KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN ADDIE BERBANTUAN MEDIA MINIATUR BANGUN DATAR TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGTOWO DEMAK TAHUN 2012/2013
SKRIPSI
OLEH SRI SUBIYANTI
NPM 09120281
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN ADDIE BERBANTUAN MEDIA MINIATUR BANGUN DATAR TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGTOWO DEMAK TAHUN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan
IKIP PGRI Semarang untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH SRI SUBIYANTI
NPM 09120281
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
SKRIPSI
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN ADDIE BERBANTUAN MEDIA MINIATUR BANGUN DATAR TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGTOWO DEMAK TAHUN 2012/2013
Disusun dan diajukan oleh SRI SUBIYANTI
NPM 09120281
Telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan di hadapan Dewan Penguji pada tanggal 4 Maret 2013
Semarang, Maret 2013
Pembimbing I, Pembimbing II,
Drs. Rustopo, M.Hum Mudzanatun, S.Pd., M.Pd.
SKRIPSI
KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN ADDIE BERBANTUAN MEDIA MINIATUR BANGUN DATAR TERHADAP PRESTASI
BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KARANGTOWO DEMAK TAHUN 2012/2013
Disusun dan diajukan oleh SRI SUBIYANTI
NPM 09120281
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 7 Maret 2013
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Dewan Penguji
Ketua, Sekretaris
Dra. M. Th. S.R. Retnaningdyastuti, M.Pd. Drs. Djariyo, M.Pd.
NIP. 19530603 198103 2001 NIP. 19510617 198103 1002
Penguji I
Drs. Rustopo, M.Hum ... NPP. 114601352
Penguji II
Mudzanatun, S.Pd., M.Pd. ... NPP. 096901239
Penguji III
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
1. Jadilah engkau di dunia laksana orang gharib, jikalau engkau berada di sore hari maka janganlah menunggu datangnya pagi, jikalau engkau berada di pagi hari maka janganlah menunggu datangnya sore. Ambillah kesempatan sewaktu engkau sehat untuk masa sakitmu dan waktu hidupmu untuk masa matimu. Apabila engkau datang pada-Nya dengan berjalan maka Allah akan menjemputmu dengan berlari (Hr. Bukhari).
2. Jangan melihat masa lalu lebih baik dari yang seharusnya, karena akan membuatmu melihat saat ini lebih buruk dari yang sebenarnya.
3. Jangan berikan seseorang seekor ikan karena anda memberinya makan untuk sehari. Tetapi ajarkan seseorang untuk menangkap ikan, dan anda memberinya makan untuk seumur hidup (Pepatah Cina).
4. Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow (Albert Ainstain).
Persembahan
1. Handai taulan tercinta yang tak pernah pudar kasih sayangnya, doa dan air mata. Betapa sangat berharganya setiap helai putih diantara hitamnya rambutmu dan setiap tetes butir keringat yang terantuk dari kulit indahmu hanya kau persembahkan bagi buah hatimu tercinta ini.
2. Kakakku tersayang yang selalu mencurahkan setitik pengorbanannya untuk seorang adik yang biasa. 3. Teman-temanku tersayang senasib dan seperjuangan
khususnya jurusan PGSD 2009.
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Pengasih atas limpahan rahmat dan kasih-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Skripsi yang berjudul “Keefektifan Model Pembelajaran ADDIE Berbantuan Media Miniatur Bangun Datar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Karangtowo Demak Tahun 2012/2013” ini disusun untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari hambatan serta kesulitan-kesulitan. Namun, berkat bimbingan, bantuan, nasihat, dan dorongan serta saran-saran dari berbagai pihak, khususnya Pembimbing, segala hambatan dan rintangan serta kesulitan tersebut dapat teratasi dengan baik. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini dengan tulus hati penulis sampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Muhdi, S.H., M.Hum., selaku Rektor IKIP PGRI Semarang yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk menimba ilmu di IKIP PGRI Semarang.
2. Dra. M. Th. S. R. Retnaningdyastuti, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
3. Drs. Djariyo, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah menyetujui usulan topik skripsi penulis.
5. Mudzanatun, S.Pd., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing penulis dengan penuh dedikasi yang tinggi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberi bekal ilmu kepada penulis selama mengais ilmu di IKIP PGRI Semarang.
7. Kepala Sekolah Dasar Negeri Karangtowo Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di instansi yang dipimpinnya.
8. Guru kelas V SD Negeri Karangtowo Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian di SD Negeri Karangtowo.
9. Berbagai pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu pada kesempatan ini.
10. Handai taulan tercinta yang tak pernah pudar kasih sayangnya, doa dan air mata. 11. Teman-teman senasib sepenanggungan yang telah memberikan dorongn dan bantuan baik material maupun moral sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pendidik, khususnya pendidik di dunia pendidikan dasar.
Semarang, 4 Maret 2013
ABSTRAK
Sri Subiyanti. NPM 09120281. “Keefektifan Model Pembelajaran ADDIE Berbantuan Media Miniatur Bangun Datar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Karangtowo Demak Tahun 2012/2013”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Ilmu Pendidikan. IKIP PGRI Semarang. Dosen pembimbing I adalah Drs. Rustopo, M.Hum. Dosen Pembimbing II adalah Mudzanatun, S.Pd., M.Pd. Bulan Maret tahun 2013.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya pembelajaran matematika sebagai bekal anak didik calon generasi penerus bangsa dalam mengembangkan teknologi modern untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan. Ilmu matematika melekat erat dengan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari. Berkembangnya IPTEK yang tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana yang memadai di sekolah dan kurangnya kekreatifan guru dalam mengajar menyebabkan prestasi belajar matematika siswa kelas V rata-rata adalah 67 (batas KKM yang ditetapkan sekolah).
Permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini adalah apakah model ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dapat mencapai ketuntasan belajar matematika? apakah ada peningkatan prestasi belajar matematika dengan menggunakan model ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar? dan apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika yang menggunakan model ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dan yang menggunakan model konvensional. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tuntas atau tidaknya prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar, untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan prestasi belajar matematika dengan menggunakan model ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar, dan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan prestasi belajar matematika yang menggunakan model ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dan yang menggunakan model konvensional.
Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design. Analisis instrumen yang digunakan adalah uji validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis awal yang menggunakan uji normalitas dan uji kesamaan dua rata-rata dan analisis akhir menggunakan uji normalitas dan uji dua pihak.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian setelah mendapatkan perlakuan menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika dengan menggunakan model ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dapat mencapai ketuntasan belajar individu dengan nilai minimal 75 sebesar 85% dan ketuntasan belajar klasikal sebesar 85%. Pembelajaran yang menggunakan model ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dapat meningkatkan prestasi belajar matematika yang awalnya memiliki rata-rata nilai 69,55 sehingga menjadi 82,6. Hasil analisis dengan menggunakan uji-t diperoleh nilai
thitung = 4,036> ttabel = 2,025 sehingga ada perbedaan rata-rata prestasi belajar matematika
yang mendapat pengajaran dengan menggunakan model ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dengan yang menggunakan model konvensional.
