Guru sebagai pendidik memiliki tugas utama mendidik, mengajar, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Tugas utama itu akan afektif jika
guru memiliki derajat profesionalitas tertentu yang tercemin dari kompetisi, kemahiran, kecakapan, atau keterampilan yang memenuhi Standar Mutu atau Norma Etik tertentu.
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas tenaga pendidikan adalah sekelompok anggota masyarakat yang mengabdikan dirinya dan diangkat untuk menyelenggarakan pendidikan, dimana yang didalamnya yang disebut pendidik. Dimana pendidik telah di jelaskan di atas yaitu pendidik sama halnya dengan guru. Selanjutnya pada Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen, yang awalnya guru merupakan pendidik, kini telah memiliki definisi sendiri.
Secara umum tenaga pendidikan yang sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas sebagai berikut;
1. Tenaga pendidikan terdiri dari pendidik, pengelola satuan pendidikan, penilik, pengawas, peneliti dan pengembangan dibidang. Pengelola satuan yang dimaksud di atas adalah pengelola sistem pendidikan seperti kepala kantor dinas pendidikan di tingkat provinsi atau kabupaten atau kota.
2. Pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi sumber belajar, dan penguji.
3. Tenga pendidikan terdiri dari pengajar, pembimbing dan pelatih 4. Pengelola satuan terdiri atas kepala sekolah, direktur, ketua,
rektor, dan pemimpin satuan luar sekolah.
Profesi Pendidikan seperti halnya di uraikan di atas memiliki dua ranah besar yaitu mendidik dan sebagai tenaga pendidikan.
Berdasarkan pendapat Prof. Dr. Darmin (2011) pendidik atau dapat dikatakan penyandang profesi pendidik yaitu mencangkup guru, dosen, konselor, pamong belajar, pamong widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan lain sebagainya yang berpartisipasi dalam menyelenggrakan pendidikan. Pendidik mempunyai tugas dan tanggung jawab pokok sebagai berikut;
1. Guru bertugas dan bertanggung jawab sebagai pendidik yang professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
mengarahkan, membimbing, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik, melalui jalur pendidikan formal.
2. Dosen bertugas dan bertanggung jawab sebagai pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama menstranformasikan ilmu, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan serta mengabdikan pada masyarakat.
3. Konselor bertugas dan bertanggung jawab memberikan layanan konseling kepada peserta didik di satuan pendidikan pada semua jenjang pendidikan.
4. Pamong belajar bertugas dan bertanggung jawab menyuluh, membimbing, mengajar, melatih peserta didik dan mengembangkan alat-alat belajar, model pembelajaran, pengelolaan pembelajaran pada jalur nonformal.
5. Pamong bertugas dan bertanggung jawab sebaga membimbing dan melatih anak usia dini pada kelompok bermain, penitipan anak dan bentuk lain yang sejenis.
6. Widyaswara bertugas dan bertanggung jawab mendidik, mengajar, dan melatih peserta didik pada program pendidikan dan pelatihan prajabtan atau dalam jabatan yang diselenggarakan oleh pemerintahan maupun pemerintahan daerah.
7. Tutor bertugas dan bertanggungjawab memberikan bantuan belajar kepada peserta didik dalam proses pembelajaran jarak jauh atau pembelajaran tatap muka pada satuan pendidikan jalur formal dan nonformal.
8. Instruktur bertugas dan bertanggung jawab memberikan pelatihan teknis kepada peserta didik pada kursus atau pelatihan.
9. Fasilitator bertugas dan bertanggung jawab memberikan pelayanan pembelajaran pada lembaga pendidikan dan pelatihan.
Pendidik yang selanjutnya memiliki profesi pendidik sebagai tenaga pendidikan menurut Darmin (2011) mencangkup pimpinan satuan pendidikan, penilik satuan pendidikan nonformal, pengawas satuan pendidikan formal, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi sumber belajar, tenaga lapangan pendidikan, tenaga administrasi, psikolog, pekerja sosial, terapis, tenaga kebersihan
sekolah, lain sebagaianya yang dianggap sejenis pada satuan pendidikan.
Adapun tugas dan tanggung jawab tenaga pendidikan sebagai berikut;
1. Pimpinan satuan pendidikan mengelola satuan pendidikan pada pendidikan formal ataupun nonformal.
2. Penilik melakukan pemantauan, penilaian, pembinaan pada satuan pendidikan nonformal.
3. Pengawas melakukan pemantauan, penilaian, dan pembinaan pada satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, satuan pendidikann dasar dan menengah.
