• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

D. Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, penelitian terdahulu, teori, dan kerangka pemikiran maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. CAR terhadap ROA

Kondisi CAR yang lebih besar dalam satu periode memberikan keuntungan yang lebih besar dari bank. Alasan mendasar adalah berkaitan dengan upaya bank untuk tetap memperkokoh kecukupan modalnya, kecukupan modal yang tinggi menunjukkan kemampuan bank untuk dapat memberikan kredit yang semakin besar, yang

CAR DPK FDR NPF ROA BOPO

akhirnya dapat meningkatkan ROA (Pardede, 2016:10). Semakin tinggi kecukupan modalnya untuk menanggung risiko pinjaman macetnya, sehingga kinerja bank semakin baik, dan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah yang bersangkutan (Wibisono, 2017:54).

Berdasarkan penelitian dari Pardede (2016:10), Fitria (2017:188) dan Pangestika (2018:144) memperoleh hasil bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan penelitian dari Hasanah (2017:70) dan Nurvarida (2017:87) CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Dari uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1 : CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap

ROA Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2013-2017.

2. DPK terhadap ROA

Dengan semakin banyak dana yang dapat dihimpun melalui dana pihak ketiga maka bank dapat menambah kredit atau kegiatan usaha lainnya yang dapat mendatangkan profitabilitas yang lebih besar bagi bank. Oleh karena itu bank dituntut kreatif untuk mengembangkan produk – produk yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan nasabah guna menambah dana pihak ketiga yang dihimpun oleh bank (Firmansyah, 2013:95).

Berdasarkan penelitian dari Sudiyatno (2010:133) dan Firmansyah (2013:94) memperoleh hasil bahwa DPK berpengaruh

positif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan penelitian dari Pardede (2016:10) dan Ariyanti (2017:18) DPK tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Dan penelitian dari Pangestika (2018:144) DPK berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Dari uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H2 : DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap

ROA Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2013-2017.

3. BOPO terhadap ROA

Semakin kecil BOPO menunjukkan semakin efisien bank dalam mengelola kegiatannya sehingga ROA/Retun On Assets akan menigkat (Harun, 2016:76). Jika BOPO semakin meningkat berarti biaya operasi semakin besar, sehingga pada akhirnya Return on Assets

akan menurun (Mawardi, 2005:92).

Berdasarkan hasil penelitian dari Ariyanti (2017:17) dan Harianto (2017:46) diperoleh hasil bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Assets. Sedangkan penelitian dari Susanto (2016:20) dan Aziz (2016:8) BOPO tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Dan penelitian dari Zulfikar (2014:11) menyatakan bahwa BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Dari uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H3 : BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

4. NPF terhadap ROA

Rasio Non Performing Financing (NPF) analog dengan Non Performing Loan (NPL) pada bank konvensional. Karena pada bank syariah tidak mengenal adanya pinjaman namun menggunakan istilah pembiayaan. NPL mencerminkan risiko kredit, semakin kecil NPL semakin kecil pula risiko kredit yang ditanggung pihak bank (Nusantara, 2009 dalam Harianto, 2017:46). Semakin tinggi Non Performing Loans/NPL mengakibatkan semakin tinggi tunggakan bunga kredit yang berpotensi menurunkan pendapatan bunga serta menurunkan perubahan laba. Demikian sebaliknya semakin rendah Non Performing Loans/NPL akan semakin tinggi perubahan laba (Harun, 2016:76).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harianto (2017:45) dan Pangestika (2018:145) diperoleh hasil bahwa NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Assets. Sedangkan penelitian dari Harun (2016:78), Ariyanti (2017:16) dan Fitria (2017:119) NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Dari uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H4 : NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

5. FDR terhadap ROA

Financing to Deposit Ratio (FDR) analog dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) pada bank konvensional. Kondisi LDR yang lebih besar dalam satu periode pasti akan meningkatkan ROA bank. Rasio LDR yang semakin tinggi mengindikasikan semakin banyak jumlah dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit. Hal ini akan memberikan pendapatan bunga yang semakin besar yang akan meningkatkan profitabilitas (Sudirman, 2000:193 dalam Harianto, 2017:47).

