• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

Dalam dokumen Peran Iklan Televisi Layanan Masyarakat (Halaman 58-65)

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan (Kriyantono, 2009). Penelitian kuantitatif yang dilakukan merupakan penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Pada umumnya yang merupakan unit analisa dalam penelitian survei adalah individu. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori karena bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa (Singarimbun & Effendi, 2006).

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu desa lingkar kampus IPB yaitu Desa Cihideung Ilir. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2010. Sebenarnya terdapat beberapa desa lingkar kampus yang lain selain desa tersebut yaitu Desa Cikarawang, Desa Situgede, Desa Cihideung Udik dan Desa Balumbang Jaya. Namun dengan beberapa pertimbangan, akhirnya dipilih Desa Cihideung Ilir sebagai lokasi penelitian. Pertimbangan tersebut antara lain:

1. Sebagian besar penduduk Desa Cihideung Ilir memiliki televisi. Berdasarkan data monografi Desa Cihideung Ilir tercatat bahwa dari jumlah seluruh kepala keluarga (KK) yaitu 2.490 KK, 2.100 KK di antaranya telah memiliki pesawat televisi atau sekitar 83% penduduk telah memiliki pesawat televisi.

2. Karena sebagian besar memiliki televisi, maka akses terhadap iklan layanan masyarakat yang ditayangkan televisi mudah.

3. Lokasi dipilih karena secara geografis mudah dijangkau oleh peneliti dan peneliti sudah melakukan beberapa kegiatan berbeda di desa tersebut sehingga hubungan sosial dengan responden sudah dibangun sebelumnya. Dengan

demikian peneliti bisa memiliki peluang besar untuk menemukan permasalahan yang dikaji.

4.3 Penetapan Populasi dan Responden Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah pemilih dalam Pemilihan Umum Legislatif tahun 2009 yang berjumlah 5.990 orang. Populasi sebanyak 5.990 orang tersebut didapat dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilu 2009 Desa Cihideung Ilir. Populasi tersebut didapatkan dari 18 Tempat Pemungutan Suara (TPS). Populasi dianggap homogen dengan dasar bahwa populasi sama-sama berasal dari Daftar Pemilih Tetap Pemilu 2009. Karena populasi homogen, maka dipilih populasi sasaran yaitu dari TPS 2 dengan jumlah DPT 515 orang. Sedangkan responden penelitian ini berjumlah 98 orang. Penentuan jumlah responden tersebut menggunakan Rumus Slovin dengan presentase kesalahan 10 persen.

ket: n = Jumlah Sampel

N = Populasi

E = Batas Error 10 Persen

Penentuan responden dilakukan secara acak sederhana. Pengambilan sampel acak sederhana adalah sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan atau peluang yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Metode pengambilan sampel dengan acak sederhana menggunakan komputer yaitu dengan Program Microsoft Excel. Selain responden, juga dipilih sejumlah informan yang berasal dari kantor desa, yaitu kepala desa dan pegawai kantor desa. Informasi dari informan digunakan untuk mengetahui daftar pemilih tetap Pemilu 2009.

4.4 Data dan Instrumentasi

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer kuantitatif diperoleh dari wawancara terstruktur dengan metode survei. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Data sekunder diperoleh dari data monografi desa, dokumen kependudukan dan studi literatur terhadap daftar pemilih tetap yang dimiliki oleh kantor desa.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan pertanyaan atau pernyataan tertutup, dimana jawaban-jawaban dari pertanyaan

n: N 1+Ne2

telah disediakan. Kuesioner yang disebar dibagi menjadi lima bagian. Bagian pertama berisikan pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan mengenai karakteristik individu responden. Bagian dua berisikan pertanyaan atau pernyataan mengenai karakteristik sosiologis responden. Bagian ketiga berisikan pertanyaan pola menonton televisi yang terdiri dari lamanya menonton frekuensi menonton televisi, pilihan acara dan waktu luang yang dimiliki oleh responden. Bagian keempat berisi pertanyaan atau pernyataan tentang peran iklan layanan masyarakat yang terdiri dari peran komunikasi dan peran pendidikan. Kemudian bagian terakhir adalah pertanyaan atau pernyataan tentang aspek kognitif responden yang terkait dengan peran iklan layanan masyarakat tentang perubahan tata cara Pemilu Legislatif 2009.

