BAB III METODE PENELITIAN
H. Teknik Analisis Data
I. Hipotesis Statistik
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data kemudian dianalisis. Analisis dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan, sebagai berikut:
1. Analisis Awal
Sebelum memberi perlakuan kepada kelas eksperimen, perlu dianalisis kedua kelompok melalui uji normalitas dan uji kesamaan dua rata-rata dengan menggunakan nilai hasil pre-test masing-masing individu.
Dua kelas dengan kemampuan seimbang Kelas uji coba
Uji instrumen test
Kelas eksperimen dengan model pembelajaran ADDIE
berbantuan media miniatur bangun datar
Kelas kontrol dengan model konvensional
(ekspositori) Analisis instrumen test
Uji coba untuk menentukan instrumen
test
Data tes hasil pembelajaran matematika kelas V SD N Karangtowo
Proses belajar mengajar
Tes hasil belajar (evaluasi)
Analisis tes hasil belajar
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel kedua kelompok berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, pengujian ini dapat dilakukan menggunakan uji kenormalan dengan uji lilliefors. Misalkan sampel acak dengan menggunakan x1, x2, …, xn. Berdasarkan
sampel ini akan diuji hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya, yaitu: H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
H1 : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal.
Adapun langkah untuk menguji kenormalan suatu sampel adalah: 1) Pengamatan x1, x2, …, xn dijadikan bentuk baku z1, z2, …, zn dengan
menggunakan rumus:
( ̅)
( ̅ dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel.
2)Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang: F(zi) = P (z ≤ zi).
3) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, …, z3 yang lebih kecil atau sama
dengan zi, jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi) =
4)Hitung selisih |F(zi) – S(zi)|
5) Ambil harga yang paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut, sebutlah harga terbesar ini L0.
Untuk menerima atau menolak H0, maka nilai dari L0 dibandingkan
Kriterianya adalah jika L0 ≥ Ltabel maka H0 ditolak berarti sampel tidak
berasal dari populasi berdistribusi normal dan jika L0 ≤ Ltabel maka H0
diterima berarti sampel dari populasi berdistribusi normal (Sudjana, 2005: 466-467).
b. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Untuk mengetahui kesamaan rata-rata dua kelompok sebelum perlakuan maka perlu diuji menggunakan uji dua pihak. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0 : µ1 = µ2 (rata-rata prestasi belajar siswa dari kelas kontrol dan kelas
eksperimen adalah sama).
H1 : µ1 ≠ µ2 (rata-rata prestasi belajar siswa dari kelas kontrol dan kelas
eksperimen adalah tidak sama).
Keterangan : µ1 = Rata-rata kelompok eksperimen
µ2 = Rata-rata kelompok kontrol
Apabila varians dari kedua kelompok adalah sama tetapi tidak diketahui harganya, maka rumus statistik yang digunakan adalah:
2 1 2 1 1 1 n n S x x t dengan
2 2 1 1 1n
n
s
n
s
n
s
2 1 2 2 2 1 2 Keterangan: t = Perbedaan rata-rata s = Simpangan baku 1x = Rata-rata nilai kelas eksperimen 2
x = Rata-rata nilai kelas kontrol
1
n = Banyaknya subyek kelas eksperimen
2
s2 = Varians gabungan
s12 = Varians kelas eksperimen
s22 = Varians kelas kontrol
Kriteria pengujian adalah: terima H0 jika –t1−½α< t < t1−½α, dimana
t1−½α didapat dari daftar normal baku dengan peluang 1−½α dan dk = n1 + n2
– 1. H0 ditolak jika mempunyai harga yang lain (Sudjana, 2005: 239).
2. Pemberian Perlakuan
Setelah diketahui bahwa kedua kelompok sampel memiliki kemampuan awal yang sama (mempunyai varians dan rata–rata yang sama). Selanjutnya dapat dilakukan pemberian perlakuan atau eksperimen. Kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan penggunaan model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan pembelajaran model konvensional (ekspositori).
3. Analisis Akhir
Setelah kedua sampel diberi perlakuan yang berbeda, maka dilaksanakan tes akhir. Hasil tes akhir ini akan diperoleh data yang digunakan sebagai dasar dalam menguji hipotesis penelitian. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah sampel kedua kelompok berasal dari populasi berdistribusi normal atau tidak, pengujian
ini dapat dilakukan menggunakan uji kenormalan dengan uji lilliefors. Misalkan sampel acak dengan menggunakan x1, x2, …, xn. Berdasarkan
sampel ini akan diuji hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya, yaitu: H0 : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.