4. Tenaga perpustakaan melaksanakan pengelolaan perpustakaan pada satuan pendidikan.
5. Tenaga laboratorium membantu peserta didik mengelola kegiatan praktikum di laboratorium satuan pendidikan.
6. Teknisi sumber belajar mempersiapkan, merawat, memperbaiki sarana dan prasarana pembelajaran pada satuan pendidikan.
7. Tenaga lapangan pendidikan melakukan pendataan, pemantauan, pembimbingan, dan pelaporan pelaksanaan pendidikan formal.
8. Tenaga administrasi menyelenggrakan pelayanan administratif.
9. Psikolog memberikan layanan bantuan psikologis-psikolgis kepada peserta didik dan pendidik pada pendidikan khusus dan anak usia dini.
10. Pekerja sosial memberikan layanan bantuan psikologis-psikologis kepada peserta didik dan pendidik pada pendidikan khusus dan anak usia dini.
11. Terapis memberikan layanan bantuan fisiologis-kinesiologis kepada peserta didik pada pendidikan khusus dan pendidikan anak usia dini.
12. Tenaga lapangan dikmas (TLD) yaitu tenaga pendidikan nonformal yang latar belakang pendidikan sarjana, berstatus sebagai tenaga kontrak yang diberi tugas penilik dan berkedudukan di kecamatan.
13. Fasilitator desa binaan intensif (FDI) yaitu tenaga kontrak berpendidikan sarjana yang bertugas memberikan layanan pendidikan nonfor mal yang merata dan berkualitas, terutama bagi masyarakat terpencil dan tertinggal.
Dewasa ini guru mempunyai peran yang sangat strategis, walaupun tidak selalu ditafsirkan paling dominan dalam pembelajaran.
Guru tidak lagi dipandang sebatas bekerja secara manual dalam artian mengajar tetapi guru juga harus makin akrab dengan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang pada zaman ke zaman.
Hal tersebut berpengaruh dan berimplikasi pada perubahan perilaku dan sikap dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Tugas guru menurut PP No. 74 Tahun 2008, jabatan guru terdiri dari tiga jenis yaitu guru kelas, guru bidang studi atau guru mata pelajaran, dan guru bimbingan konseling. Selanjutnya melaksanakan tugasnya dalam bidang keilmuannya, guru juga melaksanakan kegiatan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah contohnya sebagai kepala sekolah, wakil kepala sekolah, ketua program keahlian, kepala perpustakaan, kepala laboraturium, bahkan menjadi pembimbing khusus pada satuan pendidikan yang menyelenggrakan pendidikan inklusi.
Sementara itu dalam Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor : 03/V/Pb/2010, Nomor : 14 Tahun 2010, Tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya, menjelaskan bahwa;
1. Jabatan fungsional Guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk melakukan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.
2. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
3. Guru kelas adalah Guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam proses pembelajaran seluruh mata pelajaran di kelas tertentu di TK/RA/BA/TKLB dan SD/MI/SDLB dan yang sederajat, kecuali mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan serta pendidikan agama.
4. Guru mata pelajaran adalah Guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam proses pembelajaran pada satu mata pelajaran tertentu di sekolah/madrasah.
5. Guru bimbingan dan konseling/konselor adalah Guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta didik.
6. Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan Guru dalam menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang bermutu, menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran, menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan terhadap peserta didik.
7. Kegiatan bimbingan dan konseling adalah kegiatan Guru dalam menyusun rencana bimbingan dan konseling, melaksanakan bimbingan dan konseling, mengevaluasi proses dan hasil bimbingan dan konseling, serta melakukan perbaikan tindak lanjut bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan hasil evaluasi.
8. Pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah pengembangan kompetensi Guru yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan dan dapat meningkatkan profesionalitasnya.
Ketentuan tersebut di atas, berdasarkan kepada UU No. 14 Tahun 2005
Tugas guru sebagai tenaga pendidik, bukan saja mengajar di kelas, namun guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pengarah, pelatih, penilai, dan melakukan evaluasi kegiatan belajar.
Sementara itu tugas pokok tenaga pendidikan tertuang dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20/2003 BAB XI Pasal 39 ayat 1 menyebutkan bahwa guru sebagai bagian dari tenaga pendidik bertugas melaksnakan administrasi, pengelolaan pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.