengan temannya ketika perputaran tersebut dan tidak fokus dengan gerakannya (tahap III model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC)). Oleh sebab itu, guru perlu melihat ulang skenario pembelajaran sebelum pemebelajaran dimulai agar tidak ada langkah yang terlupa atau terlewat.

147

h) Keaktifan dan inisiatif belajar siswa selama mengikuti pembelajaran masih kurang. Oleh sebab itu, guru dapat memberikan penghargaan (reward) untuk siswa. Ada dua penghargaan yaitu penghargaan individu dan penghargaan kelompok. Penghargaan individu yaitu dengan pemberian

reward bintang dan kartu prestasiku untuk setiap siswa. Penghargaan individu diberikan kepada siswa yang aktif selama pembelajaran dan pertukaran informasi agar siswa semakin termotivasi.Penghargaan kelompok adalah pemberian

reward bintang dan kartu prestasiku untuk setiap kelompok yang aktif selama pembelajaran agar kelompok siswa semakin termotivasi.

i) Dalam membentuk lingkaran hanya berdasarkan presensi siswa. Oleh sebab itu, pada saat pembagian kelompok untuk lingkaran besar dan kecil guru dapat mengaplikasikan permainan sederhana bagi siswa, seperti sebelum membentuk dua kelompok untuk lingkaran, siswa membentuk kelompok kecil (4-5 siswa) berdasarkan presensi ganjil genap, berdasarkan huruf pertama nama siswa, dan sebagainya. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kebosanan siswa dalam membentuk lingkaran besar dan kecil.

148

j) Keterampilan berkomunikasi siswa masih kurang ketika kegiatan bertukar informasi kepada pasangan. Kurangnya keterampilan bertukar informasi siswa ini dikarenakan siswa belum sepenuhnya memahami bagaimana cara bertukar informasi kepada pasangannya dalam konteks materi. Selain itu, siswa belum terbiasa bertukar informasi dalam konteks materi (tahapan II dan IV model pembelajaran kooperatif tipe

Inside-Outside Circle (IOC)). Oleh sebab itu, perlu adanya contoh (memeragakan) dari guru tentang bagaimana cara bertukar informasi kepada orang lain sesuai dengan materi yang sedang dipelajari. Selanjutnya, guru mengondisikan tugas individu siswa adalah tentang isi pertukaran informasi. Sehingga siswa perlu mengutarakan informasi untuk membantu temannya dalam pengerjaan tugas. Selanjutnya, adanya penugasan kelompok yang melibatkan proses pertukaran informasi ini mengondisikan siswa untuk mau bertukar informasi kepada pasangan (tanggung jawab individu) karena informasi tersebut dibutuhkan untuk menyelesaikan penugasan kelompok. Selain itu, guru dapat menggunakan alat bantu semisal gambar (disesuaikan dengan materi) yang memudahkan siswa untuk bertukar informasi.

149

k) Penugasan kelompok belum mampu mengondisikan pemerataan tugas setiap siswa sehingga siswa cenderung bekerja sendiri-sendiri. Oleh sebab itu, guru perlu membuat penugasan kelompok yang mengondisikan siswa untuk bekerja sama satu dengan yang lainnya. Selanjutnya, guru dapat membuat penugasan kelompok yang kreatif dan mengondisikan siswa untuk saling bekerja sama.

l) Peneliti dan guru merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan sekaligus segala perbaikan dari pembelajaran pada siklus I.

2) Peneliti dan guru menentukan pokok bahasan dalam pembelajaran. Pada Kamis 26 Januari 2017, peneliti dan guru menentukan pokok bahasan untuk pertemuan pertama mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan tema peristiwa pada standar kompetensi 6. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita dengan kompetensi dasar 6.2 Menceritakan peristiwa yang pernah dialami, dilihat atau didengar. Materi pokoknya adalah membuat karangan berdasarkan gambar.

150

3) Pada Senin 30 Januari 2017, peneliti dan guru menentukan pokok bahasan.

Pada pertemuan kedua, mata pelajaran yang digunakan adalah Matematika dengan tema keperluan sehari-hari pada standar kompetensi 3. Memahami pecahan sederhana dan penggunaannya dalam pemecahan masalah dengan kompetensi dasar 3.1 Mengenal pecahan sederhana. Materi pokoknya adalah bangun datar.

