BAB II Tinjauan Pustaka
9. Hipotesis
Sesuai dengan tujuan penelitian dan kerangka berfikir di atas, maka rumusan hipotesis ini adalah sebagai berikut:
H1: Dummy Konversi berpengaruh secara parsial terhadap tingkat efesiensi (BOPO).
H2: FDR berpengaruh secara parsial terhadap tingkat efesiensi (BOPO)
30 H3: DPK berpengaruh secara parsial terhadap tingkat efesiensi
(BOPO)
H4: NPF berpengaruh secara parsial terhadap tingkat efesiensi (BOPO)
31
BAB III
Metodologi Penelitan
A. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini difokuskan kepada dampak Bank Aceh Syariah sesudah dan sebelum konversi yaitu FDR, NPF dan DPK sebagai variable terkait, terhadap dampak konversi Bank Aceh Syariah. Penelitian ini bersifat kuantitatif atas data sekunder menggunakan model variable dummy.
Penelitian ini dilakukan pada Bank Aceh Syariah. Adapun periode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2018. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan dan laporan tahunan Bank Aceh Syariah melalui website www.bankaceh.co.id.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan suatu hal yang penting dalam penelitian, karena metode ini merupakan strategi untuk mendapatkan data yang diperlukan. Keberhasilan penelitian sebagian besar tergantung pada teknik-teknik pengumpulan data yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan, keterangan, kenyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat dipercaya (Bambang, 2002).
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara cara membuka skripsi, tesis, jurnal dan metode
32 dokumentasi dengan mengumpulkan, mencatat dan mengkaji data sekunder yang berupa laporan bulanan yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), data statistik lainnya yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI) dan laporan keuangan Bank Aceh, triwulan I-IV tahun 2010-2018.
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, 2010).
Adapun variabel pada penelitian ini terdiri dari :
a. Variabel Independen (x)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).Variabel ini sering disebut sebagai variabel bebas. Dalam suatu persamaan regresi, variabel bebas bisa lebih dari satu (multiple regression). Jika variabel bebas lebih dari satu, mungkin selain yang sifatnya kualitatif tersebut biasanya menunjukan ada tidaknya suatu attribute, yaitu suatu cara untuk membuat kuantifikasi (berbentuk angka) dari data kualitatif (tidak berbentuk angka) ialah dengan memberi nilai 1 (satu) dan 0 (nol).
Angka 0 (nol) jika atribut yang dimaksud tidak ada (tak terjadi) dan diberi angka 1 (satu) jika terjadi. Variabel yang mengambil
33 nilai 0 dan 1 tersebut dinamakan variabel boneka (dummy variable). Di dalam penelitian ini yang menjadi variabel
independen berupa:
1) Dummy Konversi, yang diukur dengan menggunakan
variabel dummy, dimana bernilai 0 untuk periode sebelum melakukan kebijakan konversi dan bernilai 1 untuk periode setelah adanya kebijakan konversi.
2) Financing to Deposit Ratio (FDR), digunakan untuk indikasi
tingkat kemampuan sebuah bank dalam menyalurkan dana yang berasal dari masyarakat. Penyaluran dana ini didapat dari tabungan, giro dan deposito. Apabila FDR menunjukkan rasio yang tinggi, artinya bank tersebut menyalurkan dana yang dimilikinya dan apabila rasio rendah, maka bank itu kelebihan kapasitas dana yang siap dipinjamkan.
3) Non Performing Financing (NPF), digunakan untuk
memberikan gambaran tentang masalah suatu bank yang harus diatasi dengan segera agar tidak menimbulkan dampak yang merugikan pihak bank tersebut. Apabila masalah tersebut tidak diselesaikan, maka akan menimbulkan masalah atau dampak dalam penyaluran kredit pada periode berikutnya.
34 4) Dana Pihak Ketiga (DPK), dana yang dipercayakan oleh
masyarakat kepada bank atas kesepkatan dalam bentuk tabungan, giro dan deposito.
b. Variabel Dependen (y)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, 2010). Variabel ini sering disebut juga sebagai variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependennya adalah Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Bank Aceh dari sebelum dan sesudah konversi dari tahun 2010-2018. BOPO mempunyai tujuan sebagai untuk menjadi tolak ukur sebagai efektik / efesiensi perusahaan dalam mengelola biaya operasional.
