• Tidak ada hasil yang ditemukan

Update 40 artikel sepanjang kepengurusan (3 poin). Rincian perhitungan ialah sebagai berikut:

F. TAGLINE BIDANG PENGMAS “GEPENG BERAKSI”

1. Health Campaign a) Latar Belakang

Kampanye kesehatan, merupakan suatu gerakan yang dilakukan untuk mengubah perilaku sesuatu yang berkenaan dengan kelompok masyarakat khususnya kesehatan agar menuju ke arah tertentu sesuai dengan tujuan dari kampanye tersebut.

Roger dan Storey (1987) mendefinisikan kampanye sebagai “serangkaian tindakan komunikasi yang terrencana dengan tujuan menciptakan efek tertentu pada sejumlah besar khalayak yang dilakukan secara berkelanjutan pada kurun waktu tertentu”. Kampanye kesehatan bertujuan untuk mengubah pola pikir masyarakat terhadap suatu masalah kesehatan dan program kesehatan baik yang sedang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia maupun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Di Indonesia, masih banyak permasalahan umum yang perlu menjadi perhatian bagi masyarakatnya, seperti masalah nutrisi pada anak yang mengarah pada gizi buruk, rendahnya akses terhadap air bersih dan sanitasi yang layak, kesehatan ibu dan anak, dan juga permasalahan lainnya yang menunggu untuk diselesaikan. Melalui kampanye kesehatan yang berisikan poin-poin dari Sustainable Development Goals (SDGs) yang dipaparkan oleh PBB, diharapkan agar mahasiswa sebagai generasi muda bangsa dan masyarakat lebih mengenal dan memahami bahwa poin-poin tersebut berisikan permasalah yang sedang menjadi sorotan bagi dunia dan juga Indonesia. Selain itu, Indonesia sendiri juga memiliki Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 yang menjadi dasar dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.Oleh karena itu, penting bagi masyarakat Indonesia untuk mengetahui dan memahami permasalahan yang dibahas dalam Renstra demi meningkatkan kesadaran, keinginan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang.

Sustainable Development Goals (SDGs) atau dapat juga disebut dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ini aktif mulai tahun 2015 hingga 2030. 17 poin yang dipaparkan dalam SDGs adalah sebagai berikut:

1. Menghapuskan kemiskinan

Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuknya di semua tempat. 2. Menghapuskan kelaparan

Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, serta menggalakkan pertanian yang berkelanjutan.

101 3. Hidup sehat

Memastikan hidup yang sehat dan menggalakkan kesejahteraan untuk semua usia.

4. Pendidikan berkualitas

Memastikan pendidikan berkualitas yang terbuka dan setara serta

menggalakkan kesempatan untuk belajar sepanjang umur hidup pada semua orang.

5. Kesetaraan gender

Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua wanita dan anak perempuan.

6. Air bersih dan sanitasi

Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkesinambungan atas air dan sanitasi untuk semua orang.

7. Energi yang bisa diperbarui dan terjangkau

Memastikan akses pada energi yang terjangkau, andal, berkelanjutan, dan modern bagi semua orang.

8. Ekonomi dan pekerjaan yang baik

Menggalakkan perkembangan ekonomi yang berkesinambungan, terbuka, dan berkelanjutan, lapangan kerja yang utuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak bagi semua orang.

9. Inovasi dan infrastruktur yang baik

Membangun infrastruktur yang tahan lama, menggalakkan industrialisasi yang berkesinambungan dan terbuka, serta mendorong inovasi.

10. Mengurangi kesenjangan

Mengurangi kesenjangan di dalam dan di antara negara. 11. Kota dan komunitas yang berkesinambungan

Membuat kota dan pemukiman manusia terbuka, aman, tahan lama, serta berkesinambungan.

12. Penggunaan sumber-sumber daya yang bertanggung jawab

Memastikan pola-pola konsumsi dan produksi yang berkesinambungan. 13. Tindakan iklim

Mengambil tindakan mendesak untuk memerangi perubahan iklim dan pengaruhpengaruhnya.

14. Lautan yang berkesinambungan

Melestarikan dan menggunakan samudra, laut, dan sumber-sumber daya maritim secara berkesinambungan untuk pengembangan yang lestari.

