• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik atau metode pengumpulan data menurut Suharsimi (2005: 100) adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh seorang peneliti untuk pengumpulan data. Jenis-jenis metode pengumpulan data adalah angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi, skala sikap, dan sebagainya.

77

Penelitian ini menggunakan tiga jenis metode pengumpulan data berupa pengamatan, wawancara dan skala sikap. Pengamatan digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kerja sama siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan danbagaimana pembelajaran berlangsung ketika guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC). Wawancara dilakukan untuk studi pendahuluan dalam rangka menemukan permasalahan yang akan diteliti dan mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Skala sikap digunakan untuk mengukur kerja sama siswa pada pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC).

1. Observasi

Menurut Suharsimi (2006: 156-157), observasi atau pengamatan merupakan kegiatan yang meliputi pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Jadi mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba dan pengecap. Observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yang kemudian digunakan untuk menyebut jenis observasi, yaitu sebagai berikut.

a. Observasi non-sistematis, yang dilakukan pengamat dengan tidak menggunakan instrumen pengamatan.

b. Observasi sistematis, yang dilakukan pengamat dengan menggunakan instrumen pengamatan.

78

Berdasarkan uraian di atas, metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi sistematis. Peneliti menggunakan dua instrumen pengamatan. Instrumen pengamatan yang pertama digunakan untuk mengamati pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC) yang dilakukan oleh guru. Proses pembelajaran yang diamati untuk mengetahui apakah sudah sesuai atau belum pengkondisian pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan tahap-tahap pada model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC). Instrumen pengamatan yang kedua digunakan untuk mengamati kerja sama siswa di dalam pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Inside-Outside Circle (IOC) berdasarkan indikator-indikator kerja sama yang digunakan dalam penelitian ini.

2. Wawancara

Menurut Sugiyono (2013: 194), teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri sendiri atau self report atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur dan dapat dilakukan melalui tatap muka maupun menggunakan telepon. Wawancara tersetruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data dimana peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa petanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah

79

disiapkan juga. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur untuk studi pendahuluan dalam rangka menemukan permasalahan yang akan diteliti dan mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.

3. Skala sikap

Menurut Sugiyono (2013: 199), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Daftar pertanyaan atau pernyataan dapat bersifat terbuka atau tertutup. Pada kuesioner terbuka jawaban tidak ditentukan oleh peneliti sehingga responden bebas memberikan jawaban. Sedangkan pada kuesioner tertutup peneliti memberikan alternatif jawaban untuk dipilih responden. Instrumen yang dapat digunakan dalam menggunakan teknik kuesioner adalah daftar pertanyaan atau pernyataan, checklist dan skala bertingkat. Dalam penelitian ini, pengumpulan data tentang kerja sama siswa menggunakan teknik kuesioner berbentuk skala bertingkat. Skala disajikan dalam bentuk penyataan favorable

dan unfavorable menggunakan skala Likert. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel (Sugiyono, 2013: 134-135). Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang akan berupa pertanyaan atau

80

pernyataan. Jawaban dari setiap item mempunyai gradasi dan penskoran dari sangat positif sampai sangat negatif, antara lain sebagai berikut.

a. Pernyataan favorable:

1) jawaban selalu diberi skor 4, 2) jawaban sering diberi skor 3,

3) jawaban kadang-kadang diberi skor 2, dan 4) jawaban tidak pernah diberi skor 1. b. Pernyataan unfavorable:

1) jawaban selalu diberi skor 1, 2) jawaban sering diberi skor 2,

3) jawaban kadang-kadang diberi skor 3, dan 4) jawaban tidak pernah diberi skor 4. G. Instrumen Penelitian

1. Instrumen Penelitian

Suharsimi (2006: 80) menjelaskan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasil lebih baik. Sugiyono (2013: 148) menambahkan bahwa pada prinsipnya meneliti melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Peneliti-peneliti dalam bidang pendidikan perlu menyusun sendiri instrumen penelitian termasuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Adapun proses penusunan instrumen dimulai dari penentuan variabel-variabel penelitian yang akan

81

diteliti. Dari variabel-variabel tersebut diberikan definisi operasionalnya dan selanjutnya menentukan indikator yang akan diukur. Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Dalam rangka memudahkan penyusunan instrumen maka perlu digunakan kisi-kisi instrumen dalam hal ini kisi-kisi instrumen kerja sama. Penelitian ini menggunakan dua instrumen yaitu sebagai berikut.

a. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini ada dua. Pertama, lembar observasi untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dengan tahap-tahap model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC). Kedua, lembar observasi untuk memperoleh data mengenai kerja sama siswa selama pembelajaran. Dari lembar observasi kedua, dapat diperoleh data lanjutan mengenai kerja sama siswa pada setiap sub indikatornya.

b. Skala Kerja Sama

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. dimana responden akan memilih satu jawaban dari beberapa pilihan jawaban yang disediakan berdasarkan pernyataan-pernyataan yang ada dengan memberikan tanda silang (X). Terdapat dua jenis pernyataan yaitu pernyataan favorable dan pernyataan unfavorable. Jawaban dari setiap item mempunyai gradasi dan penskoran dari sangat positif

82

sampai sangat negatif. Pada pernyataan favorable, skor 4 untuk pilihan jawaban selalu, skor 3 untuk pilihan jawaban sering, skor 2 untuk pilihan jawaban kadang-kadang dan skor 1 untuk tidak pernah. Pada pernyataan unfavorable mendapat skor 1 untuk pilihan jawaban selalu, skor 2 untuk pilihan jawaban sering, skor 3 untuk pilihan jawaban kadang-kadang dan skor 4 untuk tidak pernah. Skala kerja sama diberikan pada pra tindakan, dan pada setiap siklusnya sehingga dapat diketahui bagaimana kerja sama siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC) pada pra tindakan dan pada setiap siklusnya.

2. Uji Coba Instrumen

Daryanto (2011: 80) menjelaskan bahwa untuk menguji keakuratan dalam menjaring data, maka instrumen penelitian perlu diujicobakan terlebih dahulu. Uji coba instrumen dilakukan di luar sasaran penelitian. Secara umum uji coba dimaksudkan untuk memperoleh validitas, reliabilitas, derajat kesukaran dan daya beda instrumen. Dalam penelitian ini uji coba dimaksudkan untuk memperoleh validitas dan reliabilitas instrumen.

a. Validitas

Sugiyono (2013: 173) menjelaskan bahwa instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan datanya itu valid. Valid berarti intrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur

83

apa yang seharusnya diukur. Sebelumnya, instrumen penelitian diuji validitas konstraknya oleh expert judgement yaitu Ibu Aprilia Tina Lidyasari, M. Pd selaku ahli di bidang psikologi pendidikan. Dalam hal ini, instrumen telah dikonstruksi tentang aspek-aspek yang akan diukur dengan berlandaskan teori tentang kerja sama.

Instrumen dalam penelitian ini awalnya berisi 40 butir pernyataan, dari perhitungan 40 butir soal diperoleh 21 soal valid dan 19 soal tidak valid. Hasil dari validitas soal-soal dirangkum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2. Validitas Butir-butir Skala Kerja Sama Siswa.

No Kriteria No. Soal

1. Valid 1, 3, 5, 6, 8 , 12, 15, 16, 18, 21, 22, 23, 24, 27, 28, 30, 31, 33, 34, 37, dan 38 2. Tidak Valid 2, 4, 7, 9, 10, 11, 13, 14, 17, 19, 20, 25, 26, 29, 32, 35, 36, 39, dan 40 b. Reliabilitas

Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0, 836 yang artinya Semakin mendekati 1 maka semakin baik reliabilitasnya. Harga ini lebih besar dari harga r product moment.

Dengan demikian pernyataan-pernyataan yang digunakan telah memenuhi syarat reliabilitas.

84

Berdasarkan elemen-elemen belajar kerja sama yang disampaikan David (Slamet, 2005: 49), peneliti dapat menyusun kisi-kisi instrumen kerja sama yang telah disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe

Inside-Outside Circle (IOC).

Tabel 3. Kisi-kisi Skala Kerja Sama Siswa.

Variabel Indikator Sub Indikator No

Butir Soal ( favo-rable) No Butir Soal ( unfa- vora-ble) Jml Butir Kerja Sama Siswa (David (Slamet, 2005: 149)) Adanya saling ketergantungan yang saling menguntungkan pada anak dalam melakukan usaha secara bersama-sama

