• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komposisi morfologi hasil tangkapan sampingan

6.2 Tujuan Penelitian

7.5.2 Komposisi morfologi hasil tangkapan sampingan

Berdasarkan hasil penelitian di kedua lokasi menunjukan bahwa ikan hasil tangkapan sampingan didominasi oleh ikan berbentuk pipih (compressed)dengan lebar badan berkisar antara 0,2 – 2,2 cm dengan panjang berkisar 7,0 – 20,5 cm. Bentuk pipih dari ikan yang tertangkap dengan jaring arad merupakan bentuk ikan yang banyak tertangkap untuk ikan dasar untuk di perairan Utara Jawa (Mahiswara, 2004). Famili dari Leiognathidae, Sciaenidae, Nemipteridae dan Mullidae merupakan jenis ikan yang banyak tertangkap di perairan utara Jawa dalam pengoperasian trawl dasar dan tertangkap sebagai ikan yang bukan menjadi tujuan utama dari penangkapan ( Ernawati, 2007; Sumiono dan Nuraini, 2007). Ikan-ikan berukuran kecil yang tertangkap oleh jaring arad sangat berkorelasi dengan ukuran mata jaring yang digunakan yaitu 20 mm. Hal ini yang menjadikan alat tangkap trawl dasar tergolong alat tangkap yang selektivitasnya masih rendah (Wiyonoet al. 2006).

Morfologi serta densitas dari ikan hasil tangkapan sampingan ini akan dijadikan informasi dasar dalam pengembangan alat tangkap trawl untuk mengurangi hasil tangkapan sampingan. Upaya yang dilakukan dengan memasang

bycatch reduction device yang sesuai dengan jenis ikan yang akan diloloskan (Brewer et al. 2006; Robins dan McGilvray, 1999). Lebih jauh lagi ikan-ikan yang mempunyai bentuk pipih (compressed), mempunyai tingkah laku renang ini sangat baik untuk berbalik dengan cepat dan berenang dengan cepat untuk jarak pendek (Sea Grant http : // www . aqua . org/animals.html). Faktor lain yang menentukan pelolosan ikan oleh suatu bycatch reduction device ditentukan oleh respon secara tactile dan visual stimuli (Glass dan Wardle, 1995); kepadatan, kelimpahan dan tingkah laku ikan pada bagian kantong (Broadhurstet al. 1999) serta morfologi dari ikan yang akan diloloskan (Broadhurst, 2000).

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ikan-ikan yang tertangkap didominasi oleh bentuk ikan compressed dengan lebar tubuh yang tipis berkisar antara 0.2 – 2.2 cm dengan panjang berkisar antara 7 – 20.5 cm. Bentuk pipih dari ikan-ikan yang tertangkap dengan jaring trawl merupakan bentuk ikan yang banyak tertangkap untuk ikan-ikan dasar di perairan utara Jawa (Mahiswara, 2004). Ikan-ikan tersebut banyak ditemukan dan tertangkap sebagai ikan yang

bukan menjadi tujuan utama dari penangkapan demersal trawl skala kecil. Pengoperasian alat tangkap demersal trawl skala kecil ditujukan untuk menangkap udang sedangkan ikan-ikan lainnya banyak yang tertangkap dikategorikan sebagai ikan hasil tangkapan sampingan.

Berdasarkan data morfologi dari ikan hasil tangkapan sampingan di Blanakan menunjukkan bahwa ikan yang tertangkap didominasi olehcompressed

yaitu dari famili Leiognathidae, Scianidae, Nemipteridae dan Mullidae sedangkan untuk yang berbentukdepressed didominasi oleh platycephalidae. Ikan-ikan yang berbentuk compressed ini cenderung membentuk suatu schooling dengan kemampuan renang (swimming ability), visual acuity dan optomotor reaction

yang lebih baik dibandingkan dengan krustase (Wardle, 1983). Pengumpulan data morfologi serta tingkah laku dari ikan yang akan diloloskan sangat dibutuhkan karena sangat berpengaruh terhadap bentuk dari BRD yang akan akan dipasang pada suatu alat tangkap (Watson, 1989; Briggs, 1992).

Teknologi yang tepat untuk meloloskan ikan hasil tangkapan sampingan tersebut dilakukan dengan menganalisa morfologi dari ikan yang akan diloloskan serta tingkah laku dari ikan (Broadhurst, 2000; Eayrs, 2005). Proporsi morfologi dari hasil tangkapan sampingan, perbedaan bulan dan lokasi dapat dijadikan dasar dalam pengembangan alat tangkap trawl untuk mengurangi hasil tangkapan sampingan. Perbaikan teknologi yang akan digunakan perlu dilakukan dengan mempertimbangkan karakteristik sumberdaya serta teknologi yang digunakan nelayan jaring arad. Berdasarkan pertimbangan di atas, perbaikan teknologi dapat dilakukan secara efektif pada alat tangkap jaring arad Dengan memperhatikan faktor teknis dari bagian kantong (codend) jaring arad yang dibuat dari bahan PE

multifilamentdengan mesh size ¾ inci dimana jumlah mata jaring kearah panjang 55 mata dan keliling mata jaring 170 mata. Hal ini tentu akan mempengaruhi bentuk geometri dari bagian kantong (codend) tersebut. Upaya yang dilakukan dengan memasang bycatch reduction device yang sesuai dengan jenis ikan yang akan diloloskan (Broadhurst, 2000).

