• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM USAHA

6.2. Analisis Lingkungan Ekstenal

5.3.2. Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman

Lemahnya manajemen produksi dan pencatatan keuangan

Pemasaran - Hubungan yang baik dengan distributor

- Harga jual produk yang bersaing bagi para distributor

- Kurangnya pelayanan terhadap pelanggan

- Kurangnya kegiatan promosi

Produksi/Operasi

- Kemudahan akses bahan baku - Produk bersertifikat halal dan

memiliki mutu yang relatif baik

- Potensi teknologi pengolahan yang baik

- Produk belum memiliki izin dari BPOM dan labelisasi kemasan yang belum lengkap

- Volume produksi yang masih rendah

Keuangan Ketersediaan modal yang cukup

-

Sumber Daya

Manusia (SDM) -

Belum adanya pengelola profesional yang fokus menangani usaha.

Sumber: Data Primer (2009)

5.3.2. Identifikasi Faktor Peluang dan Ancaman

Berdasarkan analisis lingkungan eksternal diperoleh beberapa faktor yang menjadi peluang dan ancaman bagi Dafarm. Peluang dan ancaman akan dijabarkan berikut ini.

5.3.2.1. Peluang

Peluang merupakan kondisi ekstenal yang dapat dimanfaatkan Dafarm untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Peluang yang dimiliki Dafarm adalah sebagai berikut.

1. Gaya hidup sehat masyarakat

Gaya hidup dapat dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan masyarakat. Dewasa ini masyarakat umum telah mengetahui manfaat hidup sehat, oleh karenanya hidup sehat menjadi trend saat ini. Gaya hidup sehat dimulai dari konsumsi makanan yang sehat.

Yoghurt adalah produk olahan susu yang sudah dikenal masyarakat memiliki manfaat penting bagi kesehatan. Menurut Ismayani (2008), tren gaya hidup sehat

telah merekomendasikan agar yoghurt dapat dikonsumsi secara teratur4. Hal ini dikarenakan banyaknya fungsi yoghurt bagi kesehatan tubuh. Gaya hidup sehat menjadi peluang besar bagi Dafarm. Pemahaman masyarakat mengenai manfaat yoghurt dapat meningkatkan pangsa pasar yoghurt.

2. Kemudahan akses bahan penolong

Bahan penolong yang dibutuhkan oleh Dafarm adalah gula, nata de coco, esense atau perasa buah, dan bakteri starter yang terdiri dari bakteri lactobacillus

bulgaricus dan streptococcus thermophilus. Gula dan perasa buah diperoleh dari

toko langganan, nata de coco diperoleh dari unit usaha lainnya di lingkup PP Darul Fallah, sedangkan bakteri starter diperoleh dari Balai Penelitian Bioteknologi Tanaman Pangan dan Sumberdaya Genetik.

Ketersediaan dan akses bahan penolong untuk pembuatan yoghurt relatif mudah diperoleh. Tedapat banyak pilihan toko yang menyediakan gula dan perasa buah. Nata de coco yang digunakan berasal dari lingkup yayasan dan tersedia dalam jumlah besar. Hal ini memberi kemudahan bagi Dafarm dalam pemenuhan kebutuhan nata de coco berapapun yang dibutuhkan.

Bakteri starter untuk produksi saat ini diperoleh dari BPBTP di daerah Cimanggu. Bakteri starter dapat juga diperoleh dari IPB. Kemudahan akses bahan penolong menjadi peluang bagi Dafarm untuk mengembangkan usaha.

3. Perkembangan teknologi dan kemudahan akses informasi dari IPB

Perkembangan teknologi saat ini memberi peluang bagi setiap usaha untuk berkembang. Perkembangan teknologi tersebut mencakup teknologi produksi maupun teknologi komunikasi yang menunjang kemajuan usaha. Teknologi produksi yang dapat menjadi peluang bagi usaha adalah adanya mesin pasteurisasi untuk pemanasan susu, mesin inkubator untuk perbanyakan bakteri starter, screen

separator dan mesin pangemas.

Teknologi komunikasi yang berkembang saat ini adalah telepon seluler yang memudahkan berkomunikasi dan perkembangan internet. Dafarm belum memanfaatkan perkembangan internet ini secara optimal. Padahal hal ini

4

95 merupakan peluang bagi Dafarm untuk mempromosikan produknya dengan publikasi melalui internet guna memperoleh pangsa pasar yang lebih luas.

Pengelola Dafarm sebagian besar berlatar belakang pendidikan lulusan IPB. Oleh karenanya akses informasi dapat mudah diperoleh oleh Dafarm untuk memajukan dan mengembangkan usahanya. IPB sebagai lembaga pendidikan dan penelitian memiliki berbagai informasi penting mengenai perkembangan ilmu pengetahuan termasuk mengenai yoghurt. Dengan demikian keberadaan IPB dapat dimanfaatkan sebagai litbang salah satunya untuk mengetahui diferensiasi produk yoghurt yang saat ini belum dilakukan oleh Dafarm.