Saling membantu sesama teman dalam kelompok

1, 2 3 3

Memiliki kepercayaan terhadap teman dalam kelompok

4, 5 6 3

Interaksi dalam kelompok

Terjalin hubungan yang harmonis sesama teman dalam kelompok

7, 8 9 3

Terdapat pertukaran

informasi sesama teman dalam kelompok

10, 11 12 3

Tanggung jawab individu

Aktif berperan serta dalam kelompok

13, 14 15 3

Menyelesaikan setiap tugas dari kelompok dengan sungguh-sungguh

16, 17 18 3

Kemampuan Interpersonal

Membuka diri untuk

bergaul dalam kelompok

19, 20 21 3

Menerima perbedaan

teman dalam kelompok

22, 23 24 3

85

Terdapat aturan skoring skala kerja sama siswa yang digunakan dalam penelitian ini. Jawaban dari setiap item mempunyai gradasi dan penskoran dari sangat positif sampai sangat negatif. Pernyataan favorable dengan pilihan jawaban selalu mendapat skor 4, skor 3 untuk sering, skor 2 untuk kadang-kadang dan skor 1 untuk tidak pernah. Pernyataan unfavorable dengan pilihan jawaban selalu mendapat skor 1, skor 2 untuk sering, skor 3 untuk kadang-kadang dan skor 4 untuk tidak pernah. Berikut ini merupakan tabel aturan skoring untuk skala kerja sama siswa dalam penelitian ini.

Tabel 4. Aturan Skoring Skala Kerja Sama Siswa.

Pernyataan Pilihan Jawaban

Selalu Sering

Kadang-kadang

Tidak Pernah

Favorable 4 3 2 1

Unfavorable 1 2 3 4

Berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe

Inside-Outside Circle (IOC) menurut Miftahul (2015: 247), peneliti dapat menyusun kisi-kisi instrumen pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe

Inside-Outside Circle (IOC) oleh guru. Instrumen ini untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle

(IOC) sesuai dengan tahap-tahapnya. Berikut ini adalah kisi-kisi observasi pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC) oleh guru.

86

Tabel 5. Kisi-kisi Observasi Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside-Outside Circle (IOC) oleh Guru.

No Indikator/Aspek yang Diamati Nomor Item pada Lembar Observasi

1. Pembentukan 2 kelompok 1

2. Setiap pasangan siswa dari lingkaran kecil dan besar saling berbagi informasi

2 3. Siswa yang berada di lingkaran kecil diam

di tempat, sementara siswa yang berada di lingkaran besar bergeser langkah searah perputaran jarum jam.

3

4. Giliran siswa yang berada di lingkaran besar untuk membagikan informasi

4

JUMLAH 4

Peneliti juga menyusun kisi-kisi instrumen observasi kerja sama siswa berdasarkan empat elemen dasar yang dijelaskan oleh David (Slamet, 2005: 149). Keempat elemen dasar ini sekaligus dijadikan sebagai indikator kerja sama siswa dalam penelitian ini. Selanjutnya indikator diperinci lagi menjadi sub indikator yang selanjutnya digunakan untuk menyusun kisi-kisi instrumen observasi kerja sama siswa sebagai berikut.

87

Tabel 6. Kisi-kisi Observasi Kerja Sama Siswa melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC).

Variabel Indikator Sub Indikator No

Butir Soal (+) No Butir Soal (-) Jml Butir Kerja Sama Siswa (David (Slamet, 2005: 149)) Adanya saling ketergantungan yang saling menguntungkan pada anak dalam melakukan usaha secara bersama-sama

Saling membantu sesama teman dalam kelompok

1, 2 3 3

Memiliki kepercayaan terhadap teman dalam kelompok

4, 5 6 3

Interaksi dalam kelompok

Terjalin hubungan yang harmonis sesama teman dalam kelompok

7, 8 9 3

Terdapat pertukaran

informasi sesama teman dalam kelompok

10, 11 12 3

Tanggung jawab individu

Aktif berperan serta dalam kelompok

13, 14 15 3

Menyelesaikan setiap tugas dari kelompok dengan sunguuh-sungguh

16, 17 18 3

Kemampuan Interpersonal

Membuka diri untuk

bergaul dalam kelompok

19, 20 21 3

Menerima perbedaan

teman dalam kelompok

22, 23 24 3

JUMLAH 24

Terdapat delapan sub indikator yang berasal dari empat indikator kerja sama yang diobservasi selama pembelajaran dalam penelitian ini. Aturan penskoran dan kriteria setiap sub indikator berpedoman pada rubrik (rubrik selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5).Tingkatan skornya adalah skor 1 (sangat kurang), skor 2 (kurang), skor 3 (cukup), skor 4 (baik), dan skor 5 (sangat baik).

88 H. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Teknik analisis deskriptif menurut Sugiyono (2013: 2017) digunakan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan data sebagaimana adanya dengan tidak bermaksud untuk membuat kesimpulan umum (generalisasi). Dengan demikian maka hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan.

Analisis data kuantitatif dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Menghitung jumlah skor yang diperoleh dari lembar pengamatan kerja sama siswa dan skala kerja sama siswa.

2. Mengkonversi skor yang diperoleh dari lembar pengamatan kerja sama siswa dan skala kerja sama siswa ke dalam pedoman penilaian berstandar 10.

