• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

5. Hubungan Masyarakat dan Investor

Dalam dunia keuangan Investor adalah orang perorangan atau lembaga baik domestik atau non domestik yang melakukan suatu investasi (bentuk penanaman modal sesuai dengan jenis investasi yang dipilihnya, baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Terkadang istilah "investor" ini juga digunakan untuk menyebutkan seseorang yang melakukan pembelian properti, mata uang, komoditi derivatif, saham perusahaan, ataupun aset lainnya dengan suatu tujuan untuk memperoleh keuntungan dan bukan merupakan profesinya serta hanya untuk suatu jangka pendek saja. (https://id.wikipedia.org/wiki/Investor).

Dari kutipan pernyataan diatas maka untuk sementara dapat kita simpulkan bahwa investor adalah orang atau pelaku dalam hal ini baik itu lembaga atau organisasi yang melakukan penanaman modal atau investasi. Sementara Investasi bisanya berkaitan dengan berbagai aktifitas. Teori ekonomi mengartikan atau

mendefenisikan investasi, sebagai pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan- peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang dan jasa di masa depan. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset real seperti tanah, emas, mein atau bangunan maupun aset finansial deposito, saham atau obligasi merupakan aktifitas investasi. Menurut Wood, Walace dan Tadelilin, (2010). Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang di lakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh keuntungan dimasa mendatang. Sementara menurut Malinda dalam Chandra, (2009), bahwa investasi merupakan bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi di masa yang akan datang, dimana di dalamnya terkandung unsur resiko ketidak pastian, sehingga di butuhkan konpensasi atas penundaan tersebut.

Investasi merupakan penanaman modal untuk satu atau lebih aktifitas yang di dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Sunariah dalam Sodik dan Nuryadin (2005).

Dalam tinjauan teori ekonomi di sepakati bahwa investasi merupakan suatu aktifitas berupa penanaman modal dengan tujuan memperoleh keuntungan. Investasi disepakati menjadi salahsatu kata kunci dalam setiap pembicaraan tentang konsep ekonomi. Wacana pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerjabaru, serta penanggulangan kemiskinan pada akhirnya menempatkan investasi sebagai pendorong utama mengingat perekonomian yang digerakkan oleh konsumsi diakui amat rapuh terutama sejak 1997. Dalam teori neo-klasik dikemukakan untuk

membangun kinerja perekonomian suatu negara maka dibutuhkan akumulasi kapital. Kuncoro,(2000).

Negara berkembang lebih memerlukan investasi terutama asing karena pada umumnya tingkat tabungan domestik rendah. Sadli, (2002). Maka tidak heran apa bila indonesia sebagai negara berkembang kemudian di banjiri oleh investor asing yang tersebar di berbagai daerah tidak terkecuali Manggarai Barat.

Semenjak di nobatkan sebagai salah satu daerah destinasi pariwisata prioritas nasional banyak investor asing maupun lokal yang kemudian berupaya memanfaatkan kesempatan ini, melalui pemerintah dengan dalil percepatan pembangunan dan kemakmuran rakyat, pemerintah dengan tangan terbuka memberi ruang gerak yang bebas bagi investor untuk menanam modal di Manggarai Barat. Seperti pernyataan Bupati Manggarai Barat di salah satu media nasional dalam rilisnya“Bupati Manggarai Barat terpilih Agustinus Ch Dula mengatakan pada tahun pertama masa jabatannya akan lebih fokus membangun dan mengembangkan potensi pariwisata yang dimiliki kabupaten tersebut. "Saya tidak ingin berjanji yang muluk-muluk, saya ingin mengembangkan potensi pariwisata yang ada di Kabupaten yang saya pimpin," katanya kepada wartawan.

Agustinus mengatakan saat ini banyak investor sudah menanamkan modalnya di Manggarai Barat untuk membangun sejumlah daerah pariwisata yang diharapkan membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat Manggarai Barat. Oleh karena itu, menurut Agustinus, untuk membantu dan memberikan kenyamanan kepada para investor, dirinya bertekad membantu menjaga situasi dan kondisi di Manggarai Barat yang aman dan kondusif. Kami juga memberikan

kesempatan kepada para investor untuk datang dan menanamkan modalnya dalam bidang pariwisata”, ujarnya. Agustinus mengakui untuk menumbuhkembangkan potensi pariwisata di Manggarai Barat perlu peran pihak swasta. Kalau hanya berharap dari pemerintah akan berjalan lambat, namun jika ditangani oleh investor maka akan berjalan lebih lancar."Manggarai Barat membutuhkan investor yang bisa membantu mempromosikan pariwisata." (Kompas.com. Manggarai Barat fokus Bangun pariwisata, 18.02.016, 11:38 WIB).

