• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Komposisi hasil tangkapan trawl tanpa BRD

5.5 Pembahasan

5.5.2 Perbandingan Komposisi hasil tangkapan trawl tanpa BRD

Kondisi sumberdaya ikan demersal yang menjadi habitat wilayah perairan dekat pantai cenderung memiliki keanekaragaman yang tinggi dibandingkan dengan ikan pelagis (Mahiswara, 2004). Jenis sumberdaya tersebut dapat berupa ikan, moluska maupun krustase. Beragamnya jenis sumberdaya tersebut yang mengakibatkan hasil tangkapan trawl tediri atas berbagai macam spesies baik udang sebagai target utama maupun ikan sebagai hasil tangkapan sampingan. Hal ini disebabkan oleh sifat pengoperasian trawl yang ditarik menyapu dasar perairan sehingga semua jenis sumberdaya ikan yang ada di daerah pengoperasian akan masuk kedalam kantong.

Beragamnya jenis sumberdaya ikan di lokasi penelitian ditunjukkan oleh banyaknya spesies ikan dan krustasea yang tertangkap. Jumlah spesies ikan yang tertangkap selama penelitian untuk TEDsuper shootersebanyak 25 spesies ikan, 2 spesies krustase dan 1 spesies moluska. Untuk jaring yang dilengkapi dengan

square mesh windowikan yang tertangkap terdiri dari 29 spesies, 27 spesies ikan dan 2 spesies krustase. Sedangkan untuk jaring trawl yang dilengkapi denganfish eyeterdiri dari 27 spesies diantaranya 25 spesies ikan dan 2 spesies krustase. 5.5.2.1 Trawl tanpa BRD versus trawl dengan TEDsuper shooter

Penggunaan perangkat TED super shooter tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap komposisi hasil tangkapan yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat dari jumlah spesies yang tertangkap pada pengoperasian trawl baik tanpa maupun dilengkapi dengan TED super shooter. Tujuan pemasangan TED super shooter adalah untuk mengurangi hasil tangkapan sampingan pada trawl. Akan tetapi dari uji coba penangkapan yang telah dilakukan, hasil tangkapan total trawl yang dilengkapi dengan TED super shooter lebih besar 15,44 kg bila dibandingkan dengan trawl tanpa TED. Apabila dilihat dari perbandingan berat rata-rata hasil tangkapan antara trawl tanpa TED dan trawl yang dilengkapi dengan TED super shooter tidak terdapat perbedaan yang nyata pada hasil tangkapan trawl baik tanpa TED maupun dilengkapi dengan TEDsuper shooter. Hal ini dikarenakan TED super shooter dirancang khusus untuk mengeluarkan penyu yang masuk ke dalam trawl sehingga jarak antar kisinya 10 cm lebih lebar

bila dibandingkan dengan ukuran ikan yang masuk ke dalam kantong berkisar antara 2-4 cm. Berat rata-rata hasil tangkapan pada trawl yang dilengkapai TED

super shooter lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa BRD. Hal ini mengindikasikan telah terjadi penyumbatan (blocking) pada bagian pintu keluar (exit hole), sehingga ikan-ikan yang seharusnya dapat meloloskan diri masuk kedalam codend. Mekanisme pelolosan ikan melalui TED super shooter terjadi jika ikan yang memiliki kemampuan renang tinggi mampu bertahan dan menemukan celah keluar di bagian bawah TED (Eayrs, 2005). Selain itu ikan yang memiliki ukuran body girth lebih besar ketika menabrak kisi akan tertahan sesaat dan kemudian berusaha untuk meloloskan diri melewati celah yang ada. Ikan berukuran kecil yang memiliki kemampuan renang rendah akan ikut terdorong masuk kekantong pada saat trawl ditarik, sehingga ikan tersebut masuk kedalam kantong.

Meskipun demikian, penggunaan TED super shooter memberikan pengaruh terhadap pengurangan persentase ikan hasil tangkapan rata-rata per towing baik yang dimanfaatkan maupun yang dibuang kelaut. Selain itu terdapat juga adanya penambahan persentase ikan hasil tangkapan rata-rata per towing untuk beberapa ikan hasil tangkapan sampingan. Pengguraan TED super shooter

menunjukkan berhasil mengurangi persentase ikan yang signifikan yaitu pada

Loligo spp sebesar 18,03% sedangkan penambahan persentase rata-rata per towing pada kepiting yaitu 25,3%.