Saran yang dapat peneliti sampaikan hendaknya penelitian ini dapat diterapkan oleh guru di sekolah sebagai kegiatan inovasi pembelajaran.
DAFTAR ISI
SAMPUL LUAR ... i
SAMPUL DALAM ... ii
PERSETUJUAN ... iii
PENGESAHAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 8
C.Pembatasan Masalah ... 9
D. Rumusan Masalah ... 9
E.Tujuan Penelitian ... 10
F. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ... 16
1. Prestasi belajar siswa ... 16
2. Model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar 25 3. Hakikat media miniatur bangun datar ... 33
4. Pembelajaran matematika di kelas V (lima) sekolah dasar ... 40
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 48
C. Kerangka Berpikir ... 52
D.Hipotesis Penelitian ... 53
BAB III METODE PENELITIAN A.Metode Penelitian ... 56
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 56
C. Variabel Penelitian ... 57
D. Populasi, Sampel, dan Sampling ... 58
E. Metode Pengumpulan Data ... 60
F. Desain Penelitian atau Rancangan Penelitian ... 62
G. Instrumen penelitian ... 64
H.Teknik Analisis Data ... 72
I. Hipotesis Statistik ... 73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Deskripsi Data ... 81
B. Uji Hipotesis ... 87
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ... 96
B. Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 98
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jenis dan Indikator Prestasi Belajar ... 20
Tabel 2 Daftar Nilai Pre-test Kelas Eksperimen ... 81
Tabel 3 Daftar Nilai Pre-test Kelas Kontrol ... 83
Tabel 4 Daftar Nilai Post-test Kelas Eksperimen ... 84
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Model ADDIE Menurut Reiser ... 25
Gambar 2 Model ADDIE Menurut Molenda ... 26
Gambar 3 Model ADDIE Menurut Pribadi ... 27
Gambar 4 Bangun Datar Persegi ... 44
Gambar 5 Bangun Datar Persegi Panjang ... 45
Gambar 6 Bangun Datar Segitiga ... 45
Gambar 7 Bangun Datar Jajar Genjang ... 46
Gambar 8 Bangun Datar Trapesium ... 46
Gambar 9 Bangun Datar Belah Ketupat ... 47
Gambar 10 Bangun Datar Layang-Layang ... 47
Gambar 11 Bangun Datar Lingkaran ... 48
Gambar 12 Alur Kerangka Berpikir ... 53
Gambar 13 Pretest-Postest Control Group Design ... 63
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Uji Coba Soal Pilihan Ganda ... 101
Lampiran 2 Instrumen Tes Uji Coba Soal Pilihan Ganda ... 108
Lampiran 3 Kunci Jawaban Instrumen Tes Uji Coba Soal Pilihan Ganda . 121 Lampiran 4 Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika dengan Model ADDIE ... 123
Lampiran 5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran dengan Model ADDIE ... 126
Lampiran 6 RPP Pertemuan Pertama Kelas Eksperimen ... 129
Lampiran 7 RPP Pertemuan Kedua Kelas Eksperimen ... 137
Lampiran 8 RPP Pertemuan Ketiga Kelas Eksperimen ... 145
Lampiran 9 RPP Pertemuan Keempat Kelas Eksperimen ... 152
Lampiran 10 RPP Pertemuan Kelima Kelas Eksperimen ... 160
Lampiran 11 RPP Pertemuan Keenam Kelas Eksperimen ... 168
Lampiran 12 RPP Pertemuan Pertama Kelas Kontrol ... 176
Lampiran 13 RPP Pertemuan Kedua Kelas Kontrol ... 183
Lampiran 14 RPP Pertemuan Ketiga Kelas Kontrol ... 190
Lampiran 15 RPP Pertemuan Keempat Kelas Kontrol ... 197
Lampiran 16 RPP Pertemuan Kelima Kelas Kontrol ... 205
Lampiran 17 RPP Pertemuan Keenam Kelas Kontrol ... 213
Lampiran 19 Rubrik Penilaian Ranah Psikomotor dan Afektif
Kelas Eksperimen ... 225 Lampiran 20 Rubrik Penilaian Ranah Psikomotor dan Afektif
Kelas Kontrol ... 231 Lampiran 21 Rancangan Media Pembelajaran dalam RPP ... 237 Lampiran 22 Instrumen Penelitian Soal Tes Pilihan Ganda ... 242 Lampiran 23 Kunci Jawaban Instrumen Penelitian Soal Tes Pilihan Ganda 253 Lampiran 24 Perhitungan Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda,
dan Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba dengan
Menggunakan Program Microsoft Exel 2010 ... 255 Lampiran 25 Contoh Perhitungan Validitas, Daya Pembeda, dan Tingkat
Kesukaran Soal Uji Coba Secara Manual ... 261 Lampiran 26 Perhitungan Reliabilitas Soal Uji Coba Secara Manual ... 263 Lampiran 27 Kolom Tabel Analisis Soal Uji Coba yang Dipakai Penelitian 265 Lampiran 28 Daftar Nilai Hasil Pre-Test ... 267 Lampiran 29 Daftar Nilai Hasil Post-Test ... 271 Lampiran 30 Uji Normalitas Hasil Pre-Test dengan Menggunakan
Program Microsoft Exel 2010 ... 275 Lampiran 31 Uji Normalitas Hasil Pre-Test Secara Manual ... 277 Lampiran 32 Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ... 283 Lampiran 33 Uji Normalitas Hasil Post-Test dengan Menggunakan
Lampiran 35 Analisis Ketuntasan Belajar Individu dan Ketuntasan
Belajar Klasikal ... 295
Lampiran 36 Uji-T (Uji Beda) ... 297
Lampiran 37 Hasil Dokumentasi Penelitian ... 300
Lampiran 38 Daftar Nama Siswa Kelas V.A, V.B, dan V.C ... 314
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan berbagai aspek yang saling berkaitan. Oleh karena itu, untuk menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan diperlukan berbagai keterampilan. Diantaranya adalah keterampilan membelajarkan atau keterampilan mengajar. Keterampilan mengajar merupakan kompetensi profesional yang cukup kompleks sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh.
Ada delapan keterampilan mengajar yang sangat berperan dan menentukan kualitas pembelajaran, yaitu keterampilan bertanya, membuat variasi, menjelaskan, membuka dan menutup pelajaran, membimbing diskusi, mengelola kelas, mengajar kelompok kecil dan perorangan, serta keterampilan memberikan penguatan (Indiati dan Listyaning Sumardiyani, 2011: 19).
yang diajarkan oleh guru mereka (Siti Rofiatun, salah satu guru kelas V di SD Negeri Karangtowo).