Apabila rasio menunjukkan nilai yang cenderung meningkat, artinya perusahaan tersebut tidak mampu mengelola biaya operasionalnya. Sedangkan apabila rasio menunjukkan nila yang cenderung kecil, artinya semakin efektif perusahaan tersebut dalam mengelola biaya operasional.
D. Metode Pengolahan Data
Metode pengolahan data ini menggunakan perangkat program
komputer yaitu dengan menggunakan software microsoft excel IBM SPSS 2020.
35
E. Metode Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan analisis model variable dummy. Variable dummy adalah variable yang digunakan untuk mengkuantitatifkan variable yang bersifat kualitatif. Variable dummy merupakan variable yang bersifat kategorikal yang diduga
mempunyai pengaruh terhadap variable yang bersifat kontinue. Variable dummy sering juga disebut variable boneka, binary, kategorik atau dikotom (Basuki, 2016).
Dalam penelitian ini yang terjadi adalah perbedaan situasi, yaitu sebelum dan sesudah Bank Aceh melakukan konversi, oleh karena itu penulis menggunakan regresi linier berganda dengan variabel dummy.
Dalam penelitian ini adapun yang menajdi variable dependen adalah FDR, NPF, DPK sedangkan yang menjadi variable independen yaitu BOPO sebelum dan sesudah Bank Aceh melakukan konversi.
F. Teknik Analisis Data
a) Analisis Regresi linear Berganda
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode analisis linier berganda. Analisis regresi linier berganda merupakan suatu teknik analisis statistik yang mempelajari hubungan antara sebuah variabel terkait (dependent variabel) dengan beberapa variabel bebas (independent variable) melalui suatu persamaan statistik, yang sering dijuga disebut dengan model statistik yang berdasarkan prinsip hubungan atau fungsi statistik (Abuzar Asra, 2017).
36 Keguanaan dari analisis ini untuk mengetahui arah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau negatif.
Bentuk persamaan modal regresi berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Keterangan :
BOPO : Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional.
α : Bilangan Konstant
β1 – β4 : Koefisien Regresi dari masing-masing variabel independen
D_Konversi
Dummy 1 : Sesudah Konversi Dummy 0 : Sebelum Konversi
FDR : Financing to Deposit Ratio NPF : Non Performing Financing DPK : Dapa Pihak Ketiga
ᵋ : Variabel Residual
37 G. Teknik Pengolahan Data
1. Pengujian Asumsi Klasik a) Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing variabel tetapi pada nilai residualnya. Sering terjadi kesalahan yang jamak yaitu bahwa uji normalitas dilakukan pada masing masing variabel. Hal ini tidak dilarang tetapi model regresi memerlukan pada nilai residualnya bukan pada masing-masing variabel penelitian (Ghozali, 2011). Tujuan Uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped).
Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau ke kanan (Santoso S. , 2010).
Uji normalitas pada multivariate sebenarnya sangat kompleks, karena harus dilakukan pada seluruh variabel secara bersama sama.
Namun, uji ini bisa juga dilakukan pada setiap variabel-variabel tersebut juga bisa di anggap memenuhi asumsi normalitas (Santoso S. , Statistik Multivariat (Konsep dan Aplikasi dengan SPSS), 2010).
38 Untuk mendeteksi apakah residualnya berdistribusi normal atau tidak dengan membandingkan nilai Jarque Bera (JB) dengan X2 tabel, yaitu :
a) Jika probabilitas Jarque Bera (JB)> 0,05, maka residualnya berdistribusi normal
b) Jika probabilitas Jarque Bera (JB)< 0,05, maka residualnya berdistribusi tidak normal (Basuki, Pengantar Ekonometrika (Dilengkapi Pengguna Eviews), 2016).
b) Uji Multikolienieritas
Multikoliniearitas adalah persoalan derajat (degree) dan bukan persoalan jenis (kind). Artinya bahwa masalah Multikoliniearitas bukanlah masalah mengenai apakah korelasi di antara variabel-variabel bebas negatif atau positif, tetapi merupakan persoalan mengenai adanya korelasi di antara variabel-variabel bebas.
