• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Tangkapan Sampingan ( bycatch ) Trawl Demersal

Komposisi ikan-ikan hasil tangkapan sampingan dari perikanan trawl demersal skala industri melebihi (95%). Dari total bycatch yang tertangkap 6-18 % dimanfaatkan oleh nelayan sementara sisanya dibuang kelaut (discarded). Komposisi bycatch terdiri dari ikan, krustase dan moluska. Untuk ikan-ikan hasil tangkapan sampingan didominasi ikan-ikan berukuran kecil. Kondisi ini menjadi masalah utama dimana pada pengoperasian trawl demersal didunia terdiri dari ikan-ikan juvenil yang tertangkap karena menggunakan ukuran mata jaring yang kecil (Robins-Troeger, 1994).

Secara keseluruhan masing-masing jenis bycatch reduction device

memberikan keragaman spesies yang berbeda dimana TED super shooter terdiri 23 spesies ikan, 2 spesies krustase dan 1 spesies moluska. Square mesh window

terdiri dari 27 spesies ikan dan 2 spesies krustase. Fish eyeterdiri dari 20 spesies ikan dan 2 spesies krustase. Perbedaan ini diduga berkorelasi dengan pengaruh lokasi dari setiap towing, waktu pengoperasian dan pasang surut (Stephenson et al. 1982 yang dikutip dalam Kennelly, 1995). Bycatch reduction device jenis

square mesh window dan fish eye efektif dalam mengurangi hasil tangkapan sampingan (bycatch) per towing kemudian diikuti oleh TEDsuper shooter. Dari ketiga jenis BRD ini memanfaatkan perbedaan reaksi dari udang dan ikan ketika tertangkap dengan trawl. Reaksi ini dapat dilihat ketika ikan-ikan pelagis dan ikan demersal digiring didepan mulut trawl terjadi pemisahan antara ikan demersal dan ikan pelagis. Dimana ikan demersal yang kemampuan renang nya rendah masuk kedalam kantong (Wardle, 1993).

Hasil uji coba penangkapan di Arafura persentase morfologi ikan yang diloloskan oleh BRD jenis fish eye mengurangi ikan compressed (10,23%) dan

anguilliform (4,62%). Square mesh window mengurangi ikan yang berbentuk

compressed (6,23%) sedangkan TED super shooter mengurangi ikan yang berbentuk compressed (4,98%) dan anguilliform (0,47%). Bila dibandingkan

dengan mengamati proses pelolosan ikan di flume tank hasilnya BRD jenis fish eyedan square mesh windowmemiliki persentase yang tinggi dalam meloloskan ikan. Beberapa penelitian sebelumnya menyebutkan jenissoft bycatch reduction device dengan memasang square mesh pada bagian atas codend cukup efektif dalam mengurangi hasil tangkapan sampingan tanpa mengurangi hasil tangkapan udang (Broadhurst dan Kennelly, 1994; Briggs, 1992). Jenis BRD yang menggunakan kisi (grid) berfungsi sebagai pengarah bagi ikan-ikan yang bukan menjadi tujuan penangkapan untuk meloloskan diri melalui celah pelolosan (exit hole) yang berada dibagian bawah. Ikan-ikan yang berukuran kecil dan sudah dalam kondisi kelelahan (exhausted) akan melewati kisi dari TED karena lebar dari tubuh ikan yang lebih kecil. Seperti yang dinyatakan Isaksen dan Valdermasen, (1994) bahwa ikan-ikan yang berukuran kecil dengan kondisi kelelahan akan masuk kedalam kantong melewati kisi bersama udang. Selain itu kelemahan dari BRD yang menggunakan kisi adalah ikut keluarnya udang melalui celah pelolosan karena kisi terhalang oleh suatu benda seperti kayu atau material lainnya.

Karakteristik hasil tangkapan sampingan trawl demersal skala industri didominasi oleh ikan-ikan yang berukuran kecil dengan morfologi compressed.

Ikan jenis compressed yang tertangkap umumnya compressed campuran dan

compressed pipih tegak. Sedangkan untuk proporsi yang ikan depressed,

anguilliform dan fusiform relatif kecil. Hasil evaluasi dari ketiga jenis BRD tersebut menunjukkan bahwafish eye dansquare mesh windowmengurangi ikan

bycatch yang berbentuk compressed. Dengan pertimbangan hal tersebut diatas maka untuk mengurangi hasil tangkapan sampingan (bycatch) dapat dilakukan dengan perbaikan teknologi penangkapan ikan melalui pemasangan bycatch reduction device.Bycatch reduction device yang sesuai untuk perikanan demersal trawl skala industri yaitu mata ikan (fish eye) dan jendela empat persegi (square mesh window).

