• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hukum Ibadah Haji dan ‘Umrah 1. Pengertian Hukum

TINJAUAN PUSTAKA A. Gambaran Singkat Tentang Ibadah Haji dan ‘Umrah

B. Hukum Ibadah Haji dan ‘Umrah 1. Pengertian Hukum

Secara umum atau garis besar, hukum ialah alat pengontrol tingkah laku manusia.Namun, pengertian hukum sendiri ada beberapa versinya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian hukum memiliki arti sebuah peraturan atau adat yang mengikat dan dikukuhkan secara resmi oleh pemerintah maupun penguasa dan bersifat mengikat. Adapun defenisi lain menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yang kedua adalah peraturan yang dibuat oleh penguasa (pemerintah) atau adat yang berlaku bagi semua orang dalam suatu masyarakat (negara).34

Hukum berasal dari bahasa Arab yang bentuk mufrad (tunggal). Kata jamaknya diambil alih dari bahasa Indonesia menjadi “hukum”. Hukum juga dinamakan recht yang berasal dari kata rechtum, diambil dari bahasa Latin yang berarti pimpinan atau tuntunan atau pemerintahan.

Di dalam ilmu uṣūl fiqh terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan hukum, yaitu hukum (نكح), hākim (نكاحلا), mahkūm fīhi (هيف موكحه), dan mahkūm

„alaihi (هيلع موكحه) . Secara bahasa hukum (نكح) berarti man‟u (عنولا),35 yang berarti

“mencegah”, hukum juga berarti qaḍā‟ (ءاضق), yang berarti “putusan”.

Adapun secara istilah, pengertian hukum menurut ulama uṣūl yaitu:

34Tim penyusu Kamus Pusat Bahasa, Kamus Bahasa Indonesia, h. 559.

35Abdullah bin Ṣāleh al-Fauzan, Syarhul Waraqāt fī Uṣūl al-Fiqh (Cet. IV; Riyāḍ:

Maktabah Dār al-Minhaj Linnasyri wa al-Tauzī‟, 1434 H), h. 24.

26

وى مكلح ا

خ ﺎعضو وأ ايريتخو ﺎبلط ,يفلكلما لﺎعفأب قلعتلما عرﺎشلا بﺎط

“Hukum adalah khiṭāb syāri‟ (Allah swt) yang berhubungan dengan perbuatan seorang mukallaf, berupa tuntutan, pilihan ataupun ketetapan.”

Dapat diartikan bahwa hukum bermakna sebuah ketentuan atau peraturan-peraturan yang harus dilaksanakan dan bagi yang melanggarnya akan mendapat hukuman atau sanksi sesuai dengan kesalahan yang diperbuat.36

2. Hukum Melaksanakan Ibadah Haji dan ‘Umrah a. Hukum Melaksanakan Ibadah Haji

Tentang kewajiban melakukan ibadah haji tidak ada seorang ulamapun yang mempersoalkannya.37Seluruh ulama bersepakat bahwa melaksanakan haji wajib bagi mukallaf (baligh), Islam, berakal, merdeka dan yang mampu secara finansial maupun fisik dan hanya dikerjakan satu kali seumur hidup, untuk yang kedua, ketiga dan seterusnya hanyalah sunah.

Di antara dalil diwajibkannya haji sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S. ali-Imrān/3: 97

َو ًلَيِبَس ِوْيَلِإ َعﺎَطَتْسا ِنَم ِتْيَ بْلا ُّجِح ِسﺎَّنلا ﻰَلَع ِوَّلِل َيِمَلﺎَعْلا ِنَع ِّّنَِغ َوَّللا َّنِإَف َرَفَك ْنَمَو ۚ

Terjemahnya:

Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah swt, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah swt Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.38

36Ibrahim Lubis, Pengertian Hukum (Medan: Majannai, 2012).

