BAB III Etika Profesi
SANKSI SOSIAL
C. Hubungan Nilai, Norma dan Sanksi
Secara terminologi nilai, norma, dan sanksi mempunyai hubungan yang erat, terutama dalam wacana pendidikan moral,
pembentukan sikap-sikap, pembangunan watak bangsa (the character building) dan sebagainya. Dalam sistem pendidikan, nilai, norma dan sanksi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari system pembelajaran. Pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah, mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) yang menggantikan mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) pada umumnya dipandang sebagai media pendidikan moral. Pada mata pelajaran tersebut peserta didik, akan diajarkan nilai-nilai, norma, dan pendidikan moral sebagai tolak ukur kelulusan siswa di sekolahnya.
Norma, nilai dan moral di sekolah menjadi tanggung jawab semua guru, bukan saja guru pendidikan agama maupun guru PKn akan tetapi semua guru bidang studi bersinergi dalam mengembangkan nilai, norma dan pendidikan moral yang diintegrasikan dalam system pembelajaran. Selain dari itu penilaian keberhasilan dalam proses pembelajaran, guru perlu memperhatikan nilai-nilai afektif untuk menunjang sikap siswa dalam proses pembelajaran.
Perkembangan kurikulum saat ini, sangat memperhatikan nilai-nilai atau pendidikan karakter yang dikembangkan di sekolah.
Membangun karakter (caracter building) merupakan aspek yang terpenting di laksanakan di sekolah. Guru memiliki peranan penting dalam mengembangkan karakter siswa, melalui pembiasaan, pergaulan, dan interaksi, baik sesama teman maupun terhadap guru.
Karakter yang dikembangkan tercermin pula pada mata pelajaran tertentu, misalnya pendidikan pancasila, pendidikan PKn dan pendidikan agama. Proses pendidikan karakter, tidak sepenuhnya diberikan pada mata pelajaran tersebut akan tetapi guru bidang studi lain memiliki tanggung jawab yang sama dalam mengembangkan pendidikan karakter dengan cara mengintegrasikan dan menginternalisasikan nila-nilai, norma, dan moral ke dalam materi pelajaran yang disampaikan. Dengan demikian, semua pihak baik guru, orang tua dan masyarakat bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan karakter yang di dalamnnya meliputi nila-nilai, norma dan
Selanjutnya perlu dipahami posisi nilai, norma dan moral.
Secara hirarkhi yang dimaksud moral adalah dalam pengertian sikap/tingkah laku, bukan dalam pengertian nilai moral maupun norma moral (kesusilaan). Keterkaitan antara nilai, norma, dan moral, Kaelan (2000) berpendapat bahwa suatu nilai lebih berguna dalam menuntun sikap dan tingkah laku, untuk itu nilai perlu dikongkritkan dan diformulasikan menjadi lebih obyektif, sehingga mudah untuk dijabarkan dalam tingkah laku kongkrit. Wujud yang lebih kongkrit dari nilai adalah suatu norma (Kaelan, 2000; 179). Dengan demikian, hubungan antara nilai, norma, dan moral dapat dinyatakan bahwa norma pada dasarnya merupakan nilai yang dibakukan, dijadikan standar atau ukuran bagi kualitas suatu tingkah laku.
Hubungan antara nilai, norma dan sanksi saling terkait. Norma berisikan nilai-nilai yang dikonkritkan menjadi suatu ketentuan yang disepakati. Apabila nila-nilai yang disepakati dalam bentuk norma tersebut dilanggar maka akan diberi sanksi. Oleh karena itu antara nilai, norma dan sanksi memiliki keterkaitan yang erat, sanksi akan berlaku apabila melanggar norma, sedangkan norma tersebut berisi nilai-nilai kebaikan yang dijadikan standard oleh masyarakat tertentu.
Istilah sanksi ada dua macam yakni sanksi positif (positive sanction) dan sanksi negative (negative sanction). Sanksi positif biasanya berupa respon atau sikap yang diberikan kepada yang taat pada norma. Misalnya berupa materi, hadiah, piala, atau uang, atau dapat pula berupa tindakan-tindakan seperti pelukan, senyuman, tepukan di punggung, kata-kata hiburan, jabatan tangan, atau salam dengan saling menepuk telapak tangan (high fives).
Adapun sanksi negatif (negative sanction) diberikan untuk mencerminkan ketidaksetujuan terhadap pelanggaran norma. Sanksi negatif merupakan sikap dan respon terhadap yang tidak taat pada norma, misalnya dikenakan denda oleh pengadilan, atau dapat pula berupa hal-hal yang simbolik, misalnya kata-kata keras, atau isyarat-isyarat seperti dahi yang mengkerut, tatapan mata, rahang terkatup rapat, atau acungan kepalan tinju.
Memperoleh kenaikan gaji di pekerjaan merupakan suatu sanksi positif yang menandakan bahwa yang bersangkutan telah mengikuti norma dalam bidang pekerjaannya. Namun, dipecat merupakan sanksi negatif yang menandakan yang bersangkutan telah melanggar norma. Dengan adanya norma-norma tersebut, hidup bermasyarakat memang bukan hidup yang merdeka.
Dengan demikian sanksi merupakan control bagi masyarakat yang berbudaya, bermoral dan beragama dalam menjalankan kehidupan di bawah naungan nilai-nilai, norma dan moral untuk mewujudkan kedamaian, kesejahteraan dan keadilan bagi masyarakat yang berbudaya sehingga kehidupan saling menghargai dan menghormati antar sesama manusia.
