ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
D. Hasil Uji Statistik dan Pembahasan 1. Hasil Uji Statatistik
Pengujian statistik dilakukan setelah melakukan analisis pengujian validitas, reliabilitas.
a. Masalah pertama bagaimana Kinerja Karyawan PT. Indotirta Jaya Abadi
Tabel V.6
Rata-Rata Kinerja berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan Rata-rata Keterangan
SD 4.23 Kinerja Tinggi
SLTP 4,33 Kinerja Tinggi
SMA 4.29 Kinerja Tinggi
Penguruan Tinggi 4,44 Kinerja Tinggi
Total 4,30 Kinerja Tinggi
Sumber: Data Primer 2011
Berdasarkan tabel V.6 dapat disimpulkan bahwa tingkat kinerja karyawan terbesar ada pada tingkat pendidikan Penguruan tinggi yaitu 4,44, lalu kedua pada tingkat pendidikan SLTP yaitu sebesar 4.33, ketiga pada tingkat pendidikan SMA yaitu sebesar 4,29 , dan yang paling kecil adalah rata-rata kinerja SD yaitu sebesar 4,23. Dari hal ini dapat ditunjukkan bahwa kinerja untuk masing-masing tingkat pendidikan itu tinggi. Selain dari tingkat pendidikan, kita juga mencari rata-rata tingkat kinerja karyawan berdasarkan pengalaman kerja, dan hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel V.7
Tabel Rata-Rata Kinerja Berdasarkan Pengalaman Kerja Pengalaman Kerja Rata-rata Keterangan
0 – 5 tahun 4,19 Kinerja Tinggi
5,1 – 10 tahun 4,27 Kinerja Tinggi > 10 tahun 4,60 Kinerja Tinggi
Total 4,30 Kinerja Tinggi
Berdasarkan tabel V.7 tingkat kinerja karyawan terbesar adalah karyawan yang memiliki pengalaman kerja > 10 tahun yaitu sebesar 4,60. Kedua adalah karyawan dengan penglaman kerja 5,1 – 10 tahun yaitu sebesar 4,27. Yang paling rendah adalah karyawan dengan tingkat pengalaman 0 – 5 tahun sebesar 4,19. Dari data diatas dapat diketahui bahwa rata-rata kinerja karyawan untuk masing-masing pengalaman kerja adalah tinggi.
Untuk mengukur secara keseluruhan tingkat kinerja karyawan bagian produksi AMDK PT. Indotirta Jaya Abadi, maka peneliti mengelompokkan kedalam tiga tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Tingkatan ini ditentukan berdasarkan rumus Sturges (Noegroho, 2007:42), sebagai berikut:
K = 1 + 3,3 Log
n Dimana: K= Jumlah Kelas N= Banyaknya Frekuensi 3,3= Bilangan KonstanJumlah frekuensi pada penelitian ini atau nilai N= 5, maka dengan menggunakan rumus diatas diperoleh hasil perhitungan jumlah kelas sebagai berikut:
K= 1+ 3,3 Log 5 = 1+ 3,3 (0,6989) = 1+ 2,306 = 3,306= 3 kelas
Oleh karena itu, peneliti menuliskan terdapat 3 tingkatan seperti yang peneliti tuliskan di atas. Untuk membuat interval kelas masing- masing tingkatan, peneliti juga menggunakan rumus Sturges (Noegroho, 2007: 43), sebagai berikut:
Dimana:
Ci =Interval Kelas
Range =Selisih Data Terbesar dan Terkecil
K =Banyaknya Kelas
Penelitian ini nilai data terbesarnya adalah 5 sedangkan nilai data terkecil adalah 1, banyaknya kelas yaitu 3 kelas, maka berdasarkan rumus di atas diperoleh hasil perhitungan besarnya interval kelas sebagai berikut:
Ci= 5-1/ 3 = 4/ 3 = 1,33
K
Range
ci =
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka ditetapkan batas kelas masing- masing kelas sebagai berikut:
Kinerja Rendah =1- 2,33 Kinerja Sedang =2,34- 3,67 Kinerja Tinggi =3,68- 5,00
Berdasarkan tabel lampiran 2, diketahui nilai rata-rata tingkat kinerja karyawan sebesar 4,33. Angka ini menunjukkan bahwa tingkat kinerja karyawan menunjukkan kinerja yang tinggi.
