• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Variabel Sumber Daya Perusahaan dan Kemitraan Bisnis

2.1.6 Penelitian Terdahulu

2.1.6.5 Hubungan antara Variabel Sumber Daya Perusahaan dan Kemitraan Bisnis

weaknesses, opportunities and challenges (SWOC) analysis.

2.1.6.5 Hubungan antara Variabel Sumber Daya Perusahaan dan Kemitraan Bisnis

Tabel 2.15

Review Jurnal tentang Hubungan antara Variabel Sumber Daya Perusahaan dan Kemitraan Bisnis

No Peneliti, Judul, Tahun

Cases In Alpine Tourism satu sisi sangat dipengaruhi terkait kemitraan

Perbedaan :

No Peneliti, Judul, Business Model

In Croatian sebagai bentuk modern dari kerjasama antara sektor publik dan

Weiermair, Peters, Frehse (2008:7) mengungkapkan bahwa pariwisata, di satu sisi sangat dipengaruhi oleh peraturan pemerintah dan di sisi lain didorong oleh swasta. Makalah ini menganalisis manfaat inti dan masalah kemitraan publik swasta (PPP/ private public partnerships) dalam industri pariwisata. Tujuannya adalah untuk mendapatkan prinsip-prinsip dan keharusan manajemen untuk pembentukan kemitraan swasta-publik di bidang pariwisata. Dalam rangka untuk mengevaluasi prinsip-prinsip yang disebutkan di atas, maka dipilih dua contoh PPP pengembangan pariwisata Austria Alpine. Kasus pertama melibatkan pengembangan 'Mountain Beach Air dan Nature Park' di Pegunungan Alpen Austria Barat, studi kasus kedua mengevaluasi proyek pembangunan jalan kabel 'Muttersberg' dari Silvretta Nova Group di Vorarlberg (Austria). Salah satu kesimpulannya mengungkapkan :

“To overcome finance problems: both private enterprises and public institutions may face severe capital shortages. The advantages of cooperation are obvious as private enterprises can profit from government supported strategies to raise capital at lower cost and public institutions can profit from professional management in terms of know-how in business plan developments, market know-how, human resource management or simply business logistics” (hal 10)

Bahwa untuk mengatasi masalah keuangan: baik perusahaan swasta dan lembaga-lembaga publik mungkin menghadapi kekurangan modal yang parah.

Keuntungan dari kerjasama yang jelas dimana perusahaan swasta mendapatkan keuntungan dari strategi pemerintah untuk mendukung meningkatkan modal dengan biaya yang lebih rendah dan lembaga-lembaga publik mendapat keuntungan dari manajemen yang profesional dalam hal pengetahuan dalam perkembangan rencana bisnis, pasar know-how, manajemen sumber daya manusia atau hanya bisnis logistik.

Tulisan Weiermair, Peters, Frehse (2008) memiliki persamaan dengan disertasi ini yaitu meneliti kekuatan lingkungan industri dalam bidang pariwisata, terkait kemitraan bisnis, namun dengan perbedaan dimana tulisan tersebut menggunakan studi kasus kemitraan publik swasta dalam pengembangan di pegunungan Alpen, Austria.

Kruzic dan Škokic (2008:1192) memberikan kontribusi terhadap pemahaman yang lebih baik dari ide kemitraan sebagai bentuk moderen dari kerjasama antara sektor publik dan swasta. Sports-tourist-commercial complex di Split digunakan sebagai contoh sukses untuk memperkenalkan model bisnis DBFOOT yang inovatif, di mana keterlibatan sektor swasta dalam pembiayaan proyek menyajikan hanya satu bagian dari aktivitas kemitraan publik-swasta

(PPP). Aspek yang tersisa dari kemitraan yang disajikan meliputi: desain, bangunan, operasi, pemeliharaan dan pengelolaan kompleks. Dilihat dari contoh menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk mengatasi kelangkaan sumber daya publik dengan melibatkan sektor swasta dalam kemitraan, di mana semangat kewirausahaan sektor swasta akan mencapai sendiri serta tujuan umum.

Dikemukakan dalam tulisannya mengenai pengertian PPP yaitu :

“By its nature PPP presents cooperation form between public and private sector with synergic effects (Osborne, 2000:11) in which partners combine and consolidate resources (Plumer, 2002:33) with the aim to provide a service or to develop public infrastructure” (hal 1193).

Sedangkan DBFOOT sendiri adalah “DBFOOT partnership model (Design-Build-Finance-Own-Operate-Transfer) includes business relationship in which private sector projects, builds, finances project realisation from the public interest, manages services supply and uses public goods which is in private sector ownership within the contractual number of years (at the end of the contractual period the ownership over the public good - constructed object, will be transferred to the public partner without charge)” ( hal 1194).

Dimana Model kemitraan DBFOOT (Design-Build-Finance-Own-Operate-Transfer) meliputi hubungan bisnis di mana sektor swasta membangun, merealisasikan proyek keuangan dari kepentingan publik, mengelola pasokan jasa dan menggunakan barang-barang publik dengan kepemilikan sektor swasta dalam sejumlah tahun kontrak tertentu (pada akhir periode kontrak kepemilikan atas barang publik - objek yang dibangun, akan ditransfer ke mitra umum tanpa biaya).

Tulisan Kruzic (2008) memiliki persamaan dengan disertasi ini yaitu meneliti sumber daya dalam bidang pariwisata, terkait kemitraan bisnis, namun dengan perbedaan dimana tulisan tersebut menggunakan studi kasus model DBFOOT dalam kemitraan publik swasta di Kroasia.

Bogheanu (2013:39) menuturkan bahwa di Rumania, kapitalisasi sumber daya alam yang ada melalui proyek-proyek publik-swasta dapat menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Spa merupakan komponen penting dari wisata kesehatan, Rumania memiliki 30% dari sumber spa (Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional 2007-2026) Eropa. Dengan demikian, wisata kesehatan adalah konsep yang menggabungkan relaksasi, hiburan, kesehatan, dengan perawatan medis kecantikan. Dengan demikian, publik-swasta merupakan sarana intervensi pembiayaan di bidang hiburan, tradisi gastronomis, struktur akomodasi melanjutkan investasi publik dalam perbaikan lahan dan menjamin utilitas publik yang diperlukan. Intervensi ini dapat memiliki efek leveraging pada ekonomi lokal, mengembangkan sektor-sektor seperti pariwisata, jasa katering, bidang konstruki, jasa kesehatan. Selanjutnya tulisan tersebut membahas mengenai public-private partnership dalam pariwisata Rumania. Dalam makalahnya dikemukakan bahwa “Creating and developing public-private partnerships in medical tourism field can lead to a rapid increase of quality and to an optimum use of existing resources” (2013:40).

Tulisan Bogheanu (2013) memiliki persamaan dengan disertasi ini yaitu meneliti sumber daya dalam bidang pariwisata terkait kemitraan, namun dengan perbedaan dimana tulisan tersebut menyoroti Public-Private Partnership di Rumania.

2.1.6.6 Hubungan antara Variabel Sumber Daya Perusahaan dan Strategi