Hubungan Antara Etika, Moral dan Norma
Etika merupakan nilai-nilai kehidupan yang sangat berkaitan dengan profesi tertentu. Pada tataran ini etika memiliki pengaruh yang kuat dalam menunjang suatu profesi tertentu. Guru adalah suatu profesi yang memiliki nilai-nilai etika yang disebut dengan kode etik guru.
Disinilah dibahas bagaimana guru berinteraksi baik dengan siswa, sesama guru, orang tua dan masyarakat. Kode etik ini mengatur mengatur dan memposisikan guru sebagai profesi yang memiliki harkat dan martabat yang dijunjung oleh norma-norma dan terikat oleh moral kebangsaan sebagai bagian dari bangsa Indonesia.
Hubungan antara etika dengan nilai-nilai memiliki keterkaitan yang satu dengan yang lainnya. Pada posisi ini, antara etika dan nilai saling menguatkan dan melebur dalam satu kesatuan, karena etika adalah nilai-nilai itu sendiri sedangkan nilai-nilai yang dirumuskan dalam suatu ketentuan disebut etika, misalnya apabila dikaitkan dengan profesi maka disebut kode etik contoh kode etik guru, kode etik dokter, kode etik advokat dan lain sebagainya.
Etika berisi nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh masyarakat tertentu. moral adalah seperangkat nilai-nilai yang berkaitan dengan perilaku masyarakat, kebiasaan perbuatan baik dan buruk yang lebih
merupakan standard yang menjadi tolak ukur bagi masyarakat terhadap perilaku seseorang yang dipengaruhi oleh ajaran agama, adat istiadat maupun ketentuan lainnya. Etika dan moralitas memberi petunjuk konkret tentang bagaimana manusia harus hidup bermasyarakat secara baik dan sesuai dengan norma-norma yang dianut.
Pada proses pendidikan, etika, moral dan norma adalah bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran di kelas. Disinilah guru memberikan pembinaan dan pembimbingan kepada peserta didik untuk menjunjung tinggi norma dan moral kebangsaan sebagai bagian tunas-tunas bangsa yang akan menjadi regenerasi dalam memperjuangkan budaya dan keberanekaragaman suku bangsa. Ini semua dapat direalisasikan apabila guru menjunjung tinggi nilai-nilai dan moral serta etika yang berlaku.
RANGKUMAN
Nilai adalah suatu keyakinan mengenai cara bertingkah laku dan tujuan akhir yang diinginkan individu, dan digunakan sebagai prinsip atau standar dalam hidupnya. Ada beberapa pendapat yang mengatakan sifat nilai terdapat dua sifat yaitu nilai bersifat subyektif dan nilai bersifat obyektif. Sedangkan Noto Negoro (2004) mengemukakan macam-macam nilai yaitu sebagai berikut, Nilai material, Niali vital, Nilai agama.
Norma-norma atau kaidah merupakan suatu nilai yang mengatur dan memberikan pedoman atau patokan tertentu bagi setiap orang atau masyarakat untuk bersikap tindak, dan berperilaku sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah disepakati bersama. umum norma dibedakan menjadi 2 macam, yaitu norma khusus dan norma umum. Norma Khusus adalah aturan yang berlaku dalam bidang kegiatan atau kehidupan khusus, misalnya olahraga, aturan pendidikan, aturab disekolah, dan sebagainya sedangkan norma umum lebih bersifat umum dan sampai tingkat tertentu boleh dikatakan bersifat universal. Norma umum dibedakan menjadi 3, yaitu norma sopan santun, norma hukum dan norma moral.
Sanksi adalah ancaman/akibat yang akan diterima apabila norma tidak dilakukan. Sehingga dapat dikaitkan bahwa hubungan nilai, norma dan sanksi saling berhubungan. Jadi nilai-nilai yang berada di lingkungan masyarakat dalam hal ini adalah adalah guru melanggarkan norma-norma maka akan dikenakan sanksi yang berlaku baik yang tertulis maupun tersirat.
Latihan
petunjuk : Jawablah soal di bawah ini dengan benar!
1. Berdasarkan pemahaman konsep di atas, jelaskan yang dimkasud dengan nilai, norma dan sanksi!
2. Berikan contoh kasus dalam konteks dunia pendidikan mengenai nilai, norma dan sanksi!
3. Seberapa efektif pelaksaan nilai, norma dan sanksi dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, diskusikan dengan teman anda.
BAB V
Nilai-nilai etika dalam Kode Etik Profesi Guru
A. Pendahuluan
Pada bab ini penyusun akan menyajikan konsep-konsep mengenai nilai-nilai pada kode etik guru. Pembahasan konsep yang disajikan di dalam bab ini tentu akan sangat menunjang wawasan dan pengetahuan pengguna buku ini.
Setelah mengikuti dan memahami uraian pembahasan materi bab ini diharapkan dosen maupun mahasiswa memahami tentang pembahasan yang telah disebutkan di atas. Secara garis besar pada bab ini dideskripsikan melalui capaian kompetensi dan indikator pencaian hasil belajar sebagai berikut;
1. Capaian Kompetensi
Mahasiswa memahami nilai-nilai etika dalam kode etik guru 2. Indikator Kompetensi
Kognitif:
Mendeskripsikan nilai-nilai etika dalam kode etik guru Afektif:
Memiliki sikap kebaikan dan kebajikan dalam diri, sehingga mengkristal dalam jiwa calon guru