Nana (2012: 133) menjelaskan cara untuk mengkonversi skor ke dalam pedoman penilaian berstandar 10 adalah dengan membandingkan skor yang diperoleh dengan skor maksimal lalu dikali 10. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada rumus berikut ini.

Skor Perolehan

X = X 10 Skor Maksimal

Keterangan:

89 a. Skor Skala Kerja Sama

Skala kerja sama berisi 21 butir pernyataan dan skor maksimal setiap butir pernyataan (favorable atau unfavorable) adalah 4. Skor maksimal pada skala kerja sama adalah 21 dikali 4, maka skor maksimalnya adalah 84, sehingga rumusnya menjadi sebagai berikut.

Skor Perolehan

Skor Skala Kerja Sama = X 10 84

b. Skor Observasi

Lembar observasi pertama adalah lembar observasi untuk mengamati keterlaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC) sesuai dengan tahap-tahapnya. Ada empat tahap dan kemunculan setiap tahapnya diberi skor 1, sehingga skor maksimalnya 4. Namun demikian, analisis data yang dilakukan hanya dengan mendeskripsikan keterlaksanaan setiap tahapnya. Lembar observasi kedua adalah lembar observasi untuk mengamati kerja sama siswa. Terdapat delapan sub indikator dan skor maksimal setiap indikatornya adalah 5. Skor maksimal pada lembar observasi kedua adalah 8 dikali 5, maka skor maksimalnya adalah 40, sehingga rumusnya menjadi sebagai berikut.

Skor Perolehan

Skor Observasi Kerja Sama = X 10 40

90

Dari skor observasi kerja sama, dapat juga diketahui skor kerja sama siswa pada setiap sub indikatornya. Ada delapan sub indikator kerja sama yang berasal dari empat indikator kerja sama dalam penelitian ini. Skor maksimal untuk setiap sub indikator adalah 5 dan jumlah subjek penelitian adalah 25 siswa. Maka skor maksimal kerja sama siswa pada setiap sub indikatornya adalah 5 dikali 25, maka skor maksimalnya adalah 125, sehingga rumusnya menjadi sebagai berikut.

Skor Perolehan

Kerja SamaSetiap Sub Indikator = X 10 125

3. Mencocokkan skor hasil konversi (skala kerja sama observasi kerja sama, dan kerja sama setiap sub indikator) dengan tabel pengkategorian berdasarkan pedoman penilaian berstandar 10.

Depdiknas (Wijaya dan Dedi, 2011: 154) memaparkan pedoman penilaian dengan menggunakan standar 10 sebagai berikut.

Tabel 7. Pedoman Penilaian dalam Standar 10.

Rentangan Skor Predikat atau Kategori

8,5 – 10 Sangat Baik (A)

7,0 – 8,4 Baik (B)

5,5 – 6,9 Cukup (C)

4,0 – 5,4 Kurang (D)

< 4,0 Sangat Kurang (E)

4. Setelah skor hasil konversi (skala kerja sama observasi kerja sama, dan kerja sama setiap sub indikator) diperoleh, kemudian dicocokkan dengan pedoman penilaian dalam standar 10 di atas, sehingga dapat diketahui

91

kerja sama siswa (berdasarkan skala, berdasarkan observasi kerja sama, dan berdasarkan kerja sama setiap sub indikatornya) berada pada kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, atau sangat kurang.

I. Indikator Keberhasilan

Penetapan kriteria dihentikannya siklus dan dapat dikatakan berhasil dalam penelitian ini berdasarkan pada hasil diskusi antara peneliti dengan guru kelas III SD N Kepek, Pengasih. Menurut Daryanto (2011: 83) indikator keberhasilan merupakan tolak ukur tingkat ketercapaian dari tindakan yang diberikan. Penentuan kriteria keberhasilan penelitian didasarkan pada pendapat Nana (2009: 8) yang menjelaskan bahwa dalam konsep belajar tuntas, keberhasilan siswa ditentukan dengan kriteria yaitu berkisar 75-80 persen dari nilai yang seharusnya dicapai. Kurang dari kriteria tersebut dinyatakan belum berhasil. Nana (2009: 107) menegaskan makin tinggi kriterianya maka makin tinggi pula kualitas hasil belajar yang dituntutnya.

Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini yaitu 75 persen siswa kelas III (19 siswa) mencapai kerja sama pada kategori baik dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle (IOC). Secara kuantitatif, jika jumlah skor semua indikator secara keseluruhan mencapai ≥

7,0 (setelah dikonversi ke standar 10) maka kerja sama siswa berada pada kategori baik.

92 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN