• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. ANALISIS KAJIAN

2. Identifikasi matriks EFE

Faktor strategik eksternal diuraikan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi Petambak Garam di Desa Losarang, kemudian diidentifikasikan faktor eksternal dalam usaha Garam yang paling berpengaruh (Lampiran 12). Penghitungan bobot masing-masing faktor dilakukan dengan menggunakan software expert choice dapat dilihat pada Lampiran 14. Petambak harus mengupayakan langkah-langkah yang tepat untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman usaha Garam Rakyat agar dapat mengembangkan usahanya lebih baik. Faktor-faktor peluang dan ancaman pada usaha Garam Rakyat di Desa Losarang, Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada Tabel 4.16

Tabel 4.16 EFE dari usaha Garam Rakyat di Desa Losarang, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu

Faktor Strategik Eksternal Bobot (a) Rating (b) Bobot x Rating (a x b) Peluang 1. Kebijakan Pemerintah 0,174 3,8 0,661

2. Potensi Lahan Garam Besar 0,130 3,6 0,468 3. Bantuan Langsung Masyarakat 0,100 4,0 0,400 4. Tenaga Pendamping Teknis dan

Kelembagaan 0,086 3,4 0,292

5. Penggunaan Teknologi Maduresee

dan Ramsol 0,064 3,2 0,205

Ancaman

1. Harga Tidak Stabil 0,079 1,20 0,095

2. Alih Tenaga Kerja 0,064 1,80 0,115

3. Cuaca 0,130 1,00 0,130

4. Tengkulak 0,075 2,00 0,150

5. Impor Garam 0,098 1,60 0,157

Jumlah 1,000 2,673

b. Analisis Matriks IE

Penentuan posisi strategi usaha Garam Rakyat di Desa Losarang dalam matriks IE didasarkan pada hasil total nilai matriks IFE yang diberi bobot pada sumbu X dan total nilai matriks EFE pada sumbu Y. Total nilai matriks IFE 2,608 dan nilai matriks EFE 2,673.

Dengan demikian posisi usaha Garam Rakyat di Desa Losarang terletak pada sel V. Strategi yang sesuai untuk diterapkan pada sel ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil identifikasi dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan serta posisi persaingannya yang berada pada sel V selanjutnya akan digunakan untuk merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Posisi usaha Garam rakyat di Desa Losarang berdasarkan matriks IE dapat dilihat pada Gambar 4.22.

Tota l Skor Fak tor S tr at egi Ekst er na

l Total Skor Faktor Strategi Internal

Kuat Rataan Lemah

4,0 3,0 2,0

Tinggi I II III

Menengah IV V VI

Rendah VII VIII IX

Gambar 4.22 Matriks IE Usaha Garam Rakyat di Desa Losarang

c. Formulasi Strategi Usaha Garam Rakyat Di Desa Losarang, Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu

Berdasarkan indentifikasi faktor strategik internal dan eksternal yang diperoleh, selanjutnya ditetapkan alternatif strategi dengan menggunakan matriks SWOT (Tabel 4.17). Formulasi strategi pengembangan usaha Garam rakyat di desa Losarang dapat dirumuskan sebagai berikut :

1) Strategi S-O (kombinasi S1-S5 dengan O1-O5)

Strategi ini didapatkan dengan memanfaatkan dan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki oleh petambak dan kelompok usaha Garam rakyat untuk mengambil atau memanfaatkan peluang yang ada. Berdasarkan hasil analisis diperoleh beberapa formulasi strategi berikut :

i. Meningkatkan produktivitas untuk meningkatkan keuntungan ii. Memperluas jaringan pemasaran

3,0

2,0

1,0

Petambak Garam di Desa Losarang, memiliki tingkat produktivitas yang berbeda dan distribusi penjualan yang belum kuat. Upaya untuk meningkatkan produktivitas lahan Garam dilakukan dengan mensosialisasikan teknis bertambak Garam yang baik. Perluasan jaringan pemasaran dengan membuka pemasaran non konvensional seperti pemasaran Garam dalam bentuk cair ataupun pemasaran Garam untuk kebutuhan non konsumsi (seperti pupuk untuk pertanian), sehingga akan memberikan nilai tambah dan meningkatkan harga jual Garam rakyat.