5.5.2.2 Trawl tanpa BRD versus trawl dengan BRDsquare mesh window Jendela empat persegi (square mesh window) merupakan perangkat BRD yang memungkinkan ikan yang memiliki orientasi renang ke atas dapat meloloskan diri melalui celah mata jaring yang lebih besar (Broadhurst, 2000). Penggunaan jendela empat persegi pada trawl tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap komposisi hasil tangkapan yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat dari jumlah spesies keduanya yang tidak jauh berbeda. Pada trawl tanpa jendela empat persegi jenis spesies yang tertangkap sebanyak 29 spesies yang terdiri atas 27 spesies ikan dan 2 spesies krustase. Sementara itu pada trawl dengan jendela empat persegi , jumlah spesies yang tertangkap adalah 29 spesies yang terdiri atas 27 spesies ikan dan 2 spesies krustase. Jendela empat persegi

memungkinkan jenis ikan yang memiliki kemampuan renang dan daya tahan melawan arus yang baik untuk meloloskan diri pada saat penarikan jaring berlangsung. Spesies ikan yang tertangkap didominasi oleh jenis ikan demersal yang memiliki kemampuan renang rendah sehingga tidak dapat meloloskan diri melalui celah yang ada di bagian atas kantong trawl. Meskipun demikian, beberapa spesies ikan yang dimanfaatkan oleh nelayan mengalami penurunan persentase dengan pemasangan perangkat jendela empat persegi antara lain

Cynoglosus spp, Megalaspis cordila, Trichiurus lepturus dan Johnius spp. Menurut Y-H Kim et al. (2008) menyebutkan bahwa pelolosan ikan melalui jendela empat persegi sangat dipengaruhi oleh sudut yang tepat dari ikan untuk berenang lurus kedepan, rangsangan yang ditimbulkan oleh perubahan pergerakan jaring, sudut pembelokan dan kecepatan renangnya. Secara keseluruhan penggunaan jendela empat persegi telah mengurangi persentase hasil tangkapan sampingan secara keseluruhan sebesar 26,12%, demikian pula dengan jumlah ikan ekonomis yang tertangkap mengalami pengurangan.

5.5.2.3 Trawl tanpa BRD versus trawl dengan BRDfish eye

Penggunaan mata ikan pada trawl memberikan pengaruh terhadap jumlah spesies hasil tangkapan yang diperoleh. Hal ini dapat dilihat pada jumlah spesies pada trawl tanpa mata ikan yang lebih banyak, yaitu 27 spesies yang terdiri dari 26 spesies ikan dan 2 spesies krustase. Sementara itu pemasangan mata ikan mengurangi jumlah spesies yang tertangkap. Jumlah spesies pada trawl dengan mata ikan adalah 20 spesies, yang terdiri atas 18 spesies ikan dan 2 spesies krustase.

Perangkat mata ikan pada prinsipnya menyerupai jendela empat persegi yang mengandalkan pada kemampuan bertahan dan kecepatan renang ikan untuk meloloskan diri melalui celah yang terdapat pada bagian atas kantong. Perbedaannya adalah, pada mata ikan celahnya merupakan celah tunggal dan menyerupai bentuk mata ikan. Pada saat penarikan jaring, arus yang ditimbulkan akan membuka bagian kantong trawl, dan dalam waktu yang bersamaan celah pelolosan mata ikan akan ikut terbuka. Ikan yang memiliki kemampuan renang yang tinggi meloloskan diri melalui celah yang terbuka. Posisi pemasangan mata ikan sangat berpengaruh terhadap jumlah ikan yang dapat diloloskan. Hal ini

dinyatakan oleh Hannah et al. (2003) bahwa pemasangan mata ikan mengurangi hasil tangkapan sampingan akan tetapi efektifitasnya sangat dipengaruhi oleh posisi penempatannya pada jaring.

Berdasarkan pada persentase pengurangan rata-rata ikan per towing yang diperoleh, pemasangan mata ikan mampu mereduksi hasil tangkapan sampingan sebesar 63,85%. Sedangkan bila dilihat dari jumlah spesies yang berhasil dikeluarkan, mata ikan lebih baik dibandingkan dengan TED super shooter dan jendela empat persegi. Hal ini dikarenakan terjadinya pengurangan untuk jenis kepiting yang mencapai 48,97%. Penggunaan mata ikan telah mereduksi 7 spesies ikan antara lain Thryssa setrirostris, Harpadon nehereus, Johnius spp, Alepes melanoptera, Formio niger, Euristhmus lepturus dan Triachantusspp. Sedangkan dari perbandingan antara berat hasil tangkapan rata-rata per towing pemasangan mata ikan mengurangi ikan berat ikan sebesar 51,44 kg per towing. Pemasangan mata ikan mengurangi persentase ikan ekonomis penting yang tertangkap tetapi besarnya hanya dibawah 5%.

5.5.3 Efektivitas BRD dalam mengurangi hasil tangkapan sampingan