Terlebih lagi pada mata pelajaran matematika tentang materi mengidentifikasi berbagai bentuk bangun datar berdasarkan sifat-sifatnya. Pada materi ini, biasanya siswa mengalami kesulitan untuk menyebutkan sifat-sifat bangun datar yang jenisnya beraneka ragam. Selain itu, mayoritas siswa kebingungan dalam menentukan bangun datar yang tepat berdasarkan sifat-sifatnya yang hampir sama dengan sifat bangun datar yang lain. Kompleksnya materi yang harus dikuasai oleh siswa dan cakupannya yang luas, membuat siswa kurang antusias dalam pembelajaran. Apalagi kalau metode yang digunakan guru untuk mengajar hanya ceramah (konvensional) dan mengerjakan LKS (Lembar Kerja Siswa). Hal ini tak urung bisa meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun, hal ini malah bisa membuat semakin memburuknya pemahaman siswa tentang materi yang diajarkan sehingga pada akhirnya membuat semakin menurunnya prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Padahal, mata pelajaran matematika termasuk dalam kategori mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional di SD dan sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk pengaplikasiannya dalam kehidupan (Kepala SD Negeri Karangtowo, Suwarli, S.Pd., M.Si).
juga kurang diberikan pelatihan mengenai inovasi pembaharuan sistem pembelajaran yang inovatif dan bermakna. Sehingga dampaknya adalah prestasi belajar matematika siswa kurang memuaskan dan tujuan pembelajaran kurang tercapai secara maksimal.
Model pembelajaran ADDIE dikembangkan sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan oleh guru sebagai dasar melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik.
Menurut Prawiradilaga (2009: 21) menjelaskan bahwa model pembelajaran ADDIE berisi lima komponen yang merupakan satu kesatuan yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran. Kelima komponen tersebut yaitu: (1) Analysis (analisis); (2) Design (merancang); (3) Development (pengembangan); (4) Implementation (penerapan); (5) Evaluation (evaluasi).
Model pembelajaran ADDIE akan lebih bermakna lagi apabila penggunaannya dengan menggunakan media atau alat peraga. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media miniatur bangun datar yang merupakan sebuah media yang berbentuk miniatur dan di dalamnya ada sebuah beragam bentuk bangun datar dalam susunan puzzle, dimana dalam menyusun puzzle-nya tersebut siswa harus menyusun pantun yang ada di kartun (kartu pantun) tentang sifat bangun datar dan nama bangun datarnya yang sesuai. Media miniatur bangun datar ini dapat dimanipulasi oleh siswa sesuai tingkat pemahamannya terhadap materi serta membantu siswa lebih mudah mengingat materi tanpa adanya paksaan untuk menghafal materi matematika yang sifatnya kualitatif dan kuantitatif. Karena sifat materi matematika yang kompleks inilah, maka peneliti menggunakan media miniatur bangun datar untuk mengingat materi matematika dengan menciptakan sebuah pantun yang isinya tentang materi matematika yang diajarkan. Dengan demikian, siswa lebih mudah mempelajari materi matematika dan pembelajaran matematika tidak terkesan membosankan. Akhirnya dari rasa tertarik pada pembelajaran matematika akan memotivasi siswa untuk belajar yang selanjutnya akan meningkatkan prestasi belajar siswa.
pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat terlihat pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum diberi tindakan sebesar 58 dan pada akhir siklus II meningkat sebesar 80,86. Sehingga hasil penelitian terdahulu dapat dijadikan landasan teori untuk penelitian ini.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006: 147).
Kutipan tersebut dapat dipahami bahwa mata pelajaran matematika
perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut
diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan
yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Oleh karena itu, penulis lebih
tertarik mengkaji dan memecahkan permasalahan dalam pembelajaran matematika di SD.
kepada siswanya, sehingga diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan secara maksimal.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka dapat diketahui adanya banyak faktor yang mempengaruhi menurunnya prestasi belajar siswa dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas V SD Negeri Karangtowo Tahun 2012, diantaranya adalah:
1. Kurangnya penanaman konsep yang menyebabkan kurangnya pemahaman siswa terhadap materi matematika.
2. Sebagian besar siswa belum belajar sewaktu guru mengajar.
3. Minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika masih sangat minim karena kompleksnya materi mengenai sifat-sifat bangun datar.
4. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diimbangi dengan sarana dan prasarana serta fasilitas belajar yang memadai di sekolah serta kurangnya pelatihan pembelajaran untuk para guru.
5. Guru belum menggunakan metode yang inovatif dan kreatif dalam proses pembelajaran.
6. Guru belum menggunakan bantuan media atau alat peraga yang inovatif dan kreatif dalam proses pembelajaran.
7. Banyaknya siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar sehingga prestasi belajarnya masih kurang memuaskan.
C. Pembatasan Masalah
Penerapan model pembelajaran ADDIE dengan media miniatur bangun datar sebenarnya dapat dilakukan di semua mata pelajaran. Namun, berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan di atas, maka penulis mempersempit permasalahan dalam pembatasan masalah supaya penelitian yang dilakukan lebih spesifik dan lebih fokus. Sehingga pemasalahan yang hendak dikaji adalah rendahnya prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika kelas V Sekolah Dasar khususnya pada pembahasan materi mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar di SD Negeri Karangtowo Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak tahun pelajaran 2012/2013 yang dibuktikan dengan hasil belajar untuk mata pelajaran matematika khususnya hasil nilai ulangan harian pada materi mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar semester II tahun pelajaran 2011/2012 di kelas V SD Negeri Karangtowo masih dalam kategori dibawah nilai KKM yaitu nilai rata-rata ulangan hariannya adalah 67, padahal KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) di SD Negeri Karangtowo untuk mata pelajaran matematika adalah 68. Prestasi belajar siswa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa dari aspek kognitif yaitu nilai evaluasi siswa dalam proses pembelajaran matematika.
D. Rumusan Masalah
pembatasan masalah diatas, maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apakah model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dapat mencapai ketuntasan belajar siswa pada pembelajaran matematika kelas V SD Negeri Karangtowo Demak tahun pelajaran 2012/2013?
2. Apakah ada peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar pada pembelajaran matematika kelas V SD Negeri Karangtowo Demak tahun pelajaran 2012/2013?
3. Apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar terhadap prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada pembelajaran matematika kelas V SD Negeri Karangtowo Demak tahun pelajaran 2012/2013?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka dapat ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut:
2. Untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar pada pembelajaran matematika kelas V SD Negeri Karangtowo Demak tahun pelajaran 2012/2013.
3. Untuk mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dengan prestasi belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran konvensional pada pembelajaran matematika kelas V SD Negeri Karangtowo Demak tahun pelajaran 2012/2013.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis
Jika penerapan model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika di sekolah dasar, maka penelitian ini dapat dijadikan sebagai landasan teori untuk kegiatan-kegiatan inovasi pembelajaran. Selain itu penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu dan menambah wawasan bagi pengkajian inovasi pembelajaran.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Kepala Sekolah
pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran matematika dan dapat digunakan untuk mengadakan pembinaan dan pelatihan dalam mengembangkan kinerja guru dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya.
b. Bagi Guru
Manfaat praktis bagi guru adalah dapat memperoleh keterampilan baru yaitu penggunaan model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dalam pembelajaran matematika khususnya dalam pembahasan materi mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar pada siswa kelas V SD dan dapat digunakan oleh guru-guru di sekolah dasar dalam upaya pengembangan inovasi pembelajaran.
c. Bagi Siswa
G. Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 61). Sehubungan dengan teori di atas, maka penelitian ini yang berjudul: “Keefektifan Model Pembelajaran ADDIE Berbantuan Media Miniatur Bangun Datar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Karangtowo Demak Tahun 2012/2013”, perlu kiranya disampaikan jenis variabel-variabelnya untuk menjaga agar tidak sampai terjadi bermacam-macam interpretasi dan untuk memberi kepastian kepada pembaca tentang arah pembahasan dan tujuan yang akan dicapai. Selain itu, agar mampu menjawab permasalahan pada penelitian ini. Definisi operasional variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat) yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Terikat
2. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) berbantuan media miniatur bangun datar.