4. Peningkatan pengeluaran rata-rata per kapita untuk kelompok makanan Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa pengeluaran rata-rata per kapita untuk kelompok makan mengalami peningkatan. Hal ini berdasarkan pada data yang bersumber dari BPS. Peningkatan pengeluran kelompok makanan memberikan peluang bagi Dafarm untuk terus menembangkan usahanya. Dengan adanya peningkatan konsumsi tersebut maka masyarakat akan cenderung mengkonsumsi yoghurt sebagai salah satu minuman dengan berbagai keunggulannya dibandingkan jenis pangan lainnya.

5. Meningkatnya jumlah penduduk

Peningkatan jumlah penduduk tentu akan menjadi peluang bagi setiap usaha karena akan memberikan implikasi pada peningkatan pangsa pasar suatu produk. Beberapa kota yang menjadi tujuan pasar dari yoghurt Dafarm mengalami peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya. Hal ini memberi peluang besar bagi kemajuan usaha kedepan.

Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2008 mencapai 228.523,3 ribu jiwa (BPS, 2008). Bedasarkan data BPS (2008), laju pertumbuhan penduduk tahun 2000-2008 sebesar 1,36 persen per tahun. Besarnya jumlah penduduk Indonesia secara umum memperlihatkan peluang pasar yang terbuka luas. Selain itu peningkatan jumlah penduduk juga menunjukan ketersediaan pasar tenaga kerja yang cukup.

6. Permintaan produk yang belum seluruhnya terpenuhi

Saat ini Dafarm belum mampu memenuhi seluruh permintaan para pelanggannya. Berdasarkan data penjualan lima bulan terakhir, Dafarm rata-rata memenuhi

permintaan pelanggan sebanyak 27.220 stik per bulan. Sedangkan di sisi lain para distributor Dafarm mampu menjual hingga 2.500 stik per pekan untuk masing-masing agen. Permintaan seluruh distributor untuk produk yoghurt dapat mencapai 68.000 stik per bulan. Bayaknya produk yang belum mampu dipenuhi setiap bulannya merupakan peluang besar bagi Dafarm untuk terus meningkatkan penjualan.

6.3.2.2. Ancaman

Ancaman merupakan faktor eksternal yang dapat mengganggu kelancaran usaha yang kita jalankan. Berikut adalah ancaman yang dihadapi oleh Dafarm.

1. Potensi persaingan industri yoghurt yang cukup tinggi

Banyaknya produsen yoghurt yang ada di Kota dan Kabupaten Bogor berpotensi untuk menciptakan persaingan usaha. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya perusahaan yang tercatat sebagai produsen yoghurt terdapat empat perusahaan di Kabupaten Bogor dan dua perusahaan di Kota Bogor.

Keenam perusahaan tersebut di atas secara resmi berdasarkan hukum menjadi bagian dari industri yoghurt dan menghadapi persaingan satu dan lainnya. Perusahaan tersebut belum termasuk dengan perusahaan skala kecil dan home

industri lainnya yang tidak terdaftar pada Dinas Perindustrian, Perdagangan dan

Koperasi namun juga berpotensi untuk menjadi pesaing Dafarm. Tingginya potensi persaingan industri yoghurt menjadi ancaman bagi Dafarm dalam mengembangkan usahanya. Dafarm harus menggunakan kekuatannya untuk menghadapi ancaman tersebut.

2. Rendahnya hambatan masuk industri rumah tangga untuk yoghurt

Rendahnya kebutuhan modal untuk memulai usaha yoghurt memberikan kemudahan kepada pihak manapun untuk memasuki industri yoghurt ini. Selain itu proses pembuatannya yang relatif mudah dengan bahan baku yang mudah diperoleh semakin memperkecil hambatan masuk industri rumah tangga untuk yoghurt. Hal ini menjadi ancaman bagi Dafarm untuk bertahan di dunia usaha.

3. Kecenderungan peningkatan harga susu, gula dan gas elpiji

Saat ini terjadi peningkatan harga susu, gula dan gas elpiji. Berikut adalah data perkembangan harga jual susu di KPS Bogor yang merupakan pemasok susu

97 Tabel 27. Tren Harga Susu Peternak Anggota KPS Bogor Tahun 1999-2008

No. Tahun Harga (Rp/Liter)

1. 1999 1.105 2. 2000 1.135 3. 2001 1.133 4. 2002 1.379 5. 2003 1.544 6. 2004 1.605 7. 2005 1.763 8. 2006 1.901 9. 2007 2.188 10. 2008 2.877 Sumber: LPJ KPS Bogor (2008)

Data pada tabel di atas memperlihatkan kecenderungan peningkatan harga susu yang diberlakukan KPS Bogor kepada para peternaknya. Harga jual selain ke KPS berbeda dengan harga jual KPS. Saat ini Dafarm memperoleh harga beli susu dari peternak mitra seharga Rp. 4000 per liter. Harga ini sudah mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Adanya peningkatan harga jual susu ke KPS akan mempengaruhi penetapan harga jual ke pihak di luar KPS. Semakin tinggi harga jual yang ditetapkan KPS kepada para anggotanya, maka semakin tinggi pula harga jual susu yang diberikan kepada Dafarm sebagai pihak di luar KPS.

Selain kecenderungan peningkatan harga susu, harga gula dan gas elpiji juga mengalami peningkatan, seperti yang tertera pada Tabel 28 dan Tabel 29.

Tabel 28. Perkembangan Harga Rata-rata Gula Bulan Januari 2008-Februari 2009

Bulan Harga Rata-Rata Gula (Rp/Kg)

Januari 2008 6.415 Februari 2008 6.430 Maret 2008 6.437 April 2008 6.301 Mei 2008 6.440 Juni 2008 6.502 Juli 2008 6.441 Agustus 2008 6.463 September 2008 6.446 Oktober 2008 6.426 November 2008 6.434 Desember 2008 6.481 Januari 2009 6.649 Februari 2009 7.502 Sumber: Departemen Perdagangan RI (2009)

Gula merupakan salah satu bahan penolong penting pada pengolahan yoghurt. Kebutuhan gula kurang lebih 1/3 dari bahan baku susu yang digunakan. Kebutuhan gula per bulan untuk produksi yoghurt Dafarm dapat mencapai 262,5 kg (Tabel 17).

Tabel 29. Perkembangan Harga Gas Elpiji per Kemasan (Rp/Kg) Tahun 2005-Agustus 2008

Tahun Harga Gas Elpiji

3 Kg 6 Kg 12 Kg 50 Kg 2005 - 25.500 51.000 212.500 2006 - 25.500 51.000 212.500 2007 12.750 25.500 51.000 312.950 Januari 2008 12.750 25.500 51.000 396.600 April 2008 12.750 25.500 51.000 340.150 Juli 2008 12.750 31.500 63.000 343.900 Agustus 2008 12.750 - 69.000 362.750 Sumber: PT. Pertamina (2009)

Pemanasan susu yang dilakukan Dafarm menggunakan bahan bakar gas elpiji yang berukuran 12 kg. Data pada Tabel 30 diatas memperlihatkan kecenderungan

99 peningkatan harga gas elpiji. Kenaikan harga bahan baku yoghurt akan meningkatkan biaya produksi. Oleh karenanya kecenderungan peningkatan ketiga barang tersebut yaitu susu, gula dan gas elpiji akan ancaman bagi Dafarm.

4. Adanya produk subtitusi dengan beragam inovasi

Konsumen Dafarm sebagian besar adalah anak sekolah. Namun masyarakat umum juga merupakan konsumen Dafarm. Para konsumen miliki pandangan yang berbeda-beda terhadap produk Dafarm. Bagi anak sekolah yoghurt Dafarm adalah produk minuman jajanan sehingga memiliki subtitusi berupa es sirup dan jajanan minuman lainnnya yang dapat menggantikan fungsi yoghurt untuk jajan mereka. Bagi orang dewasa yang telah memahami manfaat yoghurt, cenderung menempatkan yoghurt sebagai produk olahan susu yang menyehatkan sehingga memiliki subtitusi berupa susu pasterurisasi, susu murni, kefir, dan susu dalam kemasan.

Produsen olahan susu lainnya, terutama perusahaan besar telah mampu menciptakan beragam inovasi produk. Produk dengan beragam inovasi tersebut diminati para konsumen. Hal ini menambah daftar produk subtitusi dari yoghurt yang pada akhirnya dapat menjadi ancaman bagi Dafarm. Rincian identifikasi faktor-faktor peluang dan ancaman dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30. Identifikasi Faktor-Faktor Peluang dan Ancaman

Bidang Fungsional Peluang Ancaman

Ekonomi - Peningkatan pengeluaran rata-rata per kapita untuk kelompok makanan

- permintaan produk yang belum terpenuhi seluruhnya

Kecenderungan

peningkatan harga susu, gula dan gas elpiji

Sosial - Gaya hidup sehat masyarakat

- Peningkatan jumlah penduduk -

Teknologi Perkembangan teknologi dan kemudahan akses informasi dari IPB - Ancaman Masuk Pendatang Baru - Rendahnya hambatan masuk industri yoghurt

Kekuatan tawar

menawar pemasok Kemudahan penolong akses bahan - Persaingan Industri

-

Potensi persaingan industri yoghurt yang cukup tinggi

Produk Substitusi/

Pengganti -

Adanya produk substitusi dengan beragam inovasi

VII. PERUMUSAN ALTERNATIF STRATEGI