2) Strategi S-T (kombinasi S1-S5 dengan T1-T5)

Strategi ini didapatkan dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki Petambak dalam mengantisipasi ancaman yang ada. Berdasarkan hasil analisis diperoleh beberapa formulasi strategi berikut :

i. Menetapkan pola usaha Garam rakyat setiap tahun, sehingga usaha Garam akan dimulai setiap akhir musim hujan setiap tahun, yaitu bulan Juni.

ii. Meningkatkan mutu Garam rakyat.

iii. Penguatan kerjasama Petambak melalui kelompok usaha Garam Rakyat.

Strategi yang perlu dilakukan dalam rangka menghadapi persaingan dengan Garam impor dan Tengkulak adalah dengan meningkatkan mutu Garam Rakyat dengan pengendalian bahan baku air laut dan pengawasan mutu produksi secara konsisten. Penguatan kelompok usaha Garam rakyat agar petambak memperoleh manfaat ekonomi dari usaha bersama secara berkelompok sepanjang tahun.

3) Strategi W-O (kombinasi W1-W5 dengan O1-O5)

Strategi ini didapatkan dengan usaha meminimalisasi kelemahan yang dimiliki Petambak dan kelompok Petambak dan memanfaatkan peluang. Berdasarkan hasil analisis diperoleh formulasi strategi berikut :

i. Menetapkan kawasan khusus usaha Garam.

ii. Memanfaatkan jasa perbankan untuk pengembangan usaha iii. Meningkatkan pengetahuan manajemen usaha.

Untuk pemenuhan kebutuhan garam nasional, pemerintah menetapkan daerah potensial penghasil garam sebagai kawasan khusus usaha Garam, agar tidak beralih fungsi menjadi usaha lain. Kawasan khusus usaha garam dapat menarik investor atau pihak perbankan untuk ikut mengembangkan usaha Garam.

Petambak Garam dapat memanfaatkan kebijakan pemerintah saat ini, yaitu program pemberdayaan usaha kecil dan menengah untuk meningkatkan pengetahuan manajemen usaha dan pembiayaan usaha Garam, sehingga usaha Garam yang dilaksanakannya dapat berkembang.

4) Strategi W-T (kombinasi W1-W5 dengan T1-T5)

Strategi ini didapatkan melalui usaha meminimalisasi kelemahan yang dimiliki Petambak Garam dan kelompok usaha Garam Rakyat untuk mengantisipasi ancaman, atau untuk menghadapi kemungkinan ancaman yang ada dari lingkungan eksternal. Berdasarkan hasil analisis diperoleh beberapa formulasi strategi berikut :

i. Memasyarakatkan usaha Garam backyard

ii. Meningkatkan teknologi produksi dan penyimpanan produk.

Strategi untuk mengatasi kelemahan produksi garam hanya 4 bulan dalam setahun dan ancaman cuaca adalah mendorong usaha Garam

backyard yang dapat dilakukan sepanjang tahun baik pada saat musim hujan maupun kemarau pada lahan terbatas. Usaha Garam backyard

merupakan usaha Garam yang tidak membutuhkan lahan tambak tetapi memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan produksi Garam. Bahan baku berupa air laut tua dengan kadar kepekatan 20-25 oBe yang diambil dalam kolam penampungan air tua. Meja kristalisasi dilapisi terpal plastik sehingga bebas bocor, mudah dirawat dan dapat dipindahkan. Usaha Garam backyard telah disosialisasikan kepada masyarakat pada pelaksanaan PUGAR, tetapi setelah musim Garam di tambak selesai, masyarakat tidak tertarik melaksanakan usaha Garam backyard ini karena dianggap kurang menguntungkan dibanding berusaha ikan atau bercocok tanam.