8.1.2 Hasil tangkapan sampingan trawl demersal skala kecil

Karakteristik ikan-ikan hasil tangkapan sampingan (bycatch) untuk kedua lokasi menunjukkan adanya perbedaan dalam komposisi spesies yang tertangkap Hasil tangkapan sampingan trawl demersal skala kecil dari kedua lokasi penelitian

di dominasi oleh ikan-ikan yang berukuran kecil. Secara kesuluruhan berat total tangkapan pada bulan Juli lebih sedikit dibandingkan dengan bulan Desember untuk kedua lokasi (Blanakan dan Eretan Kulon). Walaupun secara berat total pada bulan Desember lebih besar akan tetapi persentasi perbedaan berat total dari ikan hasil tangkapan sampingan dengan hasil tangkapan utama proporsi nya lebih tinggi untuk bulan Juli dibandingkan Desember. Walaupun secara total berat total hasil tangkapan bulan Desember lebih besar tetapi secara persentase hasil tangkapan sampingan dengan hasil tangkapan utama nya lebih kecil. Komposisi hasil tangkapan sampingan di Blanakan di dominasi oleh ikan yang berbentuk

compressed (Leiognathidae, Sciaenidae, Nemipteridae dan Mullidae) sementara untuk di Eretan Kulon di dominasi oleh ikan yang berbentuk compressed

(Sciaenidae, Leiognathidae, Nemipteridae, dan Mullidae) dan fusiform

(Synodontidae). Hasil tangkapan sampingan dari kedua lokasi bervariasi berdasarkan jumlah spesies yang tertangkap tetapi tidak ada spesies yang dominan hal ini menunjukkan bahwa kedua lokasi penelitian memiliki kondisi perairan yang relatif sama dimana habitat dasar perairannya berlumpur dan berpasir serta dipengaruhi oleh sungai. Sadhotomo (1990) mengatakan bahwa ikan-ikan Pomadasydae, Synodontidae dan Nemipteridae merupakan taksonomik yang mencirikan komunitas karang atau pasir, sedangkan ikan-ikan seperti Leiognathidae dan Sciaenidae mencirikan komunitas demersal atau lumpur.

Karakteristik hasil tangkapan sampingan dari trawl demersal skala kecil selain persentasenya cukup tinggi (>80%) juga adanya perbedaan proporsi untuk lokasi dan bulan yang berbeda (Juli dan Desember). Tertangkapnya ikan-ikan berukuran kecil di kedua lokasi berkorelasi dengan ukuran mata jaring yang digunakan pada bagian kantong yang mempunyai ukuran mata jaring 20 mm. Penggunaan ukuran mata jaring pada bagian codend dikarenakan trawl demersal ditujukan untuk menangkap udang. Sampai saat ini alternatif solusi untuk untuk mengurangi perikanan trawl demersal skala kecil belum pernah dilakukan. Untuk mengurangi ikan hasil tangkapan sampingan dari trawl demersal skala kecil harus mempertimbangkan beberapa aspek yaitu: besarnya alat tangkap yang digunakan, kemudahan dalam pengoperasian, ketersediaan material dan pembuatannya mudah. Selain itu faktor lain yang juga penting adalah karakteristik dari bycatch

serta morfologi ikan yang tertangkap. Dengan memperhatikan adanya karakteristik serta morfologi ikan yang tertangkap dengan trawl demersal skala industri yang didominasi oleh jenis compressed. Serta hasil pengamatan pada skala flume tank menunjukkan bahwa square mesh window dan fish eye

mempunyai persentase rata-rata meloloskan ikan-ikan dengan bentuk compressed

lebih tinggi dibandingkan dengan TED super shooter. Berdasarkan adanya kesamaan karakteristik hasil tangkapan sampingan untuk trawl demersal skala industry dan skala kecil maka BRD jenis soft BRD memungkinkan untuk digunakan. Penggunaan jenis soft BRD ini dapat digunakan dengan beberapa pertimbangan : 1) perlu adanya modifikasi bentuk square mesh window danfish eye yang sesuai dengan ukuran codend yang digunakan; 2) mudah dalam pemasangan nya serta material yang mudah untuk didapatkan; 3) pemeliharaan nya yang tidak rumit.

8.2 Pengelolaan Perikanan Trawl Demersal dalam Mengurangi Hasil