“Model pembelajaran ADDIE terdiri dari lima tahap atau fase yang
merupakan satu kesatuan dan diperlukan dalam kegiatan pembelajaran” (Pribadi, 2009: 125). Kelima komponen tersebut yaitu; (1) Analysis (analisis) berhubungan dengan peran guru untuk menganalisis semua kebutuhan dan karakteristik siswa sebelum melakukan pembelajaran; (2) Design (merancang) berhubungan dengan merancang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai; (3) Development (pengembangan) berhubungan dengan kreatifitas guru untuk mengembangkan materi pelajaran sesuai kehidupan sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar dan mengembangkan alat peraga atau media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan memudahkan penjelasan materi kepada siswa; (4) Implementation (penerapan) yaitu guru harus menerapkan apa yang sudah direncanakan sebelumnya ke dalam proses pembelajaran yang sesungguhnya di lapangan; (5) Evaluation (evaluasi), dengan memberikan evaluasi yang objektif dan adil serta segera menginformasikan hasil evaluasi akan menjadi motivator siswa untuk meningkatkan prestasi belajar yang ingin dicapai.
materi yang akan diajarkan. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media miniatur bangun datar.
Media miniatur bangun datar adalah salah satu media yang termasuk jenis media visual tiga dimensi. Media ini hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan dan dapat dimanipulasi oleh siswa sesuai dengan bentuk aslinya. Sehingga media ini mampu meningkatkan tingkat pengetahuan dan kecerdasan anak. Hal ini sesuai dengan pendapat Pribadi (2009: 34) bahwa “kecerdasan visual-spasial sangat terkait dengan
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Prestasi Belajar Siswa
a. Hakikat Prestasi Belajar Siswa
Menurut Hamdani (2011: 137) mengemukakan bahwa “prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan”. Jadi, prestasi itu
dapat diraih atau dicapai oleh seseorang apabila orang tersebut mampu melakukan suatu kegiatan baik secara individual maupun kelompok. Selain itu, Hamdani (2011: 138) juga menyatakan bahwa “prestasi adalah hasil yang diperoleh dari suatu aktivitas. Sedangkan belajar merupakan
suatu proses yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu, yaitu perubahan tingkah laku”. Jadi, prestasi belajar merupakan perubahan
tingkah laku yang dialami oleh seseorang karena akibat dari suatu
aktivitas yang dilakukannya.
belajar merupakan kemampuan seseorang dalam pencapaian berfikir yang tinggi. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya pada seorang anak dalam pendidikan atau bidang keilmuan. Prestasi belajar dari siswa adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa yang didapat dari proses pembelajaran. Prestasi belajar adalah hasil pencapaian maksimal menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap sesuatu yang dikerjakan, dipelajari, dipahami dan diterapkan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Sulistianingsih, 2011) dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan “prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Sedangkan Arifin (2011: 12) berpendapat bahwa “prestasi belajar
diketahui dan dipahami sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu dan juga sebagai indikator kualitas intuisi suatu pendidikan. Di samping itu, dengan adanya prestasi belajar, maka seorang guru dapat melakukan umpan balik dalam proses pelaksanaan pembelajaran sehingga posisi siswa dapat ditentukan dengan tepat, apakah perlu dilakukan diagnosis, penempatan, atau bimbingan terhadap siswa.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dari aspek kognitif yang dicapai dari suatu kegiatan belajar atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu dan dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf maupun kalimat. Prestasi belajar siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dan dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembelajaran.
b. Hakikat Prestasi Belajar Matematika
dari kegiatan belajar matematika atau usaha yang dapat memberikan kepuasan emosional dan dapat diukur dengan alat atau tes tertentu dan dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf maupun kalimat. Prestasi belajar matematika siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat memperlihatkan tinggi rendahnya prestasi belajar matematika siswa.
Adapun dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar matematika adalah tingkat keberhasilan siswa setelah menempuh proses pembelajaran tentang materi tertentu, yakni tingkat penguasaan yang dapat diukur dengan tes tertentu dan diwujudkan dalam bentuk nilai atau skor. Selain itu, prestasi belajar matematika yang dicapai siswa di sini adalah berupa hasil nilai evaluasi terkait dalam mata pelajaran matematika.
c. Jenis dan Indikator Prestasi Belajar
yang diharapkan. Pengungkapan prestasi belajar pada ketiga ranah menurut Benjamin S. Bloom di atas diperlukan patokan-patokan atau indikator-indikator sebagai penunjuk bahwa seseorang telah berhasil meraih prestasi pada tingkat tertentu dari ketiga ranah tersebut.
Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai indikator-indikator prestasi belajar sangat diperlukan ketika seseorang akan menggunakan alat dan kiat evaluasi. Selanjutnya agar lebih mudah dalam memahami hubungan antara jenis-jenis belajar dengan indikator-indikatornya, berikut ini disajikan sebuah tabel yang disajikan dari tabel jenis dan indikator prestasi belajar.
Tabel 1
Jenis dan Indikator Prestasi Belajar
No Jenis Prestasi Belajar Indikator Prestasi Belajar
1
Ranah cipta (kognitif) a. Pengetahuan
b. Pemahaman c. Penerapan
d. Analisis (pemeriksaan dan pemilahan secara teliti dan sintesis (membuat
panduan baru dan utuh) e. Evaluasi
f. Kreatifitas
a. Menguasai materi mengenai identifikasi sifat-sifat bangun datar, seperti persegi, persegi panjang, segitiga, layang-layang, belah ketupat, trapesium, dan jajar genjang, serta lingkaran.
b. Memahami konsep sifat masing-masing bangun datar sesuai jenisnya.
a. Pemberian respon b. Apresiasi
c. Penilaian d. Penerimaan e. Organisasi
masalah sifat-sifat bangun datar, kemauan untuk turut serta mengatasi masalah, mendukung upaya yang berkenaan dengan pengendalian masalah.
b. Mendukung pembelajaran dengan
menunjukkan minat yang aktif ketika proses pembelajaran dan hasrat untuk mengetahui lebih banyak materi selain yang didapat dari guru.
3
Ranah karsa (psikomotor) a. Persepsi
b. Kesiapan
c. Respon terpimpin d. Mekanisme e. Respon f. Penyesuaian g. Organisasi
a. Bertanya kepada guru tentang masalah dalam pembelajaran, terampil dan dapat menyusun puzzle miniatur bangun datar, dapat
memberikan contoh yang sesuai dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari. b. Memberikan penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi mengenai sifat-sifat bangun datar.