102 15. Penggunaan tanah yang berkesinambungan

Melindungi, mengembalikan, dan menggalakkan penggunaan yang lestari atas ekosistem daratan, mengelola hutan secara berkesinambungan,

memerangi penggundulan hutan, dan memperlambat serta membalikkan degradasi tanah serta memperlambat hilangnya keragaman hayati. 16. Kedamaian dan keadilan

Menggalakkan masyarakat yang damai dan terbuka untuk pengembangan yang lestari, memberikan akses pada keadilan untuk semua orang dan membangun institusi yang efektif, bertanggung jawab, serta terbuka di semua tingkatan. 17. Kemitraan untuk pengembangan yang lestari

Memperkuat cara-cara penerapan dan menghidupkan kembali kemitraan global untuk pengembangan yang berkesinambungan.

Terdapat juga beberapa poin dari Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019 yang berbicara tentang upaya kesehatan, diantaranya adalah: 1. Kesehatan ibu dan anak

Potensi dan tantangan dalam penurunan kematian ibu dan anak adalah jumlah tenaga kesehatan yang menangani kesehatan ibu khususnya bidan sudah relatif tersebar ke seluruh wilayah Indonesia, namun kompetensi masih belum memadai.

2. Kematian bayi dan balita

Untuk usia di atas neonatal sampai satu tahun, penyebab utama kematian adalah infeksi khususnya pnemonia dan diare.

3. Usia sekolah dan remaja

Penyebab kematian terbesar pada usia ini adalah kecelakaan transportasi, disamping penyakit demam berdarah dan tuberkulosis.

4. Usia kerja dan usia lanjut

Selain penyakit tidak menular yang mengancam pada usia kerja, penyakit akibat kerja dan terjadinya kecelakaan kerja juga meningkat.

5. Gizi masyarakat

Perkembangan masalah gizi di Indonesia semakin kompleks saat ini, selain masih menghadapi masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi juga menjadi persoalan yang harus kita tangani dengan serius.

6. Penyakit menular

Untuk penyakit menular, prioritas masih tertuju pada penyakit HIV/AIDS, tuberculosis, malaria, demam berdarah, influenza dan flu burung.

103 Selama dua dekade terakhir ini, telah terjadi transisi epidemiologis yang

signifikan, penyakit tidak menular telah menjadi beban utama, meskipun beban penyakit menular masih berat juga.

8. Penyehatan lingkungan

Berkaitan dengan akses air minum yang layak dan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) sebagai upaya peningkatan penyehatan lingkungan, capaiannya terus mengalami peningkatan.

9. Kesehatan jiwa

Permasalahan kesehatan jiwa sangat besar dan menimbulkan beban kesehatan yang signifikan.

10. Akses dan kualitas pelayanan kesehatan

Berkaitan dengan peningkatan jumlah tempat pelayanan kesehatan dan kesiapan pelayanan.

b) Deskripsi Kegiatan

(1) Online Health Campaign

 Pamflet dan video yang diangkat adalah : SDGs dan Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2015-2019.

 Penyebaran pamflet, video kampanye kesehatan di berbagai akun media sosial ISMKI Wilayah 4.

 Penyebaran dapat dilakukan langsung kepada institusi dengan cara memberikan materi onlinehealth campaign melalui kepala departemen pengembangan masyarakat atau presiden BEM untuk disalurkan ke institusinya.

 Pamflet dan video dapat diperbaharui oleh mahasiswa kedokteran wilayah 4 secara perseorangan dengan cara menulis harapan sekreatif mungkin dan dapat diinovasikan sesuai dengan tema yang diusung oleh wilayah dalam bentuk foto dan dipublikasikan kembali dengan tujuan agar semakin banyak yang mengetahui tentang health campaign tersebut.

 Akan diberikan award untuk online health campaign terbaik dan termenarik.

(2) Health Campaign Dalam Bentuk Aksi Nyata

 Dari hasil online health campaign, diaplikasikan kampanye dalam bentuk kegiatan nyata. Pelaksanaan aksi nyata oleh Institusi. Kegiatan dapat dilakukan pada desa binaan institusi atau tempat-tempat yang memiliki kriteria yang sesuai hasil dari survey institusi (sesuai SDGs dan Renstra

104 Kemenkes RI 2015).

 Pelaksanaan kegiatan dapat berupa tindakan preventif, edukasi, promosi kesehatan, pemeriksaan kesehatan dan kampanye kesehehatan (sesuai SDGs dan Renstra Kemenkes RI 2015).

