BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
B. Hasil Wawancara
Sebelum menganalisis data, peneliti meringkas dan menarasikan
hasil wawancara ketiga informan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk
mempermudah peneliti dalam melakukan analisis data sesuai dengan aspek
dan indikator yang sudah ditentukan. Berikut adalah ringkasan yang dibuat
peneliti :
1. Informan A (21)
A tumbuh di lingkungan yang berbudaya sehingga sejak kecil ia
sudah menyenangi musik tradisional. Saat SD, informan A pertama kali
mengenal apa itu prajurit keraton ketika membaca majalah yang berisi
gambar dan penjelasan mengenai prajurit keraton. A mulai tertarik dan
meminta kepada ayahnya untuk diajak menonton grebeg. Keinginannya
untuk masuk ke prajurit keraton muncul pada waktu itu. Ia merasa
memiliki panggilan jiwa untuk melestarikan budaya dengan cara masuk
ke prajurit. Keberadaan prajurit yang langka juga membuat A ingin
menjadi pelestari budaya sebagai prajurit. Saat SMP ia masuk dalam
prajurit kampung dan mencari informasi tentang penjual trompet ke
tetangganya yang bernama Pak Parjan. Pak Parjan yang kebetulan juga
prajurit keraton itu mau mencarikan dan membelikan trompet second
untuk A. Pertama kali A belajar trompet secara mandiri dan beberapa
pengetahuannya diperoleh dari memainkan musik prajurit di
65
Setelah lulus SMP, A mendapat tawaran dari Pak Parjan untuk
magang di prajurit dan kebetulan keluarga A juga mendukung. Selama
3 tahun ia magang, lulus SMKI A langsung masuk di bregada
Jogokarya untuk menggantikan Pak Mul yang sudah tidak dapat
melanjutkan tugasnya memegang trompet. Sampai saat ini, A yang
kuliah di ISI jurusan Karawitan sudah mengikuti grebeg sekitar 12 kali
sejak 2012. Bahkan pada bulan Agustus 2015 kemarin, A ditugaskan
untuk “nabuh” ke Jepang bersama putra-putri Sultan. Di tepas
keprajuritan, A mempelajari semua alat musik dan berusaha
menguasainya sehingga saat ini ia memiliki keyakinan untuk tetap di
prajurit meskipun sebenarnya A mampu masuk di Krida Mardawa.
Usaha A untuk terus mempelajari alat musik menunjukkan pendapatnya
tentang kemampuan yang seharusnya dimiliki semua prajurit agar dapat
masuk di bregada manapun dengan musik yang berbeda-beda. Selain
terus belajar, A juga mengikuti beberapa kegiatan di luar prajurit seperti
ikut di sanggar Pujakusuman, Suryawijayan, Tirtadipuran, dan Irama
Citra Kepatihan yang masih berhubungan dengan pelestarian budaya.
Pengetahuan A tentang prajurit juga menunjukkan bahwa selama
ini ia tertarik untuk lebih mengenal pekerjaannya seperti tugas pokok,
tugas rutin, siraman alat musik, dan perbedaan fungsi serta peran
prajurit dengan orang karnaval / pawai budaya. Selama menjadi
prajurit, A paling senang ketika bertugas dan memakai seragam.
66
melestarikan budaya. Gaji atau upah tidak menjadi hasil yang utama
menurut A karena ia sudah berniat untuk melestarikan budaya.
Meskipun ada dana is, tetapi niat A untuk tetap di prajurit yang
memang gaji dan pangkat termasuk kecil tidak tergoyahkan.
Keinginan A untuk tetap berada di Yogyakarta demi melestarikan
grebeg dibuktikan dengan pendapatnya tentang ketidakmungkinan jika
grebeg hilang. Namun ia tetap menjelaskan bahwa tugas prajurit masih
banyak, tidak hanya grebeg saja. Menurut A, saat ini banyak anak muda
yang masuk di prajurit dan abdi dalem keraton. Ketidakinginan A jika
grebeg hilang diperkuat dengan sarannya untuk anak muda agar tetap
mempertahankan budaya dan berharap agar prajurit tetap eksis di
Yogyakarta.
2. Informan B (19)
Kemunculan niat B menjadi prajurit baru muncul setelah mengikuti
latihan. Kenyamanan dan keakraban antar sesama prajurit menjadi
faktor pendukung B menjadi tertarik masuk di keprajuritan. Selain itu,
pelatih dan musik prajurit beserta notasinya juga membuat B semakin
tertarik untuk bergabung di keprajuritan. Ketertarikan B ini membuat
dirinya terdorong untuk selalu belajar dan mengetahui tentang budaya
bahkan ia berniat untuk mencari kerja di Yogyakarta agar dapat
67
di luar Yogyakarta, B akan berusaha untuk datang pada gladi bersih dan
membagi waktu karena keinginannya untuk melestarikan budaya.
Kesenangan B dalam melestarikan budaya juga tampak dari cara B
menanggapi gaji yang diterima. B akan menyimpan gaji atau paringan
dalem karena ia percaya akan membawa hal baik meskipun nominalnya
tidak banyak. Selama menjadi prajurit, aktivitas yang disenangi B
adalah saat latihan musik karena ia masih ingin belajar lagu-lagu yang
belum mampu ia mainkan. Selain latihan musik, B juga menyenangi
salah satu grebeg yaitu grebeg Maulud yang menurutnya tidak terlalu
melelahkan. B menceritakan tentang hal menarik saat grebeg ketika ikut
“ngayahai” atau melaksanakan yang menurutnya membawa berkah.