Sumber: Sudjana (2006: 33) d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
dan hidup bermasyarakat. IQ bukanlah satu-satunya faktor penentu kesuksesan prestasi belajar seseorang. Ada faktor-faktor lain yang turut andil mempengaruhi perkembangan prestasi belajar. Sehubungan dengan hal tersebut, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah antara lain sebagai berikut: (1) pengaruh pendidikan dan pembelajaran unggul; (2) perkembangan dan pengukuran otak; dan (3) kecerdasan (intelligensi) emosional
Menurut Hamdani (2011: 139) menyebutkan bahwa “faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua bagian, yaitu: (1) faktor-faktor internal (intern); dan (2) faktor-faktor eksternal (ekstern)”.
Faktor-faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang yang dapat mempengaruhi prestasi belajarnya. Faktor-faktor intern yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang adalah: 1) Kecerdasan atau intelligensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Menurut Slameto (Hamdani, 2011: 139) mengatakan bahwa “tingkat kecerdasan
2) Faktor jasmaniah atau faktor fisiologis
Faktor jasmaniah yaitu panca indra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti mengalami sakit, cacat tubuh atau perkembangan yang tidak sempurna, berfungsinya kelenjar yang membawa kelainan tingkah laku.
3) Sikap
Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan.
4) Minat
Minat menurut ahli psikologis adalah suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus-menerus. Minat ini erat kaitannya dengan perasaan, terutama perasaan senang.
5) Bakat
Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Tumbuhnya keahlian tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya.
6) Motivasi
melakukan belajar. Dalam memberikan motivasi, guru harus berusaha untuk mengarahkan perhatian siswa pada sasaran tertentu.
Adapun faktor-faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang yang sifatnya berasal dari luar diri seseorang tersebut, baik dari lingkungan sosial dan lingkungan nonsosial. Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar seseorang yaitu: 1) Keadaan lingkungan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan anak adalah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Perhatian orang tua dapat memberikan motivasi sehingga anak dapat belajar dengan tekun.
2) Keadaan lingkungan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran dan kurikulum. 3) Keadaan lingkungan masyarakat.
perubahan-perubahan dalam masyarakat, baik dari sisi ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, maupun budaya di tingkat lokal maupun global.
2. Model Pembelajaran ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) Berbantuan Media Miniatur Bangun Datar a. Hakikat Model Pembelajaran ADDIE (Analysis, Design, Development,
Implementation, Evaluation)
Menurut Prawiradilaga (2009: 21) mengatakan bahwa “ADDIE muncul pada pertengahan tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda”. Reiser merumuskan ADDIE dengan menggunakan kata kerja. Revision atau perbaikan terjadi diantara masing-masing fase. Sedangkan Molenda menyatakan bahwa seluruh komponen dengan kata benda. Revisi dapat terjadi terus menerus dalam setiap tahap yang dilalui walaupun tidak dinyatakan dengan jelas. Menurut keduanya fase pertama diawali dengan analysis dan berakhir sampai evaluation, dimana evaluasi ini digunakan untuk analysis tahap berikutnya. Model keduanya adalah sebagai berikut:
revision revision
revision revision
Gambar 1 Model ADDIE Menurut Reiser Analyze
Implement Evaluate Design
Gambar 2 Model ADDIE Menurut Molenda
Berdasarkan pendapat dari kedua pakar di atas, hal ini penulis lebih cenderung kepada pendapat Molenda karena komponen ADDIE yang dimaksudkan menunjuk pada kata benda dan revisi bisa terjadi secara terus menerus dalam setiap tahap. Salah satu fungsi ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Selanjutnya model ADDIE dikembangkan oleh Dick dan Carry pada tahun 1996 untuk merancang sistem pembelajaran.
Model ADDIE merupakan desain instruksi yang tepat karena sifatnya yang sistematik, linier dan dimungkinkan adanya interaksi ketika ada perubahan desain. Model ADDIE terdiri dari 5 fase, yaitu Analysis, Design, Development, Implementation, dan Evaluation, yang merepresentasikan pedoman yang dinamis dan fleksibel untuk membangun sistem pembelajaran yang efektif dan performance tools pendukung. Ide dari ADDIE adalah menerima feedback secara terus
Design
Development
Implementation
menerus dan berkelanjutan selama membangun materi pembelajaran. Dengan adanya model ini diharapkan dapat menghemat waktu dan biaya dengan menangkap permasalahan saat permasalahan tersebut masih bisa diperbaiki. Menurut Pribadi (2009: 127), model ADDIE dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3 Model ADDIE Menurut Pribadi
A
Analysis
D
Design
D
Development
I
Implementation
E
Evaluation
Analisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan solusi yang tepat dan
menentukan kompetensi siswa
Melaksanakan program pembelajaran dengan menerapkan desain atau spesifikasi
program pembelajaran
Menentukan kompetensi khusus, metode, bahan ajar, dan strategi pembelajaran
Memproduksi program dan bahan ajar yang akan digunakan dalam program
pembelajaran
b. Komponen-Komponen Model Pembelajaran ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation)
1) Analysis (analisis)
Kegiatan analisis terdiri atas dua tahap, yaitu analisis pembelajaran atau performance analysis dan analisis kebutuhan atau need analysis. Tahap pertama yaitu analisis pembelajaran dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah pembelajaran yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen. Pada tahap kedua yaitu analisis kebutuhan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan prestasi belajar.
Jadi, dalam kegiatan analisis ini seorang guru harus menganalisis karakteristik siswa dan menganalisis semua kebutuhan siswa dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan serta mengidentifikasi kondisi lingkungan yang sesuai dengan karakteristik siswa (Pribadi, 2009: 129-130).
2) Design (desain)
aktivitas pembelajaran. Langkah desain harus mampu mengatasi masalah kesenjangan yang menggambarkan perbedaan antara kemampuan yang dimiliki siswa dengan kemampuan yang ideal.
Hal ini sesuai dengan pendapat Pribadi (2009: 131-132) yang menyatakan bahwa dalam kegiatan desain seorang guru harus mengetahui kemampuan siswa dan mengetahui tujuan pembelajaran yang akan dicapai sehingga guru mampu merancang suatu proses pembelajaran yang bermakna dan menarik.
3) Development (pengembangan)
Langkah pengembangan meliputi kegiatan menciptakan dan memodifikasi bahan ajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Langkah pengembangan mencakup kegiatan memilih dan menentukan metode, media, serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program pembelajaran.
4) Implementation (implementasi)
Langkah implementasi sering diasumsikan dengan penyelenggaraan program pembelajaran itu sendiri. Langkah ini memang mempunyai makna adanya penyampaian materi pembelajaran dari guru kepada siswa. Jadi, kegiatan implementasi ini merupakan tindakan nyata yang dilakukan oleh guru dalam pembelajaran sesuai rencana yang telah dirancang sebelumnya.
