• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Faktor Internal dengan Tingkat Kepuasan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.5 Hubungan antara Faktor Internal dengan Tingkat Kepuasan

Hubungan antara faktor internal dengan tingkat kepuasan pekerja staf bisa dilihat dari Tabel 23. Untuk melihat hubungan maka dilakukan uji korelasi Rank Spearman, korelasi adalah analisis yang menyatakan derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Nilai koefisien korelasi Spearman berkisar dari -1 sampai dengan 1. Apabila koefisien korelasi mendekati 1 dan -1 menunjukan hubungan yang semakin kuat. Sebaliknya apabila mendekati nilai nol, maka hubungannya semakin lemah. Tanda positif (+) dan negatif (-) menunjukan dua peubah apakah positif atau negatif (Syakir 2011).

Besar kecilnya angka korelasi menentukan kuat atau lemahnya hubungan kedua peubah. Sarwono (2009) menentukan tingkat keeratan hubungan antara peubah sebagai berikut:

Tabel 22 Interval koefisien dan hubungan korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0.0 – 0,25 Sangat Lemah

>0,25 – 0,5 Agak Lemah

>0,5 – 0,75 Kuat

>0,75 – 1 Sangat Kuat

Sumber: Sarwono (2009)

Tabel 23 Hasil uji korelasi Spearman faktor internal dengan tingkat kepuasan pekerja staf

Tingkat Kepuasan Umur Pendidikan Terakhir Masa Kerja Jumlah Tanggungan Keluarga Correlation Coefficient -0,254 0,337 -0,341 0,048 Signifikan 0,309 0,171 0,167 0,849

*. Berkorelasi signifikan pada 0.05 level. **. Berkorelasi signifikan pada 0.01 level.

Berdasarkan Tabel 23, hubungan antara umur pekerja staf dengan tingkat kepuasan (Koefisien korelasi -0,254) tidak terdapat hubungan yang signifikan

(nilai Signifikan hitung > nilai α 0,05), tetapi memiliki arah negatif. Artinya semakin tua umur pekerja staf tingkat kepuasannya cenderung semakin rendah. Hal ini karena umur yang sudah tidak muda lagi, sehingga kemampuan fisik menurun. Dilihat dari kondisi di lapangan, pekerja staf cenderung lebih banyak di kantor yang tidak memerlukan aktifitas fisik yang terlalu banyak, sehingga kebugaran fisik menurun. Oleh karena itu untuk menjaga kebugaran fisik para pekerja staf, maka harus dilakukan olahraga tambahan di internal pekerja staf, sehingga umur tidak membawa dampak terhadap kebugaran fisik.

Berdasarkan Tabel 23 hubungan antara pendidikan pekerja staf dengan tingkat kepuasan (Koefisien korelasi 0,337) tidak terdapat hubungan yang signifikan (nilai Signifikan hitung > 0,05), tetapi memiliki arah positif. Artinya semakin tinggi pendidikan pekerja staf tingkat kepuasannya cenderung semakin tinggi. Hal ini karena dengan pendidikan yang tinggi pekerja staf dapat memperoleh pekerjaan yang lebih baik, dapat memperoleh gaji yang lebih tinggi, dan mendapatkan fasilitas yang lebih baik. Dilihat dari kondisi di lapangan pekerja staf memang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, mendapatkan gaji dan fasilitas yang lebih baik juga di bandingkan dengan penyadap.

Berdasarkan Tabel 23 hubungan antara masa kerja pekerja staf dengan tingkat kepuasan (Koefisien korelasi -0,341) tidak terdapat hubungan yang signifikan (nilai Signifikan hitung > 0,05), tetapi memiliki arah negatif. Artinya semakin lama masa kerja, maka tingkat kepuasannya cenderung semakin rendah. Hal ini karena pekerja sudah merasa jenuh dan bosan (Sinaga 2009). Tetapi pekerja staf tetap melakukan pekerjaannya demi menghidupi kebutuhan keluargannya dan karena mencari pekerjaan saat sini sulit. Oleh karena itu, HPGW harus melakukan inovasi kepada pekerja staf agar tidak merasa jenuh dan bosan bekerja di HPGW, seperti mengadakan kunjungan, pelatihan, dan mungkin rekreasi untuk mendapatkan suasana yang baru dan melepas kepenatan karena sudah bekerja terlalu lama.

Berdasarkan Tabel 23 Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah tanggungan keluarga pekerja staf dengan tingkat kepuasan. Hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi jumlah tanggungan keluarga adalah 0,048. Hasil uji korelasi Spearman diperoleh (nilai Signifikan hitung > 0,05), tetapi memiliki arah

36

positif. Artinya semakin banyak jumlah tanggungan keluarga tingkat kepuasannya cenderung tinggi. Hal ini karena pekerja menilai semakin banyak jumlah tanggungan keluarga dalam hal ini semakin banyak anak akan semakin banyak rezeki. Berdasarkan kondisi di lapangan, pepatah banyak anak banyak rezeki ternyata disyukuri oleh para pekerja staf karena ada beberapa dari pekerja staf yang memasukan anaknya bekerja di HPGW. Namun jika ini terus terjadi, maka tidak baik bagi HPGW kedepannya dan HPGW bisa dianggap sebagai milik keluarga yang bisa memasukan anak/keluarga begitu saja. Kerugiannya bagi HPGW jika ini terus terjadi, maka HPGW tidak akan mendapatkan pekerja staf yang berkualitas. Oleh karena itu jika ingin mendapatkan pekerja staf yang berkualitas harus melakukan perekrutan pekerja sesuai yang dibutuhkan oleh HPGW, antara lain: memiliki tanggung jawab yang tinggi, loyalitas yang tinggi dan pengalaman yang cukup. tidak hanya sebatas hubungan keluarga.