Multikoliniearitas pada hakekatnya adalah fenomena sampel.
Dalam model fungsi regresi populasi (Population Regression Function = PRF) diasumsikan bahwa seluruh variabel bebas yang termasuk dalam model mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel tak bebas Y, tetapi mungkin terjadi bahwa dalam sampel tertentu.
39 Masalah Multikoliniearitas hanya berkaitan dengan adanya hubungan linier di antara variabel-variabel bebas Artinya bahwa masalah Multikoliniearitas tidak akan terjadi dalam model regresi yang bentuk fungsinya berbentuk non-linier, tetapi masalah Multikoliniearitas akan muncul dalam model regresi yang bentuk fungsinya berbentuk linier di antara variabel-variabel bebas.
Multikonearitas adalah adanya hubungan eksak linier antar variabel penjelas. Multikonearitas diduga terjadi bila nilai R2 tinggi, nilai t semua variabel penjelas tidak signifikan, dan nilai F tinggi.
c) UjiAutokolerasi
Autokorelasi adalah adanya hubungan antar residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain. Konsekuensi autokorelasi adalah biasnya varians dengan nilai yang lebih kecil dari nilai sebenarnya, sehingga nilai R kuadrat dan F-statistik yang dihasilkan cenderung sangat berlebih (overestimated). Cara mendeteksi adanya autokorelasi adalah d dengan membandingkan nilai Durbin Watson statistik hitung dengan Durbin Watson (DW).
Untuk medeteksi adanya serial korelasi dengan membandingkan nilai X2 hitung dengan X2 tabel (probabilitasnya), yakni:
40 a. Jika probabilitas F statistic > 0,05, maka hipotesis yang menyatakan bahwa model bebas dari masalah serial korelasi diterima.
b. Jika probabilitas F statistic < 0,05, maka hipotesis yang menyatakan bahwa model bebas dari masalah serial korelasi ditolak. Analisis Hasil Ouput : karena Jika probabilitas F statistic 0,75 > 0,05, maka hipotesis yang menyatakan bahwa model bebas dari masalah serial korelasi diterima.
d) Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedasitas adalah untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan ke pengamatan lainnya. Model regresi yang memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan varians yang memenuhi persyaratan adalah dimana terdapat kesamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap atau disebut homoskedastisitas (Slamet, 2017). Beberapa alternatif solusi jika model menyalahi asumsi heteroskedasitas adalah dengan mentrasnformasikan ke dalam bentuk logaritma, yang hanya dapat dilakukan jika semua data bernilai positif, atau dapat juga dilakukan dengan membagi semua variabel dengan variabel yang mengalami.
41 2. Hipotesis
a) Uji Statistik t (parsial)
Uji t diguakan untuk mengetahui adakah variabel-variabel independen secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel dependen. Derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,005. Apabila nilai signifikansi nilai signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita menerima hipotesisi alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara parsial mempengaruhi variabel dependen. Uji t, pada dasarrnya menunjukan seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial dalam menerangkan variabel dependen. Pengujian ini dilakukan uji dua arah dengan hipotesis:
H0 : β1 = 0
Artinya tidak ada pengaruh dari variabel independent terhadap variabel dependen.
Ha : β1 < 0 atau β1 > 0
Artinya ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (Mulyono, 2018).
a. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi (R2) merupakan suatu ukuran yang menunjukan besar sumbangan dari variabel penjelas terhadap
42 variabel reason. Dengan kata lain, koefisien determinasi menunjukan ragam (variasi) naik turunnya Y yang diterangkan oleh pengaruh linier X (berapa bagian keragaman dalam variabel Y yang dapat dijelaskan oleh beragamnya nilai-nilai observasi yang diperoleh. Dalam hal ini koefisien determinasi sama dengan satu berarti ragam naik turunnya Y seluruhnya disebabkan oleh X. Dengan demikian, bila nilai X diketahui, nilai Y dapat diramalkan secara sempurna (Sugiarto, 2006).