4) Peneliti menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.

Rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun berisi tentang pokok bahasan yang telah didiskusikan sebelumnya bersama dengan guru dan disusun sesuai dengan tahapan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC) menurut Huda (2015: 247). Rencana Pelaksanaan Pembelajaran tersebut berguna sebagai pedoman untuk guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

5) Peneliti melakukan konsultasi kepada guru tentang rencana pelaksanaan pembelajaran.

Pada hari Jum‟at 27 Januari 2017 dan diteruskan hari Sabtu 28 Januari 2017, peneliti melakukan konsultasi kepada guru tentang rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan I dan menghasilkan kesepakatan

151

sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah tersusun. Pada Selasa 31 Januari 2017, penelti juga melakukan konsultasi rencana pelaksanaan pembelajaran kepada guru yang akan dilaksanakan pada pertemuan II

6) Peneliti menyiapkan pedoman observasi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC) dan lembar observasi kerja sama siswa.

Pedoman observasidisusun sebagai salah satu instrumen yang akan digunakan untuk mengetahui kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC) dan tingkat kerja sama siswa kelas III SD N Kepek yang secara rinci mengacu pada kisi-kisi observasi penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC) oleh guru dan kisi-kisi observasi kerja sama siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC).

7) Peneliti menyiapkan skala kerja sama siswa.

Kerja sama siswa dalam penelitian ini diukur menggunakan instrumen dalam bentuk skala kerja sama siswa dengan mengacu pada kisi-kisi skala kerja sama siswa.

152 8) Pembentukan kelompok.

Pada setiap tindakannya, jumlah kelompok yang dibentuk berbeda-beda. Pembentukan kelompok ini juga dikonsultasikan kepada guru. Pembentukan kelompok berdasarkan keragaman tingkat pengetahuan siswa, jenis kelamin, dan pokok bahasan. Pada pertemuan pertama, siswa kelas III SD N Kepek di bagi menjadi dua kelompok besar sesuai dengan presensi. Presensi 1-13menjadi kelompok B yang akan membentuk lingkaran besar (luar) dan presensi 14-25 menjadi kelompok A yang akan membentuk lingkaran kecil (dalam).

Kemudian siswa dibagi lagi ke dalam dua pengelompokkan baru. Pengelompokkan pertama siswa dibagi menjadi enam kelompok dengan syarat setiap kelompok terdiri dari siswa laki-laki dan perempuan. Pada pertemuan kedua, siswa kelas III SD N Kepek di bagi menjadi dua kelompok besar sesuai dengan presensi. Presensi 1-13menjadi kelompok B yang akan membentuk lingkaran besar (luar) dan presensi 14-25 menjadi kelompok A yang akan membentuk lingkaran kecil (dalam).

b. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

Penelitian pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu hari Senin 30 Januari dan Rabu 1 Februari 2017

153

dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC).

1. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada Senin 30 Januari 2017. Proses pembelajaran pada pertemuan pertama masih menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan tema peristiwa pada standar kompetensi 6. Mengungkapkan pikiran, perasaan dan pengalaman secara lisan dengan bertelepon dan cerita dengan kompetensi dasar 6.2 Menceritakan peristiwa yang pernah dialami, dilihat atau didengar. Materi pokoknya adalah membuat karangan berdasarkan gambar.

Pembelajaran dimulai pada pukul 07.50 sampai 09.00 WIB setelah siswa melaksanakan upacara bendera yang dilaksanakan setiap hari Senin. Pada kegiatan awal, guru memulai pelajaran dengan mengucapkan salam dan apersepsi dengan memperlihatkan kepada siswa gambar yang ada di layar proyektor. Terdapat gambar petani yang baru pulang mencari rumput, melalui gambar ini guru bertanya kepada siswa kira-kira ada cerita apa yang dapat dibuat dari gambar tersebut.

154

“Anak-anak, coba kita amati gambar di depan, kira-kira apa ya yang baru saja dilakukan oleh pak tani?” Siswa kemudian

menyampaikan pendapatnya kepada guru.