Perasaan senang dalam melestarikan budaya juga ditunjukkan B
jika ia memiliki beberapa kegiatan lain di luar keprajuritan seperti
menjadi prajurit kampung di daerahnya. Namun B memiliki keinginan
untuk belajar tentang kebudayaan dan mengikuti kegiatan lain seperti
karawitan yang dimotori oleh A. B sempat mendapat tawaran untuk
pindah alat musik, tetapi ia menolak karena masih ingin menguasai apa
yang ia pegang saat ini yaitu tambur. Selama menjadi prajurit, B
mampu memahami tugas-tugas prajurit yang tidak sembarangan orang
dapat melakukan seperti melaksanakan grebeg beserta prosesinya,
merawat barang pusaka, dan menghormati alat musik milik keraton
68
B juga mengutarakan perbedaan prajurit dengan orang karnaval
yaitu dari segi kemampuan dan tujuannya karena menurutnya prajurit
keraton tidak sembarangan orang dapat masuk dan tujuannya hanya
melestarikan budaya dari keraton. Meskipun di keprajuritan terutama di
korps musik banyak anak mudanya, B masih berharap agar anak muda
semakin menyadari tentang pelestarian budaya sehingga
prajurit-prajurit muda semakin banyak. Namun B mengingatkan kembali bahwa
menjadi prajurit tidak mudah, harus ada niat pengabdian dari hati agar
profesi seseorang sebagai prajurit dapat langgeng.
Hasil yang B peroleh selama menjadi prajurit adalah dapat
memainkan alat musik, memiliki banyak relasi, ikut serta dalam grebeg,
dan pengetahuan akan budaya semakin bertambah. Nilai yang B peroleh
sampai saat ini adalah nilai melestarikan budaya dan menjadi lebih
mengetahui tentang keraton. Apabila berbicara tentang penghargaan, B
menyatakan bahwa jarang prajurit yang mendapat penghargaan
meskipun adanya gelar dan pangkat merupakan sebuah penghargaan
baginya.
3. Informan F (22)
Ajakan teman menjadi awal mula F untuk mau mencoba ikut
latihan di tepas keprajuritan. Berawal hanya ingin belajar ternyata
membuat F mulai berkeinginan untuk melestarikan budaya. Alasan F
69
dan pertahanan di Yogyakarta serta belajar tentang kebudayaan. Namun
sejak kecil ia sudah menyenangi hal-hal yang berhubungan dengan
kebudayaan seperti upacara-upacara dari kraton termasuk Grebeg.
Selain itu, F juga merupakan seorang pemain marching band dan
keahliannya ini membuat F tidak merasa asing dengan pelestarian
budaya dibidang musik. Keyakinan F untuk terus dapat melestarikan
budaya ditandai dengan rasa selalu ingin belajar terutama di
keprajuritan. F juga merasa sangat bangga memiliki pengalaman yang
berbeda dari orang lain karena dapat masuk menjadi prajurit keraton.
Perasaan senang F pertama kali saat grebeg dan masuk di prajurit
Surakarsa karena antusias masyarakat yang besar. F dapat masuk
menjadi prajurit keraton karena menggantikan salah satu prajurit di
Surakarsa yang sakit.
Selama 3 tahun berada di keprajuritan, 2 tahun magang dan 1 tahun
resmi menjadi prajurit serta sudah 10 kali ikut melaksanakan grebeg, F
tidak memperdulikan hasil apa yang akan ia dapatkan karena niatnya
adalah ingin belajar melestarikan budaya. Bahkan gaji yang diterimanya
selalu disyukuri dan disimpan dengan alasan kepercayaan akan
membawa dampak yang baik walaupun hanya 2000 atau 7000 karena F
menjalani grebeg dengan ikhlas. Meskipun pangkatnya di prajurit
adalah jajar dan tidak akan bisa naik lagi kecuali yang memegang
trompet, tidak membuat F patah semangat untuk terus mengabdi dan
70
Tugas yang ia pahami sebagai seorang prajurit adalah “ngayahi” grebeg, caos atau ronda, dan merawat alat musik yang menjadi
tanggung jawabnya. Perbedaan prajurit dengan abdi dalem keraton juga
ia pahami dari segi tugasnya, namun untuk pengabdian F merasa
semuanya sama-sama mengabdikan dirinya untuk keraton. Menurut F,
nilai yang selama ini ia peroleh di keprajuritan yaitu memahami tentang
unggah-ungguh saja karena ia tidak terlalu memikirkan akan mendapat
hasil atau penghargaan seperti apa jika menjadi prajurit karena
menurutnya sudah dapat ikut grebeg, menjalin relasi dengan orang yang
tua, dan dekat dengan keraton membuat dirinya senang. Selain
keinginan belajar tentang budaya yang kuat, F juga mengikuti kegiatan
lain di luar prajurit yaitu grup karawitan yang dimotori atau dikelola
oleh A untuk mengisi acara-acara atau pagelaran tertentu.
F menuturkan bahwa jurusan kuliahnya saat ini tidak ada
hubungannya dengan budaya, namun ia tetap ingin melestarikan budaya
karena senang, ikhlas, dan bahagia menjalani profesinya sebagai
prajurit. Keinginan F untuk tetap melestarikan dengan ikut grebeg juga
ditandai dengan ketidakinginan dia grebeg hilang dan
ketidakinginannya pindah dari Yogyakarta. Namun apabila memang ia
akan pindah, F tetap ingin minimal datang untuk tugas wajibnya yaitu
grebeg. F juga merasa prihatin dengan kesadaran yang kecil dari anak
71
sendiri. F menyarankan agar anak muda dapat mengimbangi modern
dengan budaya leluhur.