Jadi, kegunaan koefisien determinasi adalah:
1. Sebagai ukuran ketepatan atau kecocokan garis regresi yang dibentuk dari hasil pendugaan terhadap sekelompok data hasil observasi. Makin besar nilai R2 semakin bagus garis regresi yang terbentuk. Sebaliknya tersebut dalam mewakili data hasil observasi.
2. Mengukur besar proporsi (persentase) dari jumlah ragam Y yang diterangkan oleh model regresi atau untuk mengukur besar sumbangan variabel penjelas X terhadap ragam variabel respon Y.
b) Uji Statistik F (Simultan)
Pengujian Hipotesis secara simultan (Uji Statistik F) Uji F digunakan Untuk Menguji apakah variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen (Hartono, 2018).
43 Dasar pengambilan keputusan dalam uji F berdasarkan nilai F hitung dari F table :
a. Jika nilai Fhitung > Ftabel maka variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai Fhitung < Ftabel maka variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji F berdasarkan nilai signifikansi
a. Jika nilai signifikansi < 0,05 maka variabel independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai signifikasi > 0,05 maka variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
44
BAB IV Hasil Penelitian
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan
Gagasan untuk mendirikan Bank milik Pemerintah Daerah di Aceh tercetus atas prakarsa Dewan Pemerintah Daerah Peralihan Provinsi Atjeh (sekarang disebut Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam). Setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah peralihan Provinsi Aceh di Kutaraja (sekarang Banda Aceh) dengan Surat Keputusan Nomor 7/DPRD/5 tanggal 7 September 1957, beberapa orang mewakili Pemerintah Daerah menghadap Mula Pangihutan Tamboenan, wakil Notaris di Kutaraja, untuk mendirikan suatu Bank dalam bentuk Perseroan Terbatas yang bernama “PT Bank Kesejahteraan Atjeh, NV” dengan modal dasar ditetapkan Rp 25.000.000.1
Bank Aceh juga memulai aktivitas perbankan syariah dengan diterimanya surat Bank Indonesia No.6/4/Dpb/BNA tanggal 19 Oktober 2004 mengenai Izin Pembukaan Kantor Cabang Syariah Bank dalam aktivitas komersial Bank. Bank mulai melakukan kegiatan operasional berdasarkan prinsip syariah tersebut pada 5 November 2004.
1 http://www.bankaceh.co.id/?page_id=82 (diakses pada 21 Juli 2020 pukul 10.32 WIB)
45 Sejarah baru mulai diukir oleh Bank Aceh melalui hasil rapat RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) tanggal 25 Mei 2015 tahun lalu bahwa Bank Aceh melakukan perubahan kegiatan usaha dari sistem konvensional menjadi sistem syariah seluruhnya. Maka dimulai setelah tanggal keputusan tersebut proses konversi dimulai dengan tim konversi Bank Aceh dengan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Setelah melalui berbagai tahapan dan proses perizinan yang disyaratkan oleh OJK akhirnya Bank Aceh mendapatkan izin operasional konversi dari Dewan Komisioner OJK Pusat untuk perubahan kegiatan usaha dari sistem konvensional ke sistem syariah secara menyeluruh.
Izin operasional konversi tersebut ditetapkan berdasarkan Keputusan Dewan Komisioner OJK Nomor. KEP-44/D.03/2016 tanggal 1 September 2016 Perihal Pemberian Izin Perubahan Kegiatan Usaha Bank Umum Konvensional Menjadi Bank Umum Syariah PT Bank Aceh yang diserahkan langsung oleh Dewan Komisioner OJK kepada Gubernur Aceh Zaini Abdullah melalui Kepala OJK Provinsi Aceh Ahmad Wijaya Putra di Banda Aceh.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku bahwa kegiatan operasional Bank Aceh Syariah baru dapat dilaksanakan setelah diumumkan kepada masyarakat selambat-lambatnya 10 hari dari hari ini.
Perubahan sistem operasional dilaksanakan pada tanggal 19 September 2016 secara serentak pada seluruh jaringan kantor Bank
46 Aceh. Dan sejak tanggal tersebut Bank Aceh telah dapat melayani seluruh nasabah dan masyarakat dengan sistem syariah murni mengutip Ketentuan PBI Nomor 11/15/PBI/2009.