“Baru pulang merumput bu” Guru memberikan timbal

balik dan mengantarkan siswa pada materi tentang mengarang dengan bantuan gambar dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

Kemudian guru mengonfirmasi penugasan yang guru berikan kepada siswa untuk membawa gambar dari rumah. Siswa satu per satu menunjukkan gambarnya. Setelah semua siswa menunjukkan gambar, guru membagikan lembar prestasiku yang merupakan lembar prestasi setiap siswa. Guru menginformasikan bahwa siswa yang aktif selama pembelajaran akan mendapatkan

reward berupa bintang prestasi yang dapat ditempelkan pada lembar prestasi siswa. Guru kemudian membagikan lembar prestasi siswa, dan setelah semua siswa paham dengan aturan

reward, siswa bersama guru menuju halaman perpustakaan. Guru menginstruksikan siswa untuk berkumpul di tengah halaman perpustakaan. Guru melakukan tepuk fokus untuk menarik perhatian siswa agar fokus kepada guru. Guru kemudian menginformasikan bahwa siswa akan membentuk kelompok. Kali ini pembagian kelompok akan didasarkan pada huruf awal nama

155

siswa. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk berkelompok sesuai dengan huruf awal nama panggilannya.

Siswa pun mulai mencari teman-temannya yang mempunyai huruf awalan sama. Sebagian besar siswa berseru atau berteriak untuk mencari teman-teman yang akan satu kelompok dengannya. Guru kemudian menginformasikan posisi kelompok tersebut berdasarkan urut abjad. Proses pengelompokan ini membutuhkan waktu yang lama karena hanya sedikit siswa yang berinisiatif untuk memimpin. Siswa pun belum pernah berkelompok sesuai dengan huruf awal namanya. Setelah kelompok terbentuk, guru memberikan apresiasi berupa pujian atas usaha siswa.

Kemudian siswa dibagi lagi menjadi dua kelompok besar sebagai tahap pertama model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC). Presensi 1-13 menjadi kelompok B yang akan membentuk lingkaran besar (luar) dan presensi 14-25 menjadi kelompok A yang akan membentuk lingkaran kecil (dalam). Siswa dengan sendirinya membentuk lingkaran sesuai dengan kelompoknya, kelompok A menjadi lingkaran kecil (dalam) yang berdiri dan menghadap ke luar sedangkan kelompok B menjadi lingkaran besar (luar) serta menghadap ke dalam. Siswa diberikan kesempatan untuk memilih lagu. Siswa kemudian

156

memilih lagu “Naik Kereta Api”. Siswa pun melakukan perputaran dan ketika guru berseru “STOP” maka lagu berhenti

dan perputaran juga ikut berhenti.

Kali ini guru memberikan instruksi kepada siswa untuk membentuk kelompok, satu kelompok terdiri dari empat orang anggota yang terdiri dari dua siswa perempuan dan dua siswa laki-laki. Beberapa siswa memilih siswa yang terdekat darinya, siswa lainnya berinisiatif untuk bergabung, dan siswa yang pasif pun ikut mencari anggota kelompoknya terutama siswa yang terdekat.

Dapat diamati bahwa siswa mulai menerima lawan jenisnya untuk dipilih menjadi anggota kelompoknya. Guru memberi apresiasi kepada siswa dan setelah semua siswa mendapatkan kelompok, guru meminta siswa untuk kembali ke posisi lingkaran seperti di awal. Semua siswa kembali ke posisinya masing-masing. Siswa kemudian melakukan perputaran

kembali sambil bernyanyi dan ketika guru berseru “STOP” maka

lagu berhenti dan perputaran juga berhenti.

Tahap kedua model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC) adalah siswa saling berbagi informasi. Siswa di lingkaran kecil (dalam) mengeluarkan gambar yang sudah dibawanya dan mulai mengarang cerita berdasarkan gambar tersebut. Siswadi lingkaran kecil (dalam) menyampaikan cerita

157

tersebut kepada pasangannya. Gaya bercerita setiap siswa bermacam-macam. Ada yang serius, namun tetap diselingi dengan tawa canda, ada yang terlalu fokus pada gambar yang dibawanya sehingga kurang memperhatikan lawan bicaranya, dan ada yang dengan lancar menceritakan hasil karangan kepada pasangannya.

Sebagian besar siswa sudah bercerita sesuai dengan materi. Waktu untuk menyampaikan cerita adalah tiga menit. Setelah