b. Hasil Uji Normalitas
Pada uji normalitas ini akan diketahui apakah data tersebut itu berdistribusi normal atau tidak. Ini dilakukan dengan cara mencari rata-rata kinerja untuk tiap respoden. Hal ini bisa dicari dengan cara total kinerja karyawan dibagi dengan jumlah item pertanyaan.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS 12.00 for windows dengan mengunakan hasil analisis 1 samples K-S (Uji Kolmogorov Smirnov). Kriteria data itu berdistribusi normal, bila nilai asymp sig > dari alpha (0,05). Berikut hasil uji normalitas untuk rata-rata kinerja karyawan.
Tabel V.8
Uji Kolmogrov Smirnov
Rata-rata Kinerja
N 30
Kolmogrov Smirnov 0,890
Asymp. Sig (2-tailed) 0,406
Sumber: Data Primer 2011
Hasil tabel diatas menunjukkan asymp sig sebesar 0,406 dan itu lebih besar dari 0,05, dan artinya data itu berdistribusi normal.
c. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilukakan setelah pengujian normalitas. Pengujian homogenitas ini dimaksudkan untuk mempelihatkan bahwa tiga atau lebih data sampel dari populasi varians yang sama. Kriteria data itu bisa dikatakan homogen jika sig lebih besar dari 0,05. Pada kasus ini dilakukan untuk homogenitas rata-rata kinerja terhadap tingkat pendidikan yang terdiri dari 4 kelompok yaitu SD, SMP, SMA, Penguruan tinggi. Dan homogenitas rata-rata kinerja terhadap pengalaman kerja yang terdiri dari 3 kelompok yaitu (0 – 5 tahun ; 5,1 – 10 tahun; > 10 tahun)
1) Uji Homogenitas Tingkat pendidikan
Tabel V.9
Uji Homogenitas untuk Tingkat Pendidikan
Levene Statistic 3.133
Sig 0,043 Sumber: Data Primer 2011
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai sig 0,043, dan ini nilai sig ini lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data ini tidak homogen.
2) Uji Homogenitas Pengalaman kerja
Tabel V.10
Tabel Uji Homogenitas untuk Pengalaman Kerja
Levene Statistic 0,987
Sig 0,389 Sumber: Data Primer 2011
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai sig 0,389, dan nilai sig ini lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data ini homogen.
d. Hasil Uji Kruskal Wallis
Pada uji normalitas data dikatakan normal, dan pada uji homogenitas data dikatakan tidak homogen, maka pada kasus ini dipakai uji non para metric yaitu dengan memakai uji Kruskal Wallis. Kriterianya adalah jika asym sig > 0,05 maka H0 diterima.
Tabel V.11 Uji Kruskal Wallis
Rata – rata
Chi Square 3,994
Df 3
Asymp Sig 0,262
Sumber: Data Primer 2011
1) H0 :Semua K Populasi adalah Identik Ha: Tidak semua K populasi Identik
2) Kriteria : H0 diterima jika nilai sig > alfa H0 ditolak jika nilia sig ≤ alfa
Tingkat signifikansi α = 0,05
3) Hasil: asymp sig 0,262 > α (0,05), sehingga H0 diterima atau menolak Ha. Hal ini berarti semua K Populasi adalah indentik (Sama). Jadi dapat disimpulkan rata-rata kinerja karyawan dengan tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, Dan Peguruan Tinggi tidak ada perbedaan.
e. hasil uji One Way Anova
Pada uji normalitas data dikatakan normal, dan pada uji homogenitas data dikatakan homogen, maka pada kasus ini dipakai uji parametric yaitu dengan memakai uji Anova. Dipilih anova karena jumlah sampel lebih dari 2 yaitu tingkat pengalaman 0 – 5 tahun, 5,1 – 10 tahun, >10 tahun.