Dengan pertimbangan hal tersebut diatas maka jenis BRD yang sesuai untuk diterapkan pada jaring arad di Blanakan adalah BRD yang tidak

menggunakangrid (kisi) dan bentuknya simpel yaitu jenis jendela empat persegi (square mesh window) atau mata ikan (fish eye). Sedangkan untuk ikan hasil tangkapan sampingan di Eretan Kulon didominasi oleh jenis ikan yang berbentuk

compressed dari famili sciaenidae dan mullidae serta fusiform (synodontidae). Karena ikan-ikan yang akan diloloskan berbentuk compressed mempunyai karakteristik tingkah laku yang sama dengan di Blanakan maka untuk daerah Eretan Kulon jenis BRD yang dapat digunakan adalah jendela empat persegi (square mesh window) atau mata ikan (fish eye).

Bycatch reduction device jenis jendela empat persegi (square mesh window) dipasang pada bagian atas kantong (codend) yang mengurangi kecepatan arus air dimana ikan-ikan berbentuk compressed dan berukuran kecil dapat menjaga posisinya dekat lubang pelolosan. Dengan tetap terbukanya mata jaring yang berbentuk empat persegi memungkinkan untuk ikan-ikan yang mempunyai bentuk compressed dapat meloloskan diri melalui jaring tersebut. Demikian juga dengan mata ikan (fish eye) yang dipasang pada bagian atas codend dengan sebuah bingkai berbentuk mata ikan, sehingga ikan-ikan yang berbentuk

compressed dapat meloloskan diri. Kedua jenis bycatch reduction device (BRD) tersebut direkomendasikan untuk perbaikan teknologi alat tangkap mini trawl dalam mengurangi hasil tangkapan sampingan di perairan Utara Jawa.

7.6 Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah :

1. Hasil tangkapan utama jaring arad di Blanakan pada bulan Juli didominasi udang krosok (Parapenaeopsis sculptilis) yaitu sebesar 44,20 kg (10,84%). Pada bulan Desember udang jerbung(Penaeus merguiensis), sebesar 92,0 kg (9,39%). Komposisibycatch bulan Juli 2007, spesies didominasi oleh pepetek

(Leiognathus sp) dengan berat sebesar 71,0 kg atau 17,41% dari hasil tangkapan total yang didaratkan. Rasio berat hasil tangkapan utama dengan

bycatch pada bulan Juli 2007 adalah 52,92 kg : 354,88 kg (1 : 6). Bycatch

bulan Desember 2007 didominasi oleh pepetek (Leiognathus sp) sebesar 113,20 kg (11,55). Rasio berat hasil tangkapan utama dengan bycatch pada bulan Desember adalah 192 kg : 788,20 kg (1 : 4).

2. Hasil tangkapan utama jaring arad di Eretan Kulon pada bulan Juli 2007 didominasi oleh udang krosok (Parapenaeopsis sculptilis), yaitu sebesar 57,40 kg (15,31%). Pada bulan Desember hasil tangkapan utama terdiri atas udang kipas (Penaeus squamosus) sebesar 68,00 kg (7,67%). Bycatch bulan Juli 2007, didominasi oleh bloso (Saurida tumbil) sebesar 39,10 kg (10,43%). Rasio berat hasil tangkapan utama dengan hasil tangkapan sampingan pada bulan Juli adalah 101,38 kg : 273,43 kg (1 : 3). Pada bulan Desember

bycatch didominasi oleh pepetek (Leiognathus sp) sebesar 122,00 kg (13,77%). Rasio berat hasil tangkapan utama dengan hasil tangkapan sampingan pada bulan Desember adalah 194,2 kg : 692 kg (1 : 4).

3. Bycatch untuk di Blanakan pada bulan Juli 2007 terdiri dari ikan-ikan yang berbentuk compressed 57,15%, fusiform 22,82%, depressed 14,11% dan

mixed 5,92%. Sedangkan pada bulan Desember terdiri dari compressed

52,02%,depressed21,62%, fusiform18,34% danmixed8,02%.

4. Bycatch untuk di Eretan Kulon pada bulan Juli 2007 terdiri dari ikan-ikan yang berbentuk compressed59,5%, fusiform 17,57%, depressed 14,23% dan

mixed 8,74%. Bulan Desember terdiri dari compressed 53,85%, fusiform

8 PEMBAHASAN UMUM

8.1 Hasil Tangkapan Sampingan (bycatch) Trawl Demersal