4.5 Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan beberapa istilah operasional yang digunakan untuk mengukur berbagai peubah. Masing-masing peubah terlebih dahulu diberi batasan sehingga dapat ditentukan indikator pengukurannya. Istilah-istilah tersebut yaitu:

1. Karakteristik individu adalah kondisi atau keadaan spesifik individu yang berkaitan langsung dengan dirinya, dan dapat diukur dengan:

a. Mengidentifikasi usia pemirsa yaitu lamanya seseorang hidup dari sejak lahir sampai saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun (dibulatkan berdasarkan angka terdekat dengan tanggal lahir) dengan menggunakan skala rasio. Usia responden dikategorikan menjadi tiga yaitu usia muda, sedang dan tua. Usia muda adalah usia 18-32 tahun, usia dewasa adalah usia 33-47 tahun dan usia tua adalah usia 48-64 tahun. b. Mengidentifikasi jenis kelamin pemirsa. Jenis kelamin responden

dibedakan dengan menggunakan skala nominal menjadi dua kategori yaitu laki-laki dan perempuan.

c. Mengidentifikasi tingkat pendidikan responden, yaitu jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah atau sedang dijalani. Tingkat pendidikan responden dibedakan dengan menggunakan skala ordinal menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Pendidikan rendah adalah pernah

atau sedang dijalani adalah sekolah dasar atau sederajat, pendidikan sedang adalah sedang atau pernah dijalani adalah sekolah menengah pertama atau sekolah menengah atas atau sederajat dan pendidikan tinggi adalah pernah atau sedang dijalani adalah lanjutan dari sekolah menengah atas.

d. Mengidentifikasi status pekerjaan responden, yaitu kegiatan yang dijadikan sebagai sumber pemasukan keuangan bagi responden. Status pekerjaan dibedakan dengan menggunakan skala nominal menjadi dua kategori yaitu bekerja dan tidak bekerja.

2. Karakteristik Sosiologis adalah kondisi atau situasi yang berkaitan dengan keadaan lingkungan sosial responden, dan dapat diukur dengan:

a. Mengidentifikasi lingkungan keluarga responden, yaitu kondisi atau situasi yang menggambarkan suasana di lingkungan keluarga responden. Hal ini dibedakan berdasarkan tingkat keseringan responden dalam membicarakan iklan televisi layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009 bersama dengan anggota keluarga di rumah dalam rentang waktu sebulan sebelum pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009. Lingkungan keluarga responden dibedakan dengan menggunakan skala ordinal menjadi tiga kategori yaitu tidak pernah, jarang dan sering.

b. Mengidentifikasi lingkungan tempat tinggal responden, yaitu kondisi atau situasi yang menggambarkan suasana di lingkungan sekitar tempat tinggal responden. Hal ini dibedakan berdasarkan tingkat keseringan responden dalam membicarakan iklan televisi layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009 bersama dengan warga sekitar dalam suasana nonformal, dalam kurun waktu sebulan sebelum pelaksanaan Pemilu Legislatif 2009. Lingkungan tempat tinggal responden dibedakan dengan menggunakan skala ordinal menjadi tiga kategori yaitu tidak pernah, jarang dan sering. 3. Perilaku menonton televisi adalah tindakan responden dalam menonton acara

di televisi. Perilaku menonton televisi diukur menggunakan dengan skala ordinal. Rinciannya adalah sebagai berikut.

a. Lamanya menonton televisi adalah seberapa lama responden menonton televisi dalam satu hari. Lamanya menonton televisi dibedakan menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi.

b. Frekuensi menonton televisi adalah seberapa sering atau berapa kali responden menonton televisi dalam waktu satu hari. Frekuensi menonton televisi dibedakan menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. c. Waktu luang adalah waktu yang dimiliki oleh responden untuk bersantai

dalam waktu satu hari. Waktu luang dibedakan menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi.