Tabel 4.17 Matriks Analisis SWOT Usaha Garam Rakyat Faktor Internal Faktor Eksternal KEKUATAN (S) S1. Pekerja yang berpengalaman

S2. Belum ada substitusi produk Garam

S3. Peralatan produksi sederhana

S4. Bahan baku produk melimpah

S5. Kesesuaian potensi lahan

KELEMAHAN (W) W1. Produksi Garam hanya

4 bulan setahun W2. Luas lahan sempit W3. Posisi tawar Petambak W4. Keterbatasan Modal W5. Kurangnya sarana dan

prasarana

PELUANG (O) O1. Kebijakan Pemerintah O2. Potensi lahan Garam

yang besar O3. Bantuan Langsung

Masyarakat

O4. Tenaga pendamping teknis dan kelembagaan

Strategi SO 1. Meningkatkan produktivitas (O1,O2,O3 ; S1, S3, S4, S5) 2. Memperluas jaringan pemasaran (O1,O2,O4 ; S2, S4, S5) Strategi WO 1. Menetapkan kawasan

khusus Usaha Garam (O1,O2;W1,W2, W5) 2. Memanfaatkan jasa perbankan untuk pengembangan usaha (O1,O2, O4 ; W4,W5) 3. Meningkatkan pengetahuan manajemen usaha (O1,O4 ; W2,W3) ANCAMAN (T) T1. Cuaca

T2. Harga tidak stabil. T3. Impor Garam T4. Tengkulak

T5. Alih fungsi lahan Garam

Strategi ST 1. Menetapkan Pola Usaha

Garam (S1, S5;T1,T5) 2. Meningkatkan mutu produk (S1,S2,S4; T2,T3) 3. penguatan anggota Petambak dengan kelompok (T2,T3,T4 ; S1,S5) Strategi WT 1. Memasyarakatkan usaha Garam backyard (T1,T5;W1,W2) 2. Meningkatkan teknologi produksi dan penyimpanan produk (T1,T2,T4; W2,W4,W5)

Keterangan : - (Oi ; Si) atau (Oi ; Wi) atau (Ti ; Si) atau (Ti ; Wi) menunjukkan kombinasi faktor eksternal dengan internal

dalam menghasilkan pilihan strategi. - i = 1,2,……..n

5) Analisis Tingkat Kesejahteraan Petambak Garam

Peningkatan kesejahteraan Petambak Garam 15% menjadi dampak yang ingin dicapai dalam implementasi PUGAR, sehingga ketika kesejahteraan Petambak Garam meningkat 15%, maka efektivitas implementasi PUGAR mencapai 100%. Dalam kajian ini meningkatnya kesejahteraan Petambak Garam melalui implementasi program PUGAR diteliti melalui 3 (tiga)

indikator, yaitu (1) Peningkatan pendapatan petambak; (2) penyerapan tenaga kerja dan (3) Perluasan kesempatan berusaha.

Penghitungan peningkatan kesejahteraan Petambak Garam dalam kajian ini dilaksanakan melalui 2 (dua) tahap, yaitu :

i. Menghitung bobot masing-masing aspek untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap peningkatan kesejahteraan, melalui kuesioner dan wawancara kepada 5 orang responden yang terdiri dari 4 (empat) orang Ketua KUGAR dan 1 (satu) orang Ketua Koperasi Segoro Madu dengan metode MAHP. Dengan Software Expert Choice 11 diperoleh nilai untuk peningkatan pendapatan 0,525, penyerapan tenaga kerja 0,344 dan perluasan kesempatan berusaha 0,131 (Lampiran 15). ii. Melakukan penilaian pada masing-masing indikator yang mempengaruhi

peningkatan kesejahteraan Petambak, dengan menghitung jumlah Petambak yang mengalami peningkatan pendapatan, dapat menyerap tenaga kerja dan dapat melakukan perluasan usaha seperti pada Tabel 4.18.

