• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keadaan umum perikanan tangkap di PPI Blanakan

4.1 Kabupaten Subang

4.1.2 Keadaan umum perikanan tangkap di PPI Blanakan

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 1999 wilayah administratif Kabupaten Subang terbagi atas 22 kecamatan dengan jumlah desa 243 dan 8 kelurahan. Dari 22 kecamatan yang ada, hanya 4 kecamatan yang merupakan kecamatan di wilayah pesisir, yaitu kecamatan Blanakan, Kecamatan Pamanukan, Kecamatan Legonkulon, dan Kecamatan Pusakanegara.

Wilayah Kabupaten Subang memiliki wilayah pesisir dengan panjang garis pantai kurang lebih 68 km. Wilayah kecamatan Blanakan, mempunyai luas 85,81 km2, yang terdiri dari 9 desa. Diantara desa-desa yang berada dibawah naungan Kecamatan Blanakan, terdapat 7 desa yang merupakan desa pesisir yaitu Desa Cilamaya Hilir, Rawameneng, Jayamukti, Blanakan, Langensari, Muara dan Tanjung Tiga.

Desa Blanakan terletak di 6º10’ - 6º22’ Lintang Selatan dan 107º30’ - 107º53’ Bujur Timur dengan luas wilayah 980.463 ha.Secara umum Blanakan beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata per tahun sekitar 2.300 mm dan rata- rata jumlah bulan hujan adalah 4 bulan, dengan suhu rata-rata harian sebesar 29ºC. Sebagai daerah pesisir,bentang wilayah untuk Desa Blanakan digolongkan kedalan Zona 3 (tiga) dengan ketinggian 2,5 m dpl.

Jarak dari Desa Blanakan ke ibu kota kecamatan sekitar 1 km sedangkan jarak ke ibu kota kabupaten sekitar 46,3 km dan berjarak 112 km dari ibu kota

Provinsi Bandung. Letak Blanakan yang berada pada posisi strategis, memberikan keuntungan tersendiri terhadap kehidupan ekonomi di Desa Blanakan. Lengkapnya sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi akan memudahkan pelaku-pelaku ekonomi untuk melakukan aktivitas ekonomi, seperti produksi dan pemasaran.

Keuntungan tersebut tentunya akan memberikan pengaruh positif terhadap sektor perikanan khususnya sub sektor perikanan tangkap. Salah satu contoh keuntungan dari letak strategis Desa Blanakan untuk perikanan tangkap adalah kemudahan dalam memasarkan hasil tangkapan, baik untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat setempat maupun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat luar kota bahkan luar provinsi.

1) Sarana dan Prasarana Penangkapan

Pangkalan pendaratan ikan yang ada kecamatan Blanakan sampai saat ini terdapat di empat lokasi yaitu PPI Blanakan di desa Blanakan, PPI Cilamaya Girang di Desa Cimalaya Girang, PPI Muata Ciasem di Desa Muara Ciasem dan PPI Karya Baru di Desa Rawameneng. Dibandingkan dengan ke empat lokasi PPI tersebut PPI Blanakan merupakan PPI yang paling banyak kegiatannya baik dari sisi kapal penangkap ikan, bakul dan penjual ikan. Banyaknya aktifitas di PPI Blanakan dibandingkan dengan tempat lainnya dikarenakan PPI Blanakan memiliki sarana dan prasarana yang lebih lengkap dibandingkan PPI lainnya.

Seperti pelabuhan perikanan umumnya fasilitas pelabuhan yang terdapat di PPI Blanakan mempunyai beberapa fasilitas sebagai berikut :

1. Fasilitas pokok terdiri dari dermaga dan kolam pelabuhan;

2. Fasilitas fungsional terdiri dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI), bengkel, pabrik ikan, galangan kapal, Solar Packed Dealer Nelayan (SPDN), tempat pemasaran dan lainnya;

3. Fasilitas penunjang yang terdiri dari pertokoan, kantor syahbandar, kantor pengelola TPI, kantin dan mushola.

Fasilitas dan aktivitas perdagangan ikan di PPI Blanakan di kelola oleh KUD Inti Mina Fajar Sidik yang merupakan KUD mandiri sejak tahun 1990

(Surat Keputusan Menteri Koperasi RI no: 344/KPTS/M/III/1990). Kegiatan utama yang dilakukan oleh KUD Mina Fajar Sidik adalah pelelangan ikan. Unit usaha TPI ini berfungsi untuk menstabilkan harga ikan melalui penambahan bakul ikan serta peningkatan sarana dan prasarana.

2) Kapal

Kapal yang berlabuh di PPI Blanakan dapat dikelompokkan ke dalam 3 jenis, yaitu kapal yang berukuran besar (≥30GT), sedang (10-30GT) dan kecil <10 GT). Kapal yang berukuran besar pada umumnya digunakan oleh nelayan pendatang dari pekalongan yang mengoperasikan alat tangkap pukat cincin (purse seine). Kapal ikan yang berukuran sedang maupun kecil umumnya dimiliki oleh nelayan lokal di sekitar PPI Blanakan. Jumlah kapal ikan dari setiap kategori ukuran di PPI Blanakan menunjukkan penurunan (Tabel 2). Sebagai contoh, jumlah kapal besar menurun dari 48 unit pada tahun 2004 menjadi 32 unit pada tahun 2008 sementara kapal sedang menurun dari 256 unit pada tahun 2004 menjadi 172 unit pada tahun 2008.