 Akan diberikan award untuk aksi nyata dari health campaign terinovatif. c) Tujuan

(1) Penyebaran pamflet dan video dijadikan sebagai media pencerdasan terhadap program-program kesehatan dan suatu masalah kesehatan yang ada, terutama di Indonesia.

(2) Pemanfaatan media sosial sebagai wadah kampanye kesehatan yang praktis dan mudah diakses.

(3) Hasil dari kampanye kesehatan bertujuan agar institusi dengan mudah mendapat referensi masalah kesehatan yang dapat diangkat untuk kegiatan pengembangan masyarakat, menimbang dari prevalensi kejadian dan urgensi dari program kesehatan tersebut.

(4) Institusi dapat meneruskan kampanye kesehatan kepada masyarakat melalui kegiatan kampanye dalam bentuk aksi nyata.

(5) Memperkenalkan SDGs dan Renstra Kemenkes RI 2015 kepada mahasiswa kedokteran dan masyarakat baik lewat sosial media maupun secara

langsung. d) Sasaran Kegiatan

(1) Pelaksana : BEM/Senat fakultas kedokteran anggota ISMKI Wilayah 4 (2) Online Health Campaign : Seluruh mahasiswa fakultas kedokteran dan

masyarakat yang menggunakan media sosial

(3) Health Campaign Aksi Nyata : Seluruh lapisan masyarakat khususnya di wilayah 4

e) Waktu

(1) Kegiatan dilaksanakan selama masa kepengurusan BEM/Senat

(2) Institusi direkomendasikan untuk melaksanakan Aksi nyata dari Health Campaign lebih dari satu kali

f) Target

105 terhadap program kesehatan di Indonesia maupun dunia yaitu Renstra

Kemenkes 2015-2019 dan SDGs.

(2) Menjadikan mahasiswa kedokteran lebih berperan aktif (turut andil) dalam penanganan masalah kesehatan pada masyarakat.

(3) Terealisasinya aksi nyata dalam menanggapi permasalahan kesehatan. (4) Institusi mendapat referensi masalah kesehatan yang dapat diangkat untuk

kegiatan pengembagan masyarakat, menimbang dari prevalensi kejadian dan urgensi dari program kesehatan tersebut.

g) Indikator Keberhasilan

(1) Jumlah peserta atau foto yang meneruskan postingan Online Health Campaign: > 150 orang : 3 poin

75 – 150 orang : 2 poin < 75 orang : 1 poin

(2) Manfaat dari kampanye dinilai dari kuisioner yang diisi oleh institusi : 12 – 23 institusi : 3 poin

6 – 11 institusi : 2 poin < 6 institusi : 1 poin

(3) Jumlah institusi yang melaksanakan aksi nyata > 9 institusi : 3 poin

5 – 9 institusi : 2 poin < 5 institusi : 1 poin

Maka dari jumlah poin indicator kontribusi peserta pada Health Campaign dapat dinilai :

- Baik : 8 – 9 poin - Cukup : 6 – 7 poin - Kurang : 1 – 4 poin h) Penanggung Jawab

Maria Krishnandita dan Anisar Aprilliani 2. Hari Anak Nasional

a) Latar Belakang

Seperti negara-negara lainnya, Indonesia pun memiliki tanggal yang berbeda untuk memperingati Hari Anak secara Nasional, yaitu jatuh pada tanggal 23 Juli.