Secara umum tujuan diadakannya penerapan atau implementasi ini adalah mengarahkan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dan memecahkan masalah terhadap hasil belajar siswa sehingga siswa dapat memiliki kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari (Pribadi, 2009: 134).
5) Evaluation (evaluasi)
Evaluasi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evaluasi dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
c. Langkah-Langkah Penerapan Model Pembelajaran ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation) Berbantuan Media Miniatur Bangun Datar
1) Tahap analisis (analysis)
Tahap analisis meliputi: (a) guru mengidentifikasi karakteristik siswa yang akan diajar materi mengenai mengidentifikasi sifat-sifat bangun datar, (b) guru mempersiapkan kebutuhan siswa sesuai pembelajaran yang akan dilakukan, (c) guru membuat rancangan pembelajaran dimana tujuan atau indikator dijabarkan secara spesifik, (d) mempersiapkan media yang dibutuhkan untuk memperjelas materi yang akan diajarkan, (e) mempersiapkan bahan ajar yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
2) Tahap desain (design)
Merancang proses pembelajaran (strategi, metode, model, dan teknik) sesuai dengan karakteristik siswa dan tujuan yang ingin dicapai. Langkah-langkah kegiatan pembelajarannya adalah sesuai dengan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang telah dirancang guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran di kelas. 3) Tahap pengembangan (development)
bahan ajar sesuai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan menjadikan lingkungan sebagai sumber belajar yang relevan.
4) Tahap penerapan (implementation)
Pada tahap penerapan, seorang guru harus menerapkan pembelajaran sesuai proses yang telah direncanakan sebelumnya. Kemudian mengaplikasikan segala sesuatu yang telah direncanakan dan dipersiapkan ke dalam pembelajaran nyata.
5) Tahap evaluasi (evaluation)
Mengadakan penilaian akhir terhadap hasil proses pembelajaran yang telah dilakukan dengan memberikan soal evaluasi dalam bentuk tes tertulis.
d. Kendala Pelaksanaan Model Pembelajaran ADDIE Berbantuan Media Miniatur Bangun Datar
1) Model ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar membutuhkan penganalisaan kebutuhan belajar secara mendalam dan membutuhkan perencanaan yang maksimal dengan semua keperluan dalam pembelajaran.
3) Pelaksanaan model ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar membutuhkan pengelolaan waktu yang cukup baik dari guru dan siswa.
3. Hakikat Media Miniatur Bangun Datar a. Pengertian Media Pembelajaran
Tahap awal kegiatan belajar mengajar (KBM) guru sering mengalami kesulitan dalam mengarahkan perhatian, minat, atau motivasi siswa terhadap pokok bahasan yang akan dipelajari. Oleh karena itu, dibutuhkan media yang dapat membantu kegiatan pembelajaran.
pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran.
Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan suatu media atau bentuk penyaluran pesan baik tercetak maupun audio visual yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar atau membawa pesan intruksional untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa.
Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar dalam pembelajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi prestasi belajar yang dicapai. Hal ini didukung oleh teori tingkah laku (behaviorism theory) ajaran B. F. Skinner mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran. Menurut teori ini, mendidik adalah mengubah tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku ini harus tertanam pada diri siswa sehingga menjadi adat kebiasaan. Supaya tingkah laku tersebut menjadi adat kebiasaan, setiap ada perubahan tingkah laku positif ke arah tujuan yang dikehendaki, harus diberi penguatan (reinforcement), berupa pemberitahuan bahwa tingkah laku tersebut telah betul.
b. Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran
pembelajaran yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Media visual
“Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan” (Hamdani, 2011: 248). Contohnya adalah media grafis (gambar atau foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, peta). Media visual terdiri dari media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visuals) dan media yang dapat diproyeksikan (projected visuals). Sehingga media visual ini hanya mengedepankan penggunaan indra penglihatan sebagai perantaranya.
2)Media audio
“Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam
bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan para siswa untuk mempelajari bahan ajar” (Hamdani, 2011: 248). Contohnya adalah teks suara, program radio, dan program kaset suara. Jadi, media audio ini lebih menekankan penggunaan indra pendengaran sebagai penyampai materi ajar.
3) Media audio visual
“Media audio visual ini merupakan kombinasi dari media audio
visual ini lebih memfokuskan siswa pada penggunaan indra penglihatan dan pendengaran sebagai perantara tersampaikannya materi pelajaran.
c. Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Sadiman, dkk (2011: 17), secara umum media pembelajaran mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam hanya bentuk kata-kata tertulis atau lisan).
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat pasif siswa.
4) Sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka dapat diatasi dengan media pembelajaran, yaitu dengan kemampuannya dalam memberikan perangsang yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
d. Hakikat Media Miniatur Bangun Datar
Sudjana dan Rivai, (1991: 165) bahwa “media miniatur bangun datar
termasuk jenis media visual tiga dimensi yang berbentuk model susun dimana media ini memperlihatkan pecahan dari bagian atau ukuran isi”.
Gambar dan puzzle bangun datar serta pantun yang ditampilkan dalam media ini sangat baik untuk pembelajaran matematika yang sifatnya deskriptif kuantitatif. Gambar bisa diambil dari berbagai media cetak ataupun dari sumber buku lain yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
Media miniatur bangun datar merupakan sebuah media yang berbentuk miniatur bergambar hasil dari rangkaian puzzle bangun datar dan di dalamnya ada rangkaian pantun yang isinya tentang materi yang diajarkan, dimana kartun (kartu pantun) terdiri dari dua bagian yaitu kartun sampiran berisi sifat-sifat bangun datar dan kartun isi berisi nama bangun datar yang sesuai sifat bangun datar dalam kartun sampiran.
bahwa “kecerdasan visual-spasial sangat terkait dengan kemampuan seseorang yang memahami sesuatu melalui indra penglihatan dan memvisualisasikan objek”. Oleh karena itu, media miniatur bangun datar
ini dapat meningkatkan kecerdasan visual-spasial anak.
Media miniatur bangun datar merupakan media yang mampu meningkatkan tingkat daya ingat siswa karena miniatur bangun datar yang ada di dalam media ini dapat dimanipulasi atau dirangkai sesuai letaknya dalam puzzle miniatur bangun datar. Media ini dikembangkan melalui proses kreatifitas dalam pembelajaran dalam bentuk permainan. Dengan menggunakan permainan, maka pembelajaran yang akan dilakukan dapat bersifat kompetitif dan mengarahkan siswa untuk mencapai prestasi belajar tertentu (Pribadi, 2009: 43).
Media miniatur bangun datar ini akan membawa anak ke dalam sebuah proses pembelajaran matematika yang menarik dan tidak membosankan. Karena di dalam media miniatur bangun datar ini akan banyak diterapkan permainan merangkai puzzle melalui pantun yang berisi materi pelajaran matematika. Sehingga siswa mampu mengingat materi tanpa adanya tekanan dan mereka belajar dengan menyenangkan serta bermakna. Dengan demikian, diharapkan prestasi belajar mereka juga akan meningkat.
e. Kelebihan dan Kelemahan Media Miniatur Bangun Datar
Media miniatur bangun datar ini termasuk media visual tiga dimensi yang sering dipakai dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Sadiman (2011: 29-31) menyatakan bahwa “media visual ini memiliki kelebihan dan kelemahan”. Adapun kelebihan dari media miniatur bangun
datar ini adalah:
1) Sifatnya konkret, dapat dimanipulasi dan memberikan rangsangan sebagai motivator dalam belajar.