Berdasarkan hasil yang didapat, hubungan antara faktor internal pekerja staf dengan tingkat kepuasan tidak terlalu berhubungan karena hubungannya agak lemah secara keseluruhan. Hal ini diduga karena HPGW belum menilai faktor internal pekerja staf dan HPGW masih dalam penataan organisasi, untuk kedepannya lebih diperhatikan lagi faktor internal pekerja. Oleh karena itu, jika HPGW ingin melakukan perbaikan, maka bisa dilihat hasil korelasi dari faktor- faktor internal yang dianalisis. Bisa dilihat dari nilai korelasi tertinggi dimulai dari pendidikan terakhir dengan nilai 0,337, masa kerja dengan nilai -0,341, umur dengan nilai -0,254, dan selanjutnya jumlah tanggungan keluarga dengan nilai 0,048.

Tabel 24 Hasil uji korelasi Spearman faktor internal dengan tingkat kepuasan penyadap

Tingkat Kepuasan Umur Pendidikan

Terakhir Masa Kerja Jumlah Tanggungan Keluarga Correlation Coefficient 0,227 -0,038 -0,059 -0,141 Signifikan 0,364 0,880 0,815 0,576

*. Berkorelasi signifikan pada 0.05 level. **. Berkorelasi signifikan pada 0.01 level.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Spearman Tabel 24 tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur penyadap dengan tingkat kepuasan. Hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi umur adalah: 0,227. Hasil uji korelasi

Spearman diperoleh (nilai Signifikan hitung > 0,05), tetapi memiliki arah positif. Artinya semakin tua umur tingkat kepuasannya cenderung semakin tinggi. Hal ini karena penyadap yang lebih tua umurnya kondisi emosionalnya sudah lebih stabil. Bagi penyadap umur tidak menjadi masalah yang terpenting adalah mereka bisa bekerja dan menghasilkan pendapatan. Dilihat dari kondisi lapangan memang penyadap memiliki pekerjaan yang cukup menguras energi dan keringat, tetapi ini yang membuat fisik penyadap tetap fit. Kondisi emosionalnya sudah mulai stabil tidak banyak tuntutan dalam pekerjaannya karena memang banyak yang sudah berumur yang terpenting bagi penyadap adalah bisa menghasilkan uang untuk kebutuhan keluarganya.

Berdasarkan Tabel 24 hasil perhitungan korelasi Spearman, hubungan antara pendidikan terakhir penyadap dengan tingkat kepuasan (koefisien korelasi - 0,038) tidak terdapat hubungan yang signifikan (nilai Signifikan hitung > 0,05), tetapi memiliki arah yang negatif. Artinya semakin tinggi pendidikan penyadap tingkat kepuasan cenderung semakin rendah. Hal ini karena penyadap merasa untuk menjadi seorang penyadap tidak diperlukan pendidikan yang tinggi, sehingga penyadap cenderung menerima pekerjaan apapun termasuk menjadi penyadap. Dilihat dari kondisi dilapangan memang pendidikan penyadap sangat rendah.

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi Spearman pada Tabel 24 hubungan antara masa kerja penyadap dengan tingkat kepuasan (Koefisien korelasi -0,059) tidak terdapat hubungan yang signifikan (nilai Signifikan hitung > 0,05), tetapi memiliki arah negatif. Artinya semakin lama masa kerja tingkat kepuasannya cenderung semakin rendah. Menurut Sinaga (2009), hal ini karena penyadap sudah merasa jenuh dan bosan, tetapi penyadap tetap melakukan pekerjaannya demi menghidupi kebutuhan keluargannya dan karena mencari pekerjaan di zaman sekarang susah. Oleh karena itu HPGW harus melakukan inovasi kepada penyadap agar mereka tidak merasa jenuh dan bosan bekerja di HPGW, seperti mengadakan lagi bonus tambahan atau hadiah bagi penyadap yang memiliki hasil sadapan yang banyak. Hal ini harus dilakukan supaya penyadap tetap semangat dan termotivasi untuk mendapatkan hasil yang berlebih.

38

Berdasarkan Tabel 24 tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah tanggungan keluarga pekerja staf dengan tingkat kepuasan. Hal ini dapat dilihat dari koefisien korelasi jumlah tanggungan keluarga sebesar -0,141. Hasil uji korelasi Spearman diperoleh (nilai Signifikan hitung > 0,05), tetapi memiliki arah negatif. Artinya semakin banyak jumlah tanggungan keluarga, maka tingkat kepuasannya cenderung rendah. Hal ini karena penyadap menyadari kebutuhan zaman sekarang semakin besar dan banyak sehingga jika memiliki anak yang banyak maka pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan keluarganya akan cukup besar. Berdasarkan kondisi di lapangan ada beberapa penyadap yang memiliki anak lebih dari 1-2 orang, dan penyadap menyadari bahwa semakin banyak anak kebutuhan yang diperlukan akan semakin banyak mulai dari kebutuhan pangan, non-pangan. Walaupun banyak anak yang terpenting bisa ngatur dan mencukup- cukup kan apa yang telah didapat untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Dokumen terkait