6. Peran iklan televisi layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009 dalam hal ini dibedakan menjadi peran komunikasi dan peran pendidikan. Pengertian peran iklan televisi layanan masyarakat dalam bidang komunikasi adalah peran iklan televisi layanan masyarakat dalam rangka mengkomunikasikan informasi perubahan tata cara Pemilu 2009 kepada responden. Sedangkan peran iklan televisi layanan masyarakat dalam bidang pendidikan adalah peran iklan dalam mendidik dan memperkenalkan hal-hal baru yang belum pernah dicoba sebelumnya oleh khalayak, yang dalam hal ini adalah perubahan tata cara Pemilu 2009. Peran iklan televisi layanan masyarakat diukur dengan menggunakan skala ordinal. Dibedakan menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi.

7. Pemahaman adalah kemampuan yang dimiliki pemirsa untuk membaca dan memahami arahan dan peraturan yang ditampilkan dalam iklan televisi layanan masyarakat Pemilu Legislatif 2009. Pemahaman diukur dengan menggunakan skala ordinal. Dibedakan menjadi tiga kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi.

4.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Sebelum kuesioner digunakan sebagai instrumen penelitian, kuesioner telah diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya. Uji tersebut dilakukan pada waktu prasurvei yang dilaksanakan di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

4.6.1ValiditasInstrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas instrumen dalam penelitian didapat dengan jalan menyesuaikan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat dengan teori-teori yang ada dan pendapat dari ahli, termasuk konsultasi dengan dosen pembimbing serta dengan menggunakan koefisien product moment Pearson. Secara statistik angka korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan nilai kritis tabel korelasi. Secara lengkap rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (Singarimbun & Effendi, 2006):

Keterangan:

r = nilai koefisien validitas n = jumlah responden X = skor pertanyaan pertama Y = skor total

Pengujian validitas instrumen dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17 for Windows. Kriterianya, instrumen valid apabila nilai korelasi (pearson correlation) adalah positif, dan nilai probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] < taraf signifikan (α ) sebesar 0,05. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa kuesioner pada bagian karakteristik sosiologis responden, peran iklan layanan masyarakat dan tingkat pemahaman telah valid karena telah memenuhi persyaratan di atas. Hasil perhitungan uji validitas kuesioner secara lengkap terdapat di Lampiran 2.

4.6.2 Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas instrumen adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel (Singarimbun & Effendi 2006). Teknik perhitungan reliabilitas yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik Cronbach Alpha.

Nilai koefisien reliabilitas pernyataan kuesioner karakteristik sosiologis pada bagian interaksi responden dengan keluarga dan lingkungan tempat tinggal (Cronbach’s Alpha) adalah 0,785 dan 0,732. Nilai koefisien reliabilitas(Cronbach’s Alpha)

pernyataan peran komunikasi dan pendidikan iklan televisi layanan masyarakat adalah 0,748 dan 0,725. Nilai koefisien reliabilitas (Cronbach’s Alpha) pernyataan tingkat pemahaman adalah 0,725. Sesuai kriteria, nilai-nilai di atas sudah lebih besar dari 0,60. Maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner telah reliabel. Hasil perhitungan uji reliabilitas kuesioner secara lengkap terdapat di Lampiran 2.

4.7 Pengumpulan data

Data dalam penelitian ini dipilah menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapat dari wawancara terstruktur dengan alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Kemudian data sekunder didapat dari data monografi desa, dokumen kependudukan dan studi literatur daftar pemilih tetap yang dimiliki kantor desa.

4.8 Analisis data

Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif, untuk menggambarkan peran iklan layanan masyarakat sebagai media penyebar informasi perubahan tatacara pemilu legislatif terhadap masyarakat desa lingkar kampus IPB. Data kuantitatif yang diperoleh dari kuesioner ditabulasi, kemudian dianalisis secara statistik deskriptif yang meliputi frekuensi, presentase dan rentang skala. Hasil analisis diinterpretasikan untuk memperoleh suatu kesimpulan. Uji korelasi rank

Spearman digunakan untuk melihat hubungan yang nyata antar variabel dengan data berbentuk ordinal. Kemudian untuk melihat hubungan antara data nominal dan data ordinal digunakan uji korelasi crosstab chi-square dan dilanjutkan dengan perhitungan hubungan keeratan dengan koefisien kontingensi. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS for Windows versi 17.0 untuk mempermudah dalam proses pengolahan data.

BAB V

Dalam dokumen Peran Iklan Televisi Layanan Masyarakat (Halaman 58-65)