Berdasarkan hasil penelitian dari Suyono (2005:61) dan Christiano (2014:828) bahwa FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Assets. Sedangkan penelitian dari Harianto (2017:47), Ariyanti (2017:17) dan Pangestika (2018:142) FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Dari uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H5 : FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap

ROA Perbankan Syariah di Indonesia Tahun 2013-2017.

6. CAR terhadap ROA melalui FDR

Semakin tinggi CAR maka semakin kuat kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap pinjaman atau aktiva produktif yang berisiko (Wibisono, 2017:44). Bank dengan CAR yang tinggi maka akan berpengaruh dengan adanya aktivitas pembiayaannya dan tingkat likuiditas (Financing to Deposit Ratio)

(Ervina, 2016:15). Semakin tinggi FDR maka laba perusahaan semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan pinjaman dengan efektif, sehingga jumlah pinjaman macetnya akan kecil) (Wibisono, 2017:45).

Penelitian yang dilakukan oleh Ervina (2016:15), Ariyanti (2017:15) dan Hasanah (2017:73) memperoleh hasil bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap FDR. Diiringi dengan penelitian yang dilakukan oleh Suyono (2005:61) dan Christiano (2014:828) bahwa FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Assets. Dari uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H6 : CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap

ROA melalui FDR sebagai variabel intervening pada Perbankan

Syariah di Indonesia Tahun 2013-2017.

7. DPK terhadap ROA melalui FDR

Dana pihak ketiga adalah dana berupa simpanan dari masyarakat. Bank dengan dana yang besar maka dapat menyalurkan pembiayaan lebih banyak. Peningkatan dana pihak ketiga akan mengakibatkan pertumbuhan tingkat likuiditas (FDR) (Pardede, 2016:3). Sehingga akan menghasilkan pendapatan bagi bank yang akan meningkatkan Return on Assets.

Penelitian yang dilakukan oleh Pardede (2016:10), Ariyanti (2017:16) dan Pangestika (2018:142) memperoleh hasil bahwa DPK

berpengaruh positif dan signifikan terhadap FDR. Diiringi dengan penelitian yang dilakukan oleh Suyono (2005) dan Christiano (2014) bahwa FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Assets. Dari uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H7 : DPK berpengaruh positif dan signifikan terhadap

ROA melalui FDR sebagai variabel intervening pada Perbankan

Syariah di Indonesia Tahun 2013-2017.

8. BOPO terhadap ROA melalui FDR

Kenaikan BOPO pada bank mendorong bank harus memperkuat dananya untuk menutupi segala biaya-biaya tersebut. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan penyaluran kredit/pembiayaan (LDR) untuk memperoleh pendapatan operasional yang lebih banyak (Agustina, 2013:108). Dalam kegiatan operasional, bank dapat mengalami kelebihan atau kekurangan likuiditas. Apabila terjadi kelebihan, maka hal itu dianggap sebagai keuntungan bank (Wibisono, 2017:57).

Berdasarkan penelitian dari Utari (2011:19), Agustina (2013:108) dan Astuti (2016:16) diperoleh hasil bahwa BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap FDR. Diiringi dengan penelitian yang dilakukan oleh Suyono (2005) dan Christiano (2014) bahwa FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on

Assets. Dari uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H8 : BOPO berpengaruh positif dan signifikan terhadap

ROA melalui FDR sebagai variabel intervening pada Perbankan

Syariah di Indonesia Tahun 2013-2017.

9. NPF terhadap ROA melalui FDR

Apabila NPL/NPF pada perbankan syariah tinggi maka akan menurunkan likuiditas (FDR) dan juga tingkat Return on Assets. Karena dengan banyaknya kredit macet yang disebabkan oleh para nasabah, maka bank akan mengalami kesulitan dalam membayar kewajibannya kepada deposan (Nugraha, 2014:5).

Penelitian yang dilakukan oleh Sariasih (2013:1279), Nugraha (2014:12) dan Astuti (2016:17) diperoleh hasil NPF berpengaruh positif dan signifikan terhadap FDR. Diiringi dengan penelitian yang dilakukan oleh Suyono (2005) dan Christiano (2014) bahwa FDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Assets. Dari uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H9 : NPF berpengaruh positif dan signifikan terhadap

ROA melalui FDR sebagai variabel intervening pada Perbankan

34

Dokumen terkait