BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
TANGGUNG JAWAB PIHAK PENGANGKUT DALAM PERJANJIAN PENGANGKUTAN MINYAK SAWIT
D. Hubungan Hukum Pengangkut dalam Perjanjian Pengangkutan Minyak Sawit
Perjanjian pengangkutan terjadi antara pengusaha angkutan dengan penumpang. Berdasarkan Buku I Bab V bagian Ketiga KUHD tentang pengangkutan darat dan perairan darat, yang dimaksud dengan pengangkut adalah bukanlah sopir pada mobil atau nahkoda pada kapal, tetapi majikan dari sopir atau nahkoda tersebut yang menjadi pihak dalam perjanjian pengangkutan.55
Menurut Mariam Darus Badrulzaman, perikatan adalah: “suatu hubungan hukum di antara dua orang atau lebih, yang terletak dalam harta kekayaan, dengan pihak yang satu berhak atas prestasi dan pihak lainnya wajib memenuhi prestasi itu”.56
Ketentuan dalam KUHD tersebut dapat ditemukan pada Pasal 91 jo. Pasal 96 KUHD, bahwa yang dimaksud dengan pengangkut pada angkutan penumpang adalah pengusaha angkutan yang mengikatkandiri untuk menyelenggarakan pengangkutan. Pengusaha angkutan merupakan orang yang bersedia menyelenggarakan seluruh pengangkutan dengan jumlah uang angkutan yang dibayar sekaligus untuk semuanya, tanpa mengikatkan diri untuk melakukan
55 H.M.N Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia 3 Hukum Pengangkutan. Djambatan. Jakarta, 2003. hal. 28
56 Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, Cet. 1, Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001, hal. 3
pengangkutan itu sendiri. 57 Istilah menyelenggarakan angkutan berarti pengangkutan itu dapat dilakukan sendiri oleh pengangkut atau dilakukan oleh orang lain atas perintahnya.
Perusahaan Angkutan Umum berdasarkan Pasal 1 ayat 21 UULLAJ adalah badan hukum yang menyediakan jasa angkutan orang dan/atau barang dengan Kendaraan Bermotor Umum. Ini dimaksudkan bahwa pengangkut harus merupakan badan hukum yang berbentuk perusahaan bukan merupakan usaha perseorangan hal ini merupakan ketentuan yang berbeda dari UULLAJ yang lama dimana kepemilikan terhadap usaha angkutan umum bisa dimiliki perseorangan.
Pada umumnya pengangkutan penumpang dengan angkutan umum mikrolet ini kebanyakan diselenggarakan oleh pengusaha angkutan yang tidak berstatus badan hukum melainkan dimiliki pengusaha secara perseorangan.
Pihak lain yang terkait dalam pengangkutan yaitu pengemudi. Adapun pengemudi menurut Pasal 1 ayat 23 UULLAJ bahwa pPengemudi adalah orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan yang telah memiliki Surat Izin Mengemudi. Pengertian lainnya terdapat dalam butir 12 Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1993 Tentang Kendaraan, pengemudi adalah orang yang mengemudikan kendaraan bermotor atau orang yang secara langsung mengawasi calon pengemudi yang sedang belajar mengemudikan kendaraan bermoor. Untuk menjadi pengemudi, seseoranng harus memiliki Surat Ijin Mengemudi atau SIM yang diperoleh setelah melakukan ujian mengemudi. SIM tersebut merupakan bukti kecakapan dan keabsahan bagi pegemudi untuk mengemudikan kendaraan
57 H.M.N Purwosutjipto, Op.Cit, hal 20
bermotor di jalan seperti telah diatur dalam Bab VIII tentang Pengemudi dalam UULLAJ.
Pengemudi merupakan pihak yang menngikatkan diri untuk melakukan pengangkutan atas perintah pengusaha angkutan dengan imbalan gaji atau upah.
Jika pegemudi di sini merupakan pihak yang mengikatkan diri untuk membayar biaya angkutan atas diirinya yang diangkut. Dengan demikian maka penumpang merupakan individu atau perorangan yang berstatus sebagai subyek hukum yang memiliki hak dan kewajiban dalam perjanjian pengangkutan, yaitu penumpang berhak mendapatkan pelayanan jasa angkutan dengan selamat sampai di tempat tujuan, serta berkewajiban membayar ongkos angkutan.58
Syarat-Syarat Pengangkutan
1. Pihak kedua dalam melakukan pengangkutan wajib menyediakan armada angkut dalam jumlah yang cukup. Armada-armada angkut pihak kedua tersebut keadaan layak pakai, tidak digunakan untuk mengangkut produk lain selain minyak sawit, dengan syarat-syarat sebagai berikut :
a. Truk tangki dan pipa-pipanya harus bersih dan dalam keadaan kering setiap akan diisi minyak sawit. Kerangan-kerangan dan tutup manhole harus utuh (tidak bocor) dilengkapi dengan flens untuk pembongkaran di tempat tujuan.