H1 : sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal.
Adapun langkah untuk menguji kenormalan suatu sampel adalah: 1) Pengamatan x1, x2, …, xn dijadikan bentuk baku z1, z2, …, zn dengan
menggunakan rumus:
( ̅)
( ̅ dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel.
2) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang: F(zi) = P (z ≤ zi).
3) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, …, z3 yang lebih kecil atau sama
dengan zi, jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi) =
4)Hitung selisih |F(zi) – S(zi)|
5) Ambil harga yang paling besar di antara harga mutlak selisih tersebut, sebutlah harga terbesar ini L0.
Untuk menerima atau menolak H0, maka nilai dari L0 dibandingkan
dengan nilai table kritis L untuk uji lilliefors pada taraf signifikan α. Kriterianya adalah jika L0 ≥ Ltabel maka H0 ditolak berarti sampel tidak
diterima berarti sampel dari populasi berdistribusi normal (Sudjana, 2005: 466-467).
4. Uji Hipotesis
a. Hipotesis 1: Ketuntasan Belajar
Model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dikatakan dapat mencapai ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran matematika kelas V SD Negeri Karangtowo tahun pelajaran 2012/2013 apabila rata-rata yang diperoleh oleh siswa di kelas adalah 75% dari jumlah siswa mendapatkan nilai di atas KKM (68). Jadi, apabila dalam kelas tersebut hasil yang diperoleh belum mencapai angka tersebut, penelitian akan terus dilakukan sampai hasil tersebut dicapai.
Untuk mengetahui keefektifan pembelajaran digunakan kriteria ketuntasan belajar sebagai berikut:
1) Ketuntasan belajar individu (perorangan )
Ketuntasan belajar siswa dapat dirumuskan sebagai berikut: Rumus Ketuntasan Belajar Individu
100 x seluruhnya maksimal nilai jumlah diperoleh yang nilai jumlah Ketuntasan Tingkat
Apabila siswa telah menguasai sekurang-kurangnya nilai 75 terhadap materi mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar.
2)Ketuntasan belajar klasikal
Di dalam pengukuran tuntas secara klasikal, dikatakan belajar tuntas dengan rumus:
Rumus Ketuntasan Belajar Klasikal 100 x tes mengikuti yang siswa jumlah belajar tuntas yang siswa jumlah Ketuntasan Tingkat
Apabila sekurang-kurangnya 85% dari siswa berhasil mencapai tingkat penguatan yang ditetapkan.
b. Hipotesis 2: Peningkatan Prestasi Belajar
Peningkatan prestasi belajar dalam penelitian ini adalah dengan mendeskripsikan hasil dari pre-test atau nilai awal siswa yang menggunakan kelas eksperimen dibandingkan dengan post-test atau nilai evaluasi akhir siswa yang menggunakan kelas eksperimen. Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dan post-test kelas eksperimen, maka dinyatakan ada peningkatan prestasi belajar matematika yang menggunakan model ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar.
c. Hipotesis 3: Perbedaan Prestasi Belajar
Menurut Sugiyono (2010: 272-273), apabila jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varian homogen (σ1= σ2), maka dapat digunakan rumus
t-test baik untuk separated maupun pool varian. Untuk melihat harga t- tabel digunakan dk = n1 + n2 – 2. Dalam penelitian ini yang digunakan
adalah rumus poolled varian, yaitu sebagai berikut:
H0 : μ1 = μ2 (tidak ada perbedaan antara prestasi belajar yang menggunakan
model ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dengan prestasi belajar yang menggunakan model konvensional).
H1 : μ1 ≠ μ2 (ada perbedaan antara prestasi belajar yang menggunakan
model ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dengan prestasi belajar yang menggunakan model konvensional).
Rumus Poolled Varian:
̅ ̅
√( ) ( ) ( ) Keterangan:
t = Uji-t
̅ = Mean sampel kelompok eksperimen ̅ = Mean sampel kelompok kontrol
= Simpangan baku gabungan
= Simpangan baku kelompok eksperimen = Simpangan baku kelompok kontrol
= Banyaknya sampel kelompok eksperimen = Banyaknya sampel kelompok kontrol
Kriteria pengujian adalah H0 diterima jika lebih kecil atau
sama dengan . Dan H0 ditolak jika mempunyai harga-harga
lain. Untuk melihat harga jika varian homogen (σ1 = σ2) digunakan
dk = + – 2 dengan taraf kesalahan 1% atau 5%. Sedangkan untuk
melihat harga jika varian tidak homogen (σ1 ≠ σ2) digunakan dk =