Proses konversi Bank Aceh menjadi Bank Syariah diharapkan dapat membawa dampak positif pada seluruh aspek kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat. Dengan menjadi Bank Syariah, Bank Aceh bisa menjadi salah satu titik episentrum pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah yang lebih optimal.
Roadmap Konversi Bank Aceh
25 Mei 2015 : RUPSLB penetapan konversi.
6 Agustus 2015 : Kick off konversi
8 Juni 2015 : Pembentukan tim project manajement (Tahapan/proses administrasi persiapan konversi)
6 Agustus 2016 : Soft Launching (Tahapan/proses administrasi persiapan konversi).
16 September 2016 Cut off sistem Konvensional.
19 September 2016 Go live Bank Aceh Syariah.
3 Oktober 2016 Grand Launching Bank Aceh Syariah.
2. Visi dan Misi Perusahaan
Visi
Menjadi “Bank Syariah Terdepan dan Terpercaya dalam Pelayanan di Indonesia”
47 Misi
a. Menjadi penggerak perekonomian Aceh dan pendukung agenda pembangunan daerah
b. Memberi layanan terbaik dan lengkap berbasis TI untuk semua segmen nasabah, terutama sektor usaha kecil, menengah, sektor pemerintah maupun korporasi
c. Menjadi bank yang memotivasi karyawan, nasabah dan stakeholders untuk menerapkan prinsip syariah dalam muamalah secara komprehensif (syumul)
d. Memberi nilai tambah yang tinggi bagi pemegang saham dan masyarakat Aceh umumnya.
e. Menjadi perusahaan pilihan utama bagi profesional perbankan syariah di Aceh.
B. Hasil Pengujian Data 1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah untuk melihat apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki nilai residual yang terdistribusi normal. Asumsi untuk dapat melihat data berdistribusi normal dapat dilihat apabila nilai Efesiensi dari Asymp. Sig. (2-tailed) tidak signifikan lebih dari 5%
(0.5).
48
Test Statistic .073
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d Tabel 4.1 One – Sample Kolmogorov – Smirnov Test
Hasil uji normalitas data dilihat pada tabel 4.1 bahwa jumlah nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0.200 berarti diatas 5% atau 0.05. berarti dapat dikatakan dari hasil data diatas bahwa data berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebeas dalam suatu model regresi linier berganda. Hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terkaitnya menjadi terganggu, jika ada korelasi yang tinggi diantara variabel-variabel bebasnya. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah dengan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Melihat VIF Jika nilai VIF lebih kecil dari 10.00 maka artinya tidak terjadi multikolinearitas terhadap data yang diuji. Sebaliknya, jika nilai
49 VIF lebih besar dari 10.00 maka artinya terjadi multikolinearitas terhadap data yang diuji.
Model
Tabel 4.2 Hasil Uji Multikolinearitas
Hasil uji multikolieniritas pada table 4.2 pada model regresi korelasi antar variabel independen dummy konversi, DPK, FDR dan NPL. Pada kolom Centred VIF, dari empat variabel tidak ada yang lebih besar dari 10, sedangkan nilai tolerance lebih besar dari 0,10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolieniritas pada keempat variabel bebas tersebut.
c. Uji Autokorelasi
Uji ini dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara variabel pengganggu pada periode t ke periode
t-1 (satu
Test Valuea -0,60036
Cases < Test Value 20
Cases >= Test Value 20
50 Berdasarkan data yang sudah dikelola pada tabel 4.3 nilai Asymp Sig. (2-tailed) dalam penelitian ini sebesar 0,006 yang artinya terjadi masalah autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan yang lain.
Jika varians dari residual tidak tetep maka terjadi heterokedatisitas.
Uji heterokedatisitas dalam penelitian ini menggunakan metode uji glejser, uji glejser dilakukan dengan cara antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Uji glejser dapat menjelaskan jika nilai signifikasi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 5% atau 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas begitupun sebaliknya jika nilai kurang dari 5% atau 0,05 maka data diartikan terjadi masalah heteroskedastisitas.