b. Badan tangki dan bagian-bagian lainnya yang bersinggungan langsung dengan minyak sawit tidak dibenarkan terbuat dari bahan logam kuningan atau logam campuran kuningan (bronz)
58 Abdul Kadir Muhammad, Op.Cit, hal.43.
c. Truk tangki untuk mengangkut minyak sawit harus dalam keadaan baik teknis untuk dioperasikan yang dibuktikan dengan surat dari instansi yang berwenang (DLLAJR)
d. Truk tangki adalah milik pihak kedua,bernomor polisi (TNKB) plat kuning yang dikhususkan untuk mengangkut minyak sawit.
e. Seluruh truk tangki yang dioperasikan harus memiliki Surat Tera Metrologi yang masih berlaku.
f. Tarra truk tangki ditetapkan lebih dahulu dalam keadaan kosong dan bersih untuk selanjutnya diisi minyak sawit sampai garis batas.
g. Jumlah minyak sawit yang diisi dalam setiap truk tangki dinyatakan dengan jumlah berat berdasarkan timbangan unit-unit usaha. Un tuk unit usaha yang belum mempunyai timbangan atau timbangan dalam keadaan rusak, jumlah minyak sawit yang diisi dinyatakan dengan berat berdasarkan volumetrik (Volume x Berat Jenis)
h. Suhu dan ALB minyak sawit diukur setiap kali pengiriman dan dicatat dalam surat pengiriman.
i. Minyak sawit yang diangkut harus tiba/diserahkan pada hari yang sama ditempat tujuan (tidak dibenarkan dibawa ketempat lain/menginap diperjalanan)
j. Surat pengiriman ditanda tangani oleh supir pengangkut (sebagai yang mewakili dari pihak angkutan yang disebiut sebagai pihak kedua) dan sesampainya di tujuan diserahkan kepada petugas yang berhak
menerimanya, untuk ditanda tangani dan distempel setelah diadakan pengecekan dan pencatatan seperlunya.
k. Bilamana diperlukan pihak pertama berhak mengikutsertakan petugas yang ditunjuk mengikuti perjalanan truk tangki pengangkut minyak sawit pihak pertama samapai ditemapat tujuan.
2. Apabila dipandang perlu, pihak pertama ataua orang yang diperintahkan pihak pertama dapat memeriksa terlebih dahulu kondisi fisik dan administratif dari armada angkut tersebut sebelum dimuat minyak sawit.
Pihak pertama atau orang yang ditunjuk pihak pertama mempunyai wewenang untuk menolak armada angkut tersebut apabila menurut penilainnya armada angkut tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan.
3. Pengangkutan minyak sawit dilakukan oleh pihak kedua setelah mendapatkan instruksi/deliveri order pengangkutan yang diterbitkan oleh pihak pertama (cq.Bagian Pemasaran) dan sesuai persyaratan dan jangka waktu pelaksanaan pengangkutan yang ditentukan dalam DO dimaksud.
4. Pihak kedua wajib mengutamakan kelancaran dan keselamatan pengangkutan minyak sawit samapi diterima dalam keadaan baik dengan jumlah yang cukup di tempat yang ditunjuk oleh pihak pertama.
5. Toleransi selisih timbangan (penyusutan) antara berat netto pengiriman dari PKS muat dan berat netto penerimaan di lokasi tujuan yang dapat diterima sebesar 0,30% (nol koma tiga puluh perseratus). Toleransi ini tidak diartikan sebagai hak pihak kedua untuk mengurangi jumlah minyak sawit dengan cara melawan hukum.
6. Pihak kedua dan atau supir armada pengangkut yang bekerja untuk pihak kedua tidak dibenarkan mengalihkan pekerjaan pengangkutan kepada pihak lain tranpa izin pihak pertama dan atau tidak dibenarkan untuk membongkar sebagian atau seluruhnya dari minyak sawit tersebut ditempat lain selain tempat yang ditunjuk oleh pihak pertama.
Berdasarkan jangka waktu perjanjian, antara PTPN-IV dengan CV. Nur Cahaya, yaitu :
1. Perjanjian ini berlaku efektif terhitung sejak tanggal 02 Januari 2015 samapai dengan tanggal 31 Desember 2015.
2. Jangka waktu perjanjian ini sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak.
Kedua belah pihak sepakat tarif pengangkutan minyak sawit untuk tujuan sebagaimana dimaksud Pasal 2 ayat (3) pasal ini dengan dasar perhitungan harga bahan bakar minyak (BBM) Solar Rp.7.500,00
Kewajiban-kewajiban dari pihak pengangkut adalah sebagai berikut: 59 1. Menyediakan alat pengangkut yang akan digunakan untuk menyelenggarakan
pengangkutan.
2. Menjaga keselamatan orang (penumpang) dan/atau barang yang diangkutnya.
Dengan demikian maka sejak pengangkut menguasai orang (penumpang) dan/
atau barang yang akan diangkut, maka sejak saat itulah pihak pengangkut mulai bertanggung jawab Pasal 1235 KUHPerdata.