106 Hari anak secara Nasional di Indonesia bermula dari gagasan mantan Presiden RI (Soeharto), yang melihat bahwa anak adalah aset penting untuk kemajuan bangsa, atas dasar itu terbentuklah keputusan Presiden RI pada tahun 1984 No. 44 yang isinya penetapan Hari Anak Nasional setiap tanggal 23 Juli. Untuk menunjang kesejahteraan anak dan melindungi hak-hak anak, baik secara hukum dan perundangan, terdapat banyak hal yang telah dilakukan oleh negara kita. Diantaranya dibentuknya UU No. 4 Tahun 1979 Tentang Kesejahteraan Anak yang isinya juga memuat ketentuan tentang masalah anak di Indonesia. Kemudian, Instruksi Presiden No. 2 Tahun 1989 yang isinya memuat pembinaan kesejahteraan anak sebagai landasan hukum terciptanya dasawarsa Anak Indonesia 1 pada tahun 1986 - 1996 dan dasawarsa anak II pada tahun 1996 - 2006.

Anak merupakan aset penting bagi sebuah bangsa, sehingga pendidikan dan pengasuhan yang diberikan harus mampu meningkatkan kualitas anak dimasa mendatang. Namun selain pendidikan dan pengasuhan, kesehatan merupakan hal yang tidak kalah penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Melalui tingkat kesehatan yang berkualitas dapat menciptakan generasi penerus Indonesia yang cerdas,

Namun pada kenyataannya kesehatan pada anak masih menjadi perhatian utama di negeri ini terutama tentang gizi pada anak. Perkembangan masalah gizi di Indonesia semakin kompleks saat ini, masalah kekurangan gizi menjadi persoalan yang harus kita tangani dengan serius. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2014, perbaikan status gizi masyarakat merupakan salah satu prioritas dengan menurunkan prevalensi balita gizi kurang (underweight) menjadi 15% dan prevalensi balita pendek (stunting) menjadi 32% pada tahun 2014. Hasil Riskesdas dari tahun 2007 ke tahun 2013 menunjukkan fakta yang memprihatinkan dimana underweight meningkat dari 18,4% menjadi 19,6%, stunting juga meningkat dari 36,8% menjadi 37,2%, sementara wasting (kurus) menurun dari 13,6% menjadi 12,1%. Riskesdas 2010 dan 2013.

Lahir Rendah (BBLR) <2500 gram menurun dari 11,1% menjadi 10,2%. Stunting terjadi karena kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh tidak tepat, yang mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembang maksimal, mudah sakit dan berdaya saing rendah, sehingga bisa terjebak dalam kemiskinan. Seribu hari pertama kehidupan seorang anak adalah masa kritis yang menentukan masa depannya, dan pada periode itu anak

107 Indonesia menghadapi gangguan pertumbuhan yang serius. Yang menjadi masalah, lewat dari 1000 hari, dampak buruk kekurangan gizi sangat sulit diobati. Untuk mengatasi stunting, masyarakat perlu dididik untuk memahami pentingnya gizi bagi ibu hamil dan anak balita. Secara aktif turut serta dalam komitmen global (SUN-Scalling Up Nutrition) dalam menurunkan stunting, maka Indonesia fokus kepada 1000 hari pertama kehidupan (terhitung sejak konsepsi hingga anak berusia 2 tahun) dalam menyelesaikan masalah stunting secara terintergrasi karena masalah gizi tidak hanya dapat diselesaikan oleh sektor kesehatan saja (intervensi spesifik) tetapi juga oleh sektor di luar kesehatan (intervensi sensitif). Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi.

Gambar 1 ; Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI; Penyajian Pokok-Pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013

Dari data nyata di atas, Kementrian Kesehatan merancang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2015-2019. Arah kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan nasional 2015-2019 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang bidang Kesehatan (RPJPK) 2005-2025, yang

108 bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.

Sasaran pembangunan kesehatan yang akan dicapai pada tahun 2025 adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat yang ditunjukkan oleh meningkatnya Umur Harapan Hidup, menurunnya Angka Kematian Bayi, menurunnya Angka Kematian Ibu, menurunnya prevalensi gizi kurang.

Dalam RPJMN 2015-2019, sasaran yang ingin dicapai adalah meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Salah satu Sasaran pembangunan kesehatan pada RPJMN 2015-2019 adalah Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi Masyarakat dengan status awal 19,6 (2013) dan di targetkan pada 2019 menjadi 17,0

Selain itu juga pemberatasan permasalahan Gizi pula telah tertuang pada SDGs (Sustainable Development Goals) merupakan kelanjutan dari apa yang sudah dibangun pada MDGs (Millenium Development Goals). Terdapat pada Goal 2 yaitu Tidak ada lagi kelaparan, mencapai ketahanan pangan, perbaikan nutrisi, serta mendorong budidaya pertanian yang berkelanjutan. b) Deskripsi kegiatan

(1) Kegiatan yang di tujukan kepada anak sebagai generasi penerus Bangsa dalam memperingati Hari Anak Nasional.

