• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian tentang Kerja Sama Siswa

1. Pengertian Kerja Sama

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Kajian tentang Kerja Sama Siswa

1. Pengertian Kerja Sama

Dalam ilmu psikologi sosial, manusia dan kegiatan-kegiatannya merupakan objek dari psikologi. Manusia secara hakiki merupakan makhluk individual, makhluk sosial, dan makhluk berketuhanan. Gerungan (1991: 22) mengartikan manusia sebagai makhluk sosial yang berarti setiap manusia merupakan pribadi yang khas menurut corak kepribadiannya, termasuk kecakapan-kecakapannya sendiri. Pada konteks interaksi sosial, manusia dianggap sebagai makhluk sosial karena tidak mampu hidup tanpa mendapatkan bantuan dari orang lain atau saling memberikan bantuan kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Gerungan (1991: 25) menjelaskan bahwa manusia mulai membentuk kelompok-kelompok untuk berinteraksi. Manusia mulai mengakui bahwa ia mempunyai peranan dalam kelompoknya yang berdasarkan hubungan timbal balik dengan anggota lainnya. Keberadaan kelompok membantu mengembangkan kecakapan manusia untuk dapat memberikan sumbangan kepada kelompok sosialnya.

Hal senada disampaikan oleh Tim Penulis Fakultas Psikologi UI (2009: 167) yang menganggap bahwa manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari kelompok. Ketika manusia lahir, ia adalah bagian dari

15

kelompok kecil yang dinamakan keluarga. Selanjutnya, manusia mulai menjadi anggota dari berbagai kelompok di lingkungan rumah, sekolah, tempat kerja, dan di tengah masyarakat. Di dalam kelompok, manusia membutuhkan untuk saling berinteraksi terhadap orang lain dalam kelompoknya.

Interaksi sosial adalah bentuk umum proses sosial dan merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Menurut Soerjono (2010: 62), interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Terdapat dua syarat terjadinya interaksi sosial yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi. Soerjono (2010: 62) menjelaskan tentang kedua syarat tersebut yaitu (1) adanya kontak sosial (social contact), kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk yaitu antar individu, antar individu dengan kelompok, antar kelompok, kontak sosial juga dapat bersifat langsung maupun tidak langsung dan (2) komunikasi, yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut, orang yang bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Soerjono (2010: 60) menjelaskan bahwa kontak sosial yang bersifat positif akan menghasilkan kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial. Terdapat

16

tiga bentuk dari interaksi sosial yang dilakukan oleh manusia yaitu kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan pertikaian (conflict).

Soerjono (2010: 65) menambahkan bahwa berbagai ahli sosiolog menganggap kerja sama merupakan interaksi sosial yang pokok, sedangkan beberapa sosiolog lainnya menganggap kerja sama merupakan proses utama dalam interaksi sosial. Pendapat lain disampaikan oleh Anita (2004: 28) yang menganggap kerja sama sebagai kebutuhan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup, tanpa bekerja sama tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, atau sekolah. Kerja sama memungkinkan individu untuk berinteraksi dengan individu lainnya. Setiap individu sebenarnya dekat dengan kerja sama, baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kehidupan di tempat kerja atau sekolah. Hal senada disampaikan oleh Samples (2002: 211) yang mendefinisikan kerja sama sebagai kondisi yang alamiah dan merupakan ungkapan mendasar cara kerja sistem otak-pikiran.

Yudha, dkk (2005: 39) mendefinisikan kerja sama sebagaigejala saling mendekati untuk mengurus kepentingan bersama dan tujuan yang sama. Kerja sama dapat dijumpai dalam seluruh proses sosial atau masyarakat yang terjadi diantara seseorang dengan orang lain, kelompok dengan kelompok, dan kelompok dengan seseorang. Sarwono (2011: 139) menambahkan bahwa kerja sama merupakan bentuk kelompok yang terdiri dari lebih dari seseorang yang melakukan tugas dengan dengan

17

sejumlah peraturan dan prosedur. Diperjelas oleh Syarbaini dan Rusdiyanta (2009: 28) bahwa kerja sama timbul karena orientasi orang terhadap kelompoknya, maka harus ada kondisi pembagian kerja yang serasi dan imbalan yang jelas. Kerja sama akan bertambah kuat apabila ada ancaman dari luar atau sesuatu yang menyinggung nilai kesetiaan, adat istiadat dari kelompok tersebut.

Soerjono (2010: 65-66) menambahkan definisi kerja sama sebagai suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Kerja sama timbul dikarenakan orientasi orang perseorangan terhadap kelompoknya (in group) dan kelompok lainnya (out group). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa kerja sama melibatkan lebih dari satu orangyang memiliki tujuan bersama. Tidak boleh terdapat tujuan yang berbeda di dalamnya yang akan membuat kerja sama tersebut tidak berjalan semestinya.

Bowo dan Andy (2007: 50-51) menyebutkan bahwa dalam pelaksanaan kerja sama harus tercapai keuntungan bersama. Pelaksanaan kerja sama hanya dapat tercapai apabila diperoleh manfaat bersama bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya (win-win). Sejalan dengan pendapat Sumarti (Fredian, 2015:45-46) yang mendefinisikan kerja sama sebagaisuatu kegiatan bekerja bersama dalam rangka mencapai sesuatu tujuan bersama. Tidak ada pihak yang dirugikan sementara pihak lainnya

18

diuntungkan. Apabila ada salah satu pihak yang dirugikan, maka kerja sama tidak lagi terpenuhi. Dalam upaya mencapai keuntungan atau manfaat bersama dari kerja sama, perlu adanya komunikasi yang baik antara semua pihak dan pemhaman yang sama terhadap tujuan bersama. Soerjono (2010: 61) mempertegas pentingnya komunikasi yang dilakukan oleh orang perseorangan atau antara kelompok-kelompok manusia dapat menjadi salah satu syarat terjadinya kerja sama.

Kerja sama memiliki tantangan tersendiri bagipelakunya karena setiap individu memiliki sifat dan sikap berbeda-beda sehingga dibutuhkan pemahaman antara satu dengan yang lainnya. Dijelaskan oleh Yudha (2005: 41), kerja sama akan terbentuk apabila semua orang memiliki tujuan yang sama tentang hal yang ingin dicapai. Dalam menetapkan tujuan yang sama untuk semua orang bukanlah hal yang mudah. Hampir setiap orang yang terikat dalam suatu kelompok mempunyai kepentingan sendiri yang ingin dicapai oleh keberhasilan kelompok. Oleh sebab itu, tujuan harus dapat mengakomodasikepentingan individual yang tergabung dalam suatu kelompok. Perlu adanya penerimaan bagi setiap anggota kelompok untuk menjalankan tujuan bersama yang telah disepakati dan ditetapkan.

Dari beberapa definisi tentang kerja sama diatas, dapat disimpulkan bahwa kerja sama merupakan suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia yang saling berinteraksi untuk

19

mencapai satu atau beberapa tujuan dengan komitmen yang kuat agar tujuan dapat tercapai dan memberikan manfaat kepada para anggota yang saling bekerja sama. Di dalam kerja sama terdapat hubungan yang saling menguntungkan antara anggotanya, adanya tanggung jawab individu dan adanya kesadaran untuk mewujudkan tujuan yang telah disepakati.