3. Kewajiban yang disebutkan dalam Pasal 470 KUHD yang meliputi:
59 HMN Purwosutjipto, Op.Cit, hal. 33-34
a. Mengusahakan pemeliharaan, perlengkapan atau peranakbuahan alat pengangkutnya;
b. Mengusahakan kesanggupan alat pengangkut itu untuk dipakai menyelenggarakan pengangkutan menurut persetujuan;
c. Memperlakukan dengan baik dan melakukan penjagaan atas muatan yang diangkut.
4. Menyerahkan muatan ditempat tujuan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian.
Hubungan hukum antara pihak pengangkut dan PT. Perkebunan Nusantara IV adalah pihak-pihak dalam pengangkutan mempunyai kedudukan yang setara atau sejajar, tidak ada pihak yang mengatasi atau membawahi yang lain. Meskipun pengangkut menyediakan jasa dan melaksanakan perintah PTPN-IV, pengangkut bukan bawahan PTPN-PTPN-IV, Perjanjian pengangkutan tidak diharuskan dalam bentuk tertulis, sudah cukup dengan kesepakatan pihak-pihak.
Akan tetapi, untuk menyatakan bahwa perjanjian itu sudah terjadi atau sudaha ada harus dibuktikan dengan atau didukungdengan dokumen pengangkutan.60
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh CV. Nur Cahaya dalam pengangkutan yaitu:
1. Truk tangki dan pipa-pipanya harus bersih dan dalam keadaan kering setiap akan diisi minya sawit. Keterangan-keterangan dan tutup manhole harus utuh (tidak bocor) dilengkapi dengan flens untuk pembongkaran di tempat tujuan.
60 Hasil wawancara dengan Daisy Constiana Tobing, selaku Asisten Urusan Penjualan Kelapa Sawit, tanggal 1 Agustus 2016.
2. Badan tangki dan bagian-bagian lainnya yang bersinggungan langsung dengan minyak sawit tidak dibenarkan terbuat dari bahan logam kuningan atau logam campuran kuningan (bronz).
3. Truk tangki untuk mengangkut minyak sawit harus dalam keadaan baik, teknis untuk dioperasikan yang dibuktikan dengan surat dari instansi yang berwenang, yaitu Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
4. Truk tangki adalah milik pihak kedua, bernomor polisi (TNKB) plat kuning yang dikhususkan untuk mengangkut minyak sawit.
5. Seluruh truk tangki yang dioperasikan harus memiliki Surat Tera Metrologi yang masih berlaku.
6. Tarra truk ditetapkan lebih dahulu dalam keadaan kosong dan bersih untuk selanjutnya diisi minyak sawit sampai garis batas.
7. Jumlah minyak sawit yang diisi dalam keadaan kosong dan bersih untuk selanjutnya diisi minyak sawit sampai garis batas.
8. Jumlah minyak sawit yang diisi dalam setiap truk tangki dinyatakan dengan jumlah berat berdasarkan timbangan unit-unit usaha. Untuk unit usaha yang belum mempunyai timbangan atas timbangan dalam keadaan rusakm jumlah minyak sawit yang diisi dinyatakan dengan berat berdasarkan volumetric (volume x berat jenis).
9. Suhu dan ALB minyak sawit diatur setiap kali pengiriman dan dicatat dalam surat pengiriman.
10. Minyak sawit yang diangkut harus tiba/diserahkan pada hari yang sama ditempat tujuan (tidak dibenarkan dibawa ke tempat lain/menginap di perjalanan).
11. Surat pengiriman ditandatangani oleh supir pengangkut (sebagai wakil dari pihak angkutan yang disebut pihak kedua) dan sesampainya di tujuan diserahkan kepada petugas yang berhak menerimanya, untuk ditandatangani dan distempel setelah diadakan pengecekan dan pencatatan seperlunya.
12. Bilamana diperlukan pihak kedua berhak mengikutsertkan petugas yang ditunjuk mengikuti perjalanan truk tangki pengangkut minyak sawit pihak kedua sampai di tempat tujuan.61
Hubungan Para Pihak antara PT. Perkebunan Nusantara IV dengan CV.
Nur Cahaya, antara lain : 62
a. CV. Nur Cahaya merupakan sebuah perusahaan jasa layanan transportasi yang menggunakan armada truk. Adapun peran CV. Nur Cahaya adalah sebagai pengangkut. Selain itu, apabila terjadi kecelakaan atau barang hilang, maka CV. Nur Cahaya akan membantu menggantinya kerugian kepada PT.
Perkebunan Nusantara IV.
b. PT. Perkebunan Nusantara IV adalah Badan Usaha Milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit dan teh.
PT. Perkebunan Nusantara IV sebagai pengirim barang dengan menggunakan
61 Hasil wawancara dengan Daisy Constiana Tobing, selaku Asisten Urusan Penjualan Kelapa Sawit, tanggal 1 Agustus 2016.
62 Hasil wawancara dengan Daisy Constiana Tobing, selaku Asisten Urusan Penjualan Kelapa Sawit, tanggal 1 Agustus 2016.
jasa CV. Nurcahaya, PT. Perkebunan membayar kewajiban yang telah disepakati bersama.
E. Tanggung Jawab Pihak Pengangkut dalam Perjanjian Pengangkutan