2) Berisi pantun yang menarik dimana isi pantun sesuai dengan isi materi pelajaran.
3) Terdapat slogan sederhana yang dapat diterapkan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.
5) Miniatur bangun datar dapat memperjelas suatu masalah sehingga dapat mencegah kesalahpahaman.
6) Mudah penggunaannya dan menarik.
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, media miniatur bangun datar ini mempunyai beberapa kelemahan, diantaranya:
1) Miniatur bangun datar yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran.
2) Ukurannya sangat terbatas untuk kelompok besar.
4. Pembelajaran Matematika di Kelas V (lima) Sekolah Dasar a. Hakekat Belajar dan Pembelajaran
Menurut Arsyad (2002: 1), “belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya”. Jadi, belajar tidak hanya terbatas atau terputus setelah apa yang terjadi pada pendidikan formal, tetapi belajar terjadi sepanjang hayat selama kita mengalami proses interaksi dengan lingkungan sekitar.
Sedangkan menurut G. A Kimble (Simanjuntak, Manurung, dan Matutina, 1993: 38) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan yang relatif menetap dalam potensi tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari latihan dengan penguatan dan tidak termasuk perubahan-perubahan karena kematangan, kelelahan atau kerusakan pada susunan saraf, atau dengan kata lain bahwa mengetahui dan memahami sesuatu sehingga terjadi perubahan dalam diri seseorang yang belajar.
menyebabkan berubahnya perilaku seseorang. Selain itu, Pribadi (2009: 6) juga menyatakan “belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki potensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan”. Jadi, di sini dimaksudkan bahwa belajar mengarah pada suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk berinteraksi dengan lingkungan sehingga menghasilkan perilaku yang baik.
Berdasarkan pengertian belajar menurut beberapa tokoh di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan yang sangat kompleks yang terjadi pada diri individu karena interaksi dengan lingkungannya supaya memiliki potensi berupa keterampilan dan pengetahuan dan terjadi sepanjang hayat.
b. Pembelajaran Matematika di Kelas V (lima) Sekolah Dasar
Matematika merupakan ilmu yang memiliki ciri-ciri, yaitu: memiliki objek kejadian yang abstrak serta berpola pikir deduktif konsisten. Sedangkan matematika sekolah adalah matematika yang diajarkan di pendidikan dasar yang sesuai dengan kurikulum matematika. Menurut teori Jean Piaget (Simanjuntak, Manurung, dan Matutina, 1993: 84-85) menyatakan bahwa “perkembangan anak melewati empat tahap, yaitu: periode sensori motor (0-2 tahun), periode pra-operasional (2-7 tahun), periode operasional konkret (7-12 tahun), dan periode operasional formal (lebih dari 12 tahun)”.
Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa anak usia Sekolah Dasar (SD), menurut teori Jean Piaget termasuk pada tahap periode operasional konkret, dimana pada tahap ini dalam kegiatan belajar, seorang anak membutuhkan benda-benda konkret (nyata) yang dapat dimanipulasi sesuai dengan tingkat perkembangan dan keingintahuannya.
Menurut Suherman, dkk., 2003: 67-69, adapun karakteristik pembelajaran matematika di sekolah sebagai berikut: (1) pembelajaran matematika adalah berjenjang (bertahap); (2) pembelajaran matematika mengikuti metode spiral. Bahan yang baru selalu dikaitkan dengan bahan yang telah dipelajarinya; (3) pembelajaran matematika menekankan pola pikir deduktif. Pemahaman konsep-konsep matematika melalui contoh-contoh; dan (4) pembelajaran matematika menganut kebenaran konsistensi, tidak ada pertentangan antara kebenaran suatu konsep dengan konsep lainnya.
secara bertahap mulai dari kemampuan yang sudah diketahui oleh siswa sampai hal baru yang belum diketahui oleh siswa dimana dalam pembelajarannya selalu diberikan contoh-contoh yang relevan dan memiliki kebenaran konsisten. “Matematika mempunyai fungsi sebagai: alat, pola pikir, dan ilmu atau pengetahuan” (Suherman, dkk., 2003: 56). Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi matematika sebagai ilmu adalah matematika selalu mencari kebenaran, meralat kebenaran yang telah diterima, dan mencoba mengembangkan penemuan-penemuan sepanjang mengikuti pola pikir yang sah. Matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) memahami
konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan
penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam
membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika; dan (3) memiliki sikap menghargai kegunaan
matematika dalam kehidupan serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.
Menurut Sobel dan Maletsky (2004: 31-53), cara memotivasi anak
dalam pembelajaran matematika supaya mereka antusias dalam pembelajaran adalah: “menyediakan kesempatan untuk menduga,
menggunakan sesuatu yang bersifat matemagis, gunakan tantangan
geometri dan papan buletin untuk menarik minat anak, stimulasi minat
matematika”. Sehingga dapat dijelaskan bahwa cara memotivasi anak agar memiliki motivasi untuk belajar adalah dengan memberikan sebuah tantangan yang menarik dalam bentuk permainan yang menantang dan menimbulkan rasa keingintahuan anak.
Menurut Sumanto, dkk (2008: 128-144), materi pembelajaran matematika di kelas V (lima) sekolah dasar mengenai sifat-sifat bangun
datar adalah: 1) Persegi
Perhatikan gambar bangun datar persegi di bawah ini:
Gambar 4 Bangun Datar Persegi
Persegi adalah bangun datar yang keempat sisinya sama, dan
keempat sudutnya siku-siku. Bangun datar termasuk segi empat dan
memiliki empat titik sudut. Berdasarkan gambar di atas, maka dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Sisi : AB = BC = CD = DA
Sudut: sudut A = sudut B = sudut C = sudut D = 900. 2) Persegi Panjang
Gambar 5 Bangun Datar Persegi Panjang
Sifat-sifat persegi panjang adalah (a) persegi panjang merupakan bangun segi empat, (b) banyak titik sudutnya ada 4, (c) keempat sudutnya berupa sudut siku-siku, (d) banyak sisi yang sejajar ada dua pasang, dan (e) pasangan sisi yang sejajar sama panjang.
3) Segitiga
Perhatikan gambar bangun segitiga berikut ini:
Segitiga siku-siku Segitiga sama kaki Segitiga sembarang
Gambar 6 Bangun Datar Segitiga
Berdasarkan gambar di atas, maka dapat disimpulkan sifat bangun datar segitiga adalah (a) banyak sisi segitiga ada 3 (tiga) sisi,
(b) banyak titik sudut segitiga ada 3 (tiga) titik sudut, dan (c) jumlah
sudut dalam segitiga adalah 1800. 4) Jajar Genjang
Gambar 7 Bangun Datar Jajar Genjang
Sifat-sifat jajar genjang adalah (a) sisi-sisi yang berhadapan sejajar dan sama panjang, (b) sudut-sudut yang berhadapan sama besar, (c) keempat sudutnya tidak siku-siku, (d) jumlah sudut-sudut yang berdekatan 180°, dan (e) kedua diagonalnya saling membagi dua ruas garis sama panjang.