Coefficientsa
Total Cases 40
Number of Runs 12
Z -2,723
Asymp. Sig. (2-tailed) 0,006
a. Median
Tabel 4.3 Hasil Uji Autokorelasi
51
a. Dependent Variable: ABS_RES
Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedasitas
Berdasarkan tabel 4.4 menjelaskan bahwa hasil nilai signifikasi (Sig) dari semua variable tidak terjadinya gejala heteroskedastisitas karena nilai lebih dari 0,05.
2. Uji Regresi Linear Berganda
Uji Regresi Linier adalah model regresi linear dengan melibatkan lebih dari satu variable bebas atau predictor. Hasil uji berikut
menggunakan program IBM SPSS 20 dengan hasil sebagai berikut:
Coefficientsa
52 DPK -5,383 10,388 -0,518 0,608
FDR -0,035 0,198 -0,174 0,863
NPF 2,805 0,898 3,124 0,004
Dependent Variable: BOPO
Tabel 4.5 Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.5 diperoleh koefisien untuk
BOPOt=153,136 + 15,734 Dummy Konversi -5,383 DPKt - 0,035 FDRt + 2,805 NPFt + et
Persamaan regresi ini dapat diterangkan sebagai berikut:
a. Unstandar Koefisien mengandung pengertian bila tidak ada perubahan pada variable X (X = 0) maka variable tidak memiliki penambahan nilai dimana nilai Constant, yaitu a = 153,136.
Nilai konstanta untuk Sig. adalah sebesar 0,409 > 0,05 maka dari itu hipotesis ditolak artinya konstanta tidak berpengaruh signifikan terhadap efesiensi bank.
b. Jika Dummy mengalami peningkatan 1 satuan, maka variable BOPO akan meningkat sebesar 15,743. Std. eror menunjukan nilai 3,823 yang artinya penyimpangan koefisien regresi yang ada dalam model regresi tersebut, semakin kecil penyimpangan dalam koefisien regresi itu bearti semakin bagus kontribusi variable tersebut terhadap variable BOPO. Nilai koefisien regresi Dummy untuk Sig. adalah sebesar 0.000 < 0,05 maka itu
53 hipotesis diterima artinya dummy berpengaruh signifikan terhadap efesiensi bank.
c. Jika DPK mengalami peningkatan 1 satuan maka variable BOPO akan menurun sebesar -5,383. Std. eror menunjukan nilai 10,388 yang artinya penyimpangan koefisien regresi yang ada dalam model regresi tersebut, semakin kecil penyimpangan dalam koefisien regresi itu bearti semakin bagus kontribusi variable tersebut terhadap variable BOPO. Nilai koefisien regresi DPK untuk Sig. adalah sebesar 0,068 > 0,05 maka dari itu hipotesis ditolak artinya dana pihak ketiga tidak berpengaruh signifikan terhadap efesiensi bank.
d. Jika FDR mengalami peningkatan 1 satuan maka variable BOPO akan menurun sebesar -0,035. Std. eror menunjukan nilai 0,198 yang artinya penyimpangan koefisien regresi yang ada dalam model regresi tersebut, semakin kecil penyimpangan dalam koefisien regresi itu bearti semakin bagus kontribusi variable tersebut terhadap variable BOPO. Nilai koefisien regresi FDR untuk Sig. adalah sebesar 0,863 > 0,05 maka daari itu hipotesis ditolak artinya FDR tidak berpengaruh signifikan terhadap efesiensi bank.
e. Jika NPF mengalami peningkatan 1 satuan maka variable BOPO akan meningkat sebesar 2,805. Std. eror menunjukan nilai 0,898 yang artinya penyimpangan koefisien regresi yang ada dalam
54 model regresi tersebut, semakin kecil penyimpangan dalam koefisien regresi itu bearti semakin bagus kontribusi variable tersebut terhadap variable BOPO. Nilai koefisien regresi NPF untuk Sig. adalah sebesar 0,004 < 0,05 maka itu hipotesis diterima artinya NPF berpengaruh signifikan terhadap efesiensi bank.
3. Uji Hipotesis (Parsial)
a. Uji t (Uji Signifikansi Parsial)
Uji t dilakukan untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan masing –masing nilai koefisien regresi (b1 dan b2)
Uji t dilakukan untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan masing –masing nilai koefisien regresi (b1 dan b2)