Tabel 4.18 Indikator penilaian peningkatan kesejahteraan Petambak Garam di Desa Losarang pada tahun 2010 dibanding tahun 2011

Indikator

Meningkat Tidak Meningkat

Nilai Keterangan Jumlah (Orang) Persentase (%) Jumlah (Orang) Persentase (%) Peningkatan Pendapatan 68 97,14 2 2,86 4 Meningkat > 15 % Penyerapan

Tenaga Kerja 65 92,86 5 7,14 4 Meningkat >

15 % Perluasan Kesempatan Berusaha 9 12,86 61 87,14 3 Meningkat 10,1%-15%

iii. Penilaian efektivitas implementasi PUGAR dilaksanakan dengan mengalikan nilai dan bobot masing-masing indikator berikut : 0,529 x 4 + 0,336 x 4 + (0,135 x 3)

4

x 100 = 96,625

Dengan nilai > 80 maka implementasi PUGAR di Desa Losarang, Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu sangat efektif untuk meningkatkan

kesejahteraan Petambak lebih dari 15% sesuai target PUGAR. Peningkatan kesejahteraan, karena implementasi PUGAR ini diperoleh dari peningkatan pendapatan 68 responden (97,14%), penyerapan tenaga kerja 65 responden (92,86%) dan terendah diperoleh dari perluasan kesempatan berusaha 9 responden (12,86%).

Peningkatan pendapatan usaha Garam tahun 2011 dibanding tahun 2010 lebih banyak dipengaruhi oleh gagal produksinya petambak Garam karena hujan yang turun sepanjang tahun 2010. Peningkatan pendapatan usaha Garam tahun 2011 dibanding tahun 2009 sebesar 122%, disebabkan rataan harga Garam tahun 2011 sebesar Rp. 500,- lebih tinggi dibanding rataan harga Garam tahun 2009 Rp. 225,-

Perluasan kesempatan berusaha dimanfaatkan 9 responden (12,86%) untuk menjadi pedagang pengumpul Garam milik Petambak lain dan menjadikan tambak Garam sebagai tambak ikan diluar musim Garam. Perluasan kesempatan berusaha dengan menjadi pedagang pengumpul Garam milik Petambak lain karena adanya sarana gudang Petambak yang diperbaiki melalui BLM. BLM juga membantu Petambak dalam penguatan modal, sehingga uang yang sudah disiapkan untuk usaha Garam dapat dimanfaatkan untuk perluasan usaha seperti menjadikan tambak Garam sebagai tambak ikan diluar musim Garam. Perluasan kesempatan berusaha yang dalam PUGAR diimplementasikan dengan sosialisasi usaha Garam dengan metode backyard tidak dilaksanakan Petambak, karena lebih memilih usaha lain yang dianggap lebih dapat memenuhi kebutuhan hidup Petambak.

Kegagalan produksi Garam pada tahun 2010 menyebabkan usaha Garam rakyat pada tahun 2010, hanya menyerap 115 tenaga kerja yang digunakan untuk melakukan persiapan lahan Garam yang pada akhirnya tidak menghasilkan Garam, sehingga Petambak mengalami kerugian besar. Tahun 2011 ketika musim Garam dapat berlangsung selama 4-5 bulan, usaha Garam dapat menyerap 378 Buruh tambak dan 330 Buruh angkut.

Hasil tidak jauh berbeda ditunjukkan Tabel 4.19 terhadap penilaian peningkatan kesejahteraan Petambak tahun 2009 dibandingkan dengan setelah

pelaksanaan implementasi PUGAR pada tahun 2011. Usaha Garam di Desa Losarang tidak mengalami gangguan cuaca pada tahun 2009.

Tabel 4.19 Indikator penilaian peningkatan kesejahteraan Petambak Garam di Desa Losarang pada tahun 2009 dibanding tahun 2011

Indikator

Meningkat Tidak Meningkat

Nilai Keterangan Jumlah (Orang) Persentase (%) Jumlah (Orang) Persentase (%) Peningkatan Pendapatan 65 92,9 5 7,1 4 Meningkat >

Dokumen terkait