5) Trapesium
Jenis-jenis trapesium yaitu seperti gambar berikut ini:
Gambar 8 Bangun Datar Trapesium
6) Belah Ketupat
Belah ketupat merupakah bangun datar segiempat, yang
keempat sisinya sama, dan sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
Perhatikan gambar berikut ini:
Gambar 9 Bangun Datar Belah Ketupat
Sifat-sifat belah ketupat adalah (a) panjang keempat sisinya adalah sama panjang, (b) kedua diagonal berpotongan tegak lurus dan saling membagi dua sama panjang, (c) sisi-sisi yang berhadapan adalah sama dan sejajar, (d) sudut-sudut yang berhadapan besarnya sama, dan (e) kedua diagonalnya merupakan sumbu simetri.
7) Layang-layang
Perhatikan gambar di bawah ini:
Gambar 10 Bangun Datar Layang-Layang
sama panjang, dan (c) mempunyai sepasang sudut berhadapan yang sama besar.
8) Lingkaran
Perhatikan gambar lingkaran di bawah ini:
Gambar 11 Bangun Datar Lingkaran
Lingkaran yang berpusat di titik P biasanya dinamakan lingkaran P. PA disebut jari-jari dan AE disebut diameter. Lingkaran adalah bangun datar yang jarak setiap titik pada sisinya dengan pusat lingkaran selalu sama.
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Model pembelajaran ADDIE ini relevan dengan beberapa teori dan didukung dengan hasil kajian penelitian terdahulu yang telah menggunakan model pembelajaran ADDIE dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Berikut ini dijelaskan mengenai teori dan hasil penelitian yang relevan.
1. Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar behavioristik ini menganggap bahwa prestasi belajar yang dimaksud ini adalah berupa perubahan sikap atau tingkah laku yang dapat diukur dan diamati dalam jangka waktu yang relatif lama sehingga menimbulkan kebiasaan. Hal ini sesuai dengan model pembelajaran ADDIE yang didesain untuk menciptakan sikap atau perilaku siswa sesuai dengan karakter yang diharapkan dalam tujuan pendidikan.
2. Teori Belajar Kognitif
Menurut Pribadi (2009: 78) menyatakan bahwa teori belajar kognitif berpandangan bahwa belajar merupakan proses mental aktif untuk memperoleh, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Teori ini mempelajari model dan proses mental seperti berpikir, mengingat, dan memecahkan masalah.
Teori belajar kognitif ini menganggap siswa adalah individu yang aktif mempelajari ilmu pengetahuan. Dalam menempuh proses pembelajaran, siswa tidak hanya sekedar bersifat pasif dalam menerima pengetahuan. Hal ini berkaitan dengan tujuan model pembelajaran ADDIE yang turut menerapkan proses pembelajaran untuk mencapai pengetahuan sesuai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
3. Teori Belajar Humanistik
harus mengembangkan keunikan siswanya itu sesuai dengan potensi yang dimilikinya sesuai model desain ADDIE yang digunakan.
Model ini telah dicobakan oleh Khilmiyati (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Multimedia Interaktif dengan Model ADDIE pada Mata Pelajaran Matematika Materi Bangun Ruang Kelas V Di SD Negeri 3 Banjar Jawa, Singaraja”. Dari penelitian ini dihasilkan kesimpulan bahwa pada uji coba perorangan, kelompok kecil, dan lapangan semuanya dengan kriteria sangat baik. Penelitian yang dilakukan oleh Khilmiyati memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu pada penggunaan model pembelajaran ADDIE pada mata pelajaran matematika di kelas V SD, hanya saja pokok bahasan materi yang digunakan memiliki perbedaan dimana penelitian Khilmiyati ini fokus materinya pada bangun ruang sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ini fokus materinya pada bangun datar.
Dalam skripsi tersebut disimpulkan bahwa penggunaan model ADDIE dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat terlihat pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa sebelum diberi tindakan sebesar 58 dan pada akhir siklus II meningkat sebesar 80,86. Keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran ADDIE (Analysis-Design-Development-Implementation-Evaluation) pada siklus II meningkat sebesar 80,86. Untuk itu disarankan model pembelajaran ADDIE digunakan pada mata pelajaran yang lain.
Hasil yang sama juga diperoleh Wiarsa, I Putu Adi Guna (2011) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Online pada Mata Pelajaran Desain Grafis Kelas X Semester 2 Di SMK Negeri 1 Sukasada”. Desain pada penelitian ini juga sama-sama menggunakan model ADDIE tetapi penggunaannya dilakukan di tingkat SMK sedangkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ini dilakukan di tingkat SD. Hasil penelitian I Putu Adi Guna Wiarsa adalah bahwa media pembelajaran online mempunyai kelayakan sangat baik dengan persentase 96,7% dari aspek materi, 93,3% dari aspek desain pembelajaran, dan 79% dari aspek media pembelajaran. Model ADDIE sangat berpengaruh terhadap pengembangan media pembelajarn online sebagai pemotivasi belajar siswa.
Bangun Datar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas V SD Negeri Karangtowo Demak Tahun 2012/2013” dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
C. Kerangka Berpikir
Adanya prestasi belajar siswa yang rendah dalam pembelajaran matematika, hal ini dikarenakan perkembangan IPTEK yang tidak diimbangi dengan perkembangan sarana prasarana sebagai fasilitas belajar di sekolah. Selain itu, pembelajaran yang dilaksanakan guru masih menggunakan LKS sebagai kegiatan siswa, sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran, hal ini juga mengakibatkan siswa kurang mengerti makna dan tujuan dari pembelajaran sehingga matematika selalu dianggap sebagai mata pelajaran yang membingungkan, rumit, kurang menarik dan membosankan karena cakupan materinya yang cukup luas dan kompleks. Padahal melalui pembelajaran matematika, siswa diharapkan dapat menjadi warga negara Indonesia yang menguasai dan mencipta teknologi di masa depan. Supaya hal tersebut dapat teratasi, maka perlu diadakan pembenahan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru khususnya dalam pembelajaran matematika.
dalam mengikuti pembelajaran matematika. Selanjutnya penggunaan model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Adapun alur kerangka pemikiran yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya penelitian adalah sebagai berikut:
Gambar 12 Alur Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap pertanyaan penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan, baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, “hipotesis juga dapat
Kondisi Awal Pembelajaran yang dilaksanakan guru kurang memanfaat IPTEK dengan baik.
Prestasi belajar siswa masih tingkat rata-rata
Diadakan perbaikan
proses pembelajaran Menggunakan model pembelajaran ADDIE berbantuan media miniatur bangun datar dalam pembelajaran matematika