37Ibnu Rusyd, Bidāyah al-Mujtahid wa Nihāyah al-Muqtaṣid, Terj. Abdul Rasyad Ṣiddiq, Bidāyah al- Mujtahid wa Nihāyah al-Muqtaṣid (Cet. II; Jakarta: Akbar Media Eka Sarana, 2015), h. 448.

38Kementerian Agama R.I., Mushaf Al-Qurān dan Terjemah, h. 62.

27

Dari hadis Nabi saw.

َﻲِضَر ِبﺎَّطَْلْا ِنْب َرَمُع ِنْب ِللهاِدْبَع ِنَْحَّْرلا ِدْبَع ِْبَِأ ْنَع ُللها ﻰَّلَص ِللها َلْوُسَر ُتْعَِسَ :َلﺎَق ﺎَمُهْ نَع ُللها

ُسَر ًادَّمَُم َّنَأَو ،ُللها َّلاِإ َوَلِإ َلا ْنَأ ُةَدﺎَهَش :ٍسَْخَ ﻰَلَع ُمَلَْسِلإْا َِنُِب :ُلْوُقَ ي َمَّلَسَو ِوْيَلَع ُمﺎَقِإَو ،ِللها ُلْو

َ بْلا ُّجَحَو ،ِةﺎَكَّزلا ُءﺎَتْ يِإَو ،ِةَلََّصلا .)ملسم و يرﺎخبلا هاور(.َنﺎَضَمَر ُمْوَصَو ، ِتْي

Artinya:

Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Khaṭṭāb ra., dia berkata, Saya mendengar Rasulullah saw bersabda, Islam didirikan di atas lima pilar, yaitu bersaksi bahwa tiada tuhan (yang berhak disembah dengan benar) selain Allah swt dan Muhammad saw adalah utusan Allah swt, mendirikan ṣalat, menunaikan zakat, pergi haji ke Baitullah dan puasa pada bulan Ramaḍān.” (HR. Bukhari dan Muslim).39

b. Hukum Melaksanakan Ibadah „umrah

Hukum menunaikan ibadah „umrah, yang di dalamnya ada dua ritual ibadah utama yaitu ṭawaf mengelilingi ka‟bah dan sa‟i antara Ṣafā dan Marwah.

Dalam masalah ini ada khilaf (silang pendapat) di antara para ulama.

Ulama Mālikiyah, kebanyakan ulama Hanafiyah berpendapat bahwa „umrah itu sunah muakkadah, yaitu „umrah sekali seumur hidup.

Sedangkan sebagian ulama Hanafiyah lainnya berpendapat bahwa „umrah itu wajib sekali seumur hidup karena menurut istilah mereka sunah muakkadahah itu wajib.

Pendapat yang paling kuat dari Imam Syāfi‟ī, juga menjadi pendapat ulama Hambali, „umrah itu wajib sekali seumur hidup. Imam Ahmad sendiri berpendapat bahwa „umrah tidak wajib bagi penduduk Mekah karena rukun-rukun

39Imam al-Hāfiẓ Abu Zakaria Yahya Bin Syaraf al-Nawawi, Riyādhus Ṣālihīn, Menggapai Surga dengan Rahmat Allah swt. (t.Cet. Jakarta: Akbar Media, 2010), h. 429.

28

„umrah yang paling utama adalah ṭawaf keliling Ka‟bah. Mereka, penduduk Mekah, sudah sering melakukan hal ini, maka itu sudah mencukupi mereka.