Rencana pembangunan sektor pariwisata yang masif tersebut mengimpili-kasikan dua hal. Pertama, pembangunan itu akan memperparah pencaplokan atau pengambilalihan penguasaan dan kontrol atas sumber daya publik seperti air, laut, pulau-pulau, pesisir, pantai, dan tanah di Labuan Bajo, faktanya bahwa Sudah cukup lama masyarakat Manggarai Barat bergumul dengan persoalan-persoalan pencaplokan sumber daya terkait dengan turisme dan pembangunan pada umumnya; di mana masyarakat setempat terancam kehilangan kepemilikan, akses dan manfaat dari sumber daya seperti tanah, air, pantai/kawasan pesisir, ekosistem laut, dan lahan pertanian. Pencaplokan itu tidak semata-mata terjadi lewat kekerasan dan pemaksaan, tetapi lewat klaim-klaim kepemilikan, jual beli, dan lewat pengaturan hukum, dan privatisasi sumber daya publik. Seperti pernyataan salah satu media dalam rilisnya bahwa “Investor asing saat ini menguasai sejumlah pulau kecil di Kabupaten Manggarai Barat, ujung barat Pulau Flores.

Selain investor asing, para investor dalam negeri yang melakukan kegiatan investasi di wilayah pesisir Manggarai Barat juga akan di tertibkan” (Antara. Com.

Gubernur NTT akan melakukan penertiban terhadap investor asing, Jumat, 9 Sepember 2016 | 11:45 WIB)

Sengketa lahan di Kabupaten Manggarai Barat bukan hanya seketa yang bersifat hukum perdata bahkan dalam beberapa kasus sudah mengarah pada sengketa perdata, dan menimbulkan korban jiwa salah satunya yang di kutip dalam salah satu media Nasional bahwa“Sengketa lahan antar warga Manggarai dan Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur di Desa Tanjung Boleng, Kecamatan Boleng, Manggarai Barat menyebabkan dua warga Desa Pong La'o, Kecamatan Ruteng, Manggarai tewas. Korban meninggal setelah ditebas parang oleh sekelompok orang tak dikenal saat sedang membersihkan lahan, Selasa, 17 Januari 2017. Korban tewas ialah Donatus, 50 tahun dan Aloysius, 45 tahun. Keduanya bekerja sebagai buruh harian untuk merapikan lahan mlik seorang warga asal Makasar, Sulawesi Selatan, yang berada di Kampung Rangko.” (Tempo. Com. Konflik lahan di Manggarai Barat, 2 orang di bunuh, 18 Januari 2017. 06:09 WIB). Saat ini bentang tanah di Kota Labuan Bajo sepanjang 30 kilometer sudah berpindah tangan ke investor. Termasuk para artis pun mulai berinvestasi di Labuan Bajo, mulai pesisir Pantai Rangko di Kecamatan Boleng hingga Warloka di Kecamatan Komodo.

Tidak ada patokan harga jual tanah di sana. Semua tergantung tawar-menawar antara penjual dan pembeli. Menurut pernyataan salah satu media Lokal “ Harga paling murah biasanya Rp 400 ribu per meter persegi hingga Rp1 juta per meter persegi. Siapa saja pemilik lahan strategis di Labuan Bajo? Ada Eden Beach milik warga Prancis, Sylvia Hotel dan Wae Cicu Beach dari Indonesia, kemudian

ada enam hotel dikuasai warga Inggris yakni La Prima, New Badjo Beach, Puri Sari, Bintang Flores, Jayakarta, dan Komodo Eco Lodge. Tidak ketinggalan ada tiga pulau yang disewakan ke orang asing seperti Pulau Bidadari dikelola Ernest Lewandowski sejak 2001 dengan nilai investasi US$382,2 juta. Kemudian pulau Kanawa dikelola investor Italia bernama Stefano Plaza pada 2010. Di pulau tersebut dibangun hotel dan restoran dengan nilai investasi US$35 juta. Begitu pula Pulau Sebayur dikelola warga Italia bernama Ed sejak 2009 dengan nilai investasi US$2,5 juta.

Ada pula investor asal Belanda yang kini membuka jasa wisata tirta di Pulau Rinca dan Komodo. Selain itu, masih ada resor-resor megah yang kini sedang dalam tahap penyelesaian pembangunan, ditambah puluhan hotel melati, homestay, dan restoran yang tersebar di dalam kota hingga punggung Bukit Waringin. Tenaga kerja lokal yang direkrut mendapat gaji sesuai upah minimum Rp 1.050.000 per bulan. “Masih banyak investor yang sudah berniat menanamkan modal mereka di usaha pariwisata. Mereka baru sampai pada tahap membeli tanah,” kata Kepala Kantor Penanaman Modal Manggarai Barat Bernadus Ndandur. dan di tangan orang asing. Sama halnya pembangunan pariwisata di Bali. Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Manggarai Barat Silvester Wanggel membenarkan terjadi aksi beli tanah luar biasa tinggi di Kota Labuan Bajo” (Lensa. NTT. Cengkraman Asing di Labuan Bajo, Jumat, 22 November, 2013. 01:38)P

Hadirnya Investor boleh terbukti mendorong pertumbuhan ekonomi, namun gagal meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara umum, kebijakan yang tidak subtantif dalam konteks memberikan ruang gerak yang bebas bagi investor untuk

mengakses sumberdaya publik dalam hal ini tanah memicu kemarahan dan perlawanan dari masyarakat dan meningalkan jejak ketimpangan dan ketidak adilan sosial.

Dokumen terkait