Tabel V.12
Tabel Anova untuk Kinerja Karyawan berdasarkan Pengalaman Kerja
Sum of Square Df Mean Square F Sig Between Group .666 2 .333 2,205 .130 Whitin Group 4.079 27 .151 Total 4.745 29 Sumber: Data Primer 2011
1) H0: Tidak terjadi perbedaan kinerja karyawan berdasarkan pengalaman kerja
Ha: Terjadi perbedaan kinerja karyawan berdasarkan pengalaman kerja 2) Kriteria: H0 diterima jika hasil f hitung ≤ f tabel atau nilai sig > α
H0 di tolak jika hasil f hitung > f tabel atau nilai sig ≤α
3) Hasil F hitung sebesar 2,205 sedangkan f tabel 3,3541 ini menunjukkan Kalau f hitung < f tabel maka H0 diterima. Sedangkan jika dilihat dari nilai sig sebesar 0,164 > 0,05 maka H0 diterima. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata kinerja karyawan berdasarkan pengalaman kerja. Ini berarti karyawan yang pengalaman kerjanya 0 – 5 tahun; 5,1 – 10 tahun; > 10 tahun adalah tidak berbeda.
2. Pembahasan
Hasil penelitian pada permasalahan yang pertama yang menyangkut bagaimana kinerja karyawan PT. Indotirta Jaya Abadi menunjukkan bahwa kinerja karyawan tinggi, hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata kinerja karyawan secara umum sebesar 4,33. Nilai ini menunjukkan bahwa karyawan bagian produksi telah menghasilkan barang yang bermutu bagus, lalu menghasilkan barang yang sesuai dengan standar perusahaan. Selain itu dalam penyeleseian pekerjaan, karyawan telah dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya, serta hadir diperusahaan sebelum jam operasional dimulai.
Masalah kedua adalah berdasarkan tingkat pendidikan karyawan bagian produksi PT. Indotirta Jaya Abadi tidak terjadi perbedaan kinerja. Hal ini dapat
dilihat dari hasil perhitungan sebelumnya. Dari hasil uji kruskal wallis pada V.12, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja karyawan yang tingkat pendidikan SD, SLTP, SMA, Penguruan tinggi. Tidak adanya perbedaan ini mungkin disebabkan tingkat pendidikan tidak terlalu memberi pengaruh terhadap kinerja karyawan bagian produksi AMDK PT. Indotirta Jaya Abadi. Ini artinya dalam menjalankan pekerjaan proses produksi AMDK tidak dibutuhkan tingkat pendidikan yang tinggi. Orang yang tingkat pendidikan rendah (SD) akan memiliki hasil kinerja yang hampir sama dengan orang yang tingkat pendidikan tinggi (penguruan tinggi), asalkan dia memenuhi prosedur kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan, lalu bekerja secara tekun dan terampil. Dengan kata lain, pendidikan yang tinggi tidak menjamin akan menghasilkan kinerja yang tinggi daripada orang yang tingkat pendidikannya rendah, karena kualifikasi pekerjaan dalam proses produksi AMDK tidak membutuhkan tingkat pendidikan yang tinggi.
Masalah ketiga adalah berdasarkan pengalaman kerja karyawan bagian produksi PT. Indotirta Jaya abadi tidak terjadi perbedaan kinerja karyawan. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan sebelumnya. Dari hasil perhitungan pada tabel V.13, diketahui bahwa tidak terjadi perbedaan kinerja karyawan yang pengalaman kerjanya 0 – 5 tahun, 5,1 – 10 tahun, > 10 tahun. Tidak adanya perbedaan mungkin disebabkan dalam melakukan kegiatan produksi tidak dibutuhkan pengalaman kerja yang > 10 tahun. Orang yang baru bekerja bisa
dapat menghasilkan kinerja yang tinggi asalkan dia telah mengerti dan mempelajari tentang bagaimana proses produksi AMDK. Peengalaman dalam proses produksi AMDK telah berada dalam puncak, dan tidak dapat menambah skill, yang disini artinya kinerja karyawan telah berada di puncak. Jadi sekeras apapun usaha karyawan untuk meningkatkan kinerjanya, tetap kinerjanya tidak dapat meningkat karena telah berada di puncak. Dengan kata lain pengalaman kerja yang lebih dari > 10 tahun tidak menjamin bahwa dia akan memiliki kinerja yang tinggi, daripada yang pengalaman kerjanya 0 – 5 tahun dan 5,1 – 10 tahun.
101
BAB VI