Ulama Hanafiyah dan Malikiyah berpendapat bahwa „umrah itu hukumnya sunah dengan hadis mengenai „umrah, wajib ataukah sunah. Nabi saw menjawab, Tidak. Jika engkau ber‟umrah maka itu afḍal.” (HR. Tirmiżi no. 931, sanad hadis ini ḍa‟if (lemah) sebagaimana kata Syaikh al-Albāni)

َو

Hadis Ṭalhah bin „Ubaidillah ra., Haji itu jihad dan „umrah itu taṭawwu‟‟

(dianjurkan). (HR. Ibnu Majah no. 2989, hadis ini ḍa‟if (lemah) sebagaimana kata Syaikh Al-Albānī)41

Sedangkan ulama Syāfi‟iyah dan Hambali berpendapat bahwa „umrah itu wajib sekali seumur hidup dengan alasan sebagaimana firman Allah swt Q.S. al- Baqarah/2: 196

ِوّلِل َةَرْمُعْلاَو َّجَْلحا ْاوُِّتَِأَو

Terjemahnya:

“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan „umrah karena Allah swt.42 Maksud ayat ini adalah sempurnakanlah kedua ibadah tersebut.

40Abdurrahman Muhammad Uṡman, Sunan al-Tirmiżi al-Jami‟ al-Ṣahīh lil Imām al-Hāfiẓ bin „Isa Muhammad bin „Isa Surah al-Tirmiżi, (Cet. Dār al-Fiqh; Riyāḍ), h. 305.

41Muhammad Nāṣiruddīn al-Albānī, Ṣahīh Sunan Ibni Majah (Cet. I; Riyāḍ: Maktabah Islāmiyah, 1407 H/1986 M).

42Kementerian Agama R.I., Mushaf Al-Qurān dan Terjemah, h. 30.

29

Dalil ini menggunakan kata perintah, hal itu menunjukkan akan wajibnya haji dan „umrah.

„umrahmengharuskan penyempurnaan keduanya, meskipun dikatakan

„umrah itu wajib atau dianjurkan, sebagaimana keduanya menjadi pendapat para ulama.”43

Dalil lain yang menunjukan kewajiban „umrah

ْنَع

Dengan hadis „Aisyah ra. ia berkata: wahai Rasulullah saw, apakah wanita juga wajib berjihad?” Beliau saw menjawab: Iya. Dia wajib berjihad tanpaada peperangan di dalamnya, yaitu dengan haji dan „umrah. (HR. Ibnu Mājah no. 2901, hadis ini shahīh sebagaimana kata Syaikh Al-Albānī).

Jika wanita saja diwajibkan „umrah karena itu adalah jihad bagi wanita muslimah, lantas bagaimanakah dengan pria?

Pendapat yang paling kuat dalam hal ini, „umrah itu wajib bagi yang mampu sekali seumur hidup. Sedangkan pendapat yang menyatakan hukumnya sunah muakkadah berdalil dengan dalil yang lemah (ḍa‟īf) sehingga tidak bisa dijadikan hujjah. Jadi bagi yang mampu, sekali seumur hidup berusahalah tunaikan „umrah. Namun perlu diketahui bahwa ibadah „umrah ini bisa langsung

43Imam al-Hāfiẓ Ibnu Fidai „Ismā‟il Ibni Kaṡīr al-Quraisyī al-Dimasyqī, Tafsīr Al-Qurān al-Aẓīm li Ibni Qudāmah (Cet. I; Bairut: Dār al-Mufīd, 1403/1983), h. 201.

44Muhammad Nāṣiruddīn al-Albānī, Ṣahīh Sunan Ibni Mājah (Cet. I; Riyāḍ: Maktabah Islāmiyah, 1407 H/1986 M).

30

ditunaikan dengan ibadah haji yaitu dengan cara melakukan haji secara tamattu‟

atau qirān. Karena dalam haji tamattu‟ dan haji qirān sudah ada „umrah di dalamnya.45

3. Dasar Hukum Ibadah Haji dan ‘umrah

Haji merupakan ibadah wajib yang hanya dikerjakan sekali seumur hidup bagi orang (muslim) yang mampu, adapun „umrah merupakan ibadah sunah yang apabila dikerjakan itu lebih baik dan dapat dilaksanakan sepanjang tahun (setiap saat). Adapun sumber hukum haji dan „umrah adalah berdasarkan Al-Qur‟ān, al-Hadis, Ijma‟, Qiyas dan Perkataan ulama.