(2) Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk pemberian edukasi, promosi kesehatan baik pada anak dan orangtua ataupun pihak sekolah agar seluruh pihak dapat berperan aktif dalam penurunan masalah gizi.

(3) Pemeriksaan kecukupan gizi pada anak.

(4) Permainan atau Perlombaan umum untuk anak. (5) Pembagian susu atau telur.

(6) kegiatan HAN dapat diinovasikan oleh masing-masing Institusi/Regio dalam pelaksanaanya.

(7) Akan dilaksanakan Follow Up sesuai pelaksanaan kegiatan sebelumnya. c) Tujuan Kegiatan

(1) Suatu bentuk penghargaan terhadap Anak Indonesia dengan memperingati Hari Anak Nasional.

109 (2) Membangkitkan antusiasme mahasiswa kedokteran dan masyarakat

Indonesia untuk berperan dalam peningkatan kualitas kesehatan calon generasi penerus bangsa.

(3) Membantu mewujudkan cita-cita bangsa dan dunia dalam Rencana Strategis Kementrian Kesehatan RI dan Sustainable Development Goals. (4) Mengevaluasi serta menilai tercapainya target Indonesia dalam Millenium

Development Goal’s 2015 dan mengaplikasikan salah satu target dari Sustainable Development Goals yang merupakan kelanjutan dari MDGs. d) Sasaran kegiatan

Pelaksana : BEM/SENAT Fakultas Kedokteran Anggota ISMKI Wilayah 4 e) Waktu

Kegiatan ini dilaksanakn antara bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2016 f) Target

(1) Menurunkan prevalensi permasalahan gizi seperti kurang gizi, stunting, dan kurus( wasting )

(2) Memberkan edukasi kepada masyarakat tentang gizi seimbang bagi anak dan pola asuh yang baik

(3) Mengetahui angka kecukupan gizi pada anak g) Indikator keberhasilan

(1) Kepuasan orang tua/guru terhadap pelaksanaan kegiatan dengan cara membagi kuisioner kepada seluruh orang tua/guru sebagai partisipan dan pemahaman orang tua/guru diukur melalui posttest serta pretest, dengan target :

 Lebih dari 2/3 orang tua/guru sebagai partisipan merasa puas dengan pelaksanaan kegiatan (3 poin)

 Diantara 2/3 dan 1/3 orang tua/guru sebagai partisipan merasa puas dengan pelaksanaan kegiatan (2 poin)

 Kurang dari 1/3 orang tua/guru sebagai partisipan merasa puas dengan pelaksanaan kegiatan (1 poin)

(2) HAN dilaksanakan oleh Institusi di Wilayah 4, dengan jumlah pelaksana :  Dilaksanakan oleh 12-23 institusi (3 poin)

110  Dilaksanakan oleh 1-6 institusi (1 poin)

(3) Setiap kegiatan HAN dilaksanakan perregio oleh Institusi di Wilayah 4, dengan jumlah pelaksana :

 Dilaksanakan oleh 5-6 Regio (3 poin)  Dilaksanakan oleh 3-4 Regio (2 poin)  Dilaksanakan oleh 1-2 Regio (1 poin)

(4) Pemahaman anak-anak sebagai partisipan terhadap materi yang diberikan diukur melalui pretest dan posttest, dengan target :

 Lebih dari 2/3 anak memahami edukasi yang diberikan (3 poin)

 Diantara 2/3 dan 1/3 anak memahami edukasi yang diberikan (2 poin)  Kurang dari 1/3 anak memahami edukasi yang diberikan (1 poin) Kegiatan ini terlaksana dengan kategori :

- Baik : 13 – 15 poin - Cukup : 10 – 12 poin - Kurang : 7 – 9 poin h) Penanggung Jawab

Syukron Fadillah, Ismi Aulia Azzahra, Nur Janah

3. Indonesian Gives Back