Tabel 2 Perkembangan jumlah kapal di PPI Blanakan tahun 2004 sampai 2008

No Ukuran Kapal Tahun

2004 2005 2006 2007 2008

1 Besar 48 37 30 30 32

2 Sedang 256 198 161 159 172

3 Kecil 38 29 24 24 26

Jumlah 342 265 215 213 230

Sumber : KUD Inti Mina Fajar Sidik, 2009 (diolah kembali)

Penurunan jumlah kapal ini disebabkan oleh peningkatan biaya operasional penangkapan karena kenaikan harga bahan bakar minyak; harga solar meningkat dari Rp 1950/liter menjadi Rp 4500/liter. Penurunan jumlah kapal ikan berlanjut karena banyak dari nelayan yang tidak mampu mempertahankan kapalnya akibat mahalnya biaya operasional. Akan tetapi pada tahun 2008 jumlah kapal yang berada di PPI Blanakan kembali mengalami peningkatan sebesar 7,98%.

3) Alat Tangkap

Jenis alat penangkap ikan yang dioperasikan di PPI Blanakan terdiri dari purse seine, cantrang, jaring kantong, jaring bondet, jaring tegur, pancing dan jaring cumi. Di antara tujuh alat tersebut, jaring kantong/udang adalah alat tangkap yang paling banyak digunakan (Tabel 3).

Tabel 3 Perkembangan jumlah alat tangkap di PPI Blanakan Tahun 2004 – 2008

No Jenis alat tangkap Tahun

2004 2005 2006 2007 2008

1 Jaring Purse seinek 48 37 30 30 32

2 Jaring Cantrang 62 48 39 39 42 3 Jaring Kantong/udang 145 112 91 90 97 4 Jaring Bondet 15 12 10 10 11 5 Jaring Tegur 12 9 7 7 8 6 Pancing 49 38 31 30 32 7 Jaring Cumi 11 9 7 7 8 Jumlah 342 265 215 213 230

Sumber : KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, 2009 (diolah kembali)

Jaring kantong atau disebut dengan jaring udang merupakan jaring yang terdiri dari tiga bagian yaitu sayap, badan dan bagian kantong dengan menggunakan otterboard untuk membuka jaringnya (Tabel 3). Jaring kantong/udang yang dioperasikan di PPI Blanakan dari segi konstuksinya dan metode pengoperasiannya sama dengan jaring arad. Alat tangkap jaring arad ini ditujukan untuk menangkap udang dan ikan demersal lainnya. Jumlahnya mengalami penurunan selama tahun 2004 – 2006 dengan nilai rata-rata 20%. Sedangkan pada tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 7,8%. Jaring arad yang beroperasi di Desa Blanakan pada umumnya merupakan jaring arad tradisional yang menggunakan alat bantu garden untuk menarik jaringnya.

4) Produksi dan nilai produksi per jenis ikan yang didaratkan di TPI Blanakan

Berdasarkan data Dinas Perikanan Kabupaten Subang tahun 2007, sedikitnya terdapat 23 jenis ikan yang didaratkan di PPI Blanakan. Persentase tertinggi berdasarkan volume produksi didominasi oleh petek (Leiognathus sp)

dengan volume produksi sebesar 523,6 kg, diikuti kemudian oleh tigawaja (Johnius dussumieri) sebesar 284,61 kg, songot (Arius sp) sebesar 250,32 kg dan tongkol (Euthynnusspp) sebesar 220,41 kg (Tabel 4).

Tabel 4 Data Produksi dan nilai produksi per jenis ikan satu tahun terakhir (Juni 2006-Juli 2007) No Nama Ikan Volume Produksi (kg) Persentase (%) Nilai produksi (Rp) Persentase (%) 1 Layang 116,53 3,56 1.250.270.000 6,02 2 Bawal 54,10 1,66 55.682.000 0,27 3 Kembung 118,52 3,63 950.720.000 4,58 4 Selar 73,25 2,24 1.506.730.000 7,25 5 Tembang 175,71 5,38 1.008.827.000 4,85 6 Rebon 10,63 0,33 350.215.000 1,69 7 Tongkol 220,41 6,74 3.830.526.000 18,43 8 Tenggiri 82,60 2,53 1.871.650.000 9,01 9 Layur 66,18 2,02 178.590.000 0,86 10 Remang 123,56 3,78 605.598.000 2,91 11 Tigawaja 284,61 8,71 1.250560.500 6,02 12 Ekor kuning 15,23 0,47 160.580.000 0,77 13 Ikan kuwe 1,25 0,04 230.165.000 1,11 14 Petek 523,6 16,02 950.587.000 4,57 15 Manyung 140,52 4,30 798.562.000 3,84 16 Songot 250,32 7,66 880.664.000 4,24 17 Cucut 169,80 5,19 442.697.000 2,13 18 Pari 185,54 5,68 548.706.000 2,64 19 Kakap 14,34 0,44 172.079.000 0,83 20 Bambangan 65,56 2,01 1.136.250.000 5,47 21 Kerapu 24,32 0,74 286.510.000 1,38 22 Kurau 53,12 1,63 375.750.000 1,81 23 Belanak 12,78 0,39 561.858.000 2,70 24 Cumi-cumi 102,11 3,12 1.352.795.000 6,51 25 Terubuk 125,40 3,84 250.460.000 1,21 26 Udang dogol 72,64 2,22 44.562 0,00 27 Udang Jerbung 15,62 0,48 1.895.600 0,01 28 Udang Krosok 135,56 4,15 950.256.000 4,57 29 Lain-lain 35,03 1,07 125.365.000 0,60 30 Jumlah 3.268,99 100% 22.084.592.662 100%

4.2